4 Moluska
Semua kelas moluska mengandung spesies dengan sekresi kalsiumkarbonat. Secara geologi kelas yang paling penting adalah sebagai berikut, kelas bivalvia (pelecipodha), gastrophoda, scaphopoda, chiton dan cephalopoda. Ciri khas kerang moluska terdiri dari tiga atau lebih lapisan. Lapisan terluar biasanya periostracum chitinous, lapisan dalam yang berkapur dengan matriks organik 2-3%. Tujuh jenis mikro struktur telah diakui dalam moluska (lihat contoh pada Tabel 4.2). i. ii. Nacreous (terbentuk oleh butiran aragonitic kecil) Prisma (lurik prisma sederhana kalsit atau aragonit. dan prisma gabungan dari aragonit) iii. iv. Homogen (aragonit kristal sangat halus) Foliated (lembaran halus kalsit dikelompokkan menjadi unit yang lebih besar yang lenticular adalah sub-sejajar dengan permukaan shell) v. vi. Crossed-lamerlar (tiga struktur pelat aragonitic mulai terbentuk) Kompleks crossed-lamelar ( pembentukan yang rumit unit orde kedua lapisan dari aragonit.) vii. Lapisan Myostracal (deposit aragonitic di bawah area lapisan otot).
4.4.1 Bivalvia Moluska bivalve adalah salah satu produsen utama penghasil karbonat bentonik sedimen laut modern. Ukuran umumnya adalah antara 10 dan 100 mm diameter.
skeletal.
Katup
terletak dentate
disepanjang dan
pertumbuhannya dipengaruhi oleh proses sekresi dari kalsium karbonat pada bagian terluar dari mantel. Struktur skeletal ditunjukkan pada
Gambar 4.10. Sebagian besar kerang bivalve adalah aragonit (misalnya Tridacna dan Arca) dengan nacreous dan silang pipih (Gambar 4.11) struktur internal menjadi sangat umum. Tiram (misalnya Ostrea dan Crassostrea) adalah contoh dari sekelompok calcitic (0-5 mol% MgCO3) bivalvia yang memiliki struktur foliated (Gambar 4.12). Pada kerang dengan campuran mineralogi (misalnya
Mytilus dan Pinna), dengan lapisan luar (umumnya prismatik atau foliasi) adalah calcitic, dan dengan lapisan dalam (umumnya nacreous atau dilaminasi) adalah aragonitic. Kerang mungkin menunjukkan periodisitas dalam pola pertumbuhan.
Pembentukan. Sebagian besar bivalvia hidup di laut. Mereka mungkin termasuk golongan sessile pada sedimen (epifaunal), misalnya saja Tridacna; aktif-merangkak, Venus; mengubur dirinya sangat dalam, Ensis, ditempat dangkal; Tellina, di dalam sedimen (infaunal); melekat pada batu (epilithic), Mytilus, atau terdiri dari semen kalsium karbonat misalnya Spondylus; atau berenang bebas, mis Pecten. Mereka ditemukan dalam kelimpahan hampir di semua lintang. Pada umumnya kerang-kerang dengan cangkang tebal tersebut sebagian besar akan tinggal di daerah dengan turbulensi air yang tinggi. Namun, ada juga dari beberapa kelompok planktonik dengan cangkang yang tipis dapat terakumulasi dalam sedimen pelagis.
Sejarah. Bivalvia muncul di daerah Cambrian tengah, meskipun termasuk kedalam jenis Brachiopoda pada zaman Paleozoikum, mereka telah menjadi kontributor yang signifikan untuk batugamping pada zaman Jurassic hingga
seterusnya. Evolusi karang pembentuk bivalvia mencapai puncak klimaksnya pada zaman Kapur, tetapi kelompok tersebut perlahan-lahan mulai berkurang jumlahnya.
Pelestarian. Struktur padat pada bivalvia membuat makhluk ini relatif lebih resisten atau tahan terhadap fragmentasi, meskipun kerangka dari beberapa spesies dengan jumlah yang cukup tinggi ini sering mengalami kerusakan akibat matriks organik yang akan menimbulkan kematian, dengan proses yang dikenal sebagai maserasi. Dalam kondisi turbulen, kerang dapat menggunakan lapisan luar untuk dapat memisahkan diri. Bagian Calcitic kerang biasanya terpelihara dengan baik, mempertahankan mikroarsitektur dari kerangka pada diagenesis air tawar, tapi kerang aragonitic berubah. Ada dua gaya yang umum untuk perubahan ini: (1) Cangkang kerang seluruhnya akan larut yang kemudian dapat diisi dengan kalsit dan diendapkan dari larutan, (2) konversi ke kalsit terjadi apabila tekstur cangkang dipertahankan, baik dengan perubahan yang tampak sedikit atau dengan mempertimbangkan
4.4.2 Gastropoda Struktur skeleton. Gastropoda yaitu univalve dan skeleton nya memiliki partikel yang tidak tersusun dengan baik yaitu struktur helical spinal. ( gambar 4.13, 4.14 ), sedikitnya terdapat pada usia yang lebih muda. Mayoritas gastropoda memiliki lapisan aragonitik, hanya beberapa dari jenis ini yang memiliki lapisan permukaan aragonitik dan kalsit, dengan kalsit pada lapisan bagian atas. Lapisan aragonite biasanya terbentuk dengan struktur perlapisan silang siur. ( gambar 4.13 )
Terjadinya. Gastropoda tersebar luas pada lingkungan air tawar maupun asin. Pada dasarnya tahan terhadap perubahan salinitas, pada gastropoda tipe tertentu biasanya memiliki beberapa laporan ( e.g Viviparus, Paludina ). Seperti bivalve, gastropoda tipe marine cenderung lebih kecil dan cangkang yang tipis serta lingkungan lebih dingin, air yang lebih dalam. Kebayakan gastropoda adalah herbivora, dan persebarannya fosilnya berada pada sedimen atau batugamping mereka memiliki kandungan kalsium karbonat yang sangat besar yang mana mereka mengeluarkan faecal pallet. Beberapa jenis yang special hidup pada liang di dalam sedimen lepas dan yang lain seperti juga batugamping. Beberapa berbentuk melingkar ( vermetid gastropod ) biasanya terasosiasikan dengan alga merah karbonatan pada karang dan batuan pesisir pantai. Pteropods termasuk kedalam sub kelas gastropoda. Mereka adalah plankton dan memiliki cangkang homogeny tipis yang mengandung aragonitik. Bentuk cangkang normalnya melingkar ( gambar 4.15, 4.16 ). Organisme ini tersebar pada permukaan air yang memilik iklim tropis sampai subtropis Dipertahankan di air sangat dalam pada akun yang relatif larut kerangka aragonitic mereka. Sejarah. Gastropoda berkembang di Ordovisium dan puncaknya pada keragaman dalam Tersier. Meskipun diakui di banyak batugamping laut dangkal, mereka jarang lebih dari konstituen minor. Pelestarian. Struktur kerangka padat menghambat fragmentasi, meskipun pemakaian yang berlebihan dapat meninggalkan hanya pusat lebih tebal dari spiral (coiumella). Struktur aragoniticskeletal biasanya tidak diawetkan pada diagenesis air tawar tetapi digantikan oleh sparry kalsit, mereka diakui dalam bagian tipis dengan mereka unchambered karakteristik berbentuk melingkar. 4.4.3 Scaphopoda Scaphopods memiliki cangkang berbentuk tabung runcing melengkung, buka di kedua ujungnya, yang biasanya beberapa sentimeter lebar. Shell adalah aragonitic, dibangun dari struktur silang pipih dengan lapisan tipis prisma myostracal. Mereka ditemukan
dalam sedimen laut berpasir dan berlumpur dari Silur untuk terbaru. Meskipun mereka cukup melimpah di beberapa Mesozoikum
....layer. Operkulum (aptychus), yang merupakan lapisan penutup apertur kamar terluar berupa kalsit. Belemnoid memiliki kerangka internal yang terdiri dari pelindung padat dan kamar phragmacone. Mereka hidup pada akhir Karbon sampai awal Tersier, tetapi jarang dijumpai dalam batugamping yang lebih tua dari Trias. Cangkang terawetkan sebagai kalsit sekarang; sisanya mungkin awalnya semua berupa aragonit. 4.5 Brachiopoda Brachiopoda adalah hewan laut bercangkang dua (bivalvia) dengan cangkang kapur (calcareous) atau khitin yang biasanya berdiameter kurang dari 100 mm. Beberapa bentuk memiliki struktur internal kapur (calcareous) untuk penunjang beberapa organ dalamnya. Bentuk primitif tidak memiliki struktur engsel (inarticulate/ tak jelas) dan cangkang mereka biasanya kalsium fosfat (sedikit yang berkapur/calcareous). Bentuk yang jelas/ artikulata memiliki struktur engsel (hinge) dan biasanya memiliki cangkang kalsit (0-7 mol% MgCO3). Cangkang brachiopoda resen memiliki tiga lapisan; lapisan terluar kitin (periostracum) bawah yang merupakan lapisan utama yang terbuat dari serat halus kalsit memanjang tegak lurus terhadap permukaan cangkang dan dibawah lapisan utama, lapisan sekunder dimana serat panjang terletak pada sudut miring rendah terhadap permukaan dalam lapisan utama. Sambungan berkapur dalam terbuat dari lapisan sekunder. Beberapa bentuk (endopunctate) memiliki saluran hingga 100 m lebarnya yang melintasi dinding cangkang, bentuk lain (impunctate) tidak memiliki struktur serupa, dan kelompok ketiga memiliki pseudo-punctate hasil dari tangkai berpola foliasi dari serat pada lapisan sekunder. Duri brachiopoda terkadang terlihat pada sayatan tipis dari batugamping, mereka berongga dan memiliki serat kalsit bersumbu panjang yang konsentris. Kejadian. Brachiopoda modern hidup pada lautan lintang tinggi dan rendah pada kedalaman sekitar 400 m. Mereka (coelobites) cukup umum
menghuni lubang pada karang perairan dangkal. Selama Paleozoikum mereka menempati lingkungan bentik yang luas, tetapi sebagian tempat kemudian telah diisi oleh bivalvia. Semua brachiopoda yang melekat pada dasar laut, beberapa dengan batang otot (pedicle) yang melalui apertur pada cangkang besarnya, dan yang lainnya tersementasi pada substrat atau bersandar oleh duri. Sejarah. Brachiopoda artikulata dan anartikulata berkisar dari Kambrium bawah sampai resen, walaupun mereka mengalami penurunan jumlah setelah Mesozoikum. Keanekaragaman mereka menjadi sangat terbatas setelah Perm, hanya Terebratulida dan Rhynchonellida yang bertahan dalam jumlah yang signifikan. Preservasi. Cangkang brachiopoda biasanya terawetkan dengan baik. Valvia biasanya ditemukan terakulasi pada batuan. Tidak seperti bivalvia, valvia tidak memiliki sendi dan bergantung pada gerakan otot untuk membuka; sehingga mereka tetap metutup saat mati, sedangkan bivalvia umumnya terbuka (kecuali yang terkubur di sedimen). Rangka kalsit rendah magnesium mengalami sedikit perubahan kenampakan struktural selama diagenesis air tawar.