Anda di halaman 1dari 2

Pengalaman Lebaran

Idul fitri 1432 H sungguh sangat berkesan, karena Alhamdulillah saya masih bisa melaksanakannya bersama orang-orang yang saya sayangi. Setelah melewati bulan puasa selama 30 hari di tahun ini, akhirnya hari kemenangan yang ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam di dunia Idul Fitri ini datang juga. Sebenarnya saya juga tidak tahu puasa yang benar di tahun ini 29 hari atau 30 hari, tapi pemerintah memutuskan 30 hari dan lebarannya pun jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011 hari rabu. Namun setelah seluruh dunia di riset, cuma ada lima negara yang merayakan lebaran pada hari rabu tanggal 31 Agustus 2011, yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Oman, Tanzania, dan Selandia Baru. Sedangkan negara selain itu merayakan lebaran pada hari selasa tanggal 29 Agustus 2011. Tapi ada ayat yang

mengatakan Ikuti Allah beserta RasulNya dan Pemerintahmu jadi saya, ibu, dan bapak ikut pemerintah, padahal waktu malam selasa ibu saya sudah masak tapi karena ada info kalau lebarannya diundur, jadi masakannya di masukkan ke dalam kulkas semuanya hehe. Tahun ini saya, ibu, dan bapak berlebaran di Surabaya, kampung halaman ibu saya. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kakak saya tidak ikut karena dia berlebaran di kampung keluarga istrinya. Kami bertiga berangkat ke Surabaya pada tanggal 28 Agustus 2011 hari minggu, dan kembali ke Makassar pada tanggal 3 September 2011. Di Surabaya kami tinggal di rumah nenek, lebih akrabnya saya memanggil nenek saya dengan sebutan mbah. Mbah saya sekarang berusia 86 tahun dan sekarang mbah saya sudah sakit-sakitan, mbah saya sudah tidak bisa berdiri jadi hanya bisa berbaring di tempat tidur. Disana mbah saya tinggal dengan bulik saya, bulik saya inilah yang selalu merawat mbah dengan setia. Nah, waktu saya sampai di Surabaya di pagi hari, siang harinya bulik saya mudik ke kampung halaman suaminya di Lumajang, dan kembali ke Surabaya lagi pada hari lebaran setelah sholat Idul Fitri. Selama bulik saya pergi, ibu yang merawat mbah, jadi bisa dikatakan

selama disana saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Tapi itu tidak apa-apa, karena tujuan kami ke Surabaya memang untuk berlebaran bersama keluarga disana dan untuk merawat mbah. Bulik dan om saya yang lainnya yang juga tinggal di Surabaya juga sering ke rumah mbah untuk bermalam ataupun hanya singgah, jadi kami tidak sendiri sampai lebaran, apalagi bude saya dari Jakarta juga datang ke Surabaya untuk merayakan lebaran bersama-sama. Hari

Anda mungkin juga menyukai