Anda di halaman 1dari 4

Kondisi saat ini penuh dengan kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang menjadikan ekonomi dan segala

aspeknya sebagai masalah yang tidak akan selesai dibahas dalam satu kali pembahasan saja. Jean Jaques Rousseau malah menyatakan ekonomi modern, menciptakan suatu kebutuhan baru untuk setiap pemenuhan kepuasan yang dibutuhkan.1 Melihat hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa ekonomi mengalami kecenderungan untuk meluas. Ekonomi hari ini lebih luas dari hari yang lampau, dan ekonomi esoknya akan lebih luas lagi daripada yang terjadi di hari ini. Kegiatan ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan masyarakat luas yang cenderung meningkat dan bertambah banyak jenisnya maka kegiatan ekonomi mutlak dibutuhkan. Kegiatan ekonomi dapat kita artikan sebagai segala bentuk tindakan dan upaya yang dilakukan oleh pelaku ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidupnya.2 Disini tampak bahwa perekonomian akan berjalan ketika kegiatan ekonomi dilakukan dan diupayakan. Oleh pelaku ekonomi. Kegiatan ekonomi itu sendiri mempunyai banyak sisi mulai dari sarana, bahan baku, proses pengolahan, sampai dengan pemasaran. Dalam kegiatan ekonomi tersebut tentunya terdapat faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhinya. Secara umum faktor dominan tersebut antara lain adalah pelaku ekonomi sebagai aktor utama jalannya perekonomian, dan kemudian sumber daya alam sebagai sumber yang digunakan oleh pelaku ekonomi untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Seperti yang dibahas diatas bahwa pelaku ekonomi merupakan hal yang utama dalam kegiatan ekonomi. Pelaku ekonomi secara singkat dapat dijabarkan sebagai negara (pemerintah), dunia usaha, masyarakat sipil. Kegiatan ekonomi dalam sebuah negara akan berjalan secara optimal ketika ke-tiga pelaku ini berjalan secara berdampingan dan bersinergi. Maksudnya kemajuan salah satu pelaku ekonomi haruslah diikuti dengan

Fukuyama, Francis, The End of History and The Last Man, Qalam, Yogyakarta, 2004, hml 131.

kemajuan pelaku ekonomi lain, jika tidak akan terjadi ketimpangan-ketimpangan baik dari sisi regulasi, kinerja maupun ketimpangan kesejahteraan sosial. Selain faktor pelaku ekonomi sebagai aktor utama dalam kegiatan ekonomi, sumber daya alam tidak kalah pentingnya dalam hal kegiatan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan karakteristik sumber daya alam yang ada di suatu tempat menentukan bentuk perekonomian yang dijalankan oleh pelaku ekonomi yang bersangkutan. Terlihat di indonesia terutama bagian pesisir pantai akan lebih memilih menjalankan perekonomian yang basis sumber daya alamnya berasal dari laut. Masyarakat kota besar yang tidak mempunyai suber daya alam yang mencolok dalam kegiatan ekonomi akan cenderung berorientasi pada sisi industri seperti yang dialami di jabodetabek, surabaya dan sebagainya. Hubungan antara pembangunan rumah susun dengan pertumbuhan ekonomi Pemukiman dan perumahan adalah kebuthan utama yang harus dipenuhi oleh manusia (basic human needs). Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4 % pertahun menjadikan lahan untuk pemukiman berkurang dan langka.3 Maksud dari langka ini adalah melonjak tajamnya harga lahan di perkotaan sehingga lahan tersebut tidak mungkin dihaki masyarakat secara umum. Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memcahkan masalah kebutuhan akan pemukiman dan eruhana pada lokasi yang padat, terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduk selalu meningkat. Sejak tahun 2003, pertumbuhan rumah susun nasional tidak bisa dibendung lagi. Akibatnya, nilai kapitalisasi proyek rumah susun mengalami lonjakan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Puncaknya terjadi tahun 2005, dengan nilai kapitalisasi yang mencapai Rp 91,01 trliun, bandingkan saja yang pada tahun 2000 hanya mencapai Rp 9,51 triliun.4 Kemudian dalam tempo dua tahun (2007-2009), tidak kurang dari 33.000 unit rumah susun sederhana milik (rusunami) diluncurkan para pengembang.

3 4

Adrian Sutedji, Hukum Rumah Susun dan Apartemen, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm 157 Adrian Sutedji , Ibid, hlm 33

Tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat indonesia secara adil dan merata. Salah satu pokok kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan akan perumahan. Artinya pengadaan pemukiman adalah masalah nasional. Adapun tujuan pembangunan rumah susun dapat kita telusur pada pasal 3 UU no.16 tahun 1985 antara lain :5 1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepaastian hukum dalam pemanfaatannya. 2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memeperhatikan kelestarian sumber daya alama dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang. 3. Memenuhi kebutuhan untuk kepentingan lainnya yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Output yang diharapkan dengan tercapainya tujuan pembangunan rumah susun tersebut antara lain :6 1. Peningkatan efisiensi penggunaan tanah, ruang, dan daya tampung kota. 2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh perkotaan. 3. Peningkatan efisiensi prasarana, sarana, dan utilitas perkotaan. 4. Peningkatan produktifikas masyarakat. 5. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat. 6. Penigkatan penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dari output yang diharapkan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pembangunan rumah susun berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan pembangunan nonekonomi. Pembangunan ekonomi dapat kita klasifikasikan lagi menjadi yang sifatnya lansung dan sifatnya tidak lansung. Bahkan dibeberapa negara maju peembangunan

5 6

Lihat UU no.16 tahun 1985 Adrian Sutedji, Ibid, hlm 161

rumah susun beserta transaksi jual belinya merupakan salah satu indikator berjalannya perekonomian di suatu negara contonya saja di Amerika Serikat. Pembangunan ekonomi yang sifatnya lansung adalah pembangunan sektor-sektor tertentu dimana dampak yang ditimbulkan olehnya bersifat lansung terhadap kegiatan ekonomi. Dampak lansung pembangunan rumah susun dalam peningkatan

perekonomian adalah dengan ketersediaan tenaga kerja lebih luas, produktifitas masyarakat yang naik, dan sebagainya. Kemudian melihan kedudukan hukum rumah susun sebagai salah satu kebendaan yang salah satu sifatnya adalah dapat dipindahtangankan dan di jadikan objek jaminan tentunya akan memberikan nilai ekonomis tertentu bagi pemegang hak tersebut. Pembangunan ekonomi yang sifatnya tidak lansung adalah pembangunan sektor-sektor tertentu dimana dampak yang ditimbulkan olehnya di dahului oleh penyebab lain yang kemudian baru berimbas pada kegiatan ekonomi. Dampak tidak lansung pembangunan rumah susun dalam peningkatan perekonomian adalah ketersediaan pemukiman yang layak akan menghasilkan masyarakat yang sehat, cerdas sehingga kualitas kehidupan masyarakat akan naik dan kemudian berdapmapak pada daya saing masyarakat itu sendiri. Dengan efisiensi lahan perkotaan akan mengakibatkan penghematan pemakaian lahan yang kemudian memeberikan ruang gerang untuk kegiatan ekonomi lainnya untuk berkembang.

Anda mungkin juga menyukai