Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT EPIDIDIMITIS

SGD 5

KONSEP DASAR PENYAKIT

KASUS
Seorang klien datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RS Sayang. Pasien dengan keluhan nyeri dan pembengkakan pada skrotum dan lipat paha, menggigil, demam. Di RS dilakukan pemeriksaan dan didapatkan tanda epididimis tampak bengkak, urine mengandung nanah dan bakteri. Berdasarkan dalam kasus tampak adanya tanda dan gejala infeksi seperti keluhan nyeri dan pembengkakan (pada skrotum dan lipat paha), menggigil, demam serta di dukung dengan pemeriksaan didapatkan pembengkakan pada epididimis, urine tampak bernanah serta adanya bakteri maka gangguan/penyakit yang sesuai berdasarkan kasus adalah EPIDIDIMITIS

PENGERTIAN
PERADANGAN PADA EPIDIDIMIS (SUATU STRUKTUR MELENGKUNG DI BAGIAN ATAS DAN BELAKANG TESTIS YANG FUNGSINYA SEBAGAI PEMBAWA SPERMA KELUAR, TEMPAT PENYIMPANAN, DAN PEMATANGAN SEL SPERMA YANG BERASAL DARI TESTIS).

SUMBER: SC Smeltzer. 2001,2001:1640

EPIDEMIOLOGI
Perkiraan insiden epididimitis di Amerika Serikat mencapai sekitar 600.000 kasus epididimitis pada laki-laki (0,69%). Insiden infeksi tertinggi dilaporkan pada laki-laki umur 16-30 tahun, disertai oleh mereka yang berumur 51-70 tahun. Hal itu terkait dengan penyebab epididimitis yang dapat terjadi karena faktor riwayat aktivitas seksual, hygiene dan penyakit degenerative seperti prostat

Epididimitis yang terjadi pada golongan usia muda sebagian besar juga merupakan penjalaran dari uretritis (infeksi uretra). Oleh karena itu perlu diketahui riwayat aktivitas seksual yang berhubungan dengan terjadinya epididimitis.

ETIOLOGI

Infeksi bakteri non spesifik

Penyakit Menular Seksual

Tuberkulosis

Kateterisasi dan instrumentasi

PATOFISIOLOGI
EKSKLORIASI LAPISAN DUKTUS DIHASILKAN EKSUDAT DAN DARAH BERLANJUT KE VESIKA SEMINALIS & VAS DEFERENS

MENGELUARKAN MOLEKUL KIMIA

BAKTERI BERKEMBANG BIAK

SAMPAI DI EPIDIDIMIS

MEMBENTUK KOLONI

PENGELUARAN ZAT ENDOTOKSIK

MERUSAKSEL PENYUSUN KELENJAR

EPIDIDIMITIS

KLASIFIKASI

Epididimitis Akut Epididimitis Kronik Inflammatory chronic epididimitis Epididimitis obstruktif kronik

MANIFESTASI KLINIS
Gejala epididimitis berupa nyeri unilateral dan rasa sakit pada kanalis ingunalis sepanjang jalur vas deferens kemudian mengalami nyeri dan pembengkakan pada skrotum dan lipatan paha. Bengkak Dan Sangat Nyeri, Suhu Tubuh Meningkat, Menggigil, Demam, Urine Mengandung Nanah(bakteriuria), Tidak Disertai Dengan Mual Dan Muntah Gejala lain yang mungkin ditemukan antara lain pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena, nyeri ketika berkemih, nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi, darah di dalam semen

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan radiologis Nuclear Scintigraphy
Vesicourethrogram

PEMERIKSAAN FISIK
bisa menjadi merah dan bengkak, pembesaran skrotum dan isinya, dan terdapat nanah pada urine ditemukan testis pada posisi normal vertikal, ukuran kedua testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu testis.

Inspeksi

Palpasi

PEMERIKSAAN FISIK
bernilai positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum diangkat ke atas karena pengangkatan ini akan mengurangi regangan pada testis

Phren sign

Colok Dubur

mungkin didapatkan tanda prostatitis kronis yaitu adanya pengeluaran secret atau nanah setelah dilakukan masase prostat.

PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS PENANGANAN SUPORTIF PENATALAKSANAAN BEDAH EPIDIDYMOTOMY

PENCEGAHAN
PEMBERIAN PROFILAKSIS MENJAGA HYGIENE ALAT KELAMIN MENGUNAKAN ALAT PELINDUNG

TIDAK MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL

KOMPLIKASI
Infark Pada Testis
Infertilitas Sekunder Penyebaran Infeksi Ke Organ Lain Epididimitis Kronis

PROGNOSIS
Epididimitis biasanya dapat berakhir baik dengan pengobatan antibiotic, dan dengan pengobatan yang cepat Jika epididimitis tidak diobati maka akan dapat memperparah kondisi dan dapat berlangsung dalam waktu lama (kronis)

DIAGNOSIS BANDING
Orchitis Hernia inguinalis inkarserata Torsio testis
Seminoma testis

HE
Apabila epididimitis yang diderita disebabkan oleh STD (Sexual Transmitted Disease), pasangan atau partner klien juga perlu mendapatkan perawatan. Lakukan hubunagn seksual yang aman, seperti seks monogamy (dengan 1 orang saja), dan penggunaan kondom akan membantu untuk melindungi dari STD yang dapat menyebabkan epididimitis.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Pola Eliminasi

Pola Aktivitas dan Latihan Pola Istirahat dan Tidur

Pola Persepsi dan Konsep Diri Pola Peran dan Hubungan Pola Reproduktif dan Seksualitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan klien mengeluh demam dan menggigil, suhu >370C 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (bakteri) ditandai dengan klien mengeluh nyeri (pada skrotum), klien tampak gelisah 3. PK Infeksi

4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih ditandai dengan klien mengeluh nyeri saat BAK(disuria), oliguria, kencing tampak bercampur nanah 5. Manajemen kesehatan diri tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan kegagalan untuk mencakupkan pengobatan ke dalam kehidupan sehari hari, kegagalan dalam menekan faktor risiko

INTERVENSI KEPERAWATAN

HIPERTERMI

NYERI AKUT

PK: INFEKSI

TUJUAN KEPERAWATAN Setelah diberikan asuhan keperawatan x24 jam diharapkan suhu tubuh klien kembali normal (36,5o-37,5oC), dengan kriteria hasil: <<NOC Label >> Termoregulation>> Suhu tubuh klien kembali normal (36,5o-37,5oC), skala 5 Perubahan warna pada kulit klien (skala 5)
<<NOC Label >> Vital Sign>> Denyut nadi pasien normal (60100x/menit), skala 5 Tekanan darah pasien dalam batas normal (100-120/70-80 mmHg) skala 5

INTERVENSI KEPERAWATAN <<NIC Label >> Fluid Management>> Pertahankan rekaman medik mengenai intake dan output cairan secara akurat. Berikan cairan secara tepat. Monitor status hidrasi pasien (misalnya kelembaban membrane mukosa) secara tepat. Pertahankan record atau pendataan mengenai intake dan output cairan. Berikan terapi intravena secara tepat.
<<NIC Label >> Vital Sign Monitoring>> Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan RR pasien Monitor warna kulit pasien

TUJUAN KEPERAWATAN
Setelah keperawatan diharapkan diberikan selama tingkat

INTERVENSI KEPERAWATAN
tindakan <<NIC LABEL 1 : Pain management>> x24jam, nyeri dapat
1. Kaji lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, kualitas, tingkat, dan penyebab nyeri. 2. Observasi tanda nonverbal terhadap

terkontrol dengan kriteria hasil :


<<NOC LABEL 1: Comfort Status: Physical >> Melaporkan menjadi skala 4 Onset nyeri berkurang menjadi skala 4 nyeri berkurang
3.

ketidaknyamanan, terutama pada pasien yang tidak dapat berkumunikasi dengan efektif. Pastikan pasien mendapatkan terapi

analgesik dengan baik. 4. Kaji dampak nyeri terhadap kualitas hidup (misal terhadap tidur, selera makan, aktivitas, kognitif, dan lainnya).

<<NOC LABEL 2: Pain Control>>


Melaporkan menjadi skala 4 nyeri terkontrol

5.

Diskusikan dengan pasien faktor yang


dapat mengurangi nyeri.

6.

Ajarkan

prinsip

manajemen

nyeri

(relaksasi, guided imagery, distraksi, dan

lainnya).

TUJUAN KEPERAWATAN Setelah di berikan asuhan keperawatan selama .x 24jm, diharapkan infeksi berulang/sekunder tidak terjadi dengan kriteria hasil: Suhu tubuh dalam batas normal(36370C) Tidak tampak adanya kemerahan Tidak adanya pembengkakan Tidak adanya nyeri

INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau tanda dan gejala terjadinya infeksi primer dan infeksi sekunder 2. Lakukan pemeriksaan kultur pada urine, darah 3. Pantau tanda gejala septicemia 4. Pantau efek terapeutik dan non terapeutik dari antibiotika 5. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri 6. Jelaskan pentingnya mengkonsumsi nutrisi yang cukup dan istirahat 7. Hindarkan atau kurangi prosedur invasive (mis., kateterisasi urine)

EVALUASI KEPERAWATAN

EVALUASI KEPERAWATAN

EVALUASI KEPERAWATAN

MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai