PENDAHULUAN
akuntansi saja.
akan memberikan rekomendasi atau saran agar pada masa yang akan datang
1
2
membutuhkan modal kerja yang besar pula. Dengan besarnya jumlah uang
untuk dilindungi.
perusahaan akan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin
menghadapi resiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi
barang dagangan dalam jumlah tertentu yang disimpan dalam gudang untuk
3
selanjutnya dikeluarkan ke truk, kapal atau alat angkut lainnya dan kemudian
dagangan tersebut telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Audit atas
persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan memerlukan waktu yang
tahun), tentu saja ketentuan ini sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh
tahunan).
perusahaan. Oleh sebab itu, audit operasional atas persediaan barang sangat
hidupnya.
(PERSERO) PALEMBANG ?.
berikut:
1. Bagi Peneliti
BAB II
LANDASAN TEORI
7
8
2004), ditinjau dari jenis pemeriksaan maka audit dapat dibedakan atas:
perusahaan.
telah ditentukan.
kelompok, yaitu:
auditor
seksama
auditor
oleh auditor
14
bahwa:
tidak terpisahkan.
15
audit operasional yang dikemukakan oleh para ahli auditing, antara lain:
konstruktif).
17
lainnya).
18
secara efisien.
operasional adalah:
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan
operasional adalah:
dan efektifitas.”
merupakan:
telah ditetapkan.
operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini
ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor dan untuk
paling efisien.
pengelolaan.
yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.
dan ekonomisnya.
24
yang memadai.
1. perencanaan
penugasan.
kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu
2.4. Persediaan
aktiva:
maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau persediaan
adalah:
pemindahan
sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
28
berikut:
untuk diolah menjadi produk jadi. Dalam hal bahan baku yang
dari proses produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk
harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
tersebut.
perusahaan percetakan.
BAB III
KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
waktu peneliti. Peneliti hanya meneliti beberapa variabel saja yaitu audit
konsep serta variabel dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan
sebagai berikut :
Audit Operasional
Piutang
Keterangan:
31
32
yang murah
b. Pengelolaan persediaan yang tidak baik :
sebelumnya.
34
sebelumnya
e. Skala Ukur : Ordinal
3.3 Hipotesis
Palembang
35
BAB IV
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini pada PT. Pupuk Sriwijaya, Jl. Mayor Zen
Palembang.
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
4.4.1Wawancara
4.4.2Observasi
4.4.3Library Research
akhir.
4.5.1Coding
kode-kode
4.5.2Editing (Pengeditan)
Data yang telah selesai dikoding dan diediting lalu dimasukan ke dalam
kartu tabulasi.
1. Analisa Univariat
dalam meningkatkan Laba pada PT. Pusri ( Persero) Palembang Bulan Mei
2007.
2. Analisa Bivariat.
[ ( AD – BC) – n/2]²
n =
(A +B)(C + D)(A + C)(B + D)
Dimana :
X² = Nilai X² hitung
39
n = Jumlah Populasi
df = [baris - 1] [kolom - 1]
α =5%
BAB V
HASIL PENELITIAN
pada tanggal 24 Desember 1959, dengan Akte Notaris Eliza Pondang No.177
40
Negara (PN).
pupuk Pusri IB, Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV Keempat pabrik tersebut
40 yaitu :
pendiriannya dilakukan secara bertahap,
1. Pada tahun 1963 didirikan pabrik pupuk urea pertama yaitu Pusri I
2. Pada tahun 1974 didirikan pabrik urea kedua yaitu Pusri II dengan
3. Pada tahun 1976 didirikan pabrik pupuk urea ketiga yaitu Pusri III
4. Pada tahun 1977 didirikan pabrik pupuk urea keempat yaitu Pusri IV
5. Pada tahun 1990 didirikan pabrik pupuk urea kelima yaitu Pusri IB
sudah tidak layak untuk dipergunakan lagi, tetapi Pusri IB ini mulai
oleh Pertamina.
3. faktor air sebagai bahan dan pendingin mesin yang tersedia yang
diperoleh dari sungai Musi, dimana lakoasi Pabrik PT. PUSRI berada
berikut kapal-kapal angkutan pupuk curah dan armada kereta apai untuk
Indonesia. Kemudian menyusul industri pupuk di tanah air antara lain pendirian
PT. Petrokimia Gresik dan PT. Kujang pada tahun 1975, PT. Pupuk Kaltim
tahun 1977, PT. Pupuk Iskandar Muda pada tahun 1982. berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No.28 tahun 1997 dan PP no.34 tahun 1998, industri pupuk di
tanah air menjadi satu keluarga (Holding Company) atau satu wadah persatuan
Holding Company) dengan anak perusahaan yaitu industri pupuk di tanah air.
1997 dan nomor 28 tanggal 07 Agustus 1997 dengan akta notaris Imas Fatimah,
menetapkan seluruh saham Pemerintah pada Industri pupuk PT. Pupuk Kujang,
PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk, dan PT.
43
PT. Mega Eltra kepada PT. PUSRI dan selanjutnya Menteri Negara Penanaman
adalah salah satu perusahaan milik negara dengan tugas utama emproduksi
Visi
“Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri pupuk, petrokimia dan jasa-
pelanggan“.
Misi
nasional seperti yang tertera dalam UUD 1945, GBHN telah secara jelas
“Bapak Angkat”.
3. Sebagai Stabilator
Pengadaan pupuk adalah masalah yang tidak dapat dipisahkan dari masalah
saja pupuk yang berasal dari produksi sendiri tetapi juga pupuk dari unit-
unit produksi lainnya serta dari impor dengan prinsip 6 tepat yaitu : tepat
jumlah, waktu, jenis, tempat, harga, dan pembayaran (PT. PUSRI ditunjuk
45
a. Audit Operasional
46
dua yaitu cukup dan tidak cukup yang akan diuraikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5.1
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan audit operasional di
PT.Pusri Palembang Bulan Mei Tahun 2007
kompensasi 56,9%.
kelompok yaitu baik dan tidak baik yang akan diuraikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5.2
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan pengelolaan persedian
barang dagangan di PT.Pusri Palembang Bulan Mei Tahun 2007
dan df=1 dengan batas kemaknaan X² tabel > 3,841 bila X² hitung > x²
tabel yang berarti ada hubungan yang bermakna (signifiken) dan apabila
X² hitung < dari X² tabel maka tidak ada hubungan yang bermakna.
dibawah ini :
Tabel 5.3
Hubungan Antara Audit Operasional Dengan Peningkatan Laba PT.
Pusri Palembang Mei Tahun 2007
48
Peningkatan Laba
Variabel Terjadi Tidak Terjadi Jumlah
Audit Operasional Peningkatan Peningkatan Kemaknaan
n % n % N %
Cukup 19 76 6 24 25 100 X²=13,3
Kurang 8 24,2 25 75,8 33 100 Bermakna
Jumlah 27 31 58
Dari tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa proporsi
Dari hasil uji Chi-Square pada pada α=0,05 dan df=1 dimana
X² hitung = 35,9 lebih besar dari X² tabel = 3,841 ini berarti ada
peningkatan laba.
Peningkatan Laba
Tabel 5.4
Hubungan Antara Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan Dengan
Peningkatan Laba PT. Pusri Palembang Mei Tahun 2007
49
Peningkatan Laba
Variabel Terjadi Tidak Terjadi Jumlah
Pengelolaan Peningkatan Peningkatan Kemaknaan
Persediaan
n % n % N %
Baik 21 75 7 25 28 100 X²=17,6
Tidak Baik 5 16,7 25 83,3 30 100 Bermakna
Jumlah 26 32 58
Dari tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa proporsi karyawan
Dari hasil uji Chi-Square pada pada α=0,05 dan df=1 dimana
X² hitung = 35,9 lebih besar dari X² tabel = 3,841 ini berarti ada
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di PT Pusri Palembang bulan Mei – Juni tahun 2007,
Di PT Pusri Palembang. Sampel ini menurut Arikunto (1998) jika populasi lebih dari
100 maka sampel diambil 10-15 % jika populasi kurang dari 100 maka seluruh
Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dengan chek lists yang terdiri dari
Pada penelitian yang dilakukan di PT. Pusri Palembang Bulan Mei – Juni
tahun 2006 peneliti hanya membahas variabel Biaya Operasional dan Pengelolaan
Persedian.
Mei – Juni tahun 2007 didapatkan analisis univariat dari 58 responden. Dari
hasil analisis bivariat tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Audit
yang bermakna antara Audit Operasional dengan Peningkatan laba yang tepat
terbukti.
BAB VII
7.1. Kesimpulan
peningkatan laba 24 %.
52
peningkatan laba 24,2% dan Audit Operasional kurang maka tidak terjadi
peningkatan laba 16,7% dan Pengelolaan persediaan tidak baik maka tidak
7.2. Saran
meningkatan laba.
2. Bagi Peneliti
53
Lampiran 1
CHEK LIST
HUBUNGAN AUDIT OPERASIONAL DAN PENELOLAHAN PERSEDIAAN
BARANG DAGANGAN TERHADAP PENINGKATAN LABA PADA PT
PUSRI PALEMBANG BULAN MEI TAHUN 2007
Pengelolaan
Audit Operasional Peningkatan Laba
Persediaan
No Nama
Tidak Tidak
Cukup Kurang Baik Meningkat
Baik Meningkat
1. Ainal Farhan
54
2. Yulita Sari
3. Meli Yanita T
4. Nur fitria
5. Dhana Rizka
6. Devi Noviani
7. M. Taupan
8. Abi Ubaid
9. Yuli
10. Susiana
11. Didi Setiawan
12. Permata Sari
13. Dini Wahyuni
14. Reksi Yulistha
15. Ayu Febriani
16. Puria Asih
17. Maria Fadillah
18. Vevy Karlina
19. Engga Kela
20. Evi Efriani
21. Dwi Puspita
22. Ria Oktarina
23. Dahniar
24. Ade Lia Sepriani
25. Arema Yuana
26. Fitria Yanti
27. Melati Desiria
28. Deci indrawati
29. Yeni Wahyuni
30. Eva Oktarina
31. Astri Ningrum
32. Muhammad
33. Farid
34. Aini Meilita
35. Wenti Aisyah
36. Raden Ayu
37. Sari
38. Rica Savitri
39. Tenni
40. Mira Febrianti
41. Nyayu Atika
42. Erlis Kristian
43. Wiwin
44. Ridha Ferlani
45. M. Rizky
46. Lina Yatina
47. Budi Nugroho
48. Rika Oktaria
55
Lampiran 2
Tabel 5.5
Hubungan Antara Audit Opersional Dengan Peningkatan Laba PT.
Pusri Palembang Mei Tahun 2007
Peningkatan Laba
Variabel Terjadi Tidak Terjadi Jumlah
Audit Operasional Peningkatan Peningkatan Kemaknaan
n % n % N %
Cukup 19 76 6 24 25 100 X²=13,3
Kurang 8 24,2 25 75,8 33 100 Bermakna
Jumlah 27 31 58
(475 – 48) – 29 ²
= 58
(25) (33) (27) (31)
(398) ²
= 58
690525
(158404)
= 58
690525
9187432
=
690525
= 13,3
57
Lampiran 3
Tabel 5.8
Hubungan Antara Pengelolaan barang dagangan Dengan
Peningkatan Laba PT. Pusri Palembang Mei Tahun 2007
Peningkatan Laba
Variabel Terjadi Tidak Terjadi Jumlah
Pengelolaan Peningkatan Peningkatan Kemaknaan
Persediaan
n % n % N %
Baik 21 75 7 25 28 100 X²=17,6
Tidak Baik 5 16,7 25 83,3 30 100 Bermakna
Jumlah 26 32 58
(525 – 35) – 29 ²
= 58
(28) (30) (26) (32)
(461) ²
= 58
698880
(212521)
= 58
698880
12326218
=
698880
= 17,6
58
direktur utama bersama lima orang direktur lainnya yang diawasi oleh
kepala divisi.
1. Tingkat Direksi
8. Tingkat Staff
9. Tingkat Pelaksana
borongan kerja.
60
berikut.
Departemen Ketenagakerjaan.
semakin ketat. Langkah yang dilakukan oleh PT. PUSRI adalah melalui
(PADINI) atau Golden Shake Hand (GST). Dalam tahun 2001 realisasi
sebanyak 200 orang karyawan tamatan SMU dan Diploma (D3) untuk
program pensiun
DIREKTORAT
DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT
TEKNIK &
PRODUKSI KOMERSIL KEUANGAN LITBANG
PEREKAYASAAN
departemen :
1. Direktorat Utama
2. Direktorat Produksi
a. Departemen Operasi I
b. Departemen PKL
e. Departemen Pemeliharaan
64
3. Direktorat Komersil
mendapatkan order.
perekayasaan, yaitu :
d. Departemen Logistik
65
5. Direktorat Keuangan
yaitu
a. Departemen Keuangan
b. Departemen Akuntansi
c. Departemen Umum
produksi
harga pupuk.
jurnal material
66
dengan adjustmentnya
laporan keuangan.
6. Direktorat Litbang
a. Departemen Litbang
c. Departemen Perencanaan
67
sebagai berikut :
1. Produksi
digunakan dalam pembuatan pupuk terutama pupuk urea dan bahan kimia
2. Perdagangan
3. Pemberian Jasa
(kecuali konsultasi bidang hukum) dan jasa teknis lainnya, ekspedisi dan
4. Usaha Lainnya
usaha tersebut.
Bidang usaha yang dilakukan oleh PT. PUSRI mencakup tigal hal yaitu:
1. Produksi
sebesar.
- ZA : 660.000 ton/tahun
69
Pupuk dan amoniak tersebut diproduksi dari pabrik pupuk dalam negeri
a. Penyaluran Pupuk
lain urea, TSP, ZA, KCL dan KNO3. mulai dari lini 1 sampai
− Tiga unit kapal motor curah dengan kapasitas 7.300 ton per kapal.
− Tiga unit kapal motor curah dengan kapasitas 8.000 ton per kapal.
ton.
minyak dan gas bumi, semen dan mineral, dan power plant,
sebagainya.
roda gigi, rollers dan kontruksi baja, alat-alat berat dan alat-alat bantu
pabrik.
Palembang
1. Butiran pupuk urea (prill) yang telah selesai selesai diproduksi diserahkan
Penyerahan urea ini dilakukan pada akhir jam shift kerja, yaitu pada pukul
07.00, 15.00 dan 23.00. Penyerahan ini dibuatkan berita acaranya (B.A.).
Berita acara per per shift dikumpulkan untuk membuat laporan harian
produksi urea. Laporan harian ini kemudian diinput ke dalam komputer. Hal
ini berguna untuk mengetahui berapa persediaan urea yang telah selesai
diproduksi.
(RKAP). Ada yang dikantongi dan ada yang disimpan ke dalam gudang
3. Urea curah tersebut disimpan ke dalam gudang urea curah (in bulk storage),
penyimpanan ini dicatat oleh checker gudang ke dalam buku gudang. Setiap
73
akhir jam shift kerja ketiga, yaitu pukul 07.00, dibuat laporan penerimaan
urea curah per hari. Laporan ini kemudian diinput ke dalam komputer.
4. Jika tidak disimpan dalam bentuk curah, maka urea tersebut akan
dikantongi sesuai dengan jenisnya. Ada dua jenis urea kantong (in Bag),
yaitu urea bersubsidi dan urea non subsidi. Pengantongan urea ini dilakukan
Bagian Ekspedisi dan Dermaga Khusus. Oleh bagian ini urea kantong
tersebut disimpan di gudang urea kantong (in bag storage). Serah terima ini
juga dibuatkan berita acara serah terimanya dan dicatat oleh checker
gudang.
6. Pada setiap akhir jam shift kerja ketiga, yaitu pukul 07.00, dibuat laporan
tertentu.
subsidi.
Delivery Order.
b. Surveyor/appraisal
d. Checker Gudang
Setiap shift ada satu orang yang bertugas menjaga dan memonitor
urea yang keluar dicatat ke dalam time sheet dan tally sheet. Pengeluaran
9. Setelah selesai pemuatan urea ke truk, truk yang telah penuh menuju
10. Jika truk yang ditimbang sesuai dengan seharusnya maka truk boleh keluar,
tetapi jika truk lebih berat dari seharusnya maka truk harus kembali ke
11. Jika pengangkutan urea ke truk telah selesai, pihak surveyor (Sucofindo
2. Berbeda dengan pengiriman melalui truk, kapal laut bisa mengangkut dua
jenis pupuk urea, yaitu pupuk urea kantong (in bag) dan pupuk urea curah
(in bulk).
3. Departemen Sarwil akan menyiapkan kapal laut untuk membawa urea dari
memesan urea.
4. Jika masih tersedia kapal laut milik PT Pusri (Persero) sendiri, maka kapal
5. Jika tidak tersedia kapal laut milik sendiri, maka Departemen Sarwil akan
mencari kapal milik pihak ketiga untuk disewa. Pihak ketiga ini harus
6. Memo dan SPAP yang dikeluarkan oleh PPD tadi akan dibawa bersama
Gudang
10. Pelaksanaan pengisian urea ke palka kapal. Pengisian urea ini dicatat dalam
berita acara, tally sheet dan time sheet. Khusus untuk urea curah (in bulk),
11. Jika yang diangkut adalah urea curah, maka urea akan dimasukkan ke
adalah alat yang berbentuk cerobong persegi empat yang didesain khusus
untuk pemuatan pupuk urea curah (in bulk) yang dihubungkan dari gudang
muat 300 ton/jam yang terdapat di dermaga 2 dan 700 ton/jam untuk QL II
12. Setelah selesai pengisian, maka kapal dapat meninggalkan dermaga. Pihak