Anda di halaman 1dari 3

Air Rebusan Meniran Hasil penelitian di laboratorium Eisei di Tsukuba, Jepang, terhadap beberapa tumbuhan obat Indonesia (TOI)

menunjukkan indikasi reaksi pengendalian gangguan penyakit hati. Empat diantaranya menunjukkan reaksi pengendalian kuat, yakni meniran (Phyllanthus niruri), kenanga (Canangium odoratum), mengkudu (Morinda citrifolia), dan galuaju (Bixa orellana). Hasil penelitian itu juga menunjukkan, jahe (Zingiber officianalis), tembelekan (Lantana camara), kayu putih (Malaleuca leucodendron) dan sindur (Sindora glabra), yang mengandung minyak atsiri dengan komponen alfa-kariofilena, memperlihatkan aktivitas pengendalian terhadap gangguan hati yang diberikan karbontetraklorida (CCl 4).

Menurut Quisumbing dan Ogata, meniran telah lama digunakan dalam pengobatan penyakit kuning. Tanaman ini merupakan terna semusim, yang tumbuh liar. Biasanya tumbuh di hutan, ladang, semak-semak, sepanjang jalan dan tanah berrumput, tanah lembab, serta bebatuan, pada ketinggian kira-kira 1 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebarannya di daerah tropis, Cina, Pulau Solomon, dan India.

Hasil pemeriksaan ekstrak alcohol diketahui, tanaman ini antara lain mengandung sekurinin (filantin). Menurut Mulchandani, zat ini merupakan alkaloid pahit yaitu 4-metoksi-norsekurinin. Sedangkan Gupta melaporkan adanya kandungan senyawa glukosida, senyawa yang terdiri atas gugus gula dan bukan gula dan disebut fisetin-4-Oglukosida. Kandungan lainnya berupa nirtetralin, nirantin, hipofilantin, filtetralin, linteralin, biesterasam ftalat (filester) yang terdapat bersama dengan senyawa steroida. Dari isolasi ekstrak heksana yang dilakukan oleh Satyanarayana ditemukan suatu sekolignan yaitu seko-4-hidroksilinteralin dan dua hidrosilignan (sekoisolarisiresinol-trimetrileter dan hidroksi nirantin). Di samping itu meniran juga mengandung saponin, kalium (yang menyebabkan daya diuretis), damar, dan zat samak.

Untuk menggunakan meniran sebagai obat hepatitis, bisa digunakan keseluruhan bagian tumbuhan ini. Caranya, dengan merebus 1 gr meniran kering dalam 1 gelas air. Perebusan dilakukan hingga airnya tinggal setengahnya. Air rebusan diminum sekali habis. Dalam sehari, obat alami ini Cuma boleh diminum maksimal 3 kali.

Perlu diingat, bagi yang menderita gagal ginjal dianjurkan tidak meminum obat tradisional ini. Pemakaian dalam jangka lama akan menyebabkan kerusakan ginjal.

Bunga Kenanga dan Buah Mengkudu Kenanga yang merupakan tanaman sejawat meniran pengusir hepatitis termasuk tumbuhan berbentuk pohon. Tumbuhnya tidak pernah berkelompok, tetapi sering ditemukan bersama individu-individu lain dalam jumlah agak banyak dalam satu hutan. Bunga merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk obat hepatitis.

Menurut Burkill dan Heyne, bunga kenanga dikenal karena minyak atsirinya yang disebut dengan minyak kenanga atau minyak ylang-ylang. Komponen penyusun minyak atsirinya dilaporkan oleh Perry antara lain, p-kresol, l-linalool, geraniol, benzyl alcohol, eugenol, iso-eugenol, metil-eugenol. Tumbuhan ini juga mengandung asam organik seperti, format, asetat, valerat, benzoate, salisilat dan seskui-terpenoida serta alkaloida.

Dalam simposium ke-2 mengenai tumbuhan obat Indonesia di Jepang, Ogata melaporkan, bunga kenanga yang mempunyai kandungan alfa-kariofilena memberikan reaksi pengendalian gangguan hati yang kuat. Untuk menjadikannya obat diperlukan 2 3 tangkai bunga. Caranya, bunga-bunga itu dihancurkan dan diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, seduhan ini disaring. Air seduhan inilah yang diminum untuk sekali minum. Dalam sehari, boleh meminum ramuan ini hingga 3 kali. Obat dari bunga kenanga ini tidak mempunyai dampak sampingan

dan

relative

aman.

Tanaman obat hepatitis lainnya adalah mengkudu. Tumbuhan ini berupa pohon kecil, berdaun lonjong mengkilat, dan berdaging. Buahnya berkutil-kutil, berbiji banyak, dan berwarna hijau kekuningan dengan bau tidak sedap. Pohon mengkudu tumbuh di daerah sampai ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan ini tumbuh liar di hutan-hutan dan di halaman.

Kandungan kimia pada tumbuhan ini antara lain, metilasetil ester, asam kapril, morinda diol, soranyidiol, morindin, dan morindon. Beberapa kepustakaan menyatakan adanya morindin dalam kulit akar dan kulit batang. Para pakar juga menyatakan, morindin merupakan suatu glikosida turunan antrakinon dengan struktur formula C26H28O14, senyawa yang mengalami hidrolisi menjadi morindon dan gugus gula. Namun, belum ada kesamaan pendapat antara peneliti satu dan lainnya mengenai morindin.

Bagian yang bisa digunakan untuk obat hepatitis adalah kulit batang dan buahnya. Bila dipilih kulit batang, diperlukan kulit batang kering seberat 1 gr untuk resep sekali minum. Bahan direbus dalam 1 gelas air sampai tinggal separuhnya. Begitu dingin air rebusan disaring dan diminum. Frekuensinya, 3 kali sehari. Sedangkan bila menggunakan buahnya, diperlukan 1 gr buah basah untuk membuat obat sekali minum. Buah tersebut dibuat bubur lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Hasilnya disaring untuk diminum. Dalam sehari bisa meminumnya 3 kali.

Pengobatan dengan kulit batang atau buah mengkudu dilarang bagi orang yang mempunyai kelainan fungsi jantung dan tekanan darah rendah. Dampak sampingan yang bisa ditimbulkan, adalah diare dan denyut jantung meningkat.

Hepatitis yang sampai sekarang ada 6 jenis yaitu Hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Hepatitis atau peradangan hati memang tidak setenar AIDS dan HIV, namun sebenarnya tingkat berbahayanya cukup tinggi. Diantara keenam jenis hepatitis tersebut hepatitis A, B, dan C lah yan paling dikenal, sedangkan ketiga tipe hepatitis yang lain memiliki prevalensi (tingkat kejadian) yang rendah. Ketiga tipe hepatitis A, B, maupun C disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan mengakibatkan peradangan pada hati. Pengobatan hepatitis tipe A lebih mudah dibanding kedua tipe hepatitis yang lain, hal ini disebabkan hepatitis tipe A tidak menjadi hepatitis kronis (menahun). Pengobatan kedua hepatitis yang lain B dan C lebih susah lagi, walaupun hepatitis B sudah ada vaksinnya tetapi jika sudah terinfeksi dan tidak diobati dapat berkembang menjadi kanker hati. Sedangkan hepatitis C sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obatnya. Pengobatan hepatitis ini pun biasanya memakan biaya dan waktu yang lama. Bagi anda atau keluarga anda yang menderita hepatitis, ada beberapa tanaman obat yang secara ilmiah telah dibuktikan kehandalannya dalam mengobati hepatitis. Siapa sangka jika kenanga yang biasa digunakan untuk perlengkapan ziarah dan upacara keagaman ternyata memiliki khasiat untuk mengobati hepatitis. Dr. Chairul, Apt. M.Sc. dari Balitbang Botani, Puslitbang Biologi LIPI, Bogor mengungkapkan bahwa kenanga telah diteliti oleh banyak ilmuwan Jepang mengandung senyawa alfa-kariofilena memberikan reaksi pengendalian

gangguan hati yang kuat. Untuk menjadikannya obat diperlukan 2 - 3 tangkai bunga. Caranya, bunga-bunga itu dihancurkan dan disedu dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, seduhan ini disaring. Air seduhan inilah yang diminum untuk sekali minum. Dalam sehari, boleh meminum ramuan ini hingga 3 kali. Obat dari bunga kenanga ini tidak mempunyai dampak sampingan dan relatif aman. Disamping kenanga, ada pula yang menyebutkan bahwa empedu ular kobra dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang secara pasti menyebutkan bahwa empedu ular kobra dapat digunakan sebagai obat untuk hepatitis. Salah satu obat alam yang dapat digunakan sebagai obat untuk hepatitis adalah daun meniran. Daun meniran sendiri telah diteliti dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan virus atau penyakit. Hasil pemeriksaan ekstrak alkohol diketahui, tanaman ini antara lain mengandung sekurinin (filantin). Menurut, Mulchandani, zat ini merupakan alkaloid pahit yaitu 4-metoksinorsekurinin. Sedangkan Gupta melaporkan adanya kandungan senyawa glukosida, senyawa yang terdiri atas gugus gula dan bukan gula dan disebut fisetin-4-O-glukosida. Kandungan lainnya berupa nirtetralin, nirantin, hipofilantin, filtetralin, linteralin, biesterasam ftalat (filester) yang terdapat bersama dengan senyawa steroida. Dari isolasi ekstrak heksana yang dilakukan oleh Satyanarayana ditemukan suatu sekolignan yaitu seko-4-hidroksilinteralin dan dua hidrosilignan (seko-isolarisiresinol-trimetrileter dan hidroksi nirantin). Di samping itu meniran juga mengandung saponin, kalium (yang menyebabkan daya diuretis), damar, dan zat samak. Untuk menggunakan meniran sebagai obat hepatitis, bisa digunakan keseluruhan bagian tumbuhan ini. Caranya, dengan merebus 1 g meniran kering dalam 1 gelas air. Perebusan dilakukan hingga airnya tinggal setengahnya. Air rebusan diminum sekali habis. Dalam sehari, obat alami ini cuma boleh diminum maksimal 3 kali. Perlu diingat, bagi yang menderita gagal ginjal dianjurkan tidak meminum obat tradisional ini. Pemakaian dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kerusakan ginjal. Selamat mencoba.

Anda mungkin juga menyukai