Anda di halaman 1dari 8

3.2.

Pembahasan Filtrasi dalah Pembersihan larutan homogen dari partikel-partikel padatan dari suatu fluida dengan cara melewatkan medium penyaringan. Filtrasi dapat mengendapkan zat padatan yang tidak dikehendaki pada suatu larutan. Filtrasi merupakan pemisahan dari partikel-partikel padatan dan partikel-partikel fluida dari suatu bahan. Filtrasi dapat digunakan dalam pembersihan air minum, hingga pemisahan bahan pangan dari ekstaknya. Filtrat merupakan partikel fluida yang telah mengalami proses filtrasi. Terdapat tiga proses dalam pemisahan partikel fluida yaitu: transportasi, kemampuan menempel, dan kemampuan menolak. Yang dimaksud dengan transportasi adalah gerank zigzag antara partikel, sedimentsi serta gaya tarik menarik antara partikel. Kemampuan menempel adalah mengadsopsi partikel. Pada kemampuan menolah terjadi tumbukan antara partikel dengan gaya tolak menolak. Sentrifugasi merupakan metode yang digunakan untuk mencapainya suatu sedimentasi (pengendapan) partikel-partikel yang ada dalam suatu bahan yang dipisahkan dari fluida dengan gaya sentrifugasi. Gaya sentrifugasi adalah gaya memutar partikel-partikel, sehingga partikel yang berat jenisnya lebih besar akan mengendap di dasar tabung. Sentrifugasi bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses pemisahan dan pengendapan partikel. Prinsip kerja sentrifugasi adalah objek diputar secara horizontal pada jarak radial dari titik yang dikenakan gaya. Pada saat objek diputar, partikel akan berpencar dan berpisah sesuai dengan berat jenisnya. Gaya yang berperan dalam proses teknik sentrifugasi adalah gaya setrifugal. Sentrifugasi mempunyai kecepatan maksimum pada setiap alatnya. Dengan kecepatan yang tinggi maka gaya sentrifugal dalam memutarkan partikel akan semakin cepat. Pada partikel yang ukurannya kecil juga berpengaruh terhadap gaya yang dihasilkan pada sentrifugal. Dalam praktikum filtrasi dan sentrifugasi, bahan yang digunakan adalah buah nanas dan singkong. Untuk membedakan hasil filtrasi pada buah nanas yang sudah dihaluskan, maka digunakan alat-alat filtrasi yaitu penyaringan manual,

sentrifus 3600 rpm, sentrifus lab mikro, dan pompa vakum. Sedangkan singkong digunakan untuk membedakan pengaruh penirisan pada penyaringan manual dengan menggunakan alat sentrifus. Pada percobaan filtrasi buah nanas dengan penyaringan manual, sebelum dilakukan proses penyaringan, buah nanas mengalami proses penghalusan. Buah nanas diblender hingga halus dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:4 untuk memudahkan proses filtrasi. Kemudian buah nanas yang telah menjadi jus nanas disaring secara manual dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari penyaringan sederhana ini adalah memisahkan zat padatan dan zat fluida. Zat padatan akan mengendap diatas kain saring, begitu pula dengan zat fluida yang tersaring dan mengalir kedalam wadah. Pada proses penyaringan manual terjadi tanpa adanya tekanan, fluida mengalir karena adanya gaya grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah fluidanya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, volume awal dari jus nanas adalah 100 ml. Setelah terjadinya perlakuan penyaringan secara manual, bobot jus nanas mengalami penyusutan menjadi 82 ml. Proses penyaringan secara manual membutuhkan waktu 1 menit 50 detik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk mengfiltrasi 100 ml juice nanas memerlukan waktu yang kurang efisien. Jus nanas yang dihasilkan setelah proses filtrasi diperoleh warna dengan intensitas sangat kuning dan intensitas kejernihannya adalah keruh. Jus nanas dengan intensitas warna sangat kuning dan keruh menunjukan bahwa dalam hasil filtrasi tersebut masih banyak mengandung ekstrak nanas yang tidak dapat tersaring oleh kain saring. Faktor yang berpengaruh adalah tingkat ukuran partikel zat padat karena ukuran kain saring. Untuk rendemen juice nanas yang difiltrat menggunkan penyaringan manual adalah 82%. Berat awal jus nanas adalah 100 ml, kemudian berat juice nanas setelah terjadinya proses filtrasi adalah 82 ml. Rendemen adalah presentase dari produk yang telah dipisahkan dari produk yang tidak dikehendaki (zat padat), maka rendemen yang dihasilkan pada penyaring manual adalah 82%. Cara menghitung rendemen yang lain adalah Berat akhir/berat awal x 100%. Jadi 82/100 x100% = 82%.

Penyaringan manual mempunyai keuntungan salah satunya adalah menekan biaya produksi dari produsen. Pada penyaringan manual tidak memerlukan alat atau mesin yang berteknologi tinggi. Alat yang digunakan sederhana dan terjangkau. Kelemahannya adalah waktu produksi yang memerlukan waktu yang cukup lama. Pada percobaan berikutnya yaitu filtrasi buah nanas pada sentrifus 3500 rpm. Buah nanas yang digunakan adalah buah nanas yang telah mengalami proses penghalusan didalam mesin penghalus (blender). Buah nanas yang mengalami proses penghalusan tersebut ditambahkan air dengan perbandingan 1::4 untuk

mempermudah proses filtrasi. Prinsip kerja dari sentrifus 3500 rpm adalah mempunyai kecepatan yang tinggi dan dengan menggunakan waktu yang dapat disesuaikan pada alat sentrifus 3500 rpm. Untuk mempermudah penggunaanya, jus nanas dimasukkan kedalam tabung berukuran kecil. Tabung tersebut adalah tabung yang ukurannya telah disesuaikan dengan sentrifus 3500 rpm. Dalam sentrifus 3500 rpm, tabung yang dapat diletakkan dalam satu alat berjumlah 10 tabung. Kemudian sentifus ditutup, didalamnya terjadi proses pemutaran dengan kecepatan 3500 rpm. Dari masing-msing tabung, terjadi proses pertumbukan antara partikel-partikel yang menyebabkan gerak brown dan gaya tolak-menolak antara partikel. Setelah waktu yang ditentukan sudah selesai, maka sentrifus 3500 rpm akan terbuka. Kemudian tabung yang berisi hasil sentrifugasi didiamkan beberapa menit untuk memisahkan endapannya. Setelah terpisah endapannya, pengambilan zat fluida dapat dilakukan dengan mudah menggunakan pipet mikro karena bentuk tabungnya yang sesuai. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, volume awal jus nanas adalah 100 ml. Setelah dilakukan proses filtrasi menggunakan sentrifus 3500 rpm, volume jus nanas mengalami penyusutan menjadi 70 ml. Pada jus nanas yang difiltrasi menghasilkan endapan sebesar 30 ml dari berat awalnya. Endapan tersebut adalah zat padat yang merupakan ekstrak dari jus nanas. Sedangkan waktu yang diperoleh untuk filtrasi jus nanas menggunakan sentrifus 3500 rpm adalah selama 5 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan zat padat dengan zat fluida tergolong

memerlukan waktu yang lama. Dalam segi waktu, untuk kebutuhan produksi tidak efisien. Hasil filtrasi yang diperoleh menggunakan sentrifus 3500 rpm adalah memperoleh warna dengan intensitas bening dan tingkat kejernihannya adalah sangat jernih. Warna filtrat dapat dijadikan indikator penilaian suatu produk, seperti jus nanas hasil filtrasi sentrifus 3500 rpm dapat dinyatakan bagus karena hasil yang didapat adalah bening yang menandakan zat padatnya banyak yang mengendap dan tidak ikut bersama zat fluidanya. Rendemen jus nanas yang difiltrasi menggunakan sentrifus 3600 rpm adalah sebesar 70%. Rendemen tersebut didapat dari presentase hasil akhir stelah difiltrasi yaitu sebesar 70ml, kemudian dikonversikan menjadi 70%. Kemudian pada filtrasi buah nanas menggunakan sentrifus lab mikro buah nanas yang akan difiltrasi mengalami proses penghalusan terlebih dahulu, yaitu dengan, menggunakan blender. Untuk mempermudah dan memperlancar proses filtrasi, buah nanas yang akan dihaluskan diberikan tambahan air dengan perbandingan 1:4. Prinsip kerja alat ini adalah menggunakan gaya sentrifugal yang tidak diketahui kecepatannya. Alat ini menampung 6 efendorf yang berisi jus nanas yang akan difiltrasi, selanjutnya sebtrifus ditutup selama beberapa menit. Di dalam alat ini terjadi perputaran dengan gaya sentrifugal. Dari masing masing efendorf terjadi gerak brown. Gerak brown adalah gerak antar partikel-partikel dan terjadinya gerak tolak-menolak antara partikel, sehingga partikel-partikel akan berpencar sesuai berat jenisnya. Menurut Brown (1827) definisi gerak brown adalah gerak acak dari partikel-partikel mikroskopis yang melayang-layang dalam medium cair Setelah proses selesai, sentrifus lab mikro dapat dibuka manual. Efendrof yang sudah mengalami perlakuan gaya sentifugal didiamkan hingga terjadinya pemisahan antara zat padat dan zat fluidanya. Setelah terjadi pemisahan, zat fluidanya dapat diambil menggunakan pipet mikro. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, volume awal jus nanas adalah sebesar 100 ml. Setelah dilakukan sentrifugasi, volume jus nanas menyusut hingga 58

ml. Ekstrak nanas yang terbentuk adalah sebesar 42 ml dari volume awalnya. Teknik penggunaan sentrifus lab mikro dengan sentrifus 3500 rpm hampir sama, namun perbedaan volumenya mempunyai selisih yang jauh. Hal ini disebabkan karena pengambilan zat fluida dengan menggunakan pipet mikro pada efendrof lebih sulit dibandingkan dengan tabung pada sentrifus 3500 rpm. Ukuran efendrof yang tidak sesuai (kecil) menyulitkan dalam pengambilan zat fluida pada efendrof, sehingga masih ada zat fluida yang masih tersimpan di dalam efendrof. Waktu filtrasi yang digunakan jus nanas pada sentrifus lab mikro adalah 1 menit. Dari segi waktu, penggunaan sentrifuse lab mikro lebih efisien. Hasil filtrasi pada jus nanas yang menggunakan sentrifus lab mikro adalah intensitas warnanya Agak kuning dengan intensitas kejernihannya yaitu jernih. Intensitas warnanya yang agak kuning menggambarkan bahwa masih adanya ekstrak juice nanas yang terkandung namun tidak sebanyak pada penyaringan manual. Intensitas kejernihannya menggambarkan tidak banyaknya eksrtak yang terkandung dalam filtrat sehingga tidak keruh. Rendemen dari hasil filtrasi pada jus nanas menggunakan sentrifus lab mikro adalah sebesar 58%. Rendemen sebesar 58% diperoleh dari presentase volume akhir setelah filtrasi yaitu sebesar 58 ml, kemudian dikonversikan menjadi 58%. Pada sentrifus lab mikro penentuan waktu tidak langsung tertera pada alatnya, hal ini yang menjadi nilai kurang dalam penggunaannya. Dapat disimpulkan sentrifus lab mikro tidak dapat digunakan secara teliti untuk menghitung jumlah filtrasi yang dihasilkan. Percobaan selanjutnya filtrasi menggunakan pompa vakum. Buah nanas mengalami perlakuan penghalusan terlebih dahulu dengan ditambahkan air dengan perbandingan 1:4. Setelah terjadinya proses penghancuran, buah nanas mengalami perubahan bentuk menjadi jus nanas. Jus nanas adalah bahan yang akan difiltrasi menggunakan pompa vakum. Prinsip kerja pompa vakum adalah memfiltrat jus nanas dengan menggunakan tekanan. Pada pompa vakum akan terjadi proses penyedotan larutan (divakumkan). Mekanisme kerjanya adalah jus nanas yang ingin difiltrat, mendapat perlakuan penyaringan terlebih dahulu dengan menggunakan kertas saring. Hubungkan katup

erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa. Pada saat bagian bawah vakum, cairan dari wadah atas akan tertarik untuk melewati filter menuju bagian bawah. Setelah semua juice nanas melewati membran filter maka akan tertampung di erlenmeyer. Zat yang tertampung di erlenmeyer merupakan hasil filtrat dari jus nanas. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, volume awal jus nanas sebelum difiltrasi adalah sebesar 100 ml. Setelah difiltrasi, jus nanas mengalami penyusutan sehingga volumenya menjadi 91 ml. Ekstrak yang dapat dipisahkan dengan menggunakan pompa vakum adalah sebesar 9 ml. Berdasarkan hasil yang diperoleh, volume sebelum dan sesudah filtrasi tidak mempunyai selisih yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya penyedotan jus nanas secara vakum. Kelebihan pompa vakum dalam industri adalah menghasilkan filtrat yang lebih banyak dibandingkan dengan alat filtrasi lainya. Namun waktu yang digunakan untuk memfiltrat tidaklah efesien, yaitu sekitar 2 menit 06 detik. Hasil filtrasi menggunakan pompa vakum adalah menghasilkan warna dengan intensitas kuning, dan intensitas kejernihan yang tergolong agak jernih.. Warna kuning disebabkan oleh masih adanya ekstrak yang terkandung pada filtrat yang dihasilkan, sedangkan kejernihannya yang agak jernih menggambarkan masih adanya ekstrak yang menyebabkan kejernihannya berkurang. Filtrasi menggunakan pompa vakum dapat menghasilkan rendemen sebesar 91%. Rendemen sebesar 91% diperoleh dari filtrat jus nanas yang telah mengalami proses filtrasi yaitu sebesar 91 ml. Rendemen diperoleh dari hasil presentase volume akhir filtrat yang dikehendaki. Hasil rendemennya yang tinggi menyebabkan pompa vakum paling efisien penggunaannya dalam industri. Selanjutnya pada percobaan penirisan manual untuk keripik singkong. Singkong yang digunakan adalah singkong yang telah dikupas kulitnya dan dicuci hingga bersih. Kemudiaan singkong diiris kecil-kecil dan tipis supaya luas permukaannya semakin besar. Luas permukaan yang besar akan mempermudah proses pematangan pada singkong yang digoreng. Singkong yang telah matang, ditiriskan secara manual.

Berat awal keripik singkong yang telah diiris tipis adalah sebesar 452 gr. Kemudian berat kripik singkong yang telah digoreng adalah sebesar 210 gr. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan berat dari kripik singkong. Penurunan berat pada kripik singkong disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kandungan air yang terdapat pada singkong karena proses perendaman singkong dalam air untuk menghilangkan racun yang terkandung dalam singkong. Racun tersebut adalah kandungan HCN yang dapat membahayakan kesehatan tubuh jika mengkonsumsinya. Salah satu sifat HCN adalah larut dalam air, maka dilakukan perendaman. Faktor lainnya yang menyebabkan penurunan berat pada kripik singkong adalah ketika pemasakan. Kripik singkong akan mengalami pengeringan hingga menjadi ukuran yang lebih tipis lagi. Namun pada proses pemasakan terjadi penyerapan minyak. Untuk mengurangi kadar minyak yang terkandung dalam kripik singkong, maka dilakukan penirisan. Penirisan yang dilakukan adalah secara manual dengan cara sedikit mengayak kripik singkong pada penyaringan agar minyaknya jatuh pada wadah dan berkurangnya kadar minyak yang menempel pada kripik singkong. Waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi kadar minyak pada proses penyaringan manual adalah selama 5 menit. Pada industri, waktu yang digunakan tidak efisien karena memakan waktu yang lama untuk sekali produksi. Kripik singkong yang dihasilkan dengan proses penyaringan manual dari segi organoleptik menghasilkan warna kuning keemasan dengan tekstur sedikit berminyak dan agak renyah. Penyebab kurang renyahnya kripik singkong adalah masih terdapatnya minyak yang terkandung dalam kripik singkong. Rendemen kripik singkong yang dilakukan penirisan secara manual adalah sebesar 1,90%. Pada percobaan selanjutnya dilakukan penirisan sentrifus pada kripik singkong. Singkong yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian singkong mendapat perlakuan pengirisan menggunakan pisau dapur. Singkong diiris tipis-tipis supaya memperluas luas permukaan singkong pada saat penggorengan. Semakin besar luas permukaannya maka akan mempercepat proses pematangan. Berat awal kripik singkong sebelum pemasakan adalah sebesar 452 gr. Kemudian berat kripik singkong yang telah digoreng adalah sebesar 189 gr. Berat kripik

singkong mengalami penurunan sebesar 263 gr. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perubahan berat dari kripik singkong, diantarannya adalah kandungan air yang terdapat pada kripik singkong waktu perendaman. Perendaman dilakukan untuk menghilangkan HCN karena salah satu sifat HCN adalah larut dalam air. HCN merupakan racun yang berbahaya yang terkandung di dalam singkong. Selain kandungan air, faktor yang berpengaruh adalah besarnya api yang digunakan untuk menggoreng kripik singkong. Besarnya api dapat mempercepat proses pengeringan pada kripik singkong. Faktor lainnya adalah waktu pemasakan dan luas permukaan kripik yang terlalu tipis. Setelah proses penggorengan, perlakuan selanjutnya pada kripik singkong adalah penirisan minyak menggunakan alat sentrifuse. Prinsip kerja sentrifus adalah berputar dengan kecepatan tinggi. Pada sentrifus yang digunakan untuk penirisan kripik singkong terdapat rongga-rongga atau lubang kecil disekitar dindingnya. Salah satu fungsi lubang tersebut adalah untuk mengeluarkan minyak saat sentrifuse berputar dengan kecepatan tinggi. Berputarnya sentrifuse mengakibatkan kripik singkong terlempar disekitar dinding putaran. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap terlemparnya minyak dan keluar melalui lubang disekitar dinding sentrifus. Keripik singkong yang dihasilkan mempunyai kerenyahan yang cukup tinggi, tekstur yang tidak berminyak, dan warna kuning agak kecoklatan. Keripik singkong mempunyai kerenyahan yang cukup tinggi karena kandungan minyak pada keripik singkong tersebut sudah hampir tidak ada lagi. Sedangkan warna kripik yang kuning agak kecoklatan dikarenakan terjadi karena proses penggorengan yang cukup lama dan api yang digunakan juga besar. Rendemen untuk keripik singkong yang ditiriskan dengan menggunakan sentrifus adalah sebesar 11,1 %.

Anda mungkin juga menyukai