1

PERUMUSAN GAYA LORENTZ MELALUI TRANSFORMASI LORENTZ

GAYA DAN MEDAN SERTA BEBERAPA SIFATNYA
DI DUA KERANGKA INERSIAL

Rinto Anugraha NQZ
Jurusan Fisika FMIPA UGM

INTISARI

Dalam makalah ini dirumuskan gaya Lorentz melalui transformasi Lorentz gaya dan
medan. Ditinjau dua contoh, yaitu gaya Lorentz di dua kerangka inersial serta di kerangka
sedemikian gaya Lorentz di dua kerangka inersial tersebut lenyap.



DERIVATION OF THE LORENTZ FORCE VIA LORENTZ TRANSFORMATION
FOR FORCE AND FIELDS AND SOME OF ITS PROPERTIES
IN TWO INERTIAL FRAMES


ABSTRACT

In this paper we derive the Lorentz force via Lorentz transformation for force and fields.
We consider two examples, such as the Lorentz forces in two inertial frames and in the
frames so that the Lorentz ones are removed in two inertial frames.
2
I. PENDAHULUAN
Dalam elektrodinamika, gaya ponderomotif Lorentz memegang peranan penting. Gaya
tersebut menggambarkan interaksi antara muatan listrik (dapat diperluas ke monopol
magnet) yang bergerak dengan medan listrik maupun imbas magnet eksternal.

Biasanya, dalam buku-buku ajar elektrodinamika, penyajian gaya Lorentz muncul terlebih
dahulu daripada kaedah transformasi Lorentz besaran-besaran elektrodinamik seperti E
r

dan B
r
. Setelah gaya Lorentz yang menggambarkan interaksi partikel bermuatan q
berkecepatan v
r
dengan medan luar E
r
dan B
r
diperkenalkan, selanjutnya dengan
menggunakan kaedah transformasi Lorentz besaran-besaran gaya, kaedah transformasi
Lorentz besaran-besaran elektrodinamik segera muncul, seperti yang terdapat pada Muslim
(1996).

Dalam paper ini akan diturunkan pendekatan yang berbeda, dimana terlebih dahulu akan
diperkenalkan kaedah transformasi Lorentz besaran vektor4 dan tensor medan
elektrodinamika yang akan menghasilkan kaedah untuk gaya, kecepatan serta medan E
r

dan B
r
. Dengan menggunakan transformasi Lorentz, dapat diperoleh gaya Lorentz bagi
partikel bermuatan q yang bergerak di kerangka K yang ekuivalen dengan gaya Coulomb di
kerangka rehatnya (K
0
atau K
~
). Kerangka K
~
bergerak terhadap K sedemikian sehingga
partikel rehat di K
~
. Selanjut nya ditinjau beberapa contoh kasus, seperti penyajian gaya
Lorentz di dua kerangka bergerak K dan K
~
serta di kerangka sedemikian sehingga gaya
Lorentz di dua kerangka K dan K
~
tersebut lenyap.

II. KAEDAH TRANSFORMASI VEKTOR DAN TENSOR
Ditinjau suatu ruang berdimensi N dengan koordinat
N
x . Dengan melakukan transformasi
ke koordinat
N
x
~
, kaedah transformasi yang menghubungkan vektor kontravarian

A dan

A
~
serta antara vektor kovarian

A dan

A
~
adalah (Lawden, 1982)

A
x
x
A

~
~
;

A
x
x
A
~
~

A
x
x
A

~
~
;

A
x
x
A
~
~

(1)
3
Sedangkan kaedah transformasi untuk tensor kontravarian dan kovarian berturut-turut
adalah

B
x
x
x
x
B

~ ~
~
;

B
x
x
x
x
B
~
~ ~

(2)

B
x
x
x
x
B
~ ~
~

B
x
x
x
x
B
~
~ ~

. (3)

Pada rumus-rumus di atas telah digunakan kesepakatan penjumlahan Einstein yang
menyatakan bahwa jika terdapat indeks berulang maka penjumlahan harus dilakukan
meliputi jangkauan indeks tersebut. Namun apabila tidak ingin dijumlahkan, maka harus
dituliskan secara eksplisit.

Ditinjau kerangka K dengan koordinat-4 ruang-waktu
) , , , (
3 2 1 0
x x x x x

= ) , ( ) , , , ( r
r
ct z y x ct (4)
serta kerangka K
~
dengan koordinat
)
~
,
~
,
~
,
~
(
~ 3 2 1 0
x x x x x

= )
~
,
~
( )
~
,
~
,
~
,
~
( r
r
t c z y x t c (5)
yang bergerak terhadap K dengan kecepatan konstan V
r
. Kaedah transformasi Lorentz
antara kedua koordinat dirumuskan sebagai (Muslim, 1996)
V V
V r
r r
r r
r
r
r r
c
ct
V

+
2
) )( 1 ( ~
(6)
) / (
~
c ct t c V . r
r
r
. (7)

Bentuk transformasi di atas jika diambil komponennya dapat dituliskan menjadi
0 2
) / ( ) / ) 1 ( (
~
x c V x V V V x
m n
n
m m
n
m
+ (8)
n
n
x c V x x ) / (
~ 0 0
(9)
Dilakukan turunan parsial koordinat K
~
terhadap K yang menghasilkan
2
/ ) 1 (
~
V V V
x
x
n
m m
n
n
m
+

;
c
V
x
x
m m

0
~
;
c
V
x
x
m
m

0 ~
;

0
0 ~
x
x
(10)
4
Jika terdapat sembarang vektor4 ) , (
0
S
r
S S

, dengan menggunakan aturan derivatif

parsial di atas, kaedah transformasi vektor4 di dua kerangka tersebut adalah
) / (
~
0 0
c S S V . S
r r
(11)
c S V / / ) )( 1 (
~
0 2
V V V . S S S
r r r r r r
+ (12)
dengan komponen sejajar dan tegaklurus terhadap V
r
berturut-turut adalah
) / (
~
0
// //
c S V S S
r r r
;

S S
r r ~
. (13)
Kaedah inversi persamaan (11)(13) adalah
) /
~
~
(
0 0
c S S V . S
r r
+ (14)
c S V /
~
/ )
~
)( 1 (
~
0 2
V V V . S S S
r r r r r r
+ + (15)
) /
~
~
(
0
// //
c S V S S
r r r
+ ;

S S
~r r
. (16)

Dari kaedah (7), jika diambil derivatifnya menjadi
dt c c d dt t d ) / 1 ( ) / (
~ 2 2
V . v V . r
r
r
r
r
(17)
dengan
dt d / r v
r r
. (18)
Jika kerangka K
~
diambil sebagai kerangka rehat, berarti
v V
r
r
,
2 2 2
/ 1

c v , dan d t d
~
(19)
sehingga
dt d
1
. (20)
dengan d adalah selang waktu pribadi yang bersifat invarian.

Dari vektor koordinat4 kontravarian yang terdapat pada persamaan (4), agar diperoleh
vektor kecepatan4 kontravarian

v , maka vektor koordinat4

x diturunkan terhadap
invarian d secara
) , ( / ) , ( /
1
v r
r r


c dt ct d d dx v

. (21)

5
Vektor momentum4 kontravarian

p diperoleh melalui perkalian massa invarian m

dengan

v :
) , / ( ) , / (
2
p v
r r
c E m c mc mv p

(22)
dengan energi dan momentum3 berturut-turut dirumuskan
2
mc E ; v p
r r
m . (23)
Vektor gaya4 kontravarian

f dihasilkan dari derivatif

p terhadap invarian d :
) , / ( / F
r


cdt dE d dp f (24)
dengan
dt d / p F
r
r
(25)
adalah gaya3. Karena
r . F
r
r
d dW dE (26)
maka gaya4 di atas dapat dituliskan menjadi
) , / ( F v . F
r
r
r

c f . (27)

Dengan menggunakan persamaan (11), dari persamaan (21) dapat diperoleh bentuk
) / 1 (
~ 2
c V . v
r
r
(28)
sehingga kaedah transformasi kecepatan adalah
) / 1 (
/ ) )( 1 ( ~
2
2
c
V
V . v
V V V . v v
v
r
r
r r r
r r
r

+
(29)
dengan komponen sejajar dan tegaklurus berturut-turut adalah

) / 1 (
~
2
//
//
c V . v
V v
v
r
r
r
r
r

(30)

) / 1 (
~
2
c V . v
v
v
r
r
r
r

. (31)
Inversi transformasi kecepatan adalah

) /
~
1 (
/ )
~
)( 1 (
~
2
2
c
V
V . v
V V V . v v
v
r
r
r r r
r r
r
+
+ +
(32)
6

) /
~
1 (
~
2
//
//
c V . v
V v
v
r
r
r
r
r
+

(33)

) /
~
1 (
~
2
c V . v
v
v
r
r
r
r
+

(34)
Kaedah transformasi untuk gaya3 adalah
) / 1 (
/ ) ( / ) )( 1 (
~
2
2 2
c
c V
V . v
V v . F V V . F F
F
r
r
r
r
r r r r r
r

+
(35)
dengan komponen sejajar dan tegaklurus berturut-turut adalah

) / 1 (
/ ) (
~
2
2
//
//
c
c
V . v
V v . F F
F
r
r
r
r
r r
r

(36)

) / 1 (
~
2
c V . v
F
F
r
r
r
r

. (37)
Inversi kaedah transformasi gaya adalah
) /
~
1 (
/ )
~
~
( / )
~
)( 1 (
~
2
2 2
c
c V
V . v
V v . F V V . F F
F
r
r
r
r
r r r r r
r
+
+ +
; (38)

) /
~
1 (
/ )
~
~
(
~
2
2
//
//
c
c
V . v
V v . F F
F
r
r
r
r
r r
r
+
+
; (39)

) /
~
1 (
~
2
c V . v
F
F
r
r
r
r
+

. (40)

III. KAEDAH TRANSFORMASI LORENTZ E
r
dan B
r

Didefinisikan tensor medan elektromagnetik rank2 kontravarian yang dirumuskan sebagai

A A F (41)
dengan
) , / (
1


t c

dan ) , / ( A
r
c A

(42)
Komponen tensor

F tersebut adalah
0
00

mm
F F ; c E F F
n n n
/
0 0
;
k
mnk nm mn
B F F . (43)
Sementara itu di K
~
, tensor medan

F
~
tentu saja memiliki komponen
7
0
~ ~
00

mm
F F ; c E F F
n n n
/
~ ~ ~
0 0
;
k
mnk nm mn
B F F
~ ~ ~
. (44)

Selanjutnya akan dicari hubungan antara komponen tensor medan tersebut di dua kerangka
sebagai berikut:

F
x
x
x
x
F c E
n
n n

~ ~
~
/
~
0
0
=
ab
b
n
a
b
n
b
b
b
n
F
x
x
x
x
F
x
x
x
x
F
x
x
x
x

~ ~ ~ ~ ~ ~
0
0
0
0
0
0
0

= c E c V c V V V V
b n
b b
n n
b
/ )] / )( / ( ) / ) 1 ( ( [
2
+ +

k
abk
b
n n
b a
B V V V c V ) / ) 1 ( )( / (
2
+
= c B V c V c V c E
k a
akn n n
/ / ) )( ) 1 ( ( /
2 2 2
+ +

V . E
r r

= c cV V c E
n n n
/ ) ( / ) )( 1 ( /
2
B V V . E
r r r r
+ + (45)
sehingga dengan mengalikan hasil terakhir di atas dengan c serta menyatakannya dalam
notasi vektor diperoleh kaedah transformasi Lorentz :
2
/ ) )( 1 ( ) (
~
V V V . E B V E E
r r r r r r r
+ + (46)
Dari hasil terakhir di atas, kaedah untuk komponen sejajar dan tegaklurus E
~r
berturut-turut
adalah

// //
~
E E
r r
; (47)
) (
~

+ B V E E
r r r r
(48)
dengan inversi
)
~ ~
(

B V E E
r r r r
. (49)
Jika pada hasil di atas, telah diperoleh kaedah transformasi medan listrik, selanjutnya akan
dicer kaedah transformasi medan imbas magnet sebagai berikut.
ab
b
n
a
m
b
n
b
m
b
b
n m
mn
k
mnk
F
x
x
x
x
F
x
x
x
x
F
x
x
x
x
F B

~ ~ ~ ~ ~ ~
~ ~
0
0
0
0

= c E V V V c V V V V c V
b
b
m m
b
n
b
n n
b
m
/ )] / ) 1 ( )( / ( ) / ) 1 ( )( / [(
2 2
+ +
+
k
abk
b
n n
b a
m m
a
B V V V V V V ) / ) 1 ( )( / ) 1 ( (
2 2
+ +
=
2
/ ) ( c V E V E
m n n m
+
k
mnk
B + ) )( 1 (
2 2
V V B V V V B V
m
k a
akn n
k b
mbk

=
2
/ ) ( c
k
mnk
V E
r r
+
k
mnk
B + ) / ) ( ( ) 1 (
2
V V B
k k
mnk
V . B
r r

8
= ] / ) ( ) / ) )( 1 ( ( [
2 2
c V V B
k k k
mnk
E V V . B
r r r r
+ (50)
atau
] / ) ( ) / ) )( 1 ( ( [
~
2 2
c V V B B
k k k k
E V V . B
r r r r
+ . (51)

Dengan menyatakannya dalam notasi vektor diperoleh kaedah transformasi Lorentz :
2 2
/ ) )( 1 ( ) / (
~
V c V V . B E V B B
r r r r r r r
+ (52)
Kaedah untuk komponen sejajar dan tegaklurus B
~r
berturut-turut adalah

// //
~
B B
r r
; (53)
) / (
~
2
c

E V B B
r r r r
(54)
dengan inversi
) /
~ ~
(
2
c E V B B
r r r r
+

. (55)

IV. PENURUNAN GAYA LORENTZ DARI GAYA COULOMB
Jika sebuah muatan uji q yang rehat berada dalam medan listrik E
r
maka gaya Coulomb
yang dirasakan muatan tersebut sebesar
E F
r r
q . (55)

Ditinjau sebuah partikel bermuatan q yang bergerak di kerangka K dengan kecepatan v
r
. Di
kerangka K terdapat medan E
r
dan B
r
. Selanjutnya dipilih kerangka K
~
yang merupakan
kerangka rehat partikel tersebut (K
0
) untuk mana K
~
bergerak terhadap K dengan kecepatan
v V
r
r
. Di kerangka K
~
, tentu saja medan elektrodinamiknya adalah E
~r
dan B
~r
. Mengingat
partikel rehat di K
~
( 0 v
r
r

~
), gaya Coulomb yang dirasakan oleh partikel di K
~
adalah
E F
~ ~ r r
q , (56)
yang jika diuraikan dalam komponen-komponen sejajar dan tegaklurus menjadi

// //
~ ~
E F
r r
q (57)
dan

E F
~ ~ r r
q . (58)
9
Dengan menggunakan kaedah transformasi Lorentz untuk gaya pada persamaan (39) dan
(40), diperoleh
V v
V v F F
F
r
r
r
r
r r
r
+
+

~
)
~
~
(
~
2
//
2
//
c
c
=
// // //
~ ~
E E F
r r r
q q (59)
)
~
(
~
2
2
V v
F
F
r
r
r
r
+

c
c
= ) (
~ ~
1 1
B V E E F
r r r r r
+

q q . (60)
Gaya yang dirasakan partikel di K adalah
) ( ) (
//
B v E B V E F F F
r
r
r r r r r r r
+ + +

q q , (61)
mengingat telah dipilih v V
r
r
. Gaya di atas adalah Gaya Lorentz yang mengatur interaksi
muatan q dengan medan E
r
dan B
r
. Gaya Lorentz di K
~
adalah
)
~
~
~
(
~
B v E F
r
r
r r
+ q (62)
dan untuk kasus partikel rehat di K
~
diperoleh
E F
~ ~ r r
q (63)
yang sama dengan ungkapan (55).

Dari perumusan gaya Lorentz di K
~
menurut persamaan (61) atau (62), selanjutnya ingin
ditunjukkan konsistensi perumusan gaya Lorentz di K melalui transformasi besaran-besaran
gaya3, medan listrik, imbas magnet dan kecepatan3.

Dimulai dari

+ F F F
r r r
//
=
V v c
c
//
2
// // //
2
~
)
~
~
~
~
(
~
+
+ +

V v F v F F
r
r
r
r
r r
+
)
~
(
~
//
2
2
V v c
c
+

F
r
. (64)
Pertama kali dicari perumusan untuk gaya
//
F
r
. Suku pertama ruas kanan persamaan (64)
dapat diuraikan menjadi berikut ini.

//
~
F
r
= )
~
~
(
//
+ B v E
r
r
r
q =

,
_

+

2
2
//
2
2
//
) (
) (
~
c
c
V v c
c
q
E V B v
E
r r r
r
r

=
1
1
]
1

+

V v c
c
q
//
2
//
2
//
) ( ) ( V v E B v
E
r
r
r r
r
r
, (65)
10

// //
~
~
v F
r
r
=
1
1
]
1

+

V v c
c
q
//
2
//
2
//
) ( ) ( V v E B v
E
r
r
r r
r
r
1
1
]
1

V v c
c
//
2
//
2
) ( V v
.
r
r

=
1
1
]
1

+
+

2
//
2
//
2
// //
2
//
2
// //
2
) (
) )( ( ) ( ) ( ) (
V v c
V v V c
V v c
V v E c
q
v E V v B v
r
r r
r
r
r
, (66)


v F
~
~
r
r
=

+ v B v E
~
] )
~
~
(
~
[
r
r
r
r
q
=
) (
]
~
~
~
~
) ( [
//
2
2
// //
V v c
c
q

+ + +


v
B v B v B V E
r
r
r
r
r
r r r
(67)
Karena

B v
~
~
//
r
r
=
2
2
//
2
//
2
) ( ) (
c
c
V v c
c

E V B V v
r r r r
r

=
V v c
V V v c
//
2
2
//
2
)] ( ) ( [

+

E B V v
r r r
r
, (68)

//
~
~
B v
r
r

=
) (
//
2
//
2
V v c
c

B v
r
r
(69)
maka persamaan (67) menjadi

v F
~
~
r
r
=
2
//
2 2
2
//
2 2
// //
2 2
//
2 2
) (
} )] ( ) ( [ ) )( ( {
V v c
c c V V v c V v c q

+ + + +

v . B v E B V v B V E
r
r
r
r r r
r
r r r

=
2
//
2 2
//
2
//
2 2 2 2
) (
} ) )( ( {
V v c
c V c qc

+ +

v . B v B v E
r
r
r
r
r
r

=
2
//
2 2
// //
4
) (
) ) ( (
V v c
qc



v . B v v . E
r
r
r r
r
. (70)
Dengan mengingat :

V v c
//
2 ~
1
+
=
4
//
2 2
) (
c
V v c
, (71)
maka
//
F
r
=
4
//
2 2
) (
c
V v c
1
1
]
1

+

V v c
c
q c
//
2
//
2
//
2
) ( ) ( V v E B v
E
r
r
r r
r
r

11
+
4
//
2 2
) (
c
V v c
1
1
]
1

+
+

2
//
2
//
2
// //
2
//
2
// //
2
) (
) )( ( ) ( ) ( ) (
V v c
V v V c
V v c
V v E c
q
v E V v B v
V
r
r r
r
r
r
r

+
4
//
2 2
) (
c
V v c

2
//
2 2
// //
4
) (
) ) ( (
V v c
qc



v . B v v . E
r
r
r r
r

= )] ( ) [(
2
// //
2
2
//
2
V V v V v c
c
q
+
E
r

+
1
1
]
1

V v c V v c c
V v
V v c c
V
c
q
//
2
//
2 2
//
2
//
2 2
2 2
2
2
1
) ( ) (
) . ( V v E
r
r
r

+
1
1
]
1

V v c
v
V v c
V
V v c
v
V
q
//
2
//
//
2
2
//
2
//
2 2
//
) (
V V V V
B v
r r r r
r
r

=
2
2
2
//
2

c
c
qE
r
+ ] 0 [ ) . ( V v E
r
r
r

q +
V
q
V
B v
r
r
r
//
) ( (72)
atau

//
F
r
=
//
) ( B v E
r
r
r
+ q (73)

Selanjutnya perumusan untuk

F
r
adalah sebagai berikut.
] )
~
~
(
~
[
~

+ B v E F
r
r
r r
q = )
~
~
( )
~
~
(
~
// //
B v B v E
r
r
r
r
r
+ +

q q q (74)
yang karena
) (
~
B v E E
r
r
r r
+

(75)

B v
~
~
//
r
r
=
2
2
//
2
//
2
) ( ) (
c
c
V v c
c E V B V v
r r r r
r

= [ ] ) ( ) (
2
// //
2
//
2
V V v c
V v c
+

E B V v
r r r
r
(76)

//
~
~
B v
r
r

=
) (
//
2
//
2
V v c
c

B v
r
r
. (77)
Jadi

F
r
=

F
~
) (
2
//
2
r
c
V v c

12
= [ ] B V E
r r r
+

2
//
2 2
) (
c
V v c q
+ [ ] ) ( ) (
2
// //
2
2
2
V V v c
c
q
+

E B V v
r r r
r
+
//
B v
r
r

q
= [ ] ) ( ) (
2
// //
2
2
2
V V v V v c
c
q
+

E
r
+
1
1
]
1

B V B V
r r r r
2
2 2
2
2 2
c
c
c
c
q
+
1
1
]
1

2
2
2 2
//
c
V
q B v
r
r
+
//
B v
r
r

q
=

E
r
q +

B v
r
r
//
q +
//
B v
r
r

q (78)
atau

F
r
=

+ ) ( B v E
r
r
r
q (79)

Dengan menggabungkan persamaan (73) dan (79) diperoleh
) ( ] ) ( ) [( ) (
// // //
B v E B v B v E E F F F
r
r
r r
r
r
r
r r r r r
+ + + + +

q q q . (80)

Jika gaya Lorentz lenyap di K
~
, salah satu kemungkinan adalah berlakunya hubungan
berikut :
v B E
~
~ ~
r
r r
(81)
atau
)
~
~
( )
~
~
( )
~
~
( )
~ ~
( )
~ ~
(
~ ~
// // // // // //
+ + + + + v B v B v B v v B B E E
r
r
r
r
r
r
r r
r r r r
. (82)
Dengan menggunakan sifat-sifat transformasi medan dan kecepatan diperoleh
) (
) (
) ( ) (
) (
) (
//
2
2
2
2
//
2
//
2
2
2
//
2
//
2
//
V v c
c
c
c
V v c
c
c
c
V v c
c

+ +



v E V B
V v E V B v B
B v E E
r
r r r
r
r
r r r
r
r
r
r
r r

( ) [
( )]


+
+ +

v E V v B
v E V V B V E V v B v B
r
r r
r
r
r
r r r r r r r
r
r
r
r
) (
) ( ) (
) (
1
2
//
2 2 2
//
2
//
2
c
c c c
V v c
ll

(83)
Dengan mengingat bentuk identitas
2
) ( V

E V E V
r r r r
; V v
// //
) (

E v E V
r
r
r r
; V v . E E v E V
r
r
r r
r
r r
) ( ) (
// //


V v (84)
13
serta memindahkan semua suku di ruas kanan yang mengandung E
r
ke ruas kiri, serta suku
di ruas kiri yang mengandung B
r
ke ruas kanan, diperoleh bentuk sebagai berikut. Ruas kiri
yang mengandung E
r
berbentuk :

V v c
V v
V v c
V v V
//
2
// //
//
2
//
2
//
) ( ) (

E V v . E E
E E
r r
r
r r
r r
(85)
yang dapat disederhanakan menjadi

) (
) ( ) (
//
2
//
2
V v c
c

+

V v . E E E
r
r
r r r
(86)
Sementara ruas kanan yang mengandung B
r
berbentuk :
[ ] ) (
) (
) (
//
2
//
//
2
2
V v B v B v B V B
r
r
r
r
r
r
r r r
+ +

+

V v c
c
(87)
yang dapat disederhanakan menjadi

[ ]
) (
) ( ) ( ) (
//
2
// //
2
V v c
c

+ +

v B v B v B
r
r
r
r
r
r
. (88)
Dengan menyamakan ungkapan (86) dan (88) diperoleh :
) ( ) ( ) ( / ) (
// //
2
//
v B v B v B V v . E E E
r
r
r
r
r
r r
r
r r r
+ + +

c (89)

Jika suku-suku yang berarah sejajar dan tegaklurus dipisahkan, dihasilkan
// //
2
//
/ ) (
v B v B E
v B V v . E E
r
r
r
r r
r
r r
r
r r
+



c
(90)
Selanjutnya penjumlahan dua persamaan tersebut menghasilkan
v B V v . E E
r
r r
r
r r

2
/ ) ( c (91)
yang jika dilakukan operasi perkalian titik dengan v
r
menjadi
v . v B V . v v . E
r r
r r
r r
r
) ( ) / 1 )( (
2
c = 0. (92)
Untuk sembarang v
r
dan V
r
yang keduanya c, nilai 0 / 1
2
c V . v
r
r
sehingga disimpulkan
bahwa
0 v . E
r
r
. (93)
Dengan mengisikan hasil (93) ke dalam persamaan (91) diperoleh
14
v B E
r
r r
. (94)
Gaya Lorentz di K adalah
0 B v v B B v E F
r r
r r
r r
r
r r
+ + ) ( ) ( q q . (95)
Hal ini menunjukkan bahwa jika di K
~
berlaku v B E
~
~ ~
r
r r
, maka di K juga berlaku
v B E
r
r r
. Ini sejalan dengan kaedah transformasi Lorentz bahwa jika gaya Lorentz di K
~

lenyap, maka di K juga lenyap.

V. DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Di atas telah dijelaskan bahwa melalui kaedah transformasi vektor-4 dan tensor-4, dapat
diturunkan kaedah transformasi gaya, medan listrik, medan imbas magnet dan kecepatan.
Dengan mengambil kasus partikel bermuatan bergerak di kerangka K dengan kecepatan v
r
,
serta dipilih kerangka K
~
sebagai kerangka rehat partikel tersebut, dapat ditunjukkan
dengan singkat gaya Lorentz bagi muatan tersebut di K akibat interaksi dengan kedua
medan. Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa untuk sembarang medan, kecepatan partikel
bermuatan, dan gaya, dapat ditunjukkan bahwa di kedua kerangka tersebut berlaku gaya
Lorentz. Terakhir ditinjau ketika gaya Lorentz di kedua kerangka lenyap, maka berlaku di
kedua kerangka tersebut : v B E
r
r r
.

VI. KESIMPULAN
1. Dengan menggunakan kaedah transformasi gaya, medan dan kecepatan serta
memanfaatkan Hukum Coulomb, dapat diturunkan perumusan gaya Lorentz. Telah
ditunjukkan pula perumusan gaya Lorentz tersebut di kedua kerangka inersial.
2. Telah ditunjukkan pula konsekuensi jika gaya Lorentz lenyap di satu kerangka
inersial, maka juga akan lenyap di kerangka inersial yang lain, yaitu invaransi relasi
v B E
r
r r
.

DAFTAR PUSTAKA

Lawden, D.F., 1982 : An Introduction to Tensor Calculus, Relativity and Cosmology, John
Wiley & Sons, Chicester.

Muslim, 1996 : Elektrodinamika Via Relativitas Khusus, Lab Atom-Inti, FMIPA UGM,
Yogyakarta.