Anda di halaman 1dari 3

Idiologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang tujuan tujuan yang

g hendak dicapai oleh suatu masyarakat, dan mengenai cara cara yang paling dianggap baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dan cara itu secara moral dianggap paling baik dan adil bagi penghayatannya untuk mengatur perilaku sosial warga masyarakat dalam berbagai segi kehidupan di dunia ini. Di dunia ini ada beberapa idiologi yang tumbuh dan berkembang salah satunya adalah idiologi sosialis. Sosialis merupakan reaksi terhadap revolusi industry dan akibat akibatnya. Awal mula sosialis muncul pada bagian pertama abad ke Sembilan belas dan dikenal sebagai sosialis utopis. Sosialisme lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan, dan meyakini tentang kesempurnaan watak manusia. Saat itu kaum aristocrat saja yang diperkenankan memiliki tanah, golongan feudal ini pula yang menguasai politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap taah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Di beberapa tempat di Eropa, para petani malahan tidak diperkenankan pindah ke tempat lai n yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron atau majikannya. Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang majikan. Sosialis berkeyakinan kemajuan manusia dan keadilan tehalang dengan lembaga hak milik pribadi atas sarana produksi. Pemecahannya menurut sosialis adalah dengan membatasi atau menghapuskan hak milik pribadi. Saya sangat setuju dengan dengan idiologi ini, karena menurut saya manusia itu diciptakan untuk manusia yang lainnya juga, bukan manusia itu tumbuh dan hidup sebagai makhluk yang individualis. Omong kosong bila seseorang untuk melangsungkan kehidupannya tidak butuh orang lain. Coba pikirkan! Baju, celana, beras dan segala kebutuhan kebutuhan hidup siapa yang membuat? Jelas kita butuh orang lain juga untuk membuatnya. Itu hanya salah satu sebagian hal kecil yang saya

pikirkan bahwa manusia hidup membutuhkan orang lain. Saya kontra terhadap idiologi liberal, karena menurut saya idiologi tersebut adalah idiologi yang mementingkan hak pribadi dari pada yang lain. Dalam pandangan saya orang orang yang beridiologikan liberalis adalah orang orang yang egois dan cuek. Orang orang yang hanya memikirkan hidupnya sendiri, orang orang tidak mau tau dengn keadaan disekitarnya. Saya sedikit menganbil dari kutipan yang berisikan sebagai berikut : Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik (http://id.wikipedia.org/wiki/Neoliberalisme). Neoliberalisme ini bisa dikatakan sebagai adik dari liberalism. Yang saya ketahui dalam sistem ekonomi bahwa sistem ekonomi liberal adalah segala kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi dan konsumsi dilakukan oleh pihak swasta. Dan itu berarti bahwa negara tidak mempunyai kewanangan untuk mengatur maslah produksi, distribusi dan konsumsi. Pihak swasta bisa saja memainkan harga suatu barang semaunya mereka. Dan biasanya sang pemilik modal lah yang berkuasa atas ini. Damapk dari sistem ekonomi liberal ini salah satunya adalah sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan yang bersifat bebas, pendapatan jatuh pada pemilik modal. Yang berarti kaum buruh hanya mendapatkan sebagian kecil dari pendapatan tersebut. Di Indonesia hal hal yang seperti saya utarakan diatas sudah terjadi sejak tahun 80an. Masuknya investor investor asing yang menjanjikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia malah menjadi boomerang bagi masyarakat Indonesia sendiri. Puncaknya pada saat krisis moneter tahun 1998. Terjadi banyak kesenjangan sosial. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin sengsara. Keberadaan negara yang seperti ini adalah lumbung emas dari sang pemilk modal tetapi neraka bagi kaum kaum kecil/buruh. Kaum buruh tidak mendapatkan suatu keadilan sebagai

sesama makhluk hidup. Padahal sang pemilik modal dan kaum buruh adalah sama sama manusianya dan hidup dalam suatunegara yang sama. Saya ambil contoh dalam aspek pendidikan, yang dapat bersekolah dalam sekolah sekolah elit yang mempunyai fasilitas- fasilitas yang modern di Indonesia hampir semuanya adalah merupakan anak dari kaum kaum elit. Sedangkan anak dari kaum kaum kecil/buruh hanya bersekolah yang biasa saja bahkan mungkin adayang bersekolah di sekolah sekolah yang jauh dari standart kelayakan. Banyak kita lihat di tv sekolah di pelosok pelosok negri ini yang jauh dari kelayakan. Dari aspek kesehatan juga terjadi kesenjangan. Dimana yang elit mendapatkan fasilitas yang baik juga sedangkan kaum kaum bawah hanyalah sekedarnya saja perawatannya. Sebenarnya negara seperti apa Indonesia ini? Katanya dalam sila pancasila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apanya yang adil jika ditinjau dari aspek pendidikan dan kesehatan saja sudah jauh dari kata kata adil. Itu masih di tinjau dari segi pendidikan dan kesehatan saja, belum dari aspek aspek yang lainnya. Saya menyalahkan masuknya liberalis ke Indonesia yang mengakibatkan masyarakat Indonesia terjadi ketidak adilan seperti ini. Yang kaya beda dengan yang miskin. Saya menginginkan di Indonesia ini terjadi keadilan yang seadil adilnya, kesenjangan kesenjangan yang terjadi tidak begitu jauh dalam kata lain terjadi suatu pemerataan yang baik. Susah susah Soekarno membangun suatu negri yang mempunyai identitas tapi seketika hancur ketika liberalis masuk ke Indonesia. Saya harap pemerintah cepat sadar akan hal ini. Ambil perusahaan perusahaan milik asing dan kelola sendiri sehingga pemerintah yang mengatur dan dampaknya dapat dirasakan rakyat rakyat Indonesia secara merata.

Anda mungkin juga menyukai