1

Pengertian
Infiltrasi :
proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah Perkolasi : gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of saturation)
2

Pengertian
Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran
laju aliran permukaan dan air tanah

permukaan,

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Infiltrasi

2 faktor pengaruh utama yaitu :

1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air mendapat kesempatan untuk berinfiltrasi
2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah
4

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Infiltrasi

Dalamnya genangan di atas

permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh Kelembaban tanah Pemampatan tanah oleh curah hujan Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan) Pemampatan oleh orang dan hewan

Struktur tanah Tumbuh-tumbuhan Udara yang terdapat dalam

tanah Topografi Intensitas hujan Kekasaran permukaan Mutu air Suhu udara Adanya kerak di permukaan

Hasil penelitian Niken (2006) Kapasitas infiltrasi di hutan pinus 210 mm/jam Kapasitas infiltrasi di areal mix planting 564 mm/jam
5

Cara Pengukuran Infiltrasi

Double Ring Infiltrometer

Rain Simulator Analisis Hidrograf

6

Analisis Data

Analisis Data
Rumus Horton f = fc + ( fo - fc ) e-kt

Rumus ini berlaku apabila i > f

f fc fo k t = = = = = infiltration capacity at any time t the value of infiltration after it reaches a constant value infiltration capacity at the start a constant time from the beginning of precipitation

Analisis Data
Merubah kurva menjadi garis lurus :

f = fc + ( fo - fc ) e-kt f - fc = ( fo - fc ) e-kt log log log log ( f - fc ) ( f - fc ) ( f - fc ) ( f - fc ) = log ( fo - fc ) e-kt = log ( fo - fc ) + log e-kt = log ( fo - fc ) - kt log e - log ( fo - fc ) = -kt log e
9

Analisis Data
t = 1 ______ k log e [ log ( f - fc ) - log ( fo - fc ) ]

1 1 t = - _____ [ log ( f - fc ) ] + ____ [ log ( fo - fc ) ] k log e k log e

C
10

Analisis Data
Y = t
m = -

Y = m X + C

m adalah slope suatu garis lurus

k log e X = log ( f - fc ) 1 C = [ log ( fo - fc ) ] k log e

11

Analisis Data
t
m = t log (f-fc)

log ( f fc )

m = -

1 k log e

= -

t log (f-fc)
12

Analisis Data
Hasil Pengukuran No. Waktu (menit) 1 2 15 15 Penurunan Air (mm) 14 8

3
4 5 6

15
15 15 15

5,25
3,75 3,0 2,75

7
8 9

15
15 15

2,5
2,5 2,5
13

 fo didapat dari perpanjangan kurva laju infiltrasi

Analisis Data

t(jam) f (cm/jam) f fc log (f-fc)

0 10.4 9.4 0.973

0.25 5.6 4.6 0.663

0.5 3.2 2.2 0.342

0.75 2.1 1.1 0.042

1.0 1.5 0.5 -0.301

1.25 1.2 0.2 -0.699

1.5 1.1 0.1 -1.0

1.75 1.0 0.0

2.0 1.0 0.0

14

Analisis Data
fo didapat dari perpanjangan kurva laju infiltrasi
Slope : m = - 0.725 = -1 1.0 1.38 Dalam rincian persamaan Rumus Horton di atas 1 m = k log e m = 1
0.725

1.38

k log e = 1.38 k 0.4343 = 1.38 k = 3.18

1.0
15

Analisis Data
Maka persamaan ICC (infiltration Capacity Curve) : f = fc + ( fo - fc ) e-kt
f = 1.0 + ( 10.4 - 1.0 ) e -3. 18 f = 1.0 + 9.4 e -3.18 t Tebal air yang t2 terinfiltrasi (F) = t1
t

( 1,0 + 9,4 e-3.18 t ) dt

16

Analisis Data
Tebal air yang terinfiltrasi (F) = ( 1,0 + 9,4 e t1 t2
-3.18 t

) dt

17

Peran infiltrasi dalam pengisian air tanah

18

Peran infiltrasi dalam pengisian air tanah

AKUIFER MENGGANTUNG (PERCHED AQUIFER)

19

PENYUSUNAN GUNA AIR TANAH

Pangkal pikir : Sumberdaya air tanah bersifat renewable namun bersifat terbatas dan dinamis Air tanah mempunyai nilai ekonomi Sumberdaya air milik bersama dan dikuasai oleh Negara Perwilayahan air tanah untuk tata guna air tanah perlu mempertimbangkan : Perwilayahan air tanah didasarkan pada system akuifer Informasi mengenai keseimbangan air tanah Informasi potensi air tanah (kualitas dan kuantitas) Tingkat kerawanan air tanah terhadap pencemaran dan bahaya intrusi air laut Arahan pemanfaatan dan arahan konservasi air tanah

20

PENYUSUNAN GUNA AIR TANAH

Manfaat tata guna air tanah : Sebagai pedoman bagi pemerintah daerah serta instansi terkait dalam pengelolaan air tanah Sebagai arahan pemanfaatan dan konservasi Ruang lingkup tata guna air tanah : Deskripsi dan deliniasi sistem air tanah Perhitungan dan pemetaan potensi air tanah Perhitungan dan pemetaan pemanfaatan air tanah Deliniasi daerah langka air tanah Perhitungan dan pemetaan air tanah dan arahan pemanfaatan air tanah Penyusunan rencana konservasi air tanah

21

PENYUSUNAN TATA GUNA AIR TANAH

Tahapan Penyusunan Tataguna Airtanah 1. Tahap survei 2. Tahap perhitungan potensi air tanah dan kebutuhan air 3. Tahapan analisis keruangan 4. Perencanaan pemanfaatan, konservasi dan pemantauan

22

Diagram Alir Tahapan Penyusunan Tata Guna Air Tanah

23

TABEL POTENSI RELATIF AIR TANAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NO 01 SATUAN AIR TANAH GUNUNG API MERAPI POTENSI RELATIF MAYOR AQUIFER KETERANGAN RAWAN ZAT BESI, PERMEABILITAS BESAR. KEDALAMAN BERVARIASI, AQUIFER TEBAL, SEBARAN AIR TANAH LUAS. PERMEABILITAS BESAR, SEBARAN AIR TANAH SEMPIT, KEDALAMAN DANGKAL, RAWAN INTRUSI AIR LAUT, DAN PENCEMARAN. ALIRAN AIR TANAH LEWAT RETAKAN DAN BIDANG PERLAPISAN, PERMEABILITAS RENDAH, FLUKTUASI AIR TANAH TINGGI, KEDALAMAN BERVARIASI. ALIRAN AIR TANAH LEWAT RETAKAN, SALURAN PELARUTAN DAN CELAH, PERMEABILITAS SEKUNDER SEDANG, SEBARAN AIR TANAH LUAS

02

GUMUK PASIRAN

MINOR AQUIFER

03

PEGUNUNGAN SENTOLO

MINOR AQUIFER

04

LEDOK WONOSARI

MAYOR AQUIFER

24

TABEL POTENSI RELATIF AIR TANAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NO
05

SATUAN AIR TANAH

PEGUNUNGAN KARST

POTENSI RELATIF
MAYOR AQUIFER

KETERANGAN
ALIRAN AIR TANAH LEWAT DIAKLAS AIR TANAH DALAM, DAN SUKAR DI LACAK, PERMEABILITAS SEKUNDER BESAR. PERMEABILITAS RENDAH, AIR TANAH DANGKAL, RAWAN PENCEMARAN.DI BEKAS LAGUNA AIR TANAH JELEK. AIR TANAH LANGKA, KALAU ADA SETEMPAT -SETEMPAT. ALIRAN AIR TANAH MELALUI RETAKAN DAN CELAH, MATA AIR MUNCUL ANTARA BREKSI DENGAN BATU GAMPING. JONGGRANGAN, PADA FORMASI NANGGULAN AIR TANAH LANGKA. AIR TANAH LANGKA, KALAU ADA SETEMPAT-SETEMPAT, ALIRAN AIR TANAH LEWAT CELAH DAN RETAKAN. MATA AIR TERDAPAT PADA UJUNG SISTEM RETAKAN

06

DARATAN ALUVIAL

POOR AQUIFER

07

PEGUNUNGAN KULONPROGO

NON AQUIFER SAMPAI POOR AQUIFER

08

BATUR AGUNG

POOR AQUIFER SAMPAI NON AQUIFER

25