Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang.

Karena begitu pen tingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini s ehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembe ntukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jama ah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan ber agama membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hid up manusia (ibadah). KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karu nia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada bag inda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Implem entasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern ini dengan lancar. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh d ari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa kami ucapkan terima kasih ke pada pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung se hingga dapat diselesaikannya makalah ini. Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, da lam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa dal am kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Penulis Kelompok 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Implementasi Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan Modern BAB II MASALAH 2.1 Rumusan Masalah BAB III PEMBAHASAN 3.1 Problematika tantangan dan resiko dalam kehidupan modern 2.2 Peran iman dan takwa dalam menjawab problema tantangan kehidupan mod ern BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Implementasi Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan Modern Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu pen tingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini s ehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembe ntukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jama ah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan ber agama membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hid up manusia (ibadah). Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim. Sign ifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda de ngan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman se orang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin da n iblis jika tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena bi natang, jin dan iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya, karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah percaya , maka taqwa adalah satu-satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lain nya. Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya dengan bertaqwa dalam arti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau t erikat dengan segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribad inya yang mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai identitas pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binata ng, karena manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakuk an analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud impleme ntasi dari keimanannya. Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang aplikasi nya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang b ertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bahw a umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan c enderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri kemanusi aanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman ses eorang. Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep khusus mengenai pelat ihan individu muslim menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat digu nakan (dipahami) muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau ben tuk normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa, seperti saat seka rang kehidupan yang serba bisa dan cenderung serba boleh. Oleh karenanya setiap individu muslim harus paham pos pos alternatif yang harus dilaluinya, diantarany a yang paling awal dan utama adalah gadhul bashar (memalingkan pandangan), karen a pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal dari segala tindakan, peng lihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera kemudian diteruskan ke

otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya berimbas ke hati sebaga i tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran tersebut bersifat n egatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati menjadi kot or, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika prilaku, pikiran dan hati sudah koto r tentu akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam mend idik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik baik bekal yan g harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur ini, untuk dibawa kepada kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek vital yang harus digap ai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini. Memulai untuk bertaqwa adala h dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laran ganNya, karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddi n Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah imtitsalu awamrillahi wajtin abinnawahih , menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.

BAB II MASALAH 2.1 Rumusan Masalah 1. Jelaskan problematika Tantangan dan Resiko dalam Kehidupan Modern 2. Jelaskan peran iman dan taqwa dalam menjawab problem dan tantangan kehi dupan modern.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Problematika tantangan dan resiko dalam kehidupan modern

Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif ( residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencem aran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa peny akit, sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisa n ozon dan penasan global akibat akibat rumah kaca. Tidakkah kita belajar dari pohon, daun yang gugur karena sudah tua apakah tidak menjadikan residu yang merugikan tetapi justru bermanfaat bagi kesuburan pohon i tu sendiri, ini menyiratkan perlunya teknologi yang ramah lingkungan dan meminim alisasi dampak lingkungan yang di timbulkannya. manusia juga tidak melihat di da lam kegelapan seperti kelelawar, namun akal manusia yang dapat menciptakan lampu , untuk mengatasi kelemahan itu. Manusia tidak mampu lari seperti kuda dan mengangkat benda-benda berat seperti s ekuat gajah, namun akal manusia telah menciptakan alat yang melebihi kecepatan k uda dan sekuat gajah. Kelebihi manusia dengan mahkluk lain adalah dari Akalnya. Sedangkan dalam bidang ekonomi kapitalisme-kapitalisme yang telah melahirkan man usia yang konsumtif, meterialistik dan ekspoloitatif. Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu pen tingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini s ehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembe ntukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jama ah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan ber agama membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hid up manusia (ibadah). Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim. Sign ifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda de ngan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman se orang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin da n iblis jika tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena bi natang, jin dan iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya, karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah percaya , maka taqwa adalah satu-satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lain nya. Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya dengan bertaqwa dalam arti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau t erikat dengan segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribad inya yang mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai identitas pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binata ng, karena manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakuk an analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud impleme ntasi dari keimanannya. Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang aplikasi nya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang b ertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bahw a umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan c enderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri kemanusi aanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman ses eorang. Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep khusus mengenai pelat ihan individu muslim menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat digu nakan (dipahami) muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau ben tuk normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk

memulai, dan yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa, seperti saat seka rang kehidupan yang serba bisa dan cenderung serba boleh. Oleh karenanya setiap individu muslim harus paham pos pos alternatif yang harus dilaluinya, diantarany a yang paling awal dan utama adalah gadhul bashar (memalingkan pandangan), karen a pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal dari segala tindakan, peng lihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera kemudian diteruskan ke otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya berimbas ke hati sebaga i tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran tersebut bersifat n egatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati menjadi kot or, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika prilaku, pikiran dan hati sudah koto r tentu akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam mend idik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik baik bekal yan g harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur ini, untuk dibawa kepada kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek vital yang harus digap ai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini. Memulai untuk bertaqwa adala h dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laran ganNya, karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddi n Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah imtitsalu awamrillahi wajtin abinnawahih , menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya. Problem dalam Hal Ekonomi Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan homo economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan melupakan dirinya sebagai homo religious yang erat dengan kaidah kaidah moral, Setuju? Ekonomi kapitalisme materialisme yang menyatakan bahwa berkorban sekecil kecilny a dengan menghasilkan keuntungan yang sebesar besarnya telah membuat manusia men jadi makhluk konsumtif yang egois dan serakah (saya sendiri mengakuinya). Problem dalam Bidang Moral Dalam hal ini bersamaan dengan maraknya globalisasi masuklah sedikit demi sediki t yang lama lama menjadi bukit, yaitu faham liberalisme dalam bentuk kebebasan b erekspresi melalui teknologi informasi hasil rekaan manusia sendiri. Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi, setuju? Ini tidak lain hanyalah kata lain dari penanaman nilai nilai Barat yang menginginkan lepasnya ikatan ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia pada khususnya selalu berkiblat kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai suat u symbol dan tolok ukur suatu kemajuan. Problem dalam Bidang Agama Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada faham Sekuler isme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan agama. Hal yang demikian akan menimbulkan apa yang disebut dengan split personality di mana seseorang bisa berkepribadian ganda. Misal pada saat yang sama seorang yang rajin beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor. Problem dalam Bidang Keilmuan Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pada corak kepemikiranny a yang pada kehidupan modern ini adalah menganut faham positivisme dimana tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental, dan terukur lebih ditekank an. Dengan kata lain sesuatu dikatakan benar apabila telah memenuhi criteria ini . Tentu apabila direnungkan kembali hal ini tidak seluruhnya dapat digunakan unt uk menguji kebenaran agama yang kadang kala kita harus menerima kebenarannya den gan menggunakan keimanan yang tidak begitu poluler di kalangan ilmuwan ilmuwan k arena keterbatasan rasio manusia dalam memahaminya. Anda merasakan itu?

Perbedaan metodologi yang lain bahwa dalam keilmuan dikenal istilah falsifikasi. Apa itu? Artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat gugur ketika a da penemuan baru yang lebih akurat. Sangat jauh dan bertolak belakang dengan bid ang keagamaan. Jika anda tidak salah lihat, maka akan banyak anda temukan banyak ilmuwan yang t elah menganut faham atheis (tidak percaya adanya tuhan) akibat dari masalah masa lah dalam bidang keilmuan yang telah tersebut di atas. Kalau bersama sama kita telah melihat sebagian kecil dari beberapa bagian besar problematika dalam kehidupan kita saat ini, apa yang sebaiknya menjadi solusi be rsama dalam meningkatkan ketahanan tubuh Negara kita terhadap prediksi prediksi kehancuran moral bangsa Indonesia akibat dari kekurangselektifan kita terhadap a pa yang namanya Westernisasi? 2.2 Peran iman dan takwa dalam menjawab problema tantangan kehidupan modern

Peran iman dan taqwa di dalam problem dan tantangan kehidupan moderen adalah su atu masalah besar yang harus di hadapi oleh setiap orang (Manusia) karna seperti yang kita lihat selama ini semakin bertambahnya Zaman pasti akan ada perubahan! baik dalam segi moral, agama, budaya, maupun dalam segi sosial kehidupan di dal am masyarakat. Dan yang paling utama dalam segi agama, kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan taqwapun berkurang. Peranan Iman dan Taqwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan b eberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia. 1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda. Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat menceg ahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan ma nusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada k esaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi -jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-Fatihah ayat 1-7. 2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut. Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara manu sia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko. Or ang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. an-Nisa/4:78 . 3. Iman menanamkan sikap self-help dalam kehidupan. Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. B anyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan penghidupannya. Kada ng-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip, menjual kehormatan dan b ermuka dua, menjilat dan memperbudak diri untuk kepentingan materi. Pegangan ora ng beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS. Hud/11:6. 4. Iman memberikan ketenteraman jiwa. Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dan k ebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tenteram (mutmain nah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat ar-Ra d/13:28. 5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah). Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam fi rman-Nya QS. an-Nahl/16:97. 6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen. Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa p amrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan a pa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia sena ntiasa berpedoman pada firman Allah dalam QS. al-An am/6:162. 7. Iman memberi keberuntungan Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing

dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang berim an adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Alla h dalam QS. al-Baqarah/2:5. 8. Iman mencegah penyakit Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdir i, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti ge rak jantung, proses pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaia n proses atau reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang m elaksanakan proses biokimia ini bekerja di bawah perintah hormon. Kerja bermacam -macam hormon diatur oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang ter letak di samping bawah otak. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentu kan oleh gen (pembawa sifat) yang dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zig ot dalam rahim ibu. Dalam hal ini iman mampu mengatur hormon dan selanjutnya mem bentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia. Jika karena terpengaruh tanggapan, baik indera maupun akal, terjadi perubahan fi siologis tubuh (keseimbangan terganggu), seperti takut, marah, putus asa, dan le mah, maka keadaan ini dapat dinormalisir kembali oleh iman. Oleh karena itu, ora ng-orang yang dikontrol oleh iman tidak akan mudah terkena penyakit modern, sepe rti darah tinggi, diabetes dan kanker. Sebaliknya, jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak mengacuhkan asa s moral dan akhlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap perbuatannya, t idak pernah ingat Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan diikuti oleh kepanikan dan ketakutan. Hal itu akan menyebabkan tingginya produksi adrenalin d an persenyawaan lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negatif terh adap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme zat d alam tubuh manusia. Pada waktu itu timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ke tegangan psikologis, serta hidupnya selalu dibayangi oleh kematian. Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya sek edar kepercayaan yang berada dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan yang me ndorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup.

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Iman dan taqwa sangat penting dalam kehidupan modern, jika dalam kehidupan moder n yang serba canggih tidak menghiraukan lagi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah maka akan banyak timbul problem dan tantangan yang terjadi, baik dibidang ekono mi, social, agama, maupun keilmuan itu sendiri. Iman dan taqwa juga mempunyai peran penting dalam kehidupan dunia modern, dalam kehidupan modern yang serba cepat sering kali memicu timbulnya stress dan berbag ai penyakit. Iman dan taqwa mempunyai peran antara lain: 1) Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda, 2) Iman dan taqwa menanamkan semangat berani menghadap maut

3) 4) 5) 6) 7)

Iman Iman Iman Iman Iman

dan dan dan dan dan

taqwa taqwa taqwa taqwa taqwa

menanamkan sikap self-help dalam kehidupan. memberikan ketenteraman jiwa. mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah). melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen. memberi keberuntunganIman mencegah penyakit

DAFTAR PUSTAKA Imtihana,aida.dkk.2009.Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum.Palembang:Universitas Sriwijaya. Labay,Mawardi.2000.Zikir dan Do a Iman Pengaman Dunia.Jakarta:Al Mawardi Prima http://google.search./implementasi.imandantaqwa .com

Anda mungkin juga menyukai