Anda di halaman 1dari 9

PAPER INDIVIDU BIOTEKNOLOGI

TEKNIK PERBANYAKAN MAWAR DENGAN KULTUR JARINGAN Rosa hybrida L.

OLEH TENRI SANA WAHID H41109258

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2011 BAB I PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan. Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari tanaman. Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan temapat yang besar. Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu, pembuatan larutan stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan.

I. 2 Tujuan Tujuan dari praktikum acara I ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock b. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan c. Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf (Anonim, 2008). Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra, 2007). Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif (Anonim, 2008). Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam laboratorium, akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir tidak tampak. Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya. 10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan tersebut, spora kan tumbuh dengan cepat. Dalam beberapa hari spora akan tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel, 1982). Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan, diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat. Ketidaktepatan ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki. Pada umumnya untuk suatu keperluan, media yang telah dirumuskan dapat diubah atau diperbarui, dengan mengganti zat-zat tertentu, atau menambah zat lain. Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau pengalaman (Rahardja, 1988).

BAB III METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat a. Alat pembuatan larutan stock Timbangan analitik Sendok Pipet Erlenmeyer b. Alat pembuatan media tanam Magneitk stirer Timbangan analitik Pipet Ph meter Gelas piala Botol-botol kultur Plastik pp 0.3 mm Karet gelang Kertas label Alat sterilisasi Autoklaf 11

2. Bahan a. Bahan pembuatan larutan stock - Bahan kimia untuk nutrisi, vitamin, FeEDTA, ZPT - Aquadest b. Bahan-bahan untuk pembuatan media - Gula - Agar - Aqua destilata (aquadest) - Larutan stok terdiri atas hara makro, hara mikro, vitamin, ZPT - NaOH 1 N dan HCL 1 N 3. Cara Kerja a. Membuat larutan stok 1). Larutan stok media - Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi beberapa kali konsentrasi, misalnya untuk unsur hara makro dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali konsentrasi - Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest dengan volume tertentu, misalnya 500 ml - Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan menyimpannnya ke dalam refrigerator. 2). Larutan stok zat pengatur tumbuh - Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah sebagai berikut : 100ppm = 100mg/l = 30 mg/0.3 l = 30 mg/300 ml - Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah sebagai berikut 100 ppm = 100 mg/l = 10 mg/ 0.1 l 12

= 10 mg/ 100 ml - Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100 ml untuk IBA - Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol dan menyimpannya ke dalam refrigerator. b. Membuat media kultur - Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA, hara makro, hara mikro, vitamin dan ZPT - Memasukkan larutan stok ke dalam ;abu takar dan tambahkan aquadest sebanyak 1000ml/ sampai tanda - Memasukkan ke dalam bekerglass - Memasukkan gula sebanyak 30 gr/ tunggu sampai larut - Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 5,8 6,2 dengan menambahkan HCl atau NaOH - Memasukkan agar sebanyak 8 gr/l - Mendidihkan larutan tersebut - Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur - Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan karet gelang - Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk disterilkan c. Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur - Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara bersama-sama menggunakan autoklaf - Membungkus alat-alat kultir seperti petridish, pisau scalpel dan pinset dengan kertas koran. - Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi pada suhu 121 C, tekanan 1,5 kg/cm2 selama 45 menit. - Menyimpan alat-alat kultur dalam oven 13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah terkontaminasi pada saat penanaman. 14

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Proses Atau Skematis Kultur Jaringan. http://id.answers.yahoo.com.htm. Diakses pada tanggal 16 Desember 2008. Anonim. 2008. Teknik Kultur Jaringan http://www.bbpp-lembang.info.htm. Diakses pada tanggal 16 Desember 2008. Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses pada tanggal 16 desember 2008. Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Panebar Swadaya. Jakarta Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing Group Inc. New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai