Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan I lmu pengetahuan dan Teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia, berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan I lmu Pengetahuan dan Teknologi. Peningkatan terhadap penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak lepas dari peran dunia pendidikan. Sistem pendidikan harus dikembangkan agar lebih terarah, serasi dan relevan dengan tuntutan kebutuhan dan selaras dengan perkembangan I lmu Pengetahuan dan Teknologi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk maksud di atas adalah dengan memperbaharui sistem pembelajaran. Setyosari (1990:1) menyatakan sistem pembelajaran adalah gabungan dari unsur -unsur dalam proses belajar, mengajar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaannya diawasi. Guru dalam hal ini merupakan komponen pendidikan yang berperan sebagai per ancang ( planne ), pelaksana r (executo ) , dan penilai (evaluato ) sistem pembelajaran. Usaha pembaharuan r r sistem pembelajaran ini terutama ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses belajar mengajar. Adanya pembahar uan kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan mar tabat rakyat Indonesia.

Salah satu konteks pembaharuan yang disoroti yaitu keefektifan metode pembelajaran (Nurhadi, 2004:1) . Metode yang sering digunakan kebanyakan guru dalam pembelajaran di SMP maupun SMA saat ini masih terpusat pada guru, sebagian besar aktivitas dilakukan oleh guru sedangkan siswa ber sifat pasif penerima informasi. Keadaan seperti ini menjadikan kurangnya keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Selain itu pembelajar an yang terpusat pada guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mencapai keberhasilan pembelajaran seperti yang diharapkan adalah dengan mengurangi metode ceramah dan menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar , sesuai dengan KTSP yang menuntut pembelajaran yang kontekstual dan konstruktivis. Pembelajaran yang berpusat pada guru, menjadikan kemampuan siswa tentang keterampilan proses sains lemah, sehingga prestasi belajar nya cenderung tidak mengalami kenaikan. Merujuk pada permasalahan di atas, DILAKUKAN observasi langsung ke sekolah yaitu di kelas VI II A dan VIII B MTs. Surya Buana Malang pada tanggal 9-21 Februar i 2010 dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam mengajar di kelas. Dari hasil observasi dengan melakukan wawancara baik dengan guru maupun dengan siswa serta melakukan pengamatan langsung pembelajaran di kelas VIII A dan VIII B pada pembelajaran biologi ditemukan beberapa permasalahan, permasalahan yang mendasar dalam hal ini adalah motivasi dan hasil belajar yang kurang. Kurangnya motivasi untuk belajar yang dimiliki oleh siswa ini dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya seperti banyak siswa yang ngobrol sendir i dengan temannya ketika guru menerangkan, selain itu juga ada yang saling

ber main kertas dengan teman sebangkunya, keadaan kelas ramai dan ber isik dengan aktivitas siswa yang bisa dikatakan sangat aktif dalam ber main maupun bercanda terutama untuk kelas VIII B. Ketika guru meminta siswa untuk bertanya mengenai mater i yang telah dijelaskan siswa menjadi sangat tidak aktif karena tidak ada yang mau bertanya. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dan guru member ikan suatu pertanyaan siswa cenderung tidak ada yang bisa menjawab, ada yang berani menjawab tetapi jawaban yang diberikan kurang tepat. Akibatnya hasil belajar yang diperoleh siswa cenderung rendah, terutama untuk kelas VIII B yang memiliki nilai rata-rata kelas untuk pelajaran Biologi di bawah kelas VIII A. Per masalahan-permasalahan tersebut dapat terjadi disebabkan beberapa hal, antara lain: 1. pengetahuan yang didapat siswa sebagian besar adalah bentukan guru. Guru menggunakan pembelajaran Multimetode. Beberapa metode yang sudah pernah digunakan oleh guru di antaranya: diskusi, pengamatan langsung, praktikum, simulasi, dan ceramah. Metode ceramah masih dominan dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, hal ini berakibat ketika guru bertanya ulang mengenai konsep tertentu siswa cenderung tidak dapat menjawab dengan benar karena lupa. 2. minat membaca yang dimiliki oleh siswa masih kurang, sehingga guru sering memaksa siswa dengan membuat catatan atau rangkuman mengenai materi yang akan dibahas selanjutnya. Hal ini dilakukan dengan harapan ketika gur u mengajar, siswa sudah memiliki bekal sebelumnya. 3. sebagian besar siswa tidak mempunyai buku atau sumber belajar, sehingga

siswa harus mengambil terlebih dahulu buku di perpustakaan agar dapat mengikuti pelajaran. 4 . siswa cenderung bosan dengan pembelajaran yang menekankan pada ceramah. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru untuk menimbulkan motivasi pada diri siswa agar siswa mempunyai prestasi yang optimal sangat penting, oleh karena itu perlu suatu model atau pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Salah satu model pembelajar an yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran Quantu m Teachin dengan kerangka rancangan TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, g demonstrasi, ulangi dan rayakan). Dengan penerapan model pembelajaran Quantum ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Teaching biologi. DePorter (2002:4) menyatakan Quantum adalah salah satu Teaching pendekatan pengajaran yang memberikan petunjuk spesisfik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses. Guru dalam Quantum sangat diharapkan sebagai aktor yang Teaching mampu memainkan ber bagai gaya belajar anak, mengorkestrasikan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam dir i anak. Prinsip dari Quantum adalah Bawalah dunia mereka ke dunia Teaching kita dan Antarkan dunia kita ke dunia mereka dan Semakin jauh Anda memasuki dunia siswa maka semakin jauh pengaruh yang dapat Anda berikan kepada mereka (DePorter, 2002:6).

Penelitian tentang penerapan Quantum pernah dilakukan oleh Teaching Suryatiningsih (2005) dengan judul Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi dengan Menerapkan Model Pembelajaran Edutainment Berdasarkan Quantum pada Pokok Bahasan Ekosistem di SMA Negeri Teaching 07 Kediri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa. Penelitian lain dilakukan oleh Safrida (2003) dengan judul Pengaruh Penerapan Quantu m Teachin terhadap Gaya Belajar dan Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Fis ika g Siswa Kelas I SMU Al-Maarif Singosar i Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Quantum Teaching belajar Fisika. cukup efektif untuk meningkatkan prestasi

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, penelitian ini mencoba mengkaji penerapan pembelajaran Quantum untuk Teaching meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. Sur ya Buana Malang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan di MTs. Surya Buana Malang.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Adakah pengaruh pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas VIII MTs. Surya Buana? terhadap motivasi belajar

2. Adakah pengaruh pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas VIII MTs. Surya Buana?

terhadap hasil belajar

3. Bagaimana persepsi siswa terhadap pembelajaran Quantum Teaching C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh pembelajaran Quantum Teaching belajar siswa kelas VIII MTs. Surya Buana. 2. Mengetahui pengaruh pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas VIII MTs. Surya Buana.

terhadap motivasi

terhadap hasil belajar

3. Mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran Quantum Teaching D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas VIII MTs. Surya Buana. 2. Ada pengaruh pembelajaran Quantum Teaching kelas VIII MTs. Surya Buana.

dan terhadap motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai ber ikut: 1. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar guru dapat menerapkan str ategi pembelajaran yang lebih ber variasi dan guru menjadi lebih terampil dalam melaksanakan profesinya sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

dalam rangka meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa, penelitian ini akan sangat bermanfaat agar tercipta keasyikan dan kegembiraan dalam suasana kegiatan belajar dan mengajar sehingga diharapkan siswa dapat lebih mempunyai motivasi dalam belajar dan dapat meningkatkan haisl belajarnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan/referensi dalam rangka melakukan kajian lebih lanjut dengan cakupan lebih luas dan mendalam. 4 . Bagi institusi terkait (Diknas) agar dapat mengembangkan pembelajar an Quantum sebagai salah satu inovasi pembelajaran dalam Teaching menyongsong desentr alisasi pendidikan.

F. Asumsi Penelit ian 1. Motivasi belajar siswa diukur menggunakan angket motivasi belajar dengan asumsi bahwa jawaban siswa dalam angket motivasi belajar merupakan gambaran dari keadaan diri siswa yang sebenarnya. 2. Dalam mengerjakan pre dan post test , siswa dalam keadaan sehat jasmani test dan rohani serta berlaku jujur dan sungguh-sungguh mencer minkan kemampuan siswa. 3. Per sepsi siswa terhadap pembelajaran Qauntum diukur menggunakan Teaching angket persepsi siswa, dengan asumsi bahwa jawaban siswa dalam angket persepsi terhadap pembelajaran Qauntum Teaching keadaan diri siswa yang sebenarnya. merupakan gambaran dari

G. Ruang Lingkup 1. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B MTs. Surya Buana tahun ajar an 2009/2010. Kelas VIII A merupakan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran Multimetode dengan jumlah 29 orang siswa, sedangkan kelas VIII B merupakan kelas eksper imen yang menggunakan pembelajaran Quantum dengan jumlah 28 or ang siswa. Teaching 2. Materi yang diajarkan adalah materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan dengan kompetensi dasar Gerak pada Tumbuhan serta Hama dan Penyakit yang Menyerang Organ Tumbuhan. 3. Waktu pengambilan data pada kelas kontrol selama delapan kali pertemuan dan kelas eksperimen selama enam kali pertemuan.

H. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran Quantum merupakan suatu metode pembelajaran yang Teaching menuntut guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan car a menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajar nya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Sintaks dari pembelajaran Quantu m Teachin adalah TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, g Ulangi, dan Rayakan. 2. Pembelajaran Multimetode merupakan pembelajaran yang menggabungkan beberapa metode dalam suatu pembelajaran. Metode yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran antar a lain: diskusi, tanya jawab, simulasi, penugasan, dan pengamatan.

3. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang terjadi pada siswa baik dorongan yang ter jadi dar i faktor intrinsik maupun ekstr insik sehingga dapat menggerakkan semangat belajar siswa. Variabel ini diukur menggunakan angket yang di dalamnya tercantum poin-poin dar i strategi motivasi ARCS. Pengukuran motivasi belajar dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran Multimetode pada kelas kontrol dan Quantum Teaching dilakukan. 4 . pada kelas eksper imen

Hasil belajar siswa terdiri dari tiga poin yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor. - Kemampuan kognitif ditunjukkan dengan nilai tes awal dan akhir yaitu sebelum dan sesudah pembelajarn Multimetode pada kelas kontrol dan Quantum pada kelas eksper imen dilakukan. Teaching - Kemampuan afektif berupa keaktifan, keantusiasan, dan keceriaan siswa yang diamati dengan menggunakan lembar observasi selama KBM berlangsung. - Kemampuan psikomotor berupa kreativitas, aktivitas siswa, dan pr oses pembelajaran siswa saat kegiatan pengamatan dan pr aktikum yang diamati dengan lembar observasi selam KBM ber langsung.

Anda mungkin juga menyukai