Anda di halaman 1dari 5

Menyikat Gigi Sebelum Tidur itu Sangat Penting

By admin March 4, 2012Posted in: Kesehatan

Belakangan ini di layar televisi kita sering menjumpai iklan dari produsen pasta gigi terkemuka di Indonesia yang menganjurkan untuk membiasakan diri menyikat gigi sebelum tidur. Jangan anggap remeh apa yang dianjurkan dalam iklan tersebut. Menyikat gigi pada waktu malam sebelum tidur lebih penting dari pada menyikat gigi waktu lainnya. Berikut ini adalah penjelasan dr Haryanto AG mengenai pentingnya menyikat gigi sebelum tidur yang disandur dari situs tanyapepsodent. Dalam mulut kita ada berkat dari Tuhan berupa air liur. Air liur ini antara lain mengandung bahan antiseptik yang bisa membunuh kuman-kuman tertentu. Bila kita melakukan aktivitas (mengunayah, bicara dsb) maka produksi air liur akan memadai. Sebaliknya pada saat kita tidak melakukan apa-apa (contoh pada saat kita tidur) maka produksi air liurpun berkurang. Nah, bila

kita tidak sikat gigi sebelum tidur, banyak sisa makanan nempel di sela-sela gigi dan dalam berbagai bagian mulut kita, sedangkan produksi air liur berkurang (termasuk antiseptiknya), bisa dibayangkan kuman-kuman ini akan berpesta pora selama kita tidur. Hasilnya kemungkinan terjadinya kerusakan gigi, peradangan dsb jadi lebih besar, bangun tidurpun mulut pasti bau tak sedap. Jika kamu masih sayang dengan gigi kamu, jangan malas untuk menyikat gigi sebelum tidur. Dan sampaikan juga kepada orang-orang di sekitarmu mengenai pentingnya mengosok gigi sebelum tidur. Ayah, ibu, saudara, adik, kakak, teman atau orang-orang yang kamu sayangi, ingatkan mereka jika mereka lupa menggosok gigi sebelum tidur. Perlu kamu ketahui, menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2007 yang dikutip dari situs detik. Ada lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia mengalami gigi berlubang. Sekitar 95 persen masyarakat Indonesia rajin menyikat gigi dua kali sehari. Namun yang menyikat gigi pagi dan malam sebelum tidur jumlahnya hanya 7 persen. Berarti, yang jadi permasalahan adalah waktunya menyikat gigi.

Bahaya Meniup Makanan Minuman Panas Sunah Rosul


By

admin
March 2, 2012Posted in: Kesehatan

Meniup makanan atau minuman ketika masih panas agar dapat segera dimakan adalah sesuatu yang sangat umum dilakukan oleh masyarakat. Alasan lain agar gigi tidak mudah rusak karena makanan panas. Orang tua kita atau orang disekitar kita juga sering menganjurkan hal ini bukan? Tahukah kamu, bahwa meniup makanan atau minuman panas sebelum makan itu tidak dianjurkan oleh Rosul. Bukan hanya itu, Jika dilihat dari sisi kesehatan, meniup makanan sebelum makan juga merupakan sesuatu yang tidak baik bahkan bisa berbahaya.

Hadist Larangan Meniup Makanan Minuman Panas


Dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dari Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya. [HR Hakim no 7124. Hakim mengatakan, Hadits sahih sesuai dengan kriteria Muslim. Pernyataan beliau ini disetujui oleh adz Dzahabi. Hadits di atas dimasukkan oleh al Albani dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 no hadits 392].

Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang. Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa Ghalil no 2038. Dari beberapa hadits di atas jelas menyatakan bahwa meniup makanan panas dan memakan makanan panas tidak dianjurkan oleh Rosulullah SAW.

Lalu bagaimana penjelasan bahaya meniup makanan atau minuman dari sisi kesehatan ? Silahkan simak penjelasannya di bawah ini yang disandur dari forum kompas

Penjelasan Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas


Semua yang telah mengenyam bangku sekolah pasti memahami, manusia bernapas menghirup oksigen atau O2, dan menghembuskan karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam. H2O + CO2 => H2CO3 Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 7,45 dengan reaksi sebagai berikut: CO2 + H20 HCO3- + H+ Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis. Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian. Dampak meniup makanan panas sebelum makan ternyata mengerikan juga ya, jadi lebih baik tunggu makanan sampai dingin ketika ingin memakannya. Dan Alhamdulillah bagi kita yang masih selamat meskipun sering meniup makanan panas sebelum makan. Mari kita ikuti Sunah Rasul SAW agar selamat dunia akhirat. referensi : forum.kompas.com. jacksite.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai