Kelompok
IV
Keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik
(badan) atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan
tidak terkontrol.
JENIS-JENIS STRES
Jenis stres menurut Quick dan Quick 1984, yaitu: 1. Eustress: Hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). 2. Distress: Hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).
Di dalamnya terdapat proses penilaian terhadap suatu ke-stresan seseorang. Karena tingkat stres seseorang dengan yang lainnya akan berbeda meskipun dalam mengalami kejadian yang sama. Terdapat beberapa teori penilaian stres salah satunya yaitu, Teori Appraisal (Lazarus) yang pernah digunakan dalam penelitian terhadap anak oleh Johnson dan Bradlyn.
LANJUUT~ Menurut Lazarus ada dua tahap yang harus dilalui ketika melakukan penelitian penilaian stres yaitu: 1. Primary Appraisal 2. Secondary Appraisal
Primary Appraisal:
Proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang dialami individu. Yang dinilai positif, netral, atau
Menurut penelitian sebelumnya, primary appraisal menunjukkan bahwa stres bergantung pada cara
primary appraisal terdiri dari tiga komponen yaitu: - goal relevance - goal congruence or incongruence - type of ego involvement
Secondary Appraisal:
Penilaian mengenai kemampuan individu melakukan coping, beserta sumber daya yang dimilikinya, untuk mengetahui apakah individu cukup mampu menghadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary appraisal terdiri dari tiga komponen yaitu: - blame and credit
- coping-potential
- future expectancy
RESPON STRES
Respon Respon Respon Respon
Fisiologis Kognitif
Emosi
Tingkah Laku
COPING
1. Problem-focused coping
2. Emotion-focused coping
Dari dua strategi utama tersebut, muncul delapan strategi lainnya yaitu: 1. Confrontative coping Problem2. Seeking social support Focused 3. Planful problem solving coping. 4. Self-control 5. Distancing Emotion6. Positive reappraisal Focused 7. Accepting responsibility Coping 8. Escape/avoidance
COPING OUTCOME
keberhasilan coping.
Coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk memberikan toleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. (Lazarus dan Folkman)
COHEN DAN LAZARUS (DALAM TAYLOR, 1991) MENGEMUKANAAN BAHWA STRATEGI COPING PERLU MENGACU PADA LIMA FUNGSI TUGAS COPING YANG DIKENAL DENGAN ISTILAH COPING TEKS, YAITU:
Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan meningkatkan prospek untuk memperbaikinya. Memberikan toleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang negatif. Mempertahankan diri yang positif. Mempertahankan keseimbangan emosional. Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan orang lain.
DEFINISI
Stress kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang
Pendekatan Individu, ex : pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial Pendekatan Organisasi, ex : seleksi dan penempatan, pengambilan keputusan partisipatif, program kesejahteraan, dan komunikasi organisasional.
MENUMBUHKAN KREATIVITAS DI TEMPAT KERJA Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan.
TAHAP-TAHAP KREATIVITAS
Secara umum tahapan kreativitas dapat dibagi dalam 4 tahap:
Exploring,
Inventing,
Choosing, dan
Implementing.
MODEL KREATIVITAS
Charles Prather mengemukakan bahwa gaya atau model kreativitas seseorang bersifat menetap. Prather membagi 2 gaya kreativitas:
Perusahaan seringkali tidak memberikan ruang gerak bagi para pekerjanya untuk berkreasi dan berinovasi. Pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki. Pola pendidikan kurang mendorong adanya variasi atau perbedaan pendapat juga sangat mendukung kurangnya kreativitas pegawai.
lingkungan kerja kondusif yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan.