Disampaikan Dalam Seminar Indonesia Economic Observation 2012 Jakarta 17 November 2011
Kementerian Keuangan RI
OUTLINE
1. Perkembangan Perekonomian Terkini 2. Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dan APBN 2012 Arah Kebijakan Fiskal 2012 Postur APBN-P 2011 dan APBN 2012 Kebijakan Pendapatan Negara Kebijakan Belanja Negara Kebijakan Pembiayaan Anggaran 3. Kebijakan Antisipasi Krisis
Pertumbuhan Ekonomi dunia diperkirakan melambat menjadi 4% tahun 2011 dan 4% tahun 2012
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy)
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Dunia (%, yoy)
8,0 6,0 6,0 4,0 2,0 0,1 0,0 -2,0 -4,0 -6,0 4,8 2,8 1,7 3,1 1,6 7,3 6,9 6,4 5,3 6,1
2011 2012 Kawasan Jun-11 Sep-11 Jun-11 Sep-11 Dunia 4.3 4.0 4.5 4.0 Negara Maju 2.2 1.6 2.6 1.9 Negara Berkembang 6.6 6.4 6.4 6.1 ASEAN 5 5.4 5.3 5.7 5.6
Perkembangan Volume Perdagangan Dunia (%, yoy)
15,0 10,0 5,0 0,0 -5,0 -10,0 -15,0 -10,4 -11,0 2008 2009 -10,7 2010 2011* 2012* 3,0 2,9 3,1 12,8 12,8 12,8 7,3 7,7 7,5 6,1 5,4 5,8
5,1
5,6
4,0 4,0
1,9
2,8
2008
-3,7
2009
-0,7
2010
2011*
2012*
Negara Maju
Negara Berkembang
ASEAN 5
Dunia
Ekspor
Impor
Total Perdagangan
Perlambatan terutama di kawasan negara maju yg tumbuh 1,6% (yoy) di 2011 dan 1,9% (yoy) di 2012. Negara berkembang dan ASEAN 5 diperkirakan masih akan tumbuh di atas 5% (yoy). Volume perdagangan dunia diperkirakan melambat menjadi 7,5% (yoy), dan berlanjut pada 2012 sebesar 5,8% (yoy).
4
Tingginya utang negara PIIGS masih akan menjadi permasalahan hingga 2012-2014
Proyeksi Utang Publik Negara-negara PIIGS (%PDB)
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 2005 2006 2007 2008 2009 Italia 2010 2011 2012
Forecast
2013
2014
Yunani
Irlandia
Portugal
Spanyol
Dampak krisis utang mulai menjalar ke sektor perbankan terkait kepemilikan sektor ini yang cukup tinggi terhadap surat utang Eropa. Memburuknya kepercayaan investor juga mendorong kemitraan Eropa dan China menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan dana EFSF (European Financial Stability Facility). Kesepakatan Eropa (27 Oktober 2011) untuk memangkas utang Yunani hingga 50% dan meningkatkan dana penyelamatan menjadi 1,0 triliun atau US$ 1,4 triliun telah memberikan sinyal positif dan menurunkan potensi default Yunani.
5
Terdapat dua potensi risiko ekonomi untuk perekonomian Asia yakni penurunan tajam ekspor, sebagaimana terjadi di Q4 2008, dan perlambatan investasi swasta dikarenakan banyak rencana ekspansi 2012 dibatalkan
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara Asia (%, yoy)
China India Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam Singapore Korea Hong Kong Taiwan -1 1 3 5 7 9 11 13 15 2012f 2011f 2010
Ekspor Asia diperkirakan akan melambat sejalan dengan perlambatan sektor manufaktur AS dan Eropa
Pertumbuhan ekonomi negara berkembang Asia diperkirakan akan melambat: 9,5% (2010) 8,2% (2011) 8,0% (2012) yoy. Konsumsi masih akan menjadi penopang laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Emerging Market Asia, sementara permintaan ekspor masih akan melemah.
6
Nilai tukar Rupiah terdepresiasi seiring pelemahan nilai tukar regional, bursa saham juga masih menunjukkan penguatan meskipun di regional cenderung terjadi penurunan seiring kondisi perekonomian Eropa yang semakin memburuk
4.500 4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 IDR (RHS) 14 NOV'11 = 8.965 IHSG 9.600 14 NOV '11 = 3833 9.400 9.200 9.000 8.800 8.600 8.400 8.200 8.000
5%
10%
yoy (%)
6,22 6,44 5,80 5,67 6,33
6,96
7,02
6,84
6,65
6,16
5,98
4,42
22,50 17,50
Pergerakan laju inflasi tahun 2010 s.d 2011 sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan laju inflasi harga bergejolak, seperti beras, minyak goreng, dan bumbu-bumbuan. Penurunan laju inflasi Oktober 2011 (4,42%, yoy) disebabkan oleh penurunan harga dan tarif berbagai barang dan jasa pasca lebaran. Harga bergejolak dan harga yang diatur pemerintah stabil pada 5,78% (yoy) dan 2,91% (yoy). Sedangkan Inflasi inti mengalami penurunan sejak dua bulan terakhir menjadi 4,43% (yoy).
8
Nilai ekspor Indonesia Jan-Sep 2011 mencapai US$152,5 miliar atau meningkat 37,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, sedangkan impor mencapai US$129,97 miliar atau meningkat 33,45 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya. Pada bulan Semptember 2011, ekspor mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Agustus 2011, namun secara kuartalan, ekspor dan impor masih tumbuh diatas 30 persen. Pertumbuhan ekspor lebih tinggi dibanding impor sejak kuartal I 2011.
70%
19 14 9 4 -1
50%
Pertumbuhan
30%
10%
-10%
Nilai Eks
-30%
Eks ytd
-50%
A A M M N D S N D F O 2010-J O 2011-J F J J
-6 -11
60%
Agts-'11
40%
yoy
46.3% 56.4% 35.1% 52.7% 100.3% 70.8%
ytd
37.5% 33.5% 31.7% 27.9% 65.5% 55.7%
yoy
35.9% 23.9% 24.1% 13.1% 105.2% 72.6%
ytd
36.4% 30.9% 31.2% 25.2% 61.3% 54.0%
Pertumbuhan
20%
0%
-20%
-40%
-60%
Sumber: BPS
Miliar USD
10
4 Pilar Pembangunan
Pro Growth Pro Job Pro Poor Pro Environment
ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2012 Memberikan dorongan terhadap perekonomian (stimulus fiskal) seraya memelihara stabilitas ekonomi; dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal
Meningkatkan kualitas belanja negara Peningkatan efektivitas dan efisiensi belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah
- Pertumbuhan ekonomi (%) - Inflasi (%) y-o-y - Tkt bunga SPN(%) - Nilai tukar (Rp/US$1) - Harga minyak (US$/barel) - Lifting (ribu barel/hari)
Asumsi dasar ekonomi makro 2012 disepakati sama dengan usulan RAPBN 2012, kecuali tingkat suku bunga SPN 3 bulan. Implikasi penurunan suku bunga SPN 3 diturunkan dari 6,5% menjadi 6,0% adalah penghematan pembayaran bunga utang Rp0,9 T.
12
URAIAN
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
I.
APBN-P
1.169,9 1.165,3 878,7 12,2 286,6 4,7 1.320,8 908,2 461,5 446,7 0,0 0,0 0,0 412,5 347,5 96,8 225,5 65,0 (150,8) (2,1) 150,8 153,6 (2,8) 56,2 19,2 (47,2)
1.292,9 1.292,1 1.019,3 12,55 272,7 0,8 1.418,5 954,1 476,6 477,5 0,0 0,0 0,0 464,4 394,1 98,5 269,5 70,2 (125,6) (1,55) 125,6 125,9 (0,3) 56,0 16,9 (47,3)
1.311,4 1.310,6 1.032,6 12,72 278,0 0,8 1.435,4 965,0 508,4 456,6 12,5 9,1 3,4 470,4 400,0 100,1 273,8 70,4 (124,0) (1,53) 124,0 125,9 (1,9) 54,3 15,3 (47,3)
18,5 18,5 13,2 0,16 5,3 0,0 16,9 10,9 31,7 (20,9) 12,5 9,1 3,4 6,0 5,8 1,6 4,3 0,2 1,6 0,02 (1,6) 0,0 (1,6) (1,7) (1,6) 0,0
141,5 145,3 153,9 0,56 (8,6) (3,8) 114,7 56,8 46,9 9,9 12,5 9,1 3,4 57,9 52,4 3,3 48,3 5,5 26,8 0,56 (26,8) (27,7) 0,9 (1,9) (3,9) (0,0)
B. BELANJA NEGARA
I BELANJA PEMERINTAH PUSAT (K/L & Non K/L) A. B. Belanja K/L Belanja Non K/L Tambahan Anggaran - Non Pendidikan - Pendidikan untuk K/L
II. TRANSFER KE DAERAH 1. Dana Perimbangan a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
C. DEFISIT ANGGARAN (A - B)
% Defisit Terhadap PDB - IHK
D. PEMBIAYAAN (I + II)
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) 1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) a.l Pinjaman Program 2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN
0,0
0,0
(0,0)
(0,0)
(0,0)
13
Persen (%) 20
84.2
800
12.30
619.9
11.04
723.3
11.30
75.4
12.72
16
80.2 68.1
12.16
491.0
53.4 44.7 154.5
352.9
12
298.4
200
208.8 238.4
327.5
317.6
357.0
432.0
520.0
0 2006 Lannya 2007 2008 Cukai 2009 PPN 2010 2011 APBN-P PPh 2012 APBN Tax Ratio
Penerimaan perpajakan telah meningkat 2,5 kali lipat dari Rp409,2 T (2006) Rp1.019.2 T (2012), dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17% per tahun. Penerimaan perpajakan 2011-2012 tumbuh sebesar 17,5%, sementara penerimaan pajak non-migas meningkat sebesar 22,2%.
14
Kebijakan perpajakan 2012: Kegiatan ekstensifikasi perpajakan, a.l. pelaksanaan sensus pajak nasional; Kegiatan intensifikasi melalui law enforcement, yaitu himbauan, penagihan, pemeriksaan dan penyidikan, serta pembentukan KPP migas dan pertambangan; Peningkatan tarif cukai tembakau rata-rata 16,3%, perluasan cakupan barang kena cukai, serta penyempurnaan National Single Window.
15
A. Penerimaan Pajak Dalam Negeri 1) Pajak penghasilan - Migas - Non-migas 2) Pajak Pertambahan Nilai 3) Pajak Bumi & Bangunan 4) Cukai 5) Pajak Lainnya B. Pajak Perdagangan Internasional 1) Bea Masuk 2) Bea Keluar/Pungutan Ekspor Total Penerimaan Perpajakan
831.7
989.6
21.5 25.4
878.7
23.7 19.2
1,032.6
110.4 75.5
117.5
0.3 0.2
12.7
2011 URAIAN a. Penerimaan SDA 1) SDA Migas - Minyak Bumi - Gas Bumi 2) Non Migas b. Bagian Laba BUMN c. PNBP Lainnya d. Pendapatan BLU JUMLAH APBN-P 192.0 173.2 123.1 50.1 18.8 28.8 50.3 15.4 286.6 APBN 177.3 159.5 113.7 45.8 17.8 28.0 53.5 19.2 278.0
2012 % thd APBN-P 92.3 92.1 92.4 91.4 94.6 97.1 106.3 124.8 97.0
% thd PDB 2.2 2.0 1.4 0.6 0.2 0.3 0.7 0.2 3.4
Penurunan PPh Migas dan SDA Migas disebabkan oleh penurunan asumsi harga minyak ICP. Strategi peningkatan PNBP terutama (i) pencapaian target lifting minyak bumi dan gas alam, (ii) efisiensi besaran cost recovery dalam kegiatan hulu migas (rencana besaran cost recovery adalah 12,3 miliar USD), dan (iii) revisi jenis dan tarif PNBP pada kegiatan pertambangan dan batu bara.
16
Belanja negara meningkat lebih dari 2 kali lipat: Rp 509,6T (2005) Rp1.320,8 T (2011). Dalam tahun 2012 belanja negara direncanakan naik sebesar Rp114,6 T dengan proporsi belanja pusat sebesar 67,2% dan transfer daerah sebesar 32,8%. Arah Kebijakan Belanja Negara, a.l. (i) pembangunan infrastruktur untuk mendukung program MP3EI, (ii) peningkatan kemampuan pertahanan negara menuju Minimum Essential Force (MEF), dan (iii) perluasan program perlindungan sosial (pro rakyat).
17
965,0
697,4
52.4%
47.3%
200
33.5%
43.0%
44.6%
37.5%
48.8%
47.6%
47.6%
52.7%
Belanja pemerintah pusat telah meningkat hampir 3 kali lipat dari Rp.361,2 T (2005) menjadi Rp.965,0 T (2012), dengan peningkatan rata-rata sebesar 16% per tahun. Pelaksanaan program pro rakyat (klaster 4): 6 program utama dan 3 program prioritas
6 Program utama: 1. Rumah sangat murah; 2. Kendaraan angkutan umum murah; 3. Air bersih untuk rakyat; 4. Listrik murah dan hemat; 5. Peningkatan kehidupan nelayan; 6. Peningkatan kehidupan masyarakat miskin perkotaan. 3 Program prioritas: 1. Surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014; 2. Penciptaan lapangan kerja guna mengurangi 1 juta jiwa/tahun; 3. Pembangunan transportasi jakarta.
18
Program ketahanan pangan melalui dukungan subsidi dan dana stabilisasi pangan.
508,4
500,0 400,0
461,5
307,0
300,0
332,9
200,0 100,0 -
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Belanja K/L terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011 mencapai Rp 461,5 T atau meningkat hampir 150% dibandingkan tahun 2006; Pada tahun 2012 belanja K/L direncanakan meningkat sebesar Rp46,8 T (10,1%) dibandingkan pagu tahun 2011; Kebijakan Belanja K/L antara lain (i) dukungan terhadap industri kecil dan kreatif (UMKM), (ii) efisiensi belanja operasional, dan (iii) pembangunan gedung baru dilakukan secara selektif.
19
Pembayaran bunga utang tepat waktu dan jumlah. Antisipasi dana untuk risiko fiskal; Pengalokasian dana cadangan beras dan cadangan benih.
20
2005 120,8 104,5 95,6 8,9 16,2 6,4 2,5 0,1 0,9 0,1 6,2 0,0
2006 107,4 94,6 64,2 30,4 12,9 5,3 3,2 0,1 1,8 0,3 1,9 0,3
2007 150,2 116,9 83,8 33,1 33,3 6,6 6,3 0,5 1,0 0,3 17,1 1,5
2008 275,3 223,0 139,1 83,9 52,2 12,1 15,2 1,0 1,7 0,9 21,0 0,3
2009 138,1 94,5 45,0 49,5 43,5 13,0 18,3 1,6 1,3 1,1 8,2 0,0
2010 192,7 140,0 82,4 57,6 52,8 15,2 18,4 2,2 1,4 0,8 14,8 0,0
2011 APBN-P 237,2 195,3 129,7 65,6 41,9 15,3 18,8 0,1 1,8 1,9 4,0 0,0
2012 APBN 208,9 168,6 123,6 45,0 40,3 15,6 16,9 0,3 2,0 1,2 4,2 0,0
% Listrik BBM
% thd Belanja Negara
30 25 20
23,7
18,0 237,2
41,9 65,6
14,5 208,9
40,3
15 10 5 0
120,8
16,2 8,9
95,6
150,2 107,4
12,9 30,4
64,2 33,3 33,1
83,9
138,1
43,5
139,1
129,7
2005
2006
2010
2011 APBN -P
21
Dana Penyesuaian
Kebijakan Transfer ke Daerah 2012: Transfer ke Daerah meningkat lebih dari tiga kali lipat dari Rp150,5 T (2005) Rp470,4 T (2012). Proporsi DAK terus meningkat dari 3,2% (2005) 5,6% (2012). Pengalokasian Dana Penyesuaian untuk: Tunjangan Profesi Guru sebesar Rp30,56 T; Dana Tambahan Penghasilan guru PNSD sebesar Rp2,90 T; Dana Insentif Daerah sebesar Rp1,39T; Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) sebesar Rp 30 Miliar; Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp23,59 T.
23
20%
Outstanding Utang
PDB IHK
Rasio utang terhadap PDB mengalami penurunan hingga 24% pada tahun 2012 direncanakan mencapai 22% dari PDB pada tahun 2014.
24
25
FISKAL
BALANCE OF PAYMENT
Masih tersedianya cadangan devisa sebesar US$114 miliar per Oktober 2011 untuk dapat digunakan dalam antisipasi krisis. Fasilitas lainnya dalam kerangka kerjasama internasional: Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) dengan tujuan utama mengatasi masalah neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek; Currency Swap dengan China dan Jepang untuk meminimalisasi risiko nilai tukar yang berfluktuasi.
26
27
28
(Lanjutan)
Melaksanakan pembiayaan utang melalui pasar domestik dengan memperhatikan biaya dan risiko utang paling optimal; Mendorong investment oriented society melalui penerbitan SBN ritel berbasis konvensional dan syariah; Mendukung pelaksanaan Bond Stabilization Framework (BSF) untuk mengantisipasi krisis.
Pembiayaan Utang
Menggunakan SAL seoptimal mungkin; Mendukung pembangunan infrastruktur; Mendukung pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM); Mendukung pengembangan pendidikan melalui penyediaan dana abadi pendidikan (endowment fund); Mendukung restrukturisasi BUMN strategis.
29
2006 (29.1)
2007 (49.8)
2008
2009 (88.6)
2010 (45.8)
APBN 2012
(125.6) (124,0)
RAPBN 2012
% thd PDB 0
-0.1
(4.1)
-0.5
-0.7 -0.9
-1
Rata-rata 1,2%
-1.3 -1.6 -2.1
-2.5 -1.5
-1.5
-2
Defisit APBN tahun 2006 s.d. 2012 berfluktuatif dalam kisaran terjaga di bawah 3% PDB; Target defisit 2012 sebesar 1,5% PDB atau di bawah defisit 2011, sebesar 2,1% PDB; Penyusunan Kebijakan defisit anggaran didasarkan pada: Keterbatasan sumber penerimaan negara; Kebijakan ekspansi untuk mendukung pencapaian target pembangunan melalui four track strategy (pro growth, pro job, pro poor, pro environment); Pembiayaan defisit anggaran yang dapat dipenuhi dari sumber-sumber yang berisiko rendah.
30