Anda di halaman 1dari 13

Hemodinamik dan Central Venouse Pressure (CVP) Jumat, 18 Juni 2010

Pendahuluan

Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik invasif atau noninvasive. Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompakan darah. Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan vena jugularis (jugular venous pressure). Pemantauan hemodinamik secara invasif, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh darah atau rongga tubuh

Indikasi Pemantauan Hemodinamik

a. Shock.

b. Infark Miokard Akut (AMI), yg disertai: Gagal jantung kanan/kiri, Nyeri dada yang berulang, Hipotensi/Hipertensi.

c. Edema Paru.

d. Pasca operasi jantung.

e. Penyakit Katup Jantung.

f. Tamponade Jantung.

g. Gagal napas akut.

h. Hipertensi Pulmonal.

i. Sarana untuk memberikan cairan/resusitasi cairan, mengetahui reaksi pemberian obat.

Parameter Hemodinamik

a. Tekanan vena sentral (CVP)

b. Tekanan arteri pulmonalis

c. Tekanan kapiler arteri pulmonalis

d. Tekanan atrium kiri

e. Tekanan ventrikel kanan

f. Curah jantung

g. Tekanan arteri sistemik

Central Venouse Pressure

Link: Central Venous Catheter

http://www.scribd.com/doc/3438819/CENTRL-VENOUSE-PRESSURE-CVP#

Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 10 mmHg.

Tempat Penusukan Kateter

Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan cutdown melalui vena sentral atau vena perifer, seperti vena basilika, vena sephalika, vena jugularis interna/eksterna dan vena subklavia.

Gelombang CVP

Gelombang CVP terdiri dari, gelombang:

a= kontraksi atrium kanan

c= dari kontraksi ventrikel kanan

x= enggambarkan relaksasi atrium triskuspid

v= penutupan katup trikuspid

y= pembukaan katup trikuspid

Cara Pengukuran CVP

Pengukuran CVP secara nonivasif dapat dilakukan dengan cara mengukur tekanan vena jugularis. Secara invasif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena kava superior atau atrium kanan, teknik pengukuran dptemnggunakan manometer air atau transduser, 2) Melalui bagian proksimal kateter arteri pulmonalis . Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem transduser.

Tekanan Vena Jugularis

Pasien dalam posisi berbaring setengah duduk,kemudian perhatikan; 1) denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba tetapi bisa dilihat. Akan tampak gel a (kontraksi atrium), c (awal kontraksi ventrikel-katup trikuspid menutup), gel v (pengisian atrium-katup trikuspid masih menutup), 2) normal,pengembungan vena setinggi manubrium sterni, 3) ila lebih tinggi bearti tekanan hidrostatik atrium kanan meningkat, misal pada gagal jantung kanan . Menurut Kadir A (2007), dalam keadaan normal vena jugularis tidak pernah membesar, bila tekanan atrium kanan (CVP) naik sampai 10 mmHg vena jugulais akan mulai membesar. Tinggi CVP= reference point tinggi atrium kanan ke angulus ludovici ditambah garis tegak lurus, jadi CPV= 5 + n cmH2O.

Pemantauan CVP dengan Manometer

Persiapan untuk pemasangan

a. Persiapan pasien

Memberikan penjelasan pd klien dan lg ttg:

tujuan pemasangan,

daerah pemasangan, &

prosedur yang akan dikerjakan

b. Persiapan alat

Kateter CVP

Set CVP

Spuit 2,5 cc

Antiseptik

Obat anaestesi lokal

Sarung tangan steril

Bengkok

Cairan NaCl 0,9% (25 ml)

Plester

Persiapan untuk Pengukuran

a. Persiapan Alat

Skala pegnukur

Selang penghubung (manometer line)

Standar infus

Three way stopcock

Pipa U

Set infus

b. Cara Merangkai

Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%

Mengeluarkan udara dari selang infuse

Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock

Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse

Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock

Mengeluarkan udara dari manometer line

Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O

Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang

c. Cara Pengukuran

Memberikan penjelasan kepada pasien

Megatur posisi pasien

Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala pengukur atau tansduser

Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila

Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi

Membereskan alat-alat

Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai

Pemantauan dengan Transduser

Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan tekanan darah arteri sistemik.

a. Persiapan pasien

Memberikan penjelasan ttg: tujuan pemasangan, daerah pemasangan, dan prosedur yang akan dikerjakan

Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah pemasangan

b. Persiapan untuk penusukan

Kateter sesuai kebutuhan

Set instrumen steril untuk tindakan invasif

Sarung tangan steril

Antiseptik

Obat anestesi lokal

Spuit 2,5 cc

Spuit 5 cc/10 cc

Bengkok

Plester

c. Persiapan untuk pemantauan

Monitor

Tranduser

Alat flush

Kantong tekanan

Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)

Heparin

Manometer line

Spuit 1 cc

Three way stopcock

Penyanggah tranduser/standar infus

Pipa U

Infus set

d. Cara Merangkai

Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian memasukkannya ke dalam cairan infuse

Menghubungkan cairan tsb dg infuse

Mengeluarkan udara dari selang infuse

Memasang cairan infus pada kantong tekanan

Menghubungkan tranduser dg alat infuse

Memasang threeway stopcock dg alat flush

Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush

Menghubungkan manometer dg threeway stopcock

Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan (untuk memudahkan beri sedikit tekanan pada kantong tekanan)

Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg

Menghubungkan kabel transduser dengan monitor

Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang

Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran

e. Cara Kalibrasi

Lavelling

Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka threeway ke arah udara

Mengeluarkan cairan ke udara

Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat angka nol

Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah udara

Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik

Peranan Perawat

1. Sebelum Pemasangan

Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan

Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur posisi sesuai dg daerah pemasangan

2. Saat Pemasangan

Memelihara alat-alat selalu steril

Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dpt terjadi pada saat pemasangan spt gg irama jtg, perdarahan

Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedurdilakukan

3. Setelah Pemasangan

Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara: 1) melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS IV dengan midaksila, 2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas , atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien, 3) melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi monitor/transduser, setiap shift, ragu terhadap gelombang.

Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.

Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.

Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.

Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, & infark pulmonal).

Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.

Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).

Anda mungkin juga menyukai