Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS Z-SCORE DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA TUJUH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

JAKARTA Sinta Kartikawati ( sintakartikawati@yahoo.com ) Universitas Gunadarma

ABSTRAK Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan, kinerja serta membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode Altman Z-score dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan di Indonesia dengan menggunakan data berupa laporan keuangan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Altman Z-Score yang menghubungkan koefisien 1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBVL + 1 STA. Kesimpulan dari Skripsi ini adalah PT. Gudang Garam Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk berada pada kondisi sehat, PT. Kalbe Farma Tbk berada pada kondisi sehat namun sempat berada pada kondisi bangkrut dan gray area. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berada pada kondisi gray area. PT. Ultrajaya Milk Tbk berada pada kondisi gray area dan sempat dikatakan bangkrut. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berada pada kondisi gray area dan sempat dikatakan bangkrut. PT. Mayora Indah Tbk mempunyai kondisi keuangan yang naik turun. Secara metodologi penggunaan metode Altman Z-Score dapat mengidentifikasi keadaan suatu perusahaan, namun secara faktual terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi saat ini Kata kunci : Laporan Keuangan, Analisis Z-Score

ABSTRACT Financial reports are one source of information that can be used to determine a company's financial position, performance and assist in making the right decision. This study aims to determine the use of methods of Altman Z-score in predicting corporate bankruptcies in Indonesia by using the data in the form of financial statements balance sheet and income statement of the company. Research method used is by using the method of Altman Z-Score that connects the coefficient 1.2 WCTA + 1.4 Reta + 3.3 EBITTA + 0.6 MVEBVL + 1 STA. The conclusion of this thesis is PT. Gudang Garam Tbk and PT. Kimia Farma Tbk is in healthy condition, PT. Kalbe Farma Tbk is in healthy condition but could be in the condition and the gray area out of business. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk is the condition of gray area. PT. Ultrajaya Milk Tbk is the gray area and the condition could be said bankrupt. PT. Indocement Tunggal Tbk initiative is in the condition of gray area and could be said bankrupt. PT. Mayora Indah Tbk has financial condition fluctuates. In the methodology using the method of Altman Z-Score can identify the state of a company, but sometimes factually inconsistent with the fact that current. Keywords: Financial Statements, Analysis of Z-Score PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Analisa laporan keuangan semata-mata dilakukan hanya untuk menunjukkan keberhasilan pemilik dan karyawan untuk jangka pendek. Dengan menekankan pada satu aspek saja, yaitu keuangan. Untuk mengatasi kelemahan ini maka dapat dipergunakan alat analisis yang menghubungkan beberapa rasio sekaligus untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Analisis ini dikenal dengan nama analisis Z-Score. Model Altman (Z-Score) merupakan salah satu model analisis multivariate yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan

perusahaan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat dipercaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi kebangkrutan serta kinerja keuangan perusahaan berdasarkan hasil analisis diskriminan dengan menggunakan model Altman berdasarkan rasio lima variabel. Data yang digunakan adalah berupa laporan neraca dan laporan laba rugi dari tujuh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Data yang terdapat dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif yaitu mengambil data sekunder berupa tujuh laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) terdiri dari PT. Gudang Garam Tbk, PT. Kimia Farma Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, PT. Ultrajaya Milk Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Mayora Indah Tbk. Data laporan keuangan yang berkaitan dengan penulisan ini adalah neraca dan laporan laba rugi pada periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 yang berakhir setiap tanggal 31 Desember. Metode Analisis Data Bardasarkan data yang diperoleh penulis yang akan digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berawal dengan tujuan penelitian yang dilakukan penulis, maka dilakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis diskriminan Altman Z-Score dengan perhitungan rasio lima variabel. Rasio-rasio yang dinilai dalam metode Altman antara lain : 1. Rasio modal kerja terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur likuiditas suatu perusahaan. Modal kerja merupakan selisish antara total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. X1 = Modal Kerja Total Aktiva (1)

2. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva. Rasio ini menggambarkan efisiensi usaha dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

X2 = Laba Ditahan Total Aktiva ................................................................................(2)

3. Rasio EBIT terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur produktivitas aktiva perusahaan terhadap laba sebelum bunga dan pajak. X3 = EBIT Total Aktiva ................................................................................(3)

4. Rasio modal sendiri terhadap total hutang. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modal sendirinya. X4 = Modal Sendiri Total Hutang ................................................................................(4)

5. Rasio penjualan terhadap total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari aktiva perusahaan merupakan suatu ukuran dari kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi yang kompetitif. X5 = Penjualan Total Aktiva ................................................................................(5)

PEMBAHASAN Pengertian Laporan Keuangan Kenyataan menunjukkan bahwa kegagalan suatu usaha seringkali berasal dari pembelian, perdagangan, atau ekspansi yang berlebihan. Kegagalan dan keberhasilan tidak selalu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan produk atau gagal mengamati pasar dalam jangka panjang, melainkan karena tidak memahami kondisi keuangan. Menurut James O. Gill & Moira Chatton (2003 : 2). Laporan Keuangan merupakan sarana utama membuat laporan informasi keuangan kepada orang-orang dalam perusahaan

(manajemen dan para karyawan) dan kepada masyarakat di luar perusahaan (bank, investor, pemasok dan sebagainya). Menurut Munawir (2004 : 5). Laporan Keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Menurut Prihadi (2007 : 29). Laporan Keuangan adalah hasil (output), sedangkan masukannya (input) berupa transaksi bisnis. Analisis Rasio Keuangan. Menurut Munawir (2004 : 64), analisa rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah orientasi masa depan, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan perusahaan. Definisi Kebangkrutan Kebangkrutan merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya (Prihadi, 2008 : 177). Penyebab Kebangkrutan Secara garis besar penyebab kebangkrutan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara makro (Darsono dan Ashari, 2005 : 101) Analisis Z-Score Analisis Kebangkrutan Z-Score, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan, maka berdasarkan analisis ini apabila nilai Z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,80 berisiko tinggi

terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila di atas nilai 2,99 atau Z > 2,99 aman dari kebangkrutan. Untuk menghitung nilai Z, terlebih dahulu kita harus menghitung lima jenis rasio keuangan, yaitu : 1. Modal Kerja terhadap Total Aktiva (XI). 2. Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2). 3. Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva (X3). 4. Nilai Pasar Modal Sendiri terhadap Total Hutang (X4).
5. Penjualan terhadap Total aktiva (X5).

Modal Kerja terhadap Total Aktiva Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja turun lebih cepat daripada total aktiva dan menyebabkan rasio ini menurun. Laba Ditahan terhadap Total Aktiva Rasio ini merupakan ukuran dari profitabilitas kumulatif perusahaan. Usia perusahaan dinyatakan secara implicit dalam rasio ini. Bila perusahaan mulai merugi, tentu saja nilai dari total laba ditahan dan rasio X2 akan menjadi negatif. Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva Rasio ini mengukur kemampulabaan tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva. Nilai Pasar Modal Sendiri terhadap Total Hutang Nilai modal sendiri atau nilai pasar modal sendiri yaitu jumlah saham beredar dikalikan harga pasar perlembar saham pada periode yang bersangkutan. Penjualan terhadap Total Aktiva Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan dan sebagai ukuran kinerja manajemen serta menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.

Tabel Rekap Uji Z-Score Tujuh Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

Sumber : Diolah Penulis

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk mempunyai kinerja keuangan yang sehat. PT. Kalbe Farma Tbk diprediksi akan bangkrut pada tahun 2001, dan 2002 berada pada kondisi gray area. Tahun selanjutnya 2003 sampai 2006 perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangan seehingga dapat berada pada kondisi sehat. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk diprediksi berada pada kondisi gray area selama 2001-2006. PT. Ultrajaya Milk Tbk diprediksi berada pada kondisi gray area dan sempat diprediksi akan mengalami kebangkrutan pada tahun 2003. Tahun 2001 sampai 2005 PT. Indocement Tunggal prakarsa diprediksi akan mengalami kebangkrutan, sedangkan tahun 2006 perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangannya walaupun masih berada pada kondisi gray area. PT. Mayora Indah Tbk diprediksi akan bangkrut tahun 2001, berada pada kondisi gray area di tahun 2002, 2003 dan 2005, sedangkan di tahun 2004 dan 2006 berada pada kondisi sehat, ini berarti perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangannya. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan dari Skripsi ini adalah PT. Gudang Garam Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk berada pada kondisi sehat, PT. Kalbe Farma Tbk berada pada kondisi sehat namun

sempat berada pada kondisi bangkrut dan gray area. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berada pada kondisi gray area. PT. Ultrajaya Milk Tbk berada pada kondisi gray area dan sempat dikatakan bangkrut. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berada pada kondisi gray area dan sempat dikatakan bangkrut. PT. Mayora Indah Tbk mempunyai kondisi keuangan yang naik turun. Secara metodologi penggunaan metode Altman Z-Score dapat mengidentifikasi keadaan suatu perusahaan, namun secara factual terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Implikasi Secara metodelogi penggunaan metode Altman Z-Score dapat mengidentifikasi keadaan suatu perusahaan, namun secara faktual terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi karena metode Altman itu sendiri mempunyai kelemahan tidak adanya rentang waktu yang pasti kapan kebangkrutan akan terjadi setelah hasil Z-Score diketahui lebih rendah dari standar yang ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. Penerbit ANDI. Yogyakarta. James, O. Gill dan Moira Chatton. 2003. Memahami Laporan Keuangan. Penerbit PPM. Jakarta. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Jakarta. Prihadi, Toto. 2007. Mudah Memahami Laporan Keuangan. Penerbit PPM. Jakarta. . 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : Tujuh Analisis Rasio Keuangan. Penerbit PPM. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai