Anda di halaman 1dari 6

KREASI KEUNGGULAN BERSAING MELALUI IMAGE DAN PERCEIVED VALUE GUNA PENINGKATAN KINERJA OBYEK WISATA RAWA PENING

KABUPATEN SEMARANG Winarto Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Semarang Abstrak Obyek wisata Rawa Pening merupakan obyek wisata tirta yang mengandalkan keberadaan rawa dengan sumber air yang berada di kawasan Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini berada di tempat yang sangat strategis, sehingga potensial sekali dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan atribut-atribut keunggulan bersaing yang dimiliki sebagai faktor kunci keberhasilan obyek wisata Rawa Pening Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan dengan survey kepada wisatawan Rawa Pening dan melakukan benchmark dengan wisatawan di obyek wisata Waduk Gajah Mungkur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pada atribut keindahan alam obyek wisata Rawa Pening kalah dibanding waduk Gajah Mungkur, sedangkan untuk seluruh atribut yang lain obyek wisata Rawa Pening menang. Faktor kunci keunggulan bersaing obyek Wisata Rawa Pening terletak pada kemudahan transportasi. Program kreasi keunggulan bersaing yang disarankan adalah program yang berorientasi pada penyediaan dan penambahan sarana wisata Kata Kunci : Obyek wisata, perceived value, keunggulan bersaing LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan wisata bagi masyarakat Indonesia sekarang berkembang pesat, berwisata bukan lagi merupakan kegiatan yang mewah. Perkembangan kebutuhan berwisata dipacu oleh berkembangnya kebutuhan hidup masyarakat, taraf ekonomi yang semakin membaik maupun kebijakan pemerintah yang kondusif di sektor pariwisata (misal: penyediaan prasarana transportasi dan telekomunikasi, hari libur). Perkembangan kebutuhan masyarakat berwisata merupakan peluang emas bagi kabupaten Semarang untuk mengembangkan potensi Rawa Pening sebagai obyek wisata tirta. Potensi besar yang dimiliki Obyek Wisata Rawa Pening adalah obyek wisata yang mengandalkan pesona danau alami yang luas (2.699 Ha) dengan kedalaman air yang relatif stabil sepanjang musim. Obyek wisata ini terletak di daerah pegunungan yang berhawa sejuk merupakan wilayah kecamatan Banyubiru, kecamatan Tuntang, kecamatan Ambarawa dan kecamatan Bawen. Panorama Rawa Pening didukung oleh keindahan pegunungan Telomoyo, gunung Merbabu dan gunung Ungaran yang menghijau. Posisi strategis Rawa Pening berada di simpang tiga jalan propinsi yang menghubungkan rangkaian daerah tujuan wisata Jawa Tengah yakni: jalur pantura (melalui kota Semarang), jalur selatan ke arah Jawa Barat (baik melalui Yogyakarta maupun Purwokerto), dan jalur ke arah Jawa Timur melalui kota Surakarta Dalam rangka mengembangkan Rawa Pening sebagai obyek wisata tirta unggulan Pemerintah Kabupaten Semarang telah melaksanakan programprogram pengembangan yakni: pembersihan tanaman enceng gondok yang dimanfaatkan sebagai bahan pupuk dan kerajinan anyaman, pengadaan perahu mesin tempel sebagai sarana wisata tirta, pembenahan lingkungan taman meliputi tanaman hias, arena bermain, warung makan dan parkir. Obyek wisata pendukung dibangun berupa akuarium besar berisi berbagai jenis ikan air tawar maupun laut, serta pasar seni kerajinan di Lopait. Sampai dengan tahun 2004, program pengembangan obyek wisata Rawa Pening belum menunjukan hasil yang diharapkan oleh Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Semarang. Meskipun tarif masuk obyek wisata sangat murah yaitu Rp. 1.000,- namun masih sedikit wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Rawa Pening baik pada musim liburan apalagi harihari biasa. Hasil penelitian Winarto dan Mustika (2005) menunjukkan bahwa jumlah wisatawan tahun 2004 rata-rata per bulan 2.100 pengunjung (sebesar 25 % dari pengunjung obyek wisata Gedong Songo kabupaten Semarang). Tingkat kepuasan wisatawan

95

terhadap jasa obyek wisata tirta Rawa Pening baru sekedar cukup puas ( skor rata-rata 3,2 dari skala 5). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pengelola belum mampu memberikan tingkat kepuasan yang optimal kepada wisatawan. Dampak lanjutannya adalah semakin rendahnya tingkat pertumbuhan pengunjung ke obyek wisata tersebut. Dari sisi eksternal penyebab semakin menyusutnya tingkat pertumbuhan wisatawan adalah muncul dan berkembangnya obyek wisata yang memberikan tawaran wisata yang bervariasi. Apabila dibandingkan dengan obyek wisata lain memang tampak sekali secara fisik, obyek wisata Rowo Pening cukup jauh ketinggalan. Walaupun dari sisi potensi sumber daya alam yang ditawarkan sangat baik, namun perlu kiranya dilakukan evaluasi diri sebagai upaya menciptakan dan meraih keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja obyek wisata Rawa Pening.. PERUMUSAN MASALAH Kinerja obyek wisata secara ekonomis produktif diukur dari pendapatan yang diperoleh dari pembayaran wisatawan, yang besar kecilnya sangat tergantung dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Pitana (2005) menyampaikan bahwa keputusan wisatawan mengunjungi obyek wisata dipengaruhi oleh faktor person specific motivation dan destination specific attributes. Untuk meningkatkan kinerja maka pengelola sebuah obyek wisata harus mampu mengkreasi destination specific attributes sebagai keunggulan bersaing. Kreasi keunggulan bersaing dilakukan melalui kreasi atribut-atribut image obyek wisata dan perceived value dari produk, pelayanan dan harga yang ditawarkan kepada wisatawan. Berdasar pada pola pikir itulah maka penelitian ini dilakukan untuk untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: a. Atribut-atribut apa saja yang merupakan inti keunggulan bersaing obyek wisata Rawa Pening? b. Bagaimana merumuskan program kreasi keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja obyek wisata Rawa Pening? DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian disktriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan survey. Observasi dilakukan pada obyek wisata Rawa Pening dan Waduk Gajah Mungkur. Responden yang diservei adalah wisatawan yang telah mengunjungi obyek wisata

Rawa Pening dan Waduk Gajah Mungkur diambil secara purposive random sampling. Data dikumpulkan dengan memberi daftar pertanyaan yang diisi sesuai dengan persepsi responden. METODE ANALISIS Penentuan atribut-atribut inti keunggulan bersaing menggunakan total customer value meliputi product value, services value, personal value, image value mendasarkan persepsi wisatawan yang telah berkunjung ke obyek Wisata Rawa Pening dan Waduk Gajah Mungkur. Obyek wisata Waduk Gajah Mungkur dipilih sebagai obyek benchmark. Pemilihan ini berdasarkan pada kesamaan karakteristik kedua obyek wisata tersebut yakni keduanya sama-sama menawarkan wisata tirta, dan cakupan pasarnya (market coverage) juga relative sama. SAMPEL PENELITIAN Sampel penelitian adalah wisatawan yang berkunjung di obyek wisata Rawa Pening dan atau Gajah Mungkur. Proses pengambilan sampel dengan cara memberikan kuisioner langsung kepada wisatawan saat mereka berada di obyek wisata tersebut. Pemberian kuisioner didahului dengan perkenalan dan penjelasan singkat tentang tujuan penelitian. Selanjutnya tim peneliti mengajukan permohonan agar mereka bersedia menjadi responden dalam penelitian dimaksud. Apabila mereka tidak keberatan untuk menjadi responden maka akan diberikan kuisioner untuk diisi. Tenaga lapangan penelitian akan menunggu selama pengisian kuisioner seraya aktif mengikuti pengisian kuisioner oleh responden sehingga apabila ada sesuatu yang ditanyakan oleh responden maka dapat memberikan penjelasan seperlunya. Cara ini dilakukan untuk menghindari tidak kembalinya kuisioner yang telah diisi dan menjamin kelengkapan pengisian data. Dengan demikian menekan ketidaklengkapan dan kemubadziran data. Jumlah kuisioner yang disebarkan sejumlah 120 kuisioner yang terbagi masing-masing 60 buah kuisioner untuk setiap obyek wisata. Kuisioner kembali dan lengkap sebanyak 100% dan akhirnya ditentukan sebanyak 100 buah kuisioner untuk dipilih sebagai data penelitian. Pemilihan dilakukan berdasarkan judgment peneliti dengan pertimbangan kuota yang dipilih yakni sebanyak masing-masing 50 buah kuisioner untuk setiap obyek wisata.

96

TEKNIS Vol. 4 No.2 Agustus 2009 : 95 - 100

PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengujian validitas kuisioner dilakukan dengan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel (Ghozali, 2001). Hasil pengujian dengan program SPSS sebagaimana tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Uji Validitas Variabel Kualitas Obyek Wisata Rawa Pening dan Gajah Mungkur
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rawa Keterangan Gajah Keterangan Pening Mungkur 0,835** Valid 0,637** Valid 0,838** Valid 0,654** Valid 0,765** Valid 0,696** Valid 0,740** Valid 0,645** Valid 0,881** Valid 0,802** Valid 0,818** Valid 0,680** Valid 0,548** Valid 0,830** Valid 0,653** Valid 0,734** Valid 0,672** Valid 0,643** Valid 0,675** Valid 0,594** Valid 0,467** Valid 0,621** Valid

Dari table 2 di atas diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan untuk variable kepentingan obyek wisata baik Rawa Pening maupun Gajah Mungkur signifikan pada taraf 0,01 sehingga valid digunakan untuk penelitian ini. PENGUJIAN RELIABILITAS Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas terhadap kuisioner yang valid. Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang dijawab oleh responden secara konsisiten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas diuji dengan Cronbach Alpha (). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbah Alpha >0,60 (Nunally, 1967 dalam Gozhali, 2001). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan program SPSS maka diperoleh hasil sebagaimana tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan dan Kepentingan
No 1 2 Variabel Kualitas Kepentingan Rawa Keterangan Gajah Pening Mungkur = 0,914 Reliabel = 0,893 = 0,867 Reliabel = 0,850 Keterangan Reliabel Reliabel

Sumber: data diolah, 2007 ** signifikan pada taraf 0,01 Dari table 1 di atas diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan untuk variable Kualitas obyek wisata baik Rawa Pening maupun Gajah Mungkur signifikan pada taraf 0,01 sehingga valid digunakan untuk penelitian ini. Selanjutnya table 2 berikut menunjukkan hasil pengujian validitas variable Tingkat Kepentingan. Tabel 2. Uji Validitas Variabel Tingkat Kepentingan Obyek Wisata Rawa Pening dan Gajah Mungkur
Rawa Keterangan Gajah Keterangan Pening Mungkur 0,687** Valid 0,606** Valid 0,738** Valid 0,700** Valid 0,584** Valid 0,561** Valid 0,666** Valid 0,561** Valid 0,595** Valid 0,506** Valid 0,743** Valid 0,540** Valid 0,588** Valid 0,698** Valid 0,729** Valid 0,663** Valid 0,498** Valid 0,711** Valid 0,554** Valid 0,628** Valid 0,567** Valid 0,614** Valid

Sumber: data diolah, 2007 Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa variabel kualitas dan kepentingan memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,6 sehingga reliabel digunakan untuk penelitian ini.

No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber: data diolah, 2007 ** signifikan pada taraf 0,01


KREASI KEUNGGULAN BERSAING MELALUI IMAGE DAN PERCEIVED VALUE ....... (Winarto)

97

HASIL PEMETAAN EVALUASI DIRI POTENSI RIIL OBYEK WISATA RAWA PENING DAN GAJAH MUNGKUR Dengan mengacu total customer value (Kotler, 1997) yang meliputi product value, services value, personal value, image value maka diturunkan sebelas atribut sebagai pengukur kualitas obyek wisata yakni keindahan alam, atraksi wisata, kemudahan transportasi, keamanan, kenyamanan, kebersihan, gengsi (citra), pelayanan petugas, pelayanan pedagang, makanan khas dan souvenir atau cindera mata. Pemetaaan dilakukan dengan langkah sebagai berikut (Simamora, 2001) : 1. Menghitung bobot setiap atribut (Wrp dan Wgm), yakni skore yang dipilih dalam kuisioner berdasarkan tingkat kepentingan dari masing-masing atribut. Selanjutnya skore masing-masing atribut tingkat kepentingan

tersebut dijumlah yang akan menghasilkan skore atribut 1 sampai dengan skore atribut 11. Kemudian skore atribut 1 skore atribut 11 ditotal. Bobot atribut diperoleh dari pembagian antara skore atribut dibagi total skore atribut. 2. Menghitung persepsi kualitas (Q), yakni skore yang dipilih pada kuisioner tentang kualitas dibagi jumlah responden. 3. Menghitung bobot akhir (W), yakni Wrp + Wgm 4. Menghitung keunggulan relatif, yakni WQrp WQgm 5. Mengitung harga relatif (P), yakni harga tiket relatif di masing-masing obyek wisata. 6. Menghitung Customer Value pada setiap obyek wisata, yakni Q - P Hasil pemetaan evaluasi diri potensi riil obyek wisata Rawa Pening adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4 berikut:

Tabel 4: Pemetaan Keunggulan Relatif Obyek Wisata Rawa Pening dan obyek wisata Gajah Mungkur NO ATRIBUT RAWA PENING W 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Keindahan alam Atraksi wisata Kemudahan transportasi Keamanan Kenyamanan Kebersihan Gengsi (Citra) Pelayanan petugas Pelayanan pedagang Makanan khas Souvenir (Cinderamata) Rata-rata kualitas Harga tiket masuk Costomer Value Sumber: data diolah, 2007 Rp. 1000 = 0,8 3,684 - 0,8=2,884 0,099 0,084 0,096 0,101 0,098 0,096 0,084 0,094 0,088 0,080 0,070 Q 3,88 3,60 4,12 3,86 3,54 3,50 3,66 3,92 3,56 3,42 3,32 WQ 0,384 0,304 0,396 0,391 0,347 0,338 0,308 0,369 0,313 0,273 0,261 3,684 Rp. 1500 = 1,2 3,485 1,2=2,285 RP lebih tinggi GAJAH MUNGKUR W 0,099 0,084 0,096 0,101 0,098 0,096 0,084 0,094 0,088 0,080 0,070 Q 4,04 3,52 3,96 3,64 3,46 3,10 3,32 3,40 3,34 3,32 3,08 WQ 0,400 0,297 0,380 0,368 0,340 0,299 0,279 0,320 0,293 0,265 0,242 3.485 KEUNGGULAN RELATIF RP kalah RP menang RP menang RP menang RP menang RP menang RP menang RP menang RP menang RP menang RP menang

98

TEKNIS Vol. 4 No.2 Agustus 2009 : 95 - 100

Dari tabel 4 terlihat bahwa obyek wisata Rawa Pening unggul hampir di seluruh atribut kualitas yang ditentukan, hanya di atribut keindahan alam saja yang kalah. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya potensi obuek wisata Rawa Pening ini sangat besar. Kalahnya atribut keindahan alam ini dimungkinkan kurang mampunya pengelola obyek menata dan menggali potensi keindahan alam yang alami tersaji pada obyek wisata ini, sehingga wisatawan tidak mampu menangkap keindahan alam yang eksotis. Kekhasan tersembunyi dari obyek wisata ini dapat digali dan dikemas ulang sehingga dapat terwujud sebagai obyek wisata unggulan di Jawa Tengah. FAKTOR KUNCI KEUNGGULAN OBYEK WISATA RAWA PENING Dengan memperhatikan tabel 4 di atas maka dapat diketahui bahwa atribut kemudahan transportasi merupakan atribut yang memiliki nilai tertimbang tertinggi (0,396) sehingga atribut inilah yang dapat digunakan sebagai faktor kunci obyek wisata Rawa Pening untuk mengembangkan potensinya. Akses jalan yang sudah tersedia dan letak strategis di persimpangan jalan utama propinsi Jawa Tengah semestinya menjadi modal berharga bagi berkembangnya potensi tersembunyi dari obyek wisata ini. Dapat dikatakan bahwa jalur transportasi obyek wisata ini merupakan jalur hidup 24 jam terus

menerus. Berbeda dengan obyek wisata Waduk Gajah Mungkur, posisi obyek wisata ini tidak memiliki akses jalan yang strategis dan bukan merupakan jalur transportasi hidup. Faktor kunci ini memberikan alternatif pengembangan yang relatif cost saving, karena investasi pengembangan yang diperlukan tidak meliputi investasi prasarana. Penambahan investasi hanya bersifat penyediaan dan penambahan sarana wisata yang menarik dan terinformasikan dengan baik kepada calon wisatawan. RUMUSAN PROGRAM KEUNGGULAN BERSAING KREASI

Dengan memperhatikan hasil evaluasi diri yang diperoleh dan faktor kunci keunggulan obyek wisata Rawa Pening, maka program kreasi keunggulan bersaing yang dilakukan adalah program yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan pemberian stimulasi kepada swasta untuk menyediakan dan menambah sarana wisata, bukan program yang bersifat penyediaan prasarana wisata (jalan atau akses ke obyek wisata). Disamping itu program yang bersifat penyampaian informasi untuk membentuk citra yang positif kepada calon wisatawan juga sangat perlu dilakukan. Rumusan program kreasi keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja obyek wisata Rawa Pening yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Program Kreasi Pengembangan Obyek Wisata Rawa Pening NO


1

ATRIBUT
Keindahan alam

KEUNGGULAN BERSAING
RP kalah

PROGRAM KREASI
Benahi lingkungan untuk menguatkan pesona alami obyek wisata. Pertajam sudut-sudut keindahan dengan menyediakan fasilitas penunjang seperti tempat duduk atau gasebo. Selenggarakan event memancing sebagai atraksi wisata. Upayakan program promosi untuk memberikan informasi tentang keberadaan obyek wisata yang mudah dijangkau oleh transportasi. Berikan informasi yang jelas kepada calon wisatawan tentang rute yang dapat ditempuh dari berbagai jalur dan alat transportasi. Lebih berdayakan masyarakat sekitar untuk menjamin keamanan wisatawan. Tambahkan fasilitas tempat duduk dan gasebo pada sudut-sudut pandang yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk menikmati keindahan alam. Berdayakan masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, mengingat Rawa Pening selain berfungsi sebagai obyek wisata juga berfungsi sebagai sumber penghidupan masyarakat sekitar. Susun program promosi yang berfungsi meningkatkan citra positif obyek wisata Rawa Pening. Perlu pula dikaji ulang tentang nama obyek wisata ini yakni Bukit Cinta. Nama ini memberikan kesan yang kurang baik sebagai obyek wisata tujuan.

2 3

Atraksi wisata Kemudahan transportasi

RP menang RP menang

4 5

Keamanan Kenyamanan

RP menang RP menang

Kebersihan

RP menang

Gengsi (Citra)

RP menang

KREASI KEUNGGULAN BERSAING MELALUI IMAGE DAN PERCEIVED VALUE ....... (Winarto)

99

Pelayanan petugas Pelayanan pedagang Makanan khas

RP menang

RP menang

10

RP menang

11

Souvenir (Cinderamata)

RP menang

Perlu peningkatan kualitas pelayanan petugas untuk memahami model-model palayanan yang modern dengan tidak meninggalkan sikap kekeluargaan dalam proses pelayanan Perlu menggandeng investor untuk dijadikan magnet obyek wisata dengan tetap melibatkan pedagang lokal (masyarakat sekitar) sebagai inti. Perkuat citra makanan khas Rawa Pening seperti wader dan ikan air tawar lainnya Kembangkan desain produk, kemasan dan display yang baik. Perkuat citra cindera mata eceng gondog sebagai souvenir khas Rawa Pening. Kembangkan display dan variasi produk yang terjangkau semua kalangan.

Sumber: data diolah, 2007 Program kreasi tersebut tidak membutuhkan dana besar namun diharapkan dapat meningkatkan kinerja pengunjung obyek wisata Rawa Pening. Kendala dana dapat diatasi melalui model kerjasama dengan swasta sehingga pemerintah daerah hanya perlu memberikan stimulasi kebijakan yang mendorong partisipasi swasta dalam pengembangan obyek wisata Rawa Pening. Hal ini dapat dilakukan mengingat investasi besar dan bersifat biaya berupa jalan dan pembukaan akses ke obyek wisata sudah tersedia. KESIMPULAN Dari bahasan di atas kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1. Hasil pemetaan evaluasi diri menunjukkan bahwa sepuluh atribut kualitas dari obyek wisata Rawa Pening unggul dibandingkan dengan obyek wisata Waduk Gajah Mungkur. Kesepuluh atribut tersebut adalah atraksi wisata, kemudahan transportasi, keamanan, kenyamanan, kebersihan, gengsi (citra), pelayanan petugas, pelayanan pedagang, makanan khas dan souvenir atau cindera mata. Sedangkan satu atribut yakni atribut keindahan alam, obyek wisata Rawa Pening kalah dibandingkan dengan obyek wisata Waduk Gajah Mungkur. 2. Faktor kunci keunggulan obyek wisata Rawa Pening adalah pada atribut kemudahan transportasi. 3. Program kreasi keunggulan bersaing yang dapat dilakukan adalah program yang berorientasi pada penyediaan dan penambahan sarana wisata bukan pada aspek penyediaan prasarana wisata. Pola kerjasama dengan swasta dapat dilakukan untuk pendanaan program-program tersebut. Dengan demikian pemerintah kabupaten cukup menyediakan stimulasi kebijakan ke arah hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. (2001). Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kotler, P. (1997). Marketing Management 9th edition. New Jersey. Prentice Hall International, Inc. Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta. Andi. Simamora, B. (2001). Remarketing for Business Recovery. Jakarta. Gramedia. Winarto dan Mustika (2005). Studi Kepuasan dan Kesesuaian Pelayanan Sebagai Basis Peningkatan Kualitas Obyek Wisata Rowo Pening Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Jurnal Admisi dan Bisnis Vol 5, nomor:3, tahun 2005.

100

TEKNIS Vol. 4 No.2 Agustus 2009 : 95 -100

Anda mungkin juga menyukai