Anda di halaman 1dari 7

DESKRIPSI PENYAKIT 2.

Ansietas (Kecemasan berlebihan) Ansietas adalah suatu ketegangan yang tidak menyenangkan, rasa takut, gelisah rasa takut yang mungkin timbul dari penyebab yang tidak diketahui. Keadan ansietas ini merupakan gangguan mental yang sering dijumpai. Gejala ansietas berat serupa dengan takut (seperti : takikardi, berkeringat, gemetar, palpitasi) dan aktivitas simpatik. Ansietas ringan merupakan pengelaman hidup yang biasa dan tidak memerlukan pengobatan. Tetapi bila gejala ansietas cukup berat, kronis, mengganggu aktivitas sehari-hari, perlu diobati dengan obat antiansietas (kadang-kadang disebut ansiolotik atau tranquilizer minor), dan/atau bentuk lain terapi psikologik/tingkah laku. Karena semua obat ansietas menyebabkan sedasi, obat yang sama dalam klinik sering berguna sebagai ansiolotik dan hipnotik (menyebabkan tidur). Terdapat 5 varian ansietas yang sering ditemukan : a. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, yaitu Generalized Anxiety Disorder (GAD) b. Panic Disorder (PD) c. Social Anxiety Disorder (SAD) d. Obsessive Compulsive Disorder (OCD) e. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Ansietas terutama berguna untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan berguna sebagai obat tambahan pada terapi penyakit somatik yang didasari penyakit ansietas (perasaan cemas) dan ketegangan mental. Penggunaan ansietas dosis tinggi jangka lama, dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis. Dibanding dengan sedatif yang sudah lama dikenal, ansietas tidak begitu banyak menimbulkan kantuk. Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Antiansietas yang utama adalah golongan benzodiazepine (contohnya Frisium yang mengandung Clobazam). Banyak golongan depresan SSP yang lain telah digunakan untuk sedasi siang hari pada pengobatan ansietas. Namun

penggunaan saat ini telah ditinggalkan, obat-obat tersebut antara lain golongan barbiturat dan meprobamat.

STRATEGI PENGOBATAN Salah satu terapi pada anxietas adalah pemberian obat golongan benzodiazepine. Obat golongan ini paling sering digunakan. Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak. Tetapi obat ini dapat menyebabkan ketergantungan fisik. Obat golongan ini adalah alprazolam, lorazepam, clobazam, diazepam.

DESKRIPSI OBAT 1. Frisium (Sanofi Aventis) Mengandung klobazam, tablet 10 mg 2-3 x 10 mg/hari Indikasi : Clobazam diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek (kurang dari 4 minggu) dari kegelisahan dan sebagai tambahan dalam pengobatan jenis tertentu epilepsi. Kontra indikasi : Pasien yang mengalami depresi sistem saraf pusat (koma). Penderita psikotik dan gangguan depresi mental. Penderita gangguan pernapasan. Reaksi hipersensitif terhadap klobazam. Trimester pertama kehamilan. Myastehenia gravis.

Efek samping : Mulut dan tenggorokan kering, disuria, retensi urin, disartria, ataksia, vertigo, pusing, depresi mental, gangguan saluran cerna, takikardia, palpitasi. Kegagalan pernapasan dan hipotensi tidak/jarang terjadi pada dosis terapi, tetapi dapat terjadi pada dosis tinggi. Pemberian overdosis dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat dan koma.

Gangguan pernapasan, keletihan, konstipasi, hilang nafsu makan, mual, mengantuk, bingung. Reaksi kulit seperti erupsi, urtikaria. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan abnormalitas yang reversibel seperti gangguan bicara, gangguan fungsi motorik, gangguan penglihatan (penglihatan ganda, nistagmus), peningkatan berat badan.

Berkurangnya libido.

Perhatian : Hati-hati pemberian obat ini pada orang lanjut usia atau pasien yang lemah, gagal fungsi ginjal, hati, dan pasien yang sedang menjalani terapi dengan obat sistem depresan. Selama minum obat ini dilarang menjalankan mesin atau kendaraan. Hindari pemakaian dosis tinggi dan jangka lama, karena dapat menyebabkan toleransi dan ketergantungan fisik. Kelemahan otot (myasthenia gravis), spinal atau serebral ataksia dan pada kasus keracunan akut alkohol, zat-zat hipnotik, analgesik, neuroleptik, antidepressan, lithium, pasien dengan kerusakan hati serius (misal cholestatic jaundice) dan pasien dengan sleep apnoea syndrome. Klobazam diekskresi melalui air susu ibu. Hentikan pemberian ASI selama pengobatan dengan klobazam. Interaksi Obat Jika klobazam dikombinasi dengan depresan sistem saraf pusat (termasuk antikonvulsan dan alkohol) akan menambah terjadinya depresi sistem saraf pusat. Simetidin dapat mengurangi klirens plasma klobazam, meningkatkan waktu paruh dan konsentrasi klobazam.

Dosis Dosis lazim : Dewasa : 20 mg sehari dalam dosis terbagi. Jika perlu dapat dinaikkan sampai 30 mg/hari. Untuk kasus berat dosis dapat diberikan samapai 6 tablet sehari. Orang lanjut usia Anak 3 tahun Dosis maksimum : Dewasa : 30 mg sehari Kemasan : Dus 100 tablet 10 mg Rp.314.500,: 10 15 mg sehari dalam dosis terbagi. : 1 tablet sehari dalam dosis terbagi.

PEMBAHASAN Pemilihan antiansietas didasarkan pada pengalaman klinik, berat ringannya penyakit serta tujuan khusus pengobatan. Sebaiknya dimulai dengan obat paling efektif dengan sedikit efek samping. Dosis harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan diberikan sebagai regimen terputus. Seringkali sindrom ansietas diikuti gejalan depresi, pada generalized anxiety disorder antiansietas kerap digunakan bersama antidepresan golongan SSRI.

FARMAKODINAMIK Klobazam adalah senyawa derivat benzodiazepine. Benzodiazepin bekerja pada reseptor GABA. Terdapat dua jenis reseptor GABA, yaitu GABA A dan GABAB. Reseptor GABAA (reseptor kanal ion klorida kompleks) terdiri atas lima subunit yaitu 1, 2, 1, 2 dan 2. Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik subunit 2 sehingga pengikatan ini menyebabkan pembukaan kanal klorida, memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam sel menyebabkan peningkatan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi. Efek yg ditimbulkan benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot dan antikonvulsan. Sedangkan efek

perifernya: vasodilatasi koroner (pada pemberian IV) dan blokade neuromuskular (pada pemberian dosis tinggi).

FARMAKOKINETIK Sifat fisikokimia dan farmakokinetik benzodiazepin sangat mempengaruhi penggunaannya dalam klinik karena menentukan lama kerjanya. Semua benzodiazepin dalam bentuk nonionik memiliki koefisien distribusi lemak : air yang tinggi; namun sifat lipofiliknya dapat bervariasi lebih dari 50 kali, bergantung kepada polaritas dan elektronegativitas berbagai senyawa

benzodiazepin. Clobazam relatif tidak larut dalam air, karena itu, tidak ada IV atau IM persiapan yang tersedia. Bioavailabilitas oral adalah sekitar 90%. Waktu untuk puncak konsentrasi plasma (Tmaks) adalah 1-4 jam. Ada interindividual ditandai variabilitas di puncak konsentrasi plasma, yang dapat terjadi pada waktu 0,25 hingga 4 jam. Clobazam terutama dimetabolisme oleh hati. Ini memiliki 2 metabolit utama, N-desmethyl-clobazam dan 4'-hydroxyclobazam. Metabolit yang aktif adalah N-desmethyl-clobazam yang mencapai konsentrasi plasma maksimal setelah 24 sampai 72 jam. Waktu paruh eliminasi sekitar 50 jam. Clobazam terikat pada protein (90%). INTERAKSI OBAT Interaksi obat dalam R/ keempat Clobazam (golongan benzodiazepine) - Amitriptilin (golongan antidepresan trisiklik) Jika klobazam dikombinasi dengan depresan sistem saraf pusat (termasuk antikonvulsan dan alkohol) akan menambah terjadinya depresi sistem saraf pusat. KIE (Konsultasi Informasi Edukasi ) Untuk penderita ansietas (kecemasan berupa suatu ketegangan yang tidak menyenangkan, rasa takut, gelisah rasa takut yang mungkin timbul dari

penyebab yang tidak diketahui) harus dlakukan serangkaian proses terapi, baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Farmakologi Pasien yang menderita ansietas diberi terapi dengan pemberian obat golongan benzodiazepine. Obat golongan ini yang paling sering digunakan. Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak. Tetapi obat ini dapat menyebabkan ketergantungan fisik. Obat golongan ini adalah alprazolam, lorazepam, clobazam, diazepam. Jika seseorang mengalami gejala yang kurang normal atau keadaan yang tidak biasa maka pasien harus segera berobat ke dokter, dimana pengobatan sedini mungkin akan lebih baik. Pemberian obat ini harus dimulai dengan dosis terendah karena penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan abnormalitas yang reversibel seperti gangguan bicara, gangguan fungsi motorik, gangguan penglihatan (penglihatan ganda, nistagmus). Oleh karena itu, penggunaan obat ini harus dibawah atau sesuai dengan anjuran dokter. Jadi penderita ansietas ini tidak boleh mengkonsumsi obat ini dengan sembarangan. Non-Farmakologis Pengobatan secara non-farmakologis (psikoterapi) yang umum digunakan pada gangguan kecemasan adalah CBT (cognitive-behavioral therapy/terapi perilaku-kognitif). Dalam CBT, seorang ahli kesehatan-mental bekerja sama dengan penderita gangguan kecemasan untuk menentukan apa yang menjadi penyebab rasa takut pasien yang akhirnya memicu kecemasan. Keduanya juga berupaya keras untuk mengidentifikasi pola-pola dari rasa takut yang dialami pasien. Melalui kognisi, pasien kemudian diajarkan cara untuk mengenali situasi pemicu kecemasan, dan bagaimana cara

mengatasinya ketika seseorang mengalami keadaan seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai