Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan iringan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah nya. Kami dapat menyelesaikan resume fiqih. Ilmu fiqih merupakan suatu ilmu tentang metode yang sangat berguna bagi perkembangan dan pengembangan hokum, meski disana sini masih ada kelompok ulama yang mempersoalkan penggunaan ilmu ini. Meskipun masih banyak kata atau kalimat yang belum dapat kami rangkai menjadi satu kesatuan bahsa yang baik dan benar. Hal itu tidak lain adalah karena keterbatasan pemikiran yang kami miliki. Namun demikian, kami berharap, semoga hasil resume fiqih yang membahas tentang fiqih muamalah dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah fiqih. Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan rahmat dan pahalanya. Amin

Jakarta, 09 Januari 2010

DAFTAR ISI
Hal Kata Pengantar Daftar Isi A. Pengertian Fiqih Mu`amalah B. Beberapa pendapat tentang Fiqih Menurut : a. Muhammad Yusuf Musa b. Mushtafa Ahamad Zarqa c. Mahmud Syaltout C. Ciri Fiqih Mu`amalah D. Tujuan Fiqih Mu`amalah E. Macam macam Fiqih Mu`amalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penutup Jual Beli Ariyah Wadi`ah Hadiah AL ijarah Musaqah Qirad 6 7 I II 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 4 4 4 5

FIQIH MUAMALAH
A. Pengertian Fiqih Muamalah Fiqih muamalah ialah mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya. Seperti ketentuan ketentuan tentang jual beli, sewa-menyewa, perkawinan, perceraian, ketentuan pembagian harta pusaka, jinayah, dan lain-lain B. Beberapa pendapat tentang Fiqih Muamalah menurut : a. Muhammad Yusuf Musa Bahwa kajian Fiqih Muamalah mencakup pembahasan tentang ketentuan-ketentuan hukum mengenai kegiatan perekonomia, amanah dalam bentuk titipan dan pinjaman. Ikatan kekeluargaan, proses penyelesaian perkara lewat pengadialn, dan bahkan soal distribusi harta waris. b. Mushthafa Ahmad Zarqa Memisahkan antara soal-soal hubungan perekonomian yang bersifat jasa dan bertendensikan kepentingan material dengan ikatan kekeluargaan dan distribusi waris sebagai hubungan personal yang tidak bertendensikan kepentingan material, tapi lebih bersifat kepentingan kekeluargaan c. Mahmud Syaltout Membahas ketentuan-ketentuan yang dilakukan hukum mengenai hubungan dan perekonomian satu sama lain. anggota masyarakat

bertendensikan kepentingan material yang saling menguntungkan

C. Ciri Fiqih Mu`amalah

Terdapatnya kepentingan keuntungan material dalam proses akad dan kesepakatannya. D. Tujuan Fiqih Mu`amalah Di syaratkannya ketentuan-ketentuan hukum dalam bidang ini adalah dalam rangka menjaga kepentingan kepentingan orang muallaf terhadap harta mereka, Sehingga tidak dirugikan oleh tindakan orang lain. Dan dapat memanfaatkan harta meliknya untuk memenuhi kepentingan kehidupan mereka. E. Macam-macam Fiqih Muamalah 1. Jual Beli Ialah tukar-menukar barang dan jasa dengan adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Firman Allah :

Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Jual beli ada 3 macam : a. Menjual barang yang kelihatan, hukumnya boleh b. Menjual barang yang disebutkan sifatnya dalam janji hukumnya boleh, hika didapati sifat tersebut sesuai apa yang telah disebutkan c. Menjual barang yang tidak ada dan tidak terlihat, hukumnya tidak boleh

Jual beli tidak selamanya dilakukan langsung, yakni penyerahan uang dan penerimaan barang dilakukan dalam satu waktu yang sama. Ada kalanya dilakukan dengan pesanan, yakni uang pembeliannya diserahkan

terlebih

dahulu sementara barangnya belum ada, tetapi pembeli

mengutarakan kriteria-kriteria barang yang dipesan. Hal ini lazim disebut SALAM / SALAF, yang berarti pembeli barang lewat pemesanan. Orang yang berjual beli harus dengan khiyar, bebas memilih, selagi belum berpisah. Khiyar hanya terbatas 3 hari. Jual beli dengan cara gharar ialah jual beli yang barang dagangannya tidak bisa diketahui keadaannya. Contoh : binatang yang masih dalam kandungan, ikan di air yang mengenang, daging sebelum di sembelih. Jual beli barang yang sejenis seperti emas dengan emas, perak dengan perak, agar tidak terkena riba ada 3 syarat : a. Sepadan, sama timbangannya dan takarannya dan sama nilainya b. Spontan, seketika itu juga c. Saling bisa diserah terimakan Riba menurut bahasa ialah tambah Menurut suara ialah akad yang terjadi dalam penukaran barang-barang yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara atau terlambar menerimanya. Macam-macam Riba a. Riba Fudluli Pertukaran 2 barang yang sejenis dengan syarat dilebihkan atau tidak sama. b. Riba Qordhi Meminjam dengan syarat keuntungan bagi yang meminjami.

c. Riba Nasiah

Pertukaran yang disyaratkan terlambat dengan melebihkan pembayaran yang diperjual belikan atau yang dipiutangkan baik berupa barang sejenis atau tidak. d. Riba Yad Berpisah sebelum timbang terima orang yang memberi barang dan penjualnya, kemudian barang tadi diperjual belikan ke pihak lain.

2.

Ariyah

Ialah sesuatu yang dipinjamkan. Bisa meminjamkan benda yang membawa jasa (manfaat) kepada orang lain sedang benda itu sendiri masih tetap. Firmah Allah :

Dan enggan (menolong dengan) barang berguna Yang dimaksud ayat tersebut orang-orang celaka sebab tidak mau memberi pinjaman dan bantuan kepada sanak dan tetangga. 3. Wardiah Ialah sesuatu yang dititipkan (dipercayakan) oleh pemiliknya kepada orang lain. Wadiah merupakan amanat yang sunah diterima oleh orang yang sanggup. Orang yang menerima barang titipan tidak wajib menanggung resiko kecuali karena kelengahan. Bila barang titipan tersebut diminta (oleh yang punya) kemudian dia (yang menerima titipan) tidak mau mengeluarkan padahal dia bisa menyerahkan, sehingga barang tersebut kemudian rusak, maka dia dia wajib mengganti. 4. Hadiah

Ialah pemberian kepada orang lain untuk dimilikinya karena menghormat, atau pemberian untuk dimiliki tanpa minta ganti. Sesuatu yang dijual boleh pola diberikan, pmberian itu tidak menjadi tetap (langsung) kecuali setelah diterima. Dan bila pemberian itu sudah diterima oleh yang diberi, maka si pemberi tidak boleh meminta kembali, kecuali bila si (pemberi) adalah orang tua. Hadis Nabi :

Orang yang meminta kembali pemberiannya seperti anjing yang muntah kemudian menelan kembali muntahnya Bila memberikan sesuatu dengan cara imar atau irqab, maka sesuatu tadi tetap menjadi milik mumai dan murqab dan selanjutnya untuk ahli warisnya, sepeninggalannya nanti. Pemberian untuk dimiliki (orang yang diberi) tanpa ganti dan mengharap pahala di akhirat disebut SHADAQAH. 5. Al-Ijarah Ijarah dari ujiah yang berarti upah. Jadi ijarah ialah memberi upah kepada seseorang setelah mengerjakan pekerjaan tertentu atau sampai waktu yang tertentu. Segala sesuatu yang bisa diambil manfaatnya dengan tetap zatnya, maka sah menyewakannya, apabila manfaat barang itu ditentukan dengan salah satu dari dua perkaya yaitu dengan waktu atau perbuatan.

Perjanjian sewa-menyewa dengan mutlak (tanpa syarat) mengharuskan pembayaran uang sewa di muka, kecuali bila ada perjanjian bayar uang sewa di belakang. Sewa menyewa itu tidak batal sebab matinya salah satu pihak, dan batal karena rusaknya barang yang disewa. Dan tidak wajib mengganti kerugian bagi orang yang menyewa kecuali karena kelengahan. Jialah itu hukumnya boleh. Jialah ialah menjanjikan upah tertentu dalam mengembalikan barangnya yang hilang. Bila seseorang (bisa) mengembalikan barang yang hilang tadi, maka dia berhak (atas upah) yang dijanjikan. Jialah atau jualah adalah minta dikembalikannya benda yang hilang dengan ganti yang tertentu. Firman Allah

Dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta. 6. Musaqah Ialah bekerja mengairi dan memelihara tanaman seseorang dengan upah hasilnya nanti dibagi (milik bersama). Musaqah itu boleh atas pohon kurma dan pohon anggur. Dan bagi musaqah ada 2 syarat : 1) 2) Menentukan musaqah dengan batas waktu tertentu (Pemilik pohon) menentukan kepada amil bagian

tertentu dar buah

Kemudian musaqah ada 2 macam : 1) Pekerjaan yang manfaatnya kembali kepada buah, maka pekerjaan ini menjadi tanggungan amil 2) Pekerjaan yang manfaatnya kembali kepada tanah, maka pekerjaan ini menjadi tanggungan yang mempunyai harta (tanah). 7. Qirad

Qirad menurut bahasa ialah putus, sedangkan menurut istilah ialah akad penyerahan harta kepada seseorang untuk berdagang dengan untung diterima bersama dan rugi di tanggung bersama. Hadis Nabi

Nabi bersabda : 3 usaha yang ada berkahnya : jual beli dengan waktu tenggang, bermuqaradhah (berbagi laba dan rugi), dan mencapur antara gandum dengan gandum tidak untuk berdagang (HR. Ibnu Majah). Dan untuk qirad ada 4 syarat : 1. 2. (Modalnya) berupa mata uang perak atau emas Pemilik modal memberi izin secara mutlak kepada

amil dalam bertasarruf atau dalam (mengusahakan perdagangan) barang-barang yang pada galibnya tidak terputus wujudnya (selalu ada) 3. 4. Pemilik modal harus memberi syarat (menjanjikan) Dan qirad itu tidak boleh dibatasi dengan waktu dan kepada amil untuk memberi bagian tertentu dari keuntungan tidak wajib mengganti kerugian bagi amil kecuali karena

kelengahan. Bila terjadi keuntungan dan kerugian, maka kerugian itu ditutup dengan keuntungan.

PENUTUP
Alhamdulillah, dengan senang hati kami telah menyelesaikan resume fiqih yang membahas tentang fiqih meamalah. Kepada para pembaca, kami mengharap tegar sapanya yang bersifat membangun demi kesempurnaan resume ini. Untuk itu sebelum dan sesudahnya kami sampaikan terima kasih. Semoga resume ini bermabfaat adanya. Amin

DI SUSUN O L E H

Nama NIM Kelas

: Rini Nurjanah : 08310670067 :C

UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

Anda mungkin juga menyukai