Anda di halaman 1dari 2

GEDONGTATAAN Kepolisian Sektor (Polsek) di Kabupaten Pesawaran, sampai dengan Selasa (20/3) baru mencatat sebanyak dua kasus

s penangkapan terkait pengguna narkoba dan narkotika. Kedua pelaku tersebut merupakan tangkapan dari Polsek Gedongtataan pada bulan januari dan Februari yang lalu. Sampai dengan bulan ini, baru dua pelaku yang kita tangkap terkait penyalahgunan narkoba dan narkotika, penangkapan tersebut berdasarkan laporan dari masyarakat yang membantukerja aparat kepolisian, ungkap Kapolsek Gedongtataan Kompol Jatmiko, kemarin. Sama halnya dengn Polsek Padangcermin sampai dengan kemarin, pihaknya belum menemukan perkara penyalahgunaan narkotika dan sejenisnya di kecamatan tersebut, dibuktikan hanya perkara perampokan dan pencurian yang masih dalam tahap pemeriksaan. Sedangkan polsek kedondong menyebutkan kasus terkait narkoba dan narkotika hanya mendapatkan satu pelaku dutahun 2011, namun ditahun 2012 diakui masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Kita ditahun ini belum ada laporan maupun dugaan penyalahgunaan narkoba, cuma pada tahun sebelumnya Cuma satu kasus yang berhasil kita amankan untuk perkara tersebut yang juga berkat laporan dari masyarakat,ujar Kapolsek Kedondong AKP Ruhyat. Namun, kata Ruhyat dengan tidak adanya perkara penyalahgunaan bukan berarti pihaknya menurunkan pengawasan maupun pencegahan apabila mendapat laporan atas penyalahgunaan narkotika. Kita tetap waspada, karena kita tidak mau kecolongan dengan apabila ada pengguna narkoba di Kecamatan Kedondong, untuk itu kita melibatkan masyarakat untuk membantu melaporkan apabila ada kasus penyalahgunan narkoba, sambung Ruhyat. Mantan Kapolsek Tegineneng tersebut juga mengungkapkan terus melibatkan polisi masyarakat guna mengantisipasi semua jenis tindak pidana yang dapat merusak keamanan dan ketertiban di Kecamatan Kedondong. (yud) TEGINENENG Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran beserta unsur pimpinan kecamatan (uspika) setempat menerapkan program Jumat Keliling ke desa-desa. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya perpecahan ataupun tindak kekerasan dan kriminalitas di wilayah tersebut Seperti disampaikan Camat Tegineneng Sakroni, Selasa (20/3), di sela-sela kesibukannya. Dia mengatakan program yang dijalankan bersama uspika tersebut, merupakan langkah positif untuk mengetahui aktivitas warga secara langsung dan dapat menjalin komunikasi yang baik antarwarga dan pihak uspika pada khususnya.

Jumat keliling tiap desa tersebut kita lakukan bergilir di mana dalam satu harinya kita bisa mengunjungi beberapa desa yang ada di kecamatan. Hal ini kita lakukan juga untuk mendekatkan hubungan persuasif dengan warga, ungkapnya, kemarin. Selain itu, Sakroni mengharapkan Jumat Keliling dapat menjaga silaturahmi warga dengan uspika yang ada. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari dan tercermin dengan kondisi yang aman di kecamatan tersebut. Menurutnya, tidak hanya Jumat Keliling, tetapi pada tiap minggunya dilakukan rapat koordinasi (rakor) yang tujuannya sama beserta uspika dan seluruh kepala desa serta perangkatnya untuk membahas permaslahan yang timbul di desa dalam jangka waktu satu bulannya. Rakor juga rutin kita lakukan sekali pada satu bulannya. Jangan sampai dalam jangka waktu satu bulan banyak permasalahan yang timbul di desa tetapi tidak diketahui oleh pihak uspika di kecamatan, ujarnya. Kecamatan yang memiliki 15 desa tersebut terkadang sangat rawan perpecahan yang disebabkan salah paham antarwarga. Selain itu, warga Tegineneng berasal dari beragam suku, seperti Bugis, Jawa dan suku asli Lampung yang sudah puluhan tahun menetap di kecamatan tersebut.(yud)

Anda mungkin juga menyukai