Anda di halaman 1dari 3

Terlalu Terlambat Bulan April,kelas 1 SMA

Aku suka kamu,jadilah pacarku! Tibatiba saja,teman sekelasku yang baru kukenal bilang seperti itu di depanku. Namanya Reiditya,cowok yang setahuku berasal dari smp yang sama denganku,tapi tidak pernah sekelas denganku. Teman teman sekelas yang saat itu berada di sekitar kami langsung menyoraki kami begitu Rey,panggilan Reyditya,menembakku.wajah kami berdua memerah,tapi kurasa dia tidak merasakan rasa malu yang saat ini kurasakan. Tanpa piker panjang lagi,aku langsung lari menjauhi kerumunan teman sekelas menuju mushola yang ada jauh dari kelasku.

2 bulan telah berlalu sejak Rey menembakku.sampai saat ini,aku belum member jawaban atas tindakannya yang berani itu. Meskipun satu smp,tapi tak pernah sekalipun kami bicara. Berpapasan pun jarang. Tapi aku ingat,ada seorang cowokyang selalu menyapaku dengan ucapan Selamat pagi!!! dengan penuh semangat yang hanya kubalas dengan senyuman saja. Dan aku tak menyangka,begitu kami satu kelas saat SMA, dia langsung menembakku tanpa pendekatan terlebih dahulu. Pagi Reina! Rey seperti biasa menyapaku ketika kami berpapasan di depan pintu kelas. pagi . aku menjawab singkat lalu meninggalkannya menuju ruang pepustakaan. Di sana selama 1 jam lebih aku membaca beberapa buku yang baru saja dipesan oleh sekolah dan termasuk best seller. Itu siapa,sich,dari tadi berdiri terus di depan pintu? Aku mendengar salah seorang pengunjung berbisik pada temannya. Nggak tahu,tuh! Kayaknya udah 1 jam-an lebih dia di situ. Kayak penunggu di sini aja,jawab temannya cuek sambil terkikik geli. nunggu seseorang kali,

Aku mendongak dan mencari sumber dari perbincangan kedua orang itu. Samar samar aku mengenali sosok tegap yang berdiri di depan pintu itu. Akupun langsung berdiri dan mengembalikan buku yang aku baca. Meskipun belum tentu dia menungguku, aku penasaran juga kenapa dia terus berdiri di situ selama 1 jam lebih. Dengan sedikit rasa percaya diri-yang mungkin saja salah- aku menghampirinya dan menyapanya. Kenapa kamu berdiri terus di sini? tanyaku tanpa maksud apa-apa. Ah..eh, Reina,Rey kelihatan gugup kusapa seperti itu,ia lalu menggaruk-garuk kepalanya dan kentara sekali dia salah tingkah,ehmaku nungguin kamu. Aku mengerutkan kening dan heran. kenapa? Ehmmada yang mau aku bicarain. apa? Dia diam saja kutanya seperti itu. Hampir 1 menitan dia diam seperti itu. Mau ngomong apa,sih?desakku. Eng..aku mau minta maaf atas perkataanku dua bulan yang lalu ke kamu. Aku minta maaf banget kalau hal itu sudah bikin kamu malu, nggak enak dan..yah..ngerasa ilfill sama aku. Tapi, waktu itu aku serius,kok, dan aku nggak bermaksud untuk mainin kamu. Sejujurnya sih,aku pengin kamu jadian sama kamu,tapi kalau memang perasaanku nggak akan bisa berbalaskamu bersedia nggak berteman sama aku? Aku menimbang-nimbang tawaran Rey itu. Lalu aku mengangguk pelan dan berkata.. Boleh,jawabku. Tanpa diduga,Rey melonjak dan berteriak, Yahoooo!!!teriaknya membuat orana-orang yang ada di sekitar situ menoleh ke arah kami,aku langsung menundukkan wajahku. Eh..eh..sori aku nggak sengaja.ucap Rey ikut malu,aku seneng banget kamu mau jadi temanku. Kapan- kapan kita main bareng,ya? Masih merasa malu,aku mengangguk pelan. Balik ke kelas,yuk! Pelajaran udah mau dimulai,nih! ia tersenyum lebar padaku. Aku pun mengangguk dan mengikutinya kembali ke kelas.

Wah..sebentar lagi bakal ada yang jadian,nih! Freiya, teman sebangkuku berkata seperti itu sambil menyenggol bahuku. apaan,sih? kataku risih. Alah..nggak usah malu-malu gitu,donk,Rei.. Siapa yang kamu panggil Rei?tanyaku sewot.Rey ada di dekat pintu,tuh! Lho,kalian,kan double Rey di sini. Kalau kalian nikah pasti yang dapat undangan bakal bingung soalnya yang mana pengantin cowok n ceweknya,soalnya namanya sama-sama rey!! betul,tuh! Risky,ketua kelasku ikut-iktutan nimbrung Kalian nih apa-apaan,sih?! lagi ngomongin apa,sih? tiba- tiba Rey mendatangi kami bertiga yang memang dari tadi rebut. Wah..pengantin cowoknya dating,Nih!ujar Risky. Pengantin cowok?Tanya Rey sambil tersenyum. Lagi lagi aku menunduk begitu dia dating.aku tak berkata apa-apa menanggapi senyumannya itu. Tampaknya Rey menyadari keadaan ku itu. haha..nggak kayak gitu,kok!aku sama Reina kan Cuma temen. Lho,kok gitu,sih?protes Freiya. Beneran,kok,kita berdua nggak ada apa-apa,ulang Rey. Entah kenapa pernyataan Rey itu membuat hatiku sakit.

Anda mungkin juga menyukai