Kelas Tutorial : A 15
DAFTAR ISI
I.
Pendahuluan...1
II. Isi
A. Pemicu 2 B. Pertanyaan yang muncul dalam curah pendapat .2 C. Jawaban atas pertanyaan .2 D. Ulasan .7
I. PENDAHULUAN
Nama atau Tema blok Fasilitator/Tutor Data Pelaksanaan Tanggal Tutorial Pukul Ruangan Tujuan Pembelajaran Umum : Khusus : : Konjungtivitis : dr. Evita Mayasari, M.Kes. : : 26 Oktober dan 29 Oktober 2009 : 14.00-16.30 dan 10.30-13.00 WIB : Ruang Diskusi A-15 :
Menjaring kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran kelainan pada Special Senses System. Menjaring kemampuan mahasiswa dalam memahami anatomi, fisiologi, histologi, dan konsep fisika pada mata. Menjaring kemampuan mahasiswa dalam pemahaman penyakit konjungtivitis.
II. ISI
A. Pemicu
Tn S, laki-laki, 35 tahun, sehari hari bekerja sebagai salesman antar kota, datang ke praktek dokter umum dengan keluhan mata merah pada kedua mata, banyak keluar kotoran mata terutama pagi hari setelah bangun tidur, mata terasa seperti berpasir. Disamping itu, penderita merasa penglihatannya agak kabur. Hal ini dialaminya sejak seminggu yang lalu, tetapi diabaikan dan hanya mengobatinya dengan tetes mata yang dibeli bebas di warung. Apa yang terjadi pada Tn. S? More Info
-
Pada pemeriksaan status opthalmicus dijumpai visus 6/6. pada segmen anterior dijumpai injeksi konjungtiva dan kornea jernih. Pemeriksaan kultur mikrobiologi swab sekret konjungtiva mata dijumpai pertumbuhan Staphylococcus aureus.
penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, prognosa, pencegahan, diagnosa banding). 6. Interpretasi more info
dalam lapisan mesoderm), glandula lakrimalis, epitel kornea, epidermis palpebra, dan konjungtiva.
2. Ektoderm Neural, yang menghasilkan vesikel optik dan mangkok optik untuk membentuk
Tahap perkembangan mata dibagi secara umum atas: a) Tahap Vesikel Optik Bermula pada hari ke 22 sebagai sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan. Pada tahap 2,5 mm (2 minggu), tepian sulkus neuralis menebal membentuk plika neuralis. Lipatan ini kemudian menyatu membentuk tuba neuralis, yang tenggelam ke dalam mesoderm di bawahnya dan melepaskan diri dari epitel permukaan. Tempat sulkus optikus adalah di dalam plika neuralis sefalika pada kedua sisi dan parallel terhadap sulkus neuralis. Hal ini terjadi pada saat plika neuralis mulai menutup pada minggu ke 3. Pada tahap 9 mm(4 minggu), sesaat sebelum bagian anterior tuba neuralis menutup seluruhnya, ectoderm neural bertumbuh ke luar dank e arah permukaan ectoderm pada kedua sisi untuk membentuk vesikel optic bulat. Vesikel optic berhubungan dengan otak depan melalui tangkai optic. Pada tahap ini terjadi penebalan ectoderm permukaan berhadapan ujung-ujung vesikel optik.
b) Tahap Mangkuk Optik Saat vesikel berinvaginasi membentuk mangkuk optic, dinding luar vesikel mendekati dinding dalamnya. Invaginasi permukaan ventral dari tangkai optik dan dari vesikel optik terjadi bersamaan dan menghasilkan alur, yaitu fissure optikus. Tepian mangkuk optik kemudian tumbuh mengitari fissura optik. Bersamaan dengan itu, lempeng lensa berinvaginasi pertama-tama membentuk bola berrongga yang dikenal sebagai vesikel lensa. Pada tahap 9 mm, vesikel lensa melepaskan diri dari ectoderm permukaan dan terdapat bebas dekat tepian mangkuk optik. Fissure optikus memungkinkan mesoderm vaskuler memasuki tangkai optic dan akhirnya membentuk sistem hialoid dari rongga vitreus. Setelah invaginasi selesai, fissure optikus menyempit dan menutup pada tahap 13 mm(6 minggu), menyisakan lubang permanen yang kecil di ujung anterior dari tangkai optic, yang dilalui arteri hialoidea. Pada tahap 100 mm(4 bulan), arteri dan vena retina melalui lubang ini.
4) retina: 8 bulan- makula lebih tebal dari bagian retina yang lain dan terjadi percekungan
makula lutea. makula berkembang secara anatomis sampai berumur 6bulan sesudah lahir.
Bila
2. Anatomi, vascularisasi, dan persarafan
3. Histologi mata
5. Konjungtivitis
1. ULASAN
Nyeri ketok pada pinggang belakang kanan dikarenakan terjadinya peregangan kapsul ginjal. IVP dilakukan bila telah dipastikan nyeri sudah hilang dan serum kreatinin normal. Nyeri pada batu ginjal berupa nyeri tumpul, bukan nyeri kolik.
Pada IVP ditemukan radiolusen pada paravertebra lumbal V kanan, artinya terdapat batu di ureter kanan. Batu yang ukurannya < 5 mm: bila fungsi ginjal baik, beri intake cairan dan diuretic, maka batu akan keluar sendiri. Kolik dengan demam dan leukosit darah meningkat, berikan antibiotic kemudian atasi obstruksi. ESWL merupakan tindakan non invasif.
III. PENUTUP
KESIMPULAN Tn. KA mengalami nyeri kolik akibat adanya batu pada ureter kanan yang sudah menyebabkan hidronefrosis ginjal kanan. Atasi nyeri dengan pemberian aspirin, jika nyeri tidak hilang ganti dengan pemberian morfin i.v. Lalu atasi obstruksi dengan mengeluarkan batu.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FKUI.2006. Basuki B Purnomo. Dasar-Dasar Urologi(ed.2). Jakarta: Sagung Seto. 2008. Farmakologi dan Terapi(eds.5). Jakarta: FKUI, 2007.