Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan sebuah kurikulum dimana

aplikasi dari kurikulum ini bersifat Demokratis, yang memberikan sebuah otonom pada pihak sekolah untuk membuat rancangan sendiri mengenai rancangan kurikulum yang akan dijadikan sebagai landasan dari sistem pembelajaraan disekolah. Pada dasarnya KTSP ini dibuat dan dirancangan disesuaikan dengan kondisi dari sekolah itu sendiri. Namun, pokok-pokok, aturan maupun kriteria umum dari rancangan kurikulum ini dibuat darn diberlakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan pemerintah untuk dijadikan landasan utama dari penysunan kurikulum disetiap sekolah dan, diberlakukan atas dasar kesesuaian kondisi sekolah, kondisi lingkungan, serta SDM (Peserta Didik) yang ada dilingkungan sekolah itu sendiri.

Dari hal ini, kita dapat melihat sebuah perbandingan dan penerapan dan pengembangan KTSP yang dikembangkan di Sekolah yang berlokasi di daerah dengan sekolah yang berlokasi di perkotaan. Karena hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kondisi dari peserta didik itu sendiri. Sehingga kita dapat membandingkan KTSP yang diterapakan oleh sekolah yang berlokasi di perkotaan dan sekolah yang berlokasi di daerah, selain dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang menunjang keberlangsungan KTSP tersebut, sistem informasi, fasilitas sekolah pun akan menunjang keberlangsungan KTSP di setiap tingkatan sekolah yang ada.

Dengan adanya kondisi ini menjadi sebuah landasan dan latar belakang dari observasi yang saya lakukan dan penyususan laporan ini sebagai implementasi dari hasil observasi yang saya susun berupa tulisan yang bisa dijadikan bahan pendalaman dari materi kurikulum dan pembelajaran. Laporan ini disesuaikan atas hasil observasi yang dilakukan di salah satu sekolah negeri di kabupaten Bandung tepatnya dl daerah Margahayu yaitu SMPN 2 Margahayu. Adapun observasi ini bertemakan pada "pengembangan dan penerapan KTSP di
1

SMPN 2 Margahayu", sebagai sebuah landasan utama dari terwujudnya tujuan nasional yang disesuaikan atas dasar kondisi sekolah dan SDM yang terdapat disekolah tersebut. Selain itu observasi yang dilakukan ini dimaksudkan untuk memberikan sebuah perbandingan antara KBK yang menjadi dasar dari pengembangan KTSP yang di berlakukan dalam sistem pendidikan dan menjadi standar pendidikan di Indonesia sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dan hasil observasi yang dilakukan di SMPN 2 Margahayu ini, didasarkan atas beberapa permasalahan. Adapun masalah yang saya angkat untuk memperdalam pengkajian mengenai materi yang di sampaikan dalam kurikulum dan pembelajaran, yang bertemakan mengenai aplikasi dari KTSP terhadap proses pembelajaran disekolah dalam lingkungan sekolah tingkat menengah pertama. Diantaranya adalah sebagai berikut 1. Bagaimana rancangan kurikulum yang dikembangkan di SMPN 2 Margahayu? 2. Bagaimana perbandingan dan penerapan dari KTSP dan KBK yang diberlakukan sebagai salah satu kurikulum di Indonesia? 3. Bagaimana penerapan dan pengembangan KTSP yang diberlakukan di SMPN 2 Rancakalong?

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan yang dapat dirumuskan dari hasil observasi dan data yang didapatkan di SMPN 2 Margahayu adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kurikulum yang telah dirancang oleh SMPN 2 Margahayu. 2. Memahami perbandingan dan penerapan kunikulum antara KBK dan KTSP yang telah di tetapkan menjadi kurikulum yang berlaku di Indonesia. 3. Mengetahui, memahami dan mengamati pengembangan KTSP di lingkungan SMPN 2 Margahayu.

1.4 Metode Pengumpulan Data Dari basil yang didapatkan dari observasi di SMPN 2 Margahayu, dengan basil ini akan
2

dibuat sebuah laporan mengenai pengembangan dan penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Adapaun pengumpulan data ini dibagi kedalam 2 bentuk yaitu, didasarkan atas observasi dan wawancara langsung kelapangan. Sedangkan untuk mengimbangi basil dari observasi saya melakukan kaji pustaka untuk mengembangkan basil observasi yang didapatkan dengan teori-teori atupun sumber yang ada dalam buku teks.

1.5 Sistematika Penulisan Kata pengantar Daftar Isi Bab I : Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan Penyusunan dan Observasi 1.3 Rumusan Masalah 1.4 Metode Pengumpulan Data 1.5 Sistematika Penulisan Bab II : Hasil Observasi dan Wawancara (SMPN 2 Margahayu) 2.1 Hasil Observasi 2.2 Hasil Wawancara 2.2.1 Perbandingan antara KTSP dan KBK

2.2.2. Penerapan dan pengembangan KTSP di SMPN 2 Margahayu Bab III : Penutup 3.1 Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran

BAB II HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA DI SMPN 2 MARGAHAYU

2.1Hasil Observasi Pendidikan di Indonesia merupakan sebuah pendidikan yang demokratis, seringkali ditetapkan beberapa sistem yang diatur oleh golongan yang menjalankan proses pendidikannya itu sendiri. Seperti KTSP yang berlaku sekarang dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dimana pengaturan dan otonom yang, terdapat dalam pendidikan tersebut dikembangkan dan diatur oleh pemerintah daerah atau diatur oleh para pelaku dari pendidikan itu sendiri. Sistem pendidikan ini seringkali disebut dengan managemen berbasis sekolah/ madrasah (School Based Management) atau sering disebut dengan menajemnen peningkatan mutu berbasis sekolah/ madrasah ( School based Quality Improvement management). Model ini merupakan model manajemen yang memeberikan otonomi lebih besar kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang meiibatkan secara langsung semua warga sekolah madrasah (guru, peserta didik. Kepala sekolah, karyawan, orangtua peserta didik, dan masyarakat) atau Stakeholder untuk meningkatkan mutu sekolah atau madrasah.

Seperti hal nya SMPN 2 Margahayu merupakan salah satu contoh yang real dari sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini. Pada dasarnya SMPN 2 Margahayu ini memberlakukan beberapa kriteria-kriteria dari sistem pembelajaran maupun hal-hal yang menyangkut pada proses pendidikan tersebut. Sekolah ini merupakan sebuah implikasi dari model KTSP yang sedang dijalankan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang menuntut penyusunan dari kurikulum yang akan diberlakukan disekolah sepenuhnya diberikan kepada pihak sekolah. Dimana pihak sekolah dapat mengatur dan membuat rancangan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan sekolah dengan tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pendidikan agar tercapainya tujuan dari pendidikan nasional serta tujuan dari sekolah itu sendiri.

Adapun rancangan yang telah disusun oleh sekolah ini dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki citra dan mutu dari sekolah di pandangan masyarakat luas. Dan rancangan ini dibuat atas dasar ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai landasan atas proses pembelajaran di setiap sekolah. Adapun rancangannya yaitu sebagai berikut: A. Tujuan Pendidikan a. Tujuan Pendidikan Dasar

Mengacu pada Undang-Undang NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan satuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta kererampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. b. Visi Giat mengukir prestasi, kokoh dalam Iman dan Takwa. c. Misi 1. Menciptakan proses pembelajaran dan bimbingan yang berkualitas dan efektif sesuai sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkelanjutan. 2. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan kompetitf dalam mendukung terciptanya proses pembelajaran dan bimbingan yang berkualitas. 3. Menumbuh kembangkan sikap agamis, disiplin, aktif, kreatif, dan inofatif terhadap seluruh warga sekolah. 4. Mendorong warga sekolah untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

Strategi 1. Pembinaan structural dan professional seluruh personil sekolah secara berkelanjutan. 2. Pemberdayaan seluruh personil, daya dan dana sekolah secara optimal, efektif dan efisien. 3. Penggunaan dan pengembangan berbagai pendekatan, metoda, strategi, dan fasilitas belajar yang tepat dan memadai dalam proses pembelajaran. 4. Penuatan partisipasi aktif warga sekolah agar inisiatif dan kreatifitas mereka dapat ditumbuhkan dan diwujudkan.
5

5. Penguatan konsep wiyatamandala, IMTAQ, dan konsep 6K (keimanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan) terhadap seluruh warga sekolah. 6. Peningkatan kesejahteraan seluruh personil sekolah bik secara moril maupun materil sesuai dengan kualitas da kuantitas tugas dan tanggung jawab.

d. Tujuan Sekolah 1. Meningkatkan dan mengembangkan jiwa etos kerja seluruh personil sekolah. 2. Kualitas akademis seluruh mata pelajaran menunjukan prestasi yang memuaskan. 3. Prestasi dibidang non akademis (ekstrakulikuler) meningkat selaras dengan pembinaan sesuai dengan minat dan bakat siswa. 4. Keimanan kepada Allah SWT, menunjukan bahwa sekolah ini dapat membentuk karakter sesuai yang memiliki budi pekerti, sikap dan prilaku yng baik serta melaksanakan budaya Islami di sekolah, di keluarga, dan di masyarakat. 5. Penataan lingkungan yang asri dan nyaman, serta bermanfaat multi fungsi bagi warga sekolah.

e. Program Kegiatan Sekolah Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, sekolah menmetapkan sejumlah strategi atau program kegiatan, antara lain: 1. PSB (Penerimaan Siswa Baru) 2. MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) 3. Kewajiban membaca Al-Qur'an 5 s.d 10 menit bagi siswa sebelum jam pelajaran pertamaa dimulai, diaksanakan setiap hari 4. Sholat dzuhur berjama'ah 5. Pelaksanaan kegiatan pesantren kilat ramadhan 6. Kewajiban berpakaian jilbab bagi siswa muslimat setiap hari 7. Meningkatkan prosentase kehadiran guru dikelas 8. Melengkapi sarana dan sumber belajar 9. UTS 10. UAS
6

11. UN dan UAS untuk siswa kelas 9 12. Pemantapan untuk siswa kelas 9 13. TO untuk siswa kelas 9 14. Melakukan remidial dan pengayaan 15. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler bidang agama, olahraga, kesenian, dan aplikasi teknologi pada tiap hari Sabtu 16. Merintis adanya ruang multi media 17. Memotivasi dan memfasilitasi guru untuk melanjutkan studi S-1 menyongsong sertifikasi guru 18. Melaksanakan kegiatan PORSENI pada tengah dan akhir tahun pelajaran 19. Melaksanakan kegiatan./perlombaan akademik/ nonakadernik bagi siswa diluar sekolah 20. Menambah jumlah komputer sekolah 21. Memberikan pelatihan guru mata pelajaran komputer 22. Sosialisasi tata tertib sekolah 23. Melaksanakan supervise dan evaluasi program,. 24. Penataan lingkungan sekolah yang sehat, asri dan nyaman 25. Mengadakan perlombaan antar kelas

B. Struktur dan Muatan KTSP 1. Mata Pelajaran kelas dan alokasi Komponen VII A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pkn 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Bahasa lnggris 5. Matematika 6. Pengetahuan Alam 7. Pengetahuan Sosial 8. Kesenian 9. Pendidian Jasmani
7

waktu VIII 2 2 6 4 5 5 4 2 3 2 2 6 4 5 5 4 2 3

IX

2 2 6 4 5 5 4 2 3

10. TIK B. Muatan Lokal 1. Bahasa Sunda 2. PKK

2 2 2

2 2

2 2

2 2 C. Pengembangan Diri Jumlah 2*) 39 2*) 39 2*) 39

2*) Ekuivalen 2 jam Pembelajaran

2.Muatan Lokal

Muatan

lokal

(Mulok)

merupakan

kegiatan

kurikuler

yang

bertujuan

untuk

mengembangkan kompetensi siswa sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah. Berdasarkan hal tersebut, SMP Negeri 2 rancakalong melaksarakan muatan lokal yang dapat di deskripsikan sebagai berikut: a. Jenis Muatan lokal yang dilaksanakan terdiri dati 1. Muatan Lokal Waiib : Bahasa Sunda 2. Muatan Lokal Pilihan: PKK b. Pelaksanaan Kedua jenis muatan lokal ini dalam pelaksanaannya delakukan secara terintegrasi dalam struktur kulrikulum dan merupakan bagian mata.pelajaran tersendiri. Muatan lokal merupakan mata pelajaran wajib diikuti oleh siswa pada jenjang kelas (kelas VII, VIII, IX) dalam semester ganjil dan genap, dilaksanakan dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran. Untuk penyelenggaraan proses belajar :nengajar. muatan lokal ditangani oleh guru yang telah mernpunyai kualifikasi khusus dan dibantu oleh tenaga guru lainnya.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

a. Tujuan
8

Kegiatan pengembangan din bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesual dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

b. Pelaksanaan Pengembangan diri di SMP Negeri 2 Margahayu diselenggarakan dalam dua jenis kegiatan, yaitu:

Jenis No Pengembangan Din 1. Bimbingan Konseling Jenis layanan: -Pribadi -Sosial -Pengembangan karier 2. Kegiatan Ekstrakulikuler* 1. Basket 2. Bola Voli Rutin Spontan Guru BK dan Pelaksana Pelaksanaan

Alokasi Waktu

2*

3. Futsal 4.Seni Tari 5. SBL (Sekolah Berbasis Lingkungan) 6. Karawitan 7. Seni Tari 8. Paskibra 9. Pramuka 10. Baca Tulis Al-Quran (BTA) 11. PMR 12. PKS 13. MB 14. Angklung 15. Degung 16. Teather 17. Padus 18. KIR Guru/ Pelatih

Teladan Terprogram

Catatan: * Ekuivalen 2 jam pelajaran *Setiap Siswa diwajibkan memiiih salah satu jenis atau lebih kegiatan ekstrakulikuler 4. Pengaturan Beban Belajar

Pengaturan beban belajar yang dilaksanakan di SMP 2Margahayu Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
10

a. Tatap Muka - Sistem pembelajaran menggunakan sistem paket - Alokasi waktu belajar: Tabel Alokasi Waktu Kelas Alokasi Tatap Muka (menit) VII VIII IX 40 40 40 Jumlah Jam Pelajaran Per-Minggu 39 39 39 Jumlah Jam Pelajaran Per-Semester 34-38 Jumlah Jam Pelajaran Per-Tahun 725-811

b. Penugasan Terstruktur dan Mandiri Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Adapur_ waktu yang digunakan 0% - 50% dari waktu tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Sekolah harus menentukan kriterian ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kritenia ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal utnuk masing-masing indikator 75%. Berikut deskripsi KKM SMP Negeri 2 Margahayu.

11

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Negeri 2 Margahayu Mata Pelajaran VII 1 60 65 63 60 63 60 63 64 65 61 65 66 62 2 61 66 64 61 63 62 64 65 66 61 66 167 63 Kelas VIII 1 62 67 65 62 64 63 65 65 67 62 67 68 64 2 63 68 66 63 65 64 66 66 68 63
1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pendidikan Agama Pkn Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa Inggris Matematika _ Pengetahuan Alam ! Pengetahuan Sosial Kesenian Pendidikan Jasmani TIK Muatan Lokal 1. Bahasa Sunda 2. PKK

IX 1 63 69 67 61 66 65 67 67 69 64 69 69 67

2 '64 70 68 65 67 67 ^ 68 69 70 65 70 70 68

68

69 65

Rata-rata ketuntasan

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kenaikan Kelas Seorang siswa dinyatakan naik kelas, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria Pencapaian Kognitif a) Siswa telah mengikuti proses pembelajaran selama dua semester pada setiap tingkat kelas. b) Memiliki nilai raport pada setiap mata pembelajaran pada tingkat kelasnya yang bersangkutan. c) Mencapai standar minimum kompetensi 75% dari setiap mata pelajaran. d) Telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan oleh sekolah pada semua mata pelajaran dengan mencakup seluruh standar kompetensi, kompetensi
12

dasar, dan indikator pada masing-masing mata pelajaran. 2. Kriteria pencapaian efektif Siswa telah menampilkan karakteristik pribadi atau akhlak yang diharapkan seperti kedisiplinan (termasuk kehadiran), kejujuran, tanggung jawab, kreatifitas, sikap kritis, rasa ingin tahu terhadap fenomena yang terjadi (coriosity), kepemimpinan dan kesopanan. 3. Kriteria pencapaian psikomotor Siswa telah dapat menampilkan unjuk kerja yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, seperti dalam pengalaman ibadah, keterampilan menggunakan alat-alat kesenian, menari, keterampilaan dalam berolahraga, keterampilan proses (dari mulai pengamataan sampai pengambilan keputusan), dan keterampilan berinteraksi sesial (seperti keterampilan berkomunikasi). b. Kelulusan Sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran 2. Memperoleh nilai minimal balk pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agaa dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mataa pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan 3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Lulus ujian nasional

1. Pendidikan Kecakapan Hidup Kecakapan hidup dikembangkan melalui pembelajaran yang meliputi:

1. Kecakapan personal Kecakapan personal meliputi: beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
13

mulia, berfikir rasional, memahami diri sendiri, percaya diri, bertanggung jawab, dan menilai diri (terintegrasi pada mata pelajaran Agania, Pkn, dan bahasa). 2. Kecakapan social Kecakapan sosial meliputi: kecakapan bekerjasama, menunjukan tanggung jawab sosial, mengendalikan emosi, berinteraksi kedalam budaya lokal dan global. Berinteraksi dalam masyarakat, meningkatkan potensi fisik, membudayakan sikap sportif, membudayakan sikap disiplin, membudayakan sikap hidup sehat (terintegrasi pada semua mata pelajaran dan program UKS). 3. Kecakapan akademik Kecakapan akademik meliputi: menguasai pengetahuan, menggunakan metode dan penelitian ilmiah, bersikap ilrniah, mengembangkan kapasiatas sosial untuk belajar sepanjang hayat, mengembangkan berpikir strategis, berkomunikasi secara ilmiah, memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu , pengetahuan dan teknologi, membudayakan berpikir dan berprilaku ilmiah secara mandiri, menggunakan teknologi, menggunakan pengetahuan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat (terintegrasi pada semua mata pelajaran). 4. Kecakapan vokasional Kecakapan vokasional meliputi: keterampilan yang berkaitan dengan kejuruan, keterampilan bekerja, keterampilan kewirausahaan, keterampilan menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), (terintegrasi pada mata pelajaran IPA, TIK, Mulok Lingkungan Hidup). 8. Pendidikan Bet-basis Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal di SMP Negeri 2 Margahayu dikembangkaan antara lain melalui: a. Pendidikan lingkungan Hidup merupakan media yang cukup signifikan untuk memberikan pencerahan dan kepedulian siswa terhadap lingkungannya, baik secara teori maupun praktiknya. Pendidikan lingkungan hidup sangat tepat untuk memberikain

14

pemahaman, kecintaan. kepedulian, dan keterampilan mengoleh lingkungan bagi siswa, melalui PLH siswa melakukan daur ulang sampah. Sampah organic di pisah dan dijadikan pupuk oleh siswa sedangkan yang non organic seperti plastic . b. Pendidikan berbasis keunggulan global secara bertahap bertahan akan di intensifkan melalui pembelajaran melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Melalui pendidikan TIK diharapkan siswa manjadi manusia yang melek teknologi sehingga memiliki daya saing tersendiri di tengah persaingan global.

C. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Kalender pendidikan SMPN 2Margahayu Kabupaten Bandung disusun dengan mengacu pada kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional/Dinas pendidikan Kabupaten dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: A. Rincian Minggu efektif Semester Bulan Minggu Juli Agustus September Oktober 4 4 4 4 4 23 3 4 4 4 4
15

Jumlah Minggu Efektif 2 3 2 3 4 15 3 _ 4 2 4 3

Jam pelajaran 12 18 12 18 24 6 90 18 24 12 24 18

Ganjil

November Desember Jumlah Januari Februari Maret Genap April Mei

Juni Juli Jumlah Jumlah dalam Satu Tahun

4 2 25 49

1 17 32

6 102 192

B. Rincian Minggu Tidak Efektif Jumlah No 1. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Uraian Semester Ganjil MOS Jeda Tengah SemesterLibur awal Ramadhan Libur sekitar Idul Fitri Persiapan pembagian raport Libur akhir semester Ujian praktik Ujian Nasional Persiapan melanjutkan Jumlah I 1 I 2 I 2 8 Semester Genap 1 2 1 1 3 8

2.2 Hasil Wawancara 2.2.1 Perbandingan KTSP dan KBK KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang

dikembangkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia, yang pada intinya kurikulum ini dikembangkan dengan tuntutan agar seluruh komponen dalam proses pendidikan ini terlibat langsung dalarn proses pembuatan dan pelaksanaan dari kurikulum. Sehingga dengan adanya hal tersebut pihak sekolah dapat mengembangkan rancangan kurikulum yang disesuaikan atas dasar kondisi dan keadaan dari sekolah tersebut, sehingga setiap sekolah dapat merumuskan kriteria-kriteria yang dapat mendukung pada peningkatan mutu dari sekolah dengan menetapkan beberapa visi, misi serta tujuan dari sekolah sehingga dari beberapa rancangan tersebut akan terbentuk sebuah strategi baru yang menguntungkan pihak sekolah sebagai pelaksana dari pendidikan.
16

Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 19/2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan (pasal 52), bahwa setiap satuan pendidikan harus merniliki pedoman yang mengatur tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus. Pada dasarnya penyusunan KTSP ini merupakan sebuah program tahunan pemerintah dalarn mengembangkan satuan pendidikan di Indonesia. Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan rencana kerja tahunan dari setiap sekolah madrasah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Adapun tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan, draf, review dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penelitian. Hal ini merupakan tahapan-tahapan dalam proses perancangan dari KTSP yang menjadi satuan pendidikan atau kunikulum yang ditetapkan di Indonesia sekarang ini. (Kurikuhim Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (sekolah/madrasah). Sedangkan pemerintah pusat hanya memberikan sebuah rambu-rambu atau peraturan yang perlu dirujuk dalam pengembangan KTSP, adapun peraturan atau rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nornor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional 2. Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan 3. Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah 4. Peraturan menteri pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar kompetensi lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah 5. Peraturan menteri pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan dari kedua peraturan menteri pendidikan nasional 6. Panduan dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

Ide dasar dari KTSP adalah mengernbangkan pendidikan yang demokratis dan nonmonopolistik dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah/ madrasah dalam mengembangkan kurikulum, karena masing-masing sekolah/ madrasah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Sedangkan bila kita melihat KBK, pada dasamya KBK ini merupkan suatu pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan KTSP tersebut. Oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan di pusat cukup sebagai rambu-rambu umum atau landasan tentang pembuatan standar kompetensi lulusan serta standar isi yang hares dicapai.
17

Pada dasamya rambu-rambu yang mengacu pada BSNP mencakup pada penyusunan yang berpaduan atas beberapa hal/ beberapa bagian diantaranya adalah: pertama, panduan umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam SI dan SKL. Termasuk dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus dalam mengembangkan KTSP. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir pengembangan KTSP dengan mengacu SI dan SKL dengan berpedoman pada panduan umum yang dikembangkan BSNP.

Sedangkan KBK merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukian (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadapa seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

KBK pada dasarnya memfokuskan pac:u pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaianya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik untuk menguasai sekuarang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.

Dalam KBK terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kclompok ke arah pembelajaran individual. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for Mastery) adalah suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan
18

sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang balk. Ketiga, pendefinisian kembali terhadap oakat yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan adanya hal tersebut memberikan sebuah implikasi terhadap pembelajaran. Pertama, pembelajaran perlu lebih menekankan pada kegiatan individual meskipun dilaksanakan secara klasikal dan perlu memperhatikan perbedaan peserta didik. Kedua, perlu diupayakan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang bervariasi, sehingga memungkinkan setiap peserta didik belajar dengan tenang dan menyenangkan. Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup terutama dalam penyelesaian tugas atau praktek, agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajarnya dengan baik. KBK dan KTSP merupakan sebuah kurikulum yang pada dasarnya menuntut siswa untuk belajar aktif dan mandiri sehingga poses pembelajaran yang berlangsung di sekolah tidak dilakukan satu arah selain itu informasi tidak didapatkan dari seorang guru sebagai pendidik namun, siswa dituntut untuk bisa mengembangkan materi yang disampaikan oleh guru tersebut dengan semua fasilitas yang ada disekolah maupun diluar sekolah dengan memanfaatkan sistem informasi ataupun teknologi yang berkembang sekarang ini. Namun, pada dasarnya KTSP dan KBK ini terdapat sebuah perbedaan-perbedaan yang memisahkan KTSP dan KBK ini. Dapat dilihat perbedaan KBK dan KTSP ini dari pembuatan rancangan kurikulumnya, selain itu dapat dilihat pula dan proses yang berlangsung dilapangan. Pada intinya KBK merupakan awal dari terbentuknya KTSP dimana KBK merupakan dasar dari KTSP dimana dalam pengmbangna KTSP digunakan beberapa pendckatan-pendekatan dari KBK sehingga yang menjadi landsan utama atau dasar dari KTSP ini adalah KBK. Adapun perbedaan yang mendasar dari KTSP dan KBK ini dapat dilihat dari tabel uraian benkut ini: Kurikulu Berbasis Kompetensi (KBK) Cerdas kerja Standar Keputusan hierarkis
19

Kurikulum Berbasis Life Skill (KBL) Cerdas hidup Bebas standar Keputusan dari bawah

Kebutuhan pasar kerja Sentralistis Manajemen peningkatan mutu berbasis pasar kerja atau pemerintah Teacher centered Evaluasi Sstematik Ujian standar nasional Keseragaman (behavioristik)

Kebutuhan peserta didik Desentralistik MPMBS (Manajemen Peningkatan mutu berbasis sekolah) Learning Centered (CTL/Contextual teaching and learning) Evaluasi diri (portofolio) Ujian sekolah Keragaman (konstruktivistik)

Dalam pengembangan dan implementasi KTSP di sekolah/ madrasah terjadi sintesis (perpaduan/campuran antara keduanya sehingga merupakan kesatuan yang selaras). Perbedaan yang pertama, KBK berorientasi dalarn menyiapkan peserta didik yang cerdas kerja, sehingga dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut dikembangkan melalui KBL yang berorientasi pada penyiapan peserta didik yang cerdas hidup, yakni berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi serta mampu mengatasinva. Pengembangan KTSP pada dasarnya mengembangkan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.

Sedangkan perbedaan kedua dan ketiga, pada dasamya KBK bertolak dari standar seperti tertuang dalam rambu-rambu KBK yang diterapkan melalui peraturan pemerintah , peraturan menteri pendidikan nasional, dan lain-lain. Dalam hal ini menyangkut pada SKL atau SI, KBL atau KTSP bertolak belakang dengan KBK dimana dalam KBL semua peraturan diambil dari bawah dan disesuikan atas dasar potensi, kemampuan, dann kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. Dengan dcmikian pengembangan KBK pada dasaniya mengacu pada Standar

20

kompetensi Lulusan dan standar isi yang bersifat sentralistik, dalam pengembangan KTSP yang juga menggunakan KBL pada dasarnya bersifat Desentralistik, yakni masing-masing daerah dan satuan pendidikan diberi keleluasaan dan kebebasan untuk mengembangkan dan meningkatkan standar kompetensi lulusan dan standar isi yang lebih tinggi sepanjang rambu-rambu standar pusat tersebut sudah dipenuhi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KBK merupakan suatu pendekatan dalam pengembangan KTSP yangdiintegrasikan dengan pendekatan KBL (pendidikan berbasis kecakapan hidup/life skill). 2.2.2 Penerapan dan Pengembangan KTSP di SMPN 2 Margahayu Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang sering kita sebut dengan KTSP, merupakan kurikulum yang dikembangkan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimana KBK dan KTSP merupakan 2 Model kurikulum yang berkaitan satu sama lain narnun perbedaan yang mendasar dari kedua kurikulum ini dapat dilihat dari metode yang digunakan dari masingmasing kurikulum ini. Pada dasaarnya KTSP lebih menekankan pada pembuatan peraturan dan rancangan kurikulum yang dibuat dan diberlakukan oleh pihak sekolah. Sedangkan KBK merupakan kurikulum yang seluruh rancangannya, dimulai dari peraturan dan penerapan serta pendekatannya dibuat dan diatur oelh pemerintah pusat sedangkan sumua komponen yang ada disekolah hanya sebagai pelaku dari kurikulumn tersebut. Pada dasarnya otonomi dari penyelenggaraan pendidikan tersebut pada gilirannya berimplikasi kepada perubahan sistem manajemen pendidikan dari pola sentralisasi ke desentralisasi. Dapat dilihat dari implementasi di berbagai sekolah yang terdapat di Indonesia yang telah memberlakukan KTSP sebagai kurikulum yang sah di berbagai tingkat satuan pendidikan. Menyangkut dengan latar belakang masalah mengenai kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia sekarang, kita dapat melihat aplikasi dilapangan dalam penerapan kurikulum tersebut. Dalam hal ini saya melakukan sebuah pengamatan langsung terhadap sebuah sekolah yang terletak di Kabupaten Bandung tepatnya sekolah SMPN 2 Margahayu. Dimana lokasi dari sekolah ini merupakan lokasi yang terletak di Kabupaten. Dapat kita bandingkan dari hasil pengamatan dilapangan bahwa aplikasi dari proses penerpan kurikulum ini tergantung dan disesuaikan pada beberapa hal yang dapat mendukung proses pembelajaran disekolah. Antara lain, lingkungan, sarana dan parasarana, kondisi peserta didik dan tenaga pendidik
21

pun menjadi bahan pertimbangan dari pengembangan kurikulum disekolah ini. Sesuai dengan data yang didapat dari sekolah ini, dapat dilihat dari tujuan taupun visi dan misi dari sekolah ini merupakan sebuah kosep rancangan kurikulum yang sederhana. Karena sekolah ini menyesuaikan pada beberapa aspek tersebut sehingga implementasi dari kurikulum tersebut harus disesuaikan pada aspek-aspek tersebut sehingga tujuan yang dirancang dalam pengembangn kurikulum tersebut, dapat tercapai dan dapat dijangkau oieh sekolah. Menurut pendapat dan dari data yang didapatkan dijelaskan bahwa sekolah ini ingin mewujudkan dan menghasilkan sebuah sekolah yang menjadi unggulan dan menghasilkan sumber daya manusia (peserta didik) yang berkualitas. Namun dalarn hal ini terdapat beberapa kendala dmana meliputi hal-hal seperti berikut: 1. Sarana dan prasarana yang kurang memadai dalarn mendukung pembelajaran, mengembangkan minat siswa dan memfasilitasi ekstrakulikuler yang ada. 2. Lingkungan yang kurang mendukung untuk keberlangsungan pembelajaraan yang ada sehingga dengan lingkungan ini dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil dari proses pendidikan tersebut. 3. Kurangnya tenaga pendidikan yang profesional dalam bidang yang diampunya sehingga hal ini akan mempengaruhi ketercapaian dari tujuan sekolah. 4. Peserta didik yang kurang kreatif, dan memiliki kemampuan akademik serta non akademik yang kurang menjadi salah satu kendala dari tercapainya sebuah tujuan dan hasil yang berkualitas. 5. Kurangnya tanggapan maupun bantuan dari pemerintah daerah dalam

mengembangkan sarana dan prasarana yang terdapat disekolah ini sehingga keterbatasan sarana dan prasarana menjadi penghalang utama dari keberlangsungan pembelajaran di sekolah. Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa kurikulum yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi dan sekolah di berbagai tingkat satuan pendidikan. Karena hal ini menjadi salah satu penunjang utama dari ketercapaian penerapan kurikulum yang berlangsung disetiap satuan pendidikan. Sehingga dengan adanya penyesuaian tersebut dapat menjadi jembatan dan tercapainya tuajan pendidikan nasional di Indonesia.

22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pengembangan KTSP merupakan upaya dalam menjamin keterlaksanaan implentasi KTSP di sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan kepala sekolah, guru dan peserta didik dapat mengembagkan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan dalam menyusun dan mengimplementasikan KTSP disekolah. Kondisi ini secara garis besar akan berdampak langsung pada upaya pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan diberbagai tingkat satuan pendidikan terutama di SMP. Pada prosesnya kegiatan pengembangan KTSP juga akan berpengaruh terhadap keterlaksanaan program-program yang ada disekolah. Pelaksanaan KTSP menuntut kinerja Kepala sekolah dan guru serta komponen-komponen yang menyangkut pada tingkat satuan pendidikan tersebut, seperti meningkatkan profesionalisme dan tanggung jawab terhadap tugas kependidikan.

Kegiatan pengembangan KTSP bagi sekolah sebagai pcnyelenggara pendidikan, menjadi sebuah hal yang harus dipertimhangkan demi berlangsungnya proses pendidikan yang bisa mendukung dan menghasilkan sebuah SDM yang berkualitas yang bisa menjadi generasi penerus terhadap bagsa dan negara Indonesia.

23

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya: Bandung Muhaimin, H. Sutiah. Listyo Prabowo, Sugeng. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah Susilana, Rudi. 2006.Kurikulum Dan Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung

Sumber Lisan:

Ibu. Euis Aisah S.pd. (Wakasek Kurikulum)

24

LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai