Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM I. PENGKAJIAN DATA A. Data Subyektif 1.

Biodata Nama bayi Umur Jenis kelamin Biodata orang tua Nama Ibu/ Ayah Umur Ibu/ Ayah Agama Ibu/ Ayah Suku/ bangsa Ibu/Ayah Pendidikan Ibu/ Ayah Pekerjaan Ibu/ Ayah keluarga Alamat

: By. : 0 28 hari : laki- laki/ perempuan : Ny. / Tn. : : : untuk mengetahui adat istiadat yang dianut dan memudahkan berkomunikasi : mengetahui status sosial keluarga : untuk mengetahui status sosial ekonomi :

2. Keluhan Utama Ibu / keluarga mengatakan bayinya kejang 3. Riwayat Penyakit Sekarang Apakah bayi disertai demam atau tidak, lama kejang, berapa kali kejang, pola kejang apakah umum, lokal, tonik atau klonik. Apakah ada penyakit lain yang diderita saat pengkajian 4. Riwayat Penyakit Dahulu Apakah sebelumnya bayi pernah kejang? Apakah ada riwayat trauma kepala, ada/ tidak luka kotor ? 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Apakah ada keluarga yang menderita kejang ? 6. Riwayat Perinatal Ante natal : berapa kali ibu periksa kehamilan, imunisasi yang didapat, keluhan selama hamil, terapi/ obat- obatan yang didapat selama hamil. Intra natal : usia kehamilan saat persalinan, tempat persalinan, penolong persalinan, langsung menangis/ tidak, komplikasi saat persalinan, BBL/ PB Post natal : perawatan tali pusat, tali pusat lepas berapa hari 7. Riwayat Imunisasi Imunisasi yang sudah didapat.

8. Pola Kebiasaan sehari- hari Ditanyakan pola sebelum dan saat sakit Pola Nutrisi : ASI/ tidak, frekuensi minum ASI/hari Jika bayi mendapatkan PASI : jenis PASI, frekuensi/ hari. Pola Eliminasi : BAK : frekuensi, jumlah, warna, bau. BAB : frekuensi, warna, bau, konsistensi lunak; keras; cair; ampas; atau berlendir, teratur atau tidak. Pola Kebersihan Diri Mandi/ seka, frekuensi/ hari. Pola Istirahat Berapa jam sehari lama tidur B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum Tingkat kesadaran : setelah kejang selesai biasanya akan kembali normal seperti sebelum kejang Nadi : 60- 80 x/ menit Suhu : bila disertai demam maka suhu tubuh tinggi ( > 37,5 c) Respirasi : 16- 20 x/ menit BB : ..... gram BB saat lahir : ..... gram 2. Pemeriksaan Fisik Wajah : adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ? Mata : sklera ikterus/ tidak, konjungtiva anemis/ tidak, dilatasi pupil ada/ tidak. Telinga : kebersihan telinga, ada tanda- tanda infeksi telinga/ tidak. Hidung : ada/ tidak pernafasan cuping hidung, kebersihan hidung Mulut : adakah tanda sardonicus, trimus, cyanosis ? kebersihan lidah Leher : adakah tanda- tanda kaku kuduk, ada/ tidak pembesaran kelenjar tiroid, ada/ tidak pembesaran vena jugularis Dada : gerak pernafasan, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, ada/ tidak retraksi dada, adakah suara nafas tambahan, bunyi jantung normal/ tidak Abdomen : ada/ tidak distensi abdomen serta kekakuan otot abdomen, ada/ tidak meteorismus, ada/ tidak pembesaran lien dan hepar, peristaltik usus normal/ tidak, bila tali pusat belum lepas apakah ada tanda- tanda infeksi Kulit : turgor kulit, ada/ tidak oedema Ekstrimitas : ada/ tidak oedem, suhu pada daerah akral Genetalia : ada/ tidak oedem, ada/ tidak tanda- tanda infeksi 3. Pemeriksaan Penunjang a. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.

b. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dari biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. c. Magnetic resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah- daerah otak yang tidak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT d. Pemeriksaan darah : Glukosa darah : hipoglikemia merupakan predisposisi kejang BUN : peningkatan BUN mempunyai potensi kejang Elektrolit (K dan Na) : ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang. II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH Dx : By.... umur ... hari dengan tetanus neonatorum Ds : Ibu / keluarga mengatakan bayinya kejang Do : Pemeriksaan umum Tingkat kesadaran : setelah kejang selesai biasanya akan kembali normal seperti sebelum kejang Suhu : bila disertai demam maka suhu tubuh tinggi ( > 37,5 c) Pemeriksaan fisik Wajah : adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus Mata : sklera ikterus/ tidak, konjungtiva anemis/ tidak, dilatasi pupil ada/ tidak Mulut : adakah tanda sardonicus, trimus, cyanosis ? kebersihan lidah Leher : adakah tanda- tanda kaku kuduk, ada/ tidak pembesaran kelenjar tiroid, ada/ tidak pembesaran vena jugularis Abdomen : ada/ tidak distensi abdomen serta kekakuan otot abdomen, ada/ tidak meteorismus, ada/ tidak pembesaran lien dan hepar, peristaltik usus normal/ tidak, bila tali pusat belum lepas apakah ada tandatanda infeksi Pemeriksaan penunjang a. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. b. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dari biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. c. Magnetic resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah- daerah otak yang tidak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT d. Pemeriksaan darah : Glukosa darah : hipoglikemia merupakan predisposisi kejang

BUN : peningkatan BUN mempunyai potensi kejang Elektrolit (K dan Na): ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang. III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Kejang ulangan IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Pemberian obat anti konvulsan Pemberian oksigen tambahan Pemberian cairan parenteral V. INTERVENSI 1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan. 2. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang memakai pengamanan di ruang yang tenang dan nyaman R/ tempat yang nyaman dan tenang dapat mengurangi stimulasi yang dapat menimbulkan kejang. 3. Identifikasi dan hindari faktor pencetus R/ penemuan faktor pencetus untuk memutuskan rantai penyebaran toksin tetanus. 4. Sediakan tongue spatel untuk mencegah lidah jatuh kebelakang apabila pasien kejang R/ lidah jatuh dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas. 5. Kolaborasi dengan dokter R/ tugas dependent bidan. 6. Kolaborasi dengan tim laboratorium R/ menegakkan diagnosa. 7. Observasi TTV setiap 15- 30 menit setelah kejang R/ TTV indikator terhadap perkembangna penyakit dan gambaran status umum pasien. 8. Ajarkan kepada keluarga tentang perawatan yang harus dilakukan selama kejang R/ kerja sama yang baik akan membantu dalam proses penyembuhan. 9. Jelaskan tentang efek samping obat ( mual, muntah, kemerahan pada kulit) R/ efek samping yang ditemukan secara dini lebih aman dalam penanganannya. 10. Jelaskan pentingnya mempertahankan status kesehatan yang optimal dengan diit dan istirahat R/ status kesehatan yang baik membawa dampak pertahanan tubuh baik sehingga tidak timbul penyakit penyerta. VI. IMPLEMENTASI Pelaksanaan sesuai intervensi

VII. EVALUASI Tanggal / Pukul : S : Ibu/ keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan O : sesuai kondisi bayi saat dilakukan evaluasi A : P :

TUGAS INDIVIDU ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS ASUHAN KEBIDANAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY ... UMUR ... HARI DENGAN TETANUS NEONATORUM

OLEH ARIEANIS NURI FIRMANIA NIM 1102440013

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PRODI KEBIDANAN MALANG 2012

Anda mungkin juga menyukai