Anda di halaman 1dari 1

Hidup di Dalam Hidup

Wednesday, 05 May 2010 11:50 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga (Kisah Para Rasul 17:26) Baru-baru ini keponakan saya bertanya, "kenapa adik bayi bisa berada di perut mamanya, gimana makannya?" Pertanyaan ini cukup menggelitik saya dan bingung juga untuk menjawabnya. Akhirnya saya mencoba menjawabnya, Coba kamu angkat sedikit bajunya, nah di situ ada pusar kan. Nah saat kamu di perut mama, di pusat itu ada tali yang nyambung ke mama, sehingga kamu bisa makan. "Ooo.. sahutnya, jadi bukan makan sendiri pakai piring yaa.. tapi mamanya yang kasih makan yaa.." Saat keponakan pulang, Roh Kudus mengingatkan saya, Hidupmu seharusnya seperti itu, tersembunyi di dalam diri-Ku, terlindungi dari marabahaya dan mendapat makanan dari diri-Ku. Aku adalah ibu rohani bagimu, yang senantiasa mencukupi semua kebutuhan untuk pertumbuhan rohanimu. Di luar Aku kamu tidak bisa apa-apa. Coba anda perhatikan kehidupan anak-anak Tuhan sekarang ini, kehidupan mereka tak ubahnya seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Apakah anda tahu angka perceraian antara orang Kristen dengan yang non Kristen 40%-60%, wow, fantastis... Tidakkah hal ini mengusik anda? Apakah anda akan diamdiam saja dan membiarkan hal ini terjadi dan tidak menutup kemungkinan angka perceraian bagi orang Kristen akan lebih tinggi daripada non Kristen. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka tidak hidup di dalam kasih karunia, hidup mereka hanya untuk memuaskan kedagingan. Kekristenan hanya menjadi simbol belaka dan bukan kehidupan. Orangorang yang seperti ini memang hidup secara jasmani tapi di dalam dirinya mengalami kematian. Mati terhadap perasaan orang lain, mati terhadap masa depan, mati terhadap penderitaan orang lain, mati terhadap kasih, mati terhadap lingkungan, dan mati terhadap kehidupan kekal. Orang-orang yang hidup di luar kasih karunia dapat diumpamakan janin yang tumbuh di luar kandungan, tidak dapat tumbuh dengan baik. Dan mereka sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit yang menyerang (tahta, wanita/pria, harta), mudah stres, depresi, tersinggung, putus asa, lari ke jalan pintas, etc. Kasih karunia Tuhan seperti tudung, sama seperti plasenta yang melindungi janin. Di dalam Tuhan ada kehidupan, di dalam kehidupan ada semua yang yang kita butuhkan berkat, kemuliaan, kesehatan, kekudusan, kuasa, mujizat, kemuliaan, kasih, sukacita, etc. Jadi, saat kita tinggal di dalam Tuhan, kita sudah memiliki semuanya, karena kita sudah memiliki lagi kehidupan itu. Kita tidak perlu berusaha untuk mendapatkan mujizat, kita tidak perlu berusaha untuk mendapatkan kemuliaan, karena itu hanyalah bagian kecil dari seluruh keberadaan Allah. Saat kita sudah tinggal di dalam Kristus, kepenuhan itu sudah ada pada kita. Dan kita tinggal mengalirkannya keluar.

POIN PENTING: a. Kita harus tinggal di dalam Kristus supaya memiliki kehidupan b. Apapun yang kita lakukan semuanya harus berpusat kepada Allah dan digerakkan oleh Allah c. Di luar Allah kita tidak bisa berbuat apa-apa d. Kehidupan yang kita hidupi sekarang adalah hidup yang berdasarkan kasih karunia e. Kita bisa berbuat baik, karena kebaikan itu telah ada dalam diri kita. Kita bisa mengasihi orang lain karena kasih itu telah ada dalam diri kita. f. Allah adalah Allah kehidupan dan bukan Allah kematian, sudah selayaknya kita sebagai anakNya mengalirkan kehidupan bagi orang-orang di sekitar kita, bagi lingkungan di mana pun kita berada.

Anda mungkin juga menyukai