D A R I PERIHAL TANGGAL
: Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri : Kasub Bagian Tata Usaha : Project Management Training : Februari 2011
Sehubungan dengan penugasan surat nomor 36/SJ-DAG.103/UND/02/2011 tanggal 14 Februari 2011 perihal tersebut diatas, dengan ini dilaporkan hasil seminar sebagai berikut : 1. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan yang bekerjasama dengan Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) dan PT. Sucofindo yang diadakan pada tanggal 21-24 Februari 2011 di Sentra Mulia Building Jl. HR Rasuna Said Kav X-6 No. 8 Jakarta Selatan. 2. Pelatihan dibuka oleh Mr. Mike Halse yang merupakan AIPEG Facility Director dan diikuti oleh 20 (dua puluh) peserta yang terdiri atas 10 (sepuluh) peserta dari Kementerian Perdagangan dari masing-masing Direktorat Jenderal, 7 (tujuh) orang dari Kementerian Keuangan, dan 3 (tiga) orang dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). 3. Materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut adalah mengenai cara menjadi project management atau pemimpin proyek dalam menyelesaikan proyek bersama timnya. Project manager melaksanakan proyek yang merupakan salah satu bagian dari program. Keberhasilan suatu proyek, diharapkan akan mendukung pula keberhasilan program secara umum. Proses dalam menyelesaikan suatu proyek yaitu : a. Pra Proyek Proses yang dilaksanakan pada saat pra proyek adalah fesiability study yaitu mempelajari proyek dengan membandingkan cost (biaya) dan benefit (keuntungannya) serta mengukur kemampuan kita dalam menyeselesaikan proyek tersebut (mampu memuhi biaya yang dibutuhkan dan mampu mengantisipasi force majure yang mungkin terjadi, dan mampu menentukan prioritas mana yang akan didahulukan). b. Pelaksanaan Proyek Proses dimana tim menyatakan kesanggupan untuk menyelesaikan proyek yang ditugaskan kepadanya. Terdapat 4 (empat) proses dalam pelaksanaan proyek yaitu :
sumber daya yang sudah dimiliki yang akan mendukung pelaksanaan proyek, dan segala sesuatu yang nantinya pasti akan dihadapi dan bisa jadi menghambat pelaksanaan proyek.
g) Risk Management, yaitu proses mengendalikan resiko selama proyek berlangsung. Ada 4 (empat) alternatif dalam menghadapi resiko, yaitu : - Risk transfer, yaitu dengan mengasuransikan proyek sehingga dapat mengajukan klaim bila terjadi musibah. - Risk mitigation, yaitu memperkecil resiko dengan membagi aktivitas proyek menjadi beberapa bagian, sehingga bila menghadapi masalah hanya sebagian proyek yang akan gagal dan bukan keseluruhan. - Risk avoidance, yaitu menghindari resiko dengan mendelegasikan sebagian aktivitas proyek kepada yang lebih berpengalaman, sehingga tim akan bisa melanjutkan aktivitas lainnya.
Kesimpulan dari Seminar Product Design Development and Brand Promotion adalah, Design menjadi sesuatu yang penting dalam sebuah penciptaan produk, karena produk tidak hanya dinikmati fungsinya tetapi juga estetikanya. Jepang sebagai satu negara yang menjadi tolak ukur perkembangan design di dunia, sudah mulai membangun design inovatif sejak tahun 1955. Di Indonesia sendiri juga sudah didirikan satu badan khusus yang berupaya untuk mensosialisasikan pentingnya design produk dan promosi merk kepada para pelaku usaha yaitu Indonesian Design Center (IDC). Demi kemajuan design produk di Indonesia, tidak hanya mutlak menjadi tugas dari IDC saja, tetapi perlu usaha yang berkesinambungan antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat untuk dapat membangun produk design yang baik yang dapat dibanggakan di dunia Internasional. Demikian disampaikan, atas perhatian dan arahan Bapak lebih lanjut diucapkan terima kasih.
4.
Purwandoko