PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Untuk menentukan Gram positif dan Gram negatif
II. TINJAUAN PUSTAKA
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b020
0000000050000000c0264094d06040000002e0118001c000000fb0210000700000
00000bc02000000000102022253797374656d00094d06000078c90000985c11000
4ee8339e03ca7010c020000040000002d01000004000000020101001c000000fb02
ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e0
000000000000000000000000000000000040000002d01010005000000090200000
0020d000000320a2d00000001000400000000004d06600920001600040000002d0
10000030000000000n
A. Hasil Pengamatan
2 B. subtilis Warnanya
ada yang
merah, hijau,
dan kuning
B. Pembahasan
Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3
µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral
(Pelczar & Chan, 1986). Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai
dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas
dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran
(Fardiaz, 1992).
Pada praktikum kali ini, kita akan membahas pewarnaan pada bakteri.
Pewarnaan gram merupakan salah satu tekhnik pewarnaan diferensial yang
penting dan yang paling luas digunakan. Pewarnaan ini digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri gram positif dan gram negative berdasarkan warna akhir
yang terbentuk yaitu gram positif berwarna ungu dan gram negative berwarna
merah.
Pada praktikum ini proses pewarnaan gram, mula-mula gelas obyek
dibersihkan menggunakan alkohol. Pembersihan ini dilakukan supaya gelas obyek
bebas lemak dan debu. Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada
permukaan gelas obyek. Kultur bakteri murni (Bacilus subtilis dan Escherichia
coli) diambil sebanyak satu ose dan diratakan diatas kaca obyek yang bersih
sampai kira-kira seluas 1 cm2. dalam pengambilan kultur bakteri ini tidak diambil
terlalu banyak karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur
bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri akan tertimbun hal ini akan
mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu per satu menjadi tidak jelas. Apabila
sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api. Proses
fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obyek sehingga
olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu
diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga
agar tidak terkena nyala api. Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan
kristal violet dan dibiarkan selama satu menit. Kemudian dicuci dengan air
mengalir dan dibiarkan sampai kering (dengan cara dianginkan). Pencucian
dengan air bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat warna dari violet kristal.
Setelah kelebihan zat warna dicuci dengan air kemudian diberi larutan iodin dan
dibiarkan selama satu menit sehingga terbentuk suatu kompleks antara violet
kristal dan iodin. Olesan bakteri kemudian dicuci kembali dengan air mengalir.
Kemudian dicuci dengan etanol selama ± 15 detik dan dicuci kembali dengan air
mengalir. Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin dan diamkan
selama 2 menit. Kemudian cuci dengan air mengalir dan kering anginkan.kaca
obyek ditutup setelah olesan kering kemudian diamati dibawah mikroskop. Pada
gelas obyek yang berisi biakan murni bacillus subtillis ternyata warna tetap tidak
luntur dan tetap berwarna ungu ( biru-hitam) dan setelah ditambah pewarna
safranin warna tetap biru hitam( ungu ) sedangkan pada biakan murni Escherichia
Coli wran menjadi luntur dan hilang sama sekali tetapi setelah ditambah pewarna
safranin menjadi berwaran merah. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut
Bacillus Subtillis merupakan bakteri gram positif sedangkan Escherichia Coli
merupakan bakteri gram negatif. Pemberian kristal violet pada bakteri gram
positif akan meninggalkan warna ungu muda.
Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri
menurut Pelczar & Chan (1986) adalah didasarkan pada struktur dan komposisi
dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif
mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis.
Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri,
menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel.
Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna
merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding
selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk
sehingga sel berwarna ungu (Pelczar & Chan ,1986).
Tjitrosomo (1982) memberikan pendapat tentang pewarnaan gram
positif dan gram negatif:
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel
dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat
lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol
memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal
yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif
lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
ACARA III
PENGECATAN GRAM
OLEH:
WAHYUNINGSIH
NIM A1D00608