Anda di halaman 1dari 15

KONSEP TES DAN UJI PENGENDALIAN DALAM SAMPLING

A. Konsep Dasar Sampling Audit 1. Sifat dan Tujuan Sampling Audit Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. 2. Ketidakpastian dan Sampling Audit Auditor dibenarkan menerima beberapa ketidakpastian jika biaya dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pengujian data 100%. Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit: (1) risiko pengendalian dan (2) pengujian rincian risiko. Risiko pengendalian adalah risiko bahwa pengendalian intern tidak dapat mendeteksi atau menghindari salah saji material dalam asersi laporan keuangan. Pengujian rincian risiko merupakan risiko bahwa salah saji material tidak akan diungkapkan dengan pengujian rincian oleh auditor. Sampling audit dalam pengujian pengendalian memberikan informasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko. 3. Risiko Sampling dan Risiko Nonsampling Ketidakpastian dapat disebabkan oleh faktor-faktor (1) yang berhubungan secara langsung dengan penggunaan sampling dan (2) tidak berhubungan dengan sampling. a. Risiko Sampling Berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel yang diambil tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut. Kesimpulan auditor tentang pengendalian intern atau rincian atas transaksi saldo yang didasakan pada sampel berbeda dengan kesimpulan yang akan dihasilkan dari pengujian populasi. Jenis risiko sampling beriku yabg dapat terjadi: Pengujian Pengendalian

1. Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah adalah risiko bahwa penilaian tingkat risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan pada saat efektivitas operasi aktual dari prosedur atau kebijakan struktur pengendalian, jika diketahui, dianggap tidak cukup mendukung tingkat penilaian yang direncanakan. 2. Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi adalah risiko bahwa penilaian tingkat risiko pengendalian berdasarkan sampel tidak mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan pada saat efektivitas operasi aktual dan prosedur atau kebijakan struktur pengendalian, jika diketahui, dianggap cukup untuk mendukung tingkat penilaian yang direncanakan. Pengujian Substantif 1. Risiko kesalahan penerimaan adalah risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material, padahal saldo akun tersebut salah saji secara material. 2. Risiko kesalahan penolakan adalah risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan di mana saldo akun yang dicatat salah saji secara material, padahal saldo akun tersebut tidak salah saji secara material.

b. Risiko Nonsampling Risiko Nonsampling menunjukkan bagian risiko audit yang tidak disebabkan oleh pengujian hanya pada bagian data. Sumber-sumber risiko nonsampling meliputi (1) kesalahan manusia, seperti kegagalan mengenali kesalahan-kesalahan dalam dokumen, (2) penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan audit, (3)salah menginterpretasikan hasil sampel, dan (4) kepercayaan pada informasi yang salah yang diterima dari pihak lain, seperti jawaban konfirmasi yang salah.

4. Sampling Statistik dan Nonstatistik a. Langkah-langkah sampling statistik Menentukan ukuran sampel dari model yang mengakui faktor-faktor relevan secara eksplisit Memilih sampel yang representatif secara random Menerapkan prosedur audit Mengevaluasi hasil secara statistik dan pertimbangan

Dokumen kesimpulan

b. Langkah-langkah sampling Nonstatistik Memakai pertimbangan untk menentukan ukuran sampel yang secara implisit mengakui faktor-faktor yang relevan Memilih sampel yang representative dengan pertimbangan Menerapkan prosedur audit Mengevaluasi hasil menurut pertimbangan Dokumen kesimpulan

5. Teknik Sampling Audit Teknik Sampling Sampling Atribut Jenis Pengujian Pengujian Pengendalian Tujuan Untuk mengestimasi tingkat penyimpangan pengendalian yang dari sudah

ditentukan dalam populasi Sampling Variabel Pengujian Substantif Untuk mengestimasi total

jumlah uang pada populasi atau kesalahan jumlah uang dalam populasi

Merancang Atribut Sample Statistik untuk Pengujian Pengendalian Sampling atribut dalam pengujian pengendalian hanya digunakan pada saat ada jejak bukti dokumen yang lemah atas kinerja prosedur pengendalian. Langkah langkah dalam rencana sampling statistic untuk pengujian pengendalian adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan audit 2. Menentukan populasi dan unit sampling 3. Menspesifikasi atribut-atribut yang dikehendaki 4. Menentukan ukuran sampel 5. Menentukan metode pemilihan sampel 6. Melaksanakan rencana sampling 7. Mengevaluasi hasil sampel Menentukan Tujuan Audit Tujuan menyeluruh dari pengujian pengendalian adalah : untuk mengevaluasi efektivitas rancangan dan operasi pengendalian intern. Menentukan Populasi dan Unit Sampling Dalam atribut sampel statistic untuk pengujian pengendalian, populasi merupakan kelompok transaksi yang diuji. Menspesifikasi Atribut-Atribut yang Dikehendak Atribut harus ditunjukkan untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi resiko pengendalian atas sebuah asersi. Menentukan Ukuran Sampel Dalam menentukan ukuran sampel untuk setiap stribut atau pengendalian yang diuji, auditor harus menspesifikasi pengurutan nilai setiap faktor-faktor berikut : - Resiko atas perkiraan resiko pengendalian yang terlalu rendah - Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi - Tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan

Menentukan Metode Pemilihan Sampel Setelah ukuran sampel ditentukan, maka metode pemilihan unit sampling populasi ditentukan dengan metode pemilihan acak. Metode pemilihan acak yang digunakan dalam sampling atribut adalah sampling nomor acak dan sampling sistematis. 1. Sampling nomer acak Untuk menggunakan sampling nomor acak, auditor harus mempunyai dasar untuk menghubungkan nomor-nomor tertentu dengan setiap item dalam populasi. 2. Sampling sistematis Sampling sistematis terdiri dari pemilihan setiap item ke-n dalam populasi dari satu atau lebih item awal yang dipilih secara acak. Melaksanakan Rencana Sampling Mengevaluasi Hasil Sampel

Membuat Atribut Sampel Secara Statistik dan Mengevaluasi Hasil-Hasilnya Membuat sampel mencakup penggunaan kembali item-item yang dipilih untuk sampel tersebut dan melakukan pengujian pengendalian berdasarkan sampel-sampel tersebut. 1. Melaksanakan Rencana Sampling Setelah rencana sampling dirancang, item-item sampel dipilih dan diuji untuk menentukan sifat dan frekuensi penyimpangan dan pengendalian. Jika unit sampling adalah dokumen, maka auditor dapat memilih jumlah yang lebih besar dari yang dibutuhkan 2. Mengevaluasi Hasil-hasil Sampel - Menghitung tingkat penyimpangan sampel - Menentukan batas penyimpangan atas - Menentukan cadangan untuk resiko sampling - Mempertimbangkan aspek penyimpangan kualitatif - menarik kesimpulan secara menyeluruh Pertimbangan pertimbangan lainnya

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBTANTIF

KONSEP DASAR

Sifat dan Tujuan Sampling audit adalah penerapan prosedur audit yang kurang dari 100% pada itemitem dalam populasi, seperti saldo akun atau kelompok transaksi, yang bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi tersebut. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk : a. Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material b. Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu Ketidakpastian, Risiko-risiko Sampling, dan Risiko Audit Auditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian substantif jika biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengujian 100% atas item dalam populasi, menurut pertimbangannya, lebih besar daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data. Sampling audit dalam pengujian substantif ditunjukkan baik untuk risiko sampling dan risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif adalah : a. Risiko kesalahan penerimaan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tersebut salah saji secara material b. Risiko kesalahan penolakan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa akun yang dicatat adalah salah saji material ketika sebenarnya saldo akun tersebut tidak salah saji secara material Risiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan pengujian substantif terinsi yang spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Risiko kesalahan pener imaan dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemecahan untuk TD sebagai berikut :

Pendekatan-pendekatan Sampling Statistik Dua pendekatan sampling statistik berikut dapat digunakan oleh auditor dalam pengujian substantif : a. Sampling PPS (PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE) b. Sampling variabel klasik Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PSS didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

SAMPLING PPS (PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE) Menentukan Tujuan Rencana Sampling Tujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Auditor perlu melaksanakan pengujian lain pada sampel atau item-item dalam populasi sebelum menyimpulkan bahwa seluruh asersi yang berkaitan dengan akun tersebut telah bebas dari salah saji yang material.

Menetapkan Populasi dan Unit Sampling Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan. Unit sampling dalam sampling PPS adalah rupiah itu sendiri, dan populasinya adalah jumlah rupiah yang sama dengan jumlah total rupiah pada populasi tersebut. Meskipun setiap rupiah tersebut merupakan dasar pemilihan sampel, namun yang diuji auditor adalah akun, transaksi, dokumen, atau item-item sejenis yang berkaitan dengan rupiah yang dipilih.

Menentukan Ukuran Sampel Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :

BV = nilai buku populasi yang diuji

RF = faktor reliabilitas untuk resiko kesalahan penerimaan TM = salah saji yang dapat ditoleransi AM = salah saji yang diantisipasi EF = faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi

Menentukan Metode Pemilihan Sampel Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam rupiah ke interval yang sebanding dengan rupiah. Dengan demikian, interval sampling harus dihitung sebagai berikut :

Melaksanakan Rencana Sampling Dalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi.

Mengevaluasi Hasil Sampel Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas salah saji (upper misstatement limit UML) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam perancangan sampel. Juka UML lebih kecil atau sama dengan salah saji yang dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat melebihi TM pada risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan. UML dihitung sebagai berikut : UML = PM + ASR PM = salah saji total yang diproyeksikan dalam populasi ASR = cadangan risiko sampling

Kelebihan dan Kekurangan Sampling PPS Kelebihan sampling PPS adalah :

a. Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel b. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai audit c. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnya d. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneter e. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasik f. Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap Sebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut : a. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku b. Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlukan pertimbangan khusus c. Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus d. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel e. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkat

A. Sampling variabel klasik Dalam penggunaan sampling ini, teori distribusi normal digunakan untuk mengevaluasi karakteristik populasi berdasarkan data sampel. Sampling variabel klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.

Jenis-jenis teknik sampling variabel klasik. Tiga teknik yang bisa digunakan dalam sampling variabel klasik:

1) Mean-per-unit/ rata-rata per-unit (MPU) Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Rata-rata dari nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi sehingga bisa diperoleh estimasi total nilai populasi. Tujuan rencana sampling MPU adalah: 1) Mendapatkan bukti bahwa catatan saldo akun tidak salah saji secara material. 2) Mengembangkan estimasi independen tentang suatu jumlah ketika tidak ada catatan nilai buku yang tersedia.

Dalam menetapkan populasi, auditor harus mempertimbangkan sifat dari item-item yang membentuk populasi. Disamping itu sampling unit juga harus sejalan dengan tujuan audit yang akan dilakukan. Menentukan ukuran sampel. Faktor-faktor yang menentukan ukuran sampel dalam estimasi sampel MPU : Ukuran populasi (jumlah unit) Estimasi penyimpangan standar populasi Salah saji yang dapat ditoleransi Risiko kesalahan penolakan Risiko kesalahan penerimaan Cadangan risiko sampling yang direncanakan

Rumus ukuran sampel:

( Dimana: N UR Sxj A = ukuran populasi

= standar deviasi normal untuk risiko kesalahan penolakan yang diinginkan = estimasi penyimpangan standar populasi = cadangan resiko sampling yang direncanakan atau diinginkan

Menentukan metode pemilihan sampel. Metode pemilihan nomor acak sederhana dan metode pemilihan sistematik bisa digunakan dalam pemilihan sample pada teknik MPU.

Melaksanakan rencana sampling. Fase pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahap-tahap berikut: Melakukan prosedur audit yang tepat untuk menentukan nilai audit setiap item sampel. Menghitung statistik berikut berdasarkan data sampel: Rata-rata nilai audit sampel Penyimpangan standar pada nilai audit sampel

Mengevaluasi hasil sampel. Merupakan langkah terakhir dalam rencana sampling. Auditor melakukan perhitungan kuantitatif atau kualitatif pada hasil-hasil sampel dan kemudian membuat kesimpulan menyeluruh. Menarik kesimpulan secara menyeluruh Pada saat auditor menilai secara kuantitatif atau kualitatif pada hasil sampel yang mendukung kesimpulan bahwa populasi salah saji secara material, pertimbangan yang professional harus digunakan dalam memutuskan tindakan tertentu yang tepat. 2) Estimasi diferensiasi (difference) Dalam estimasi diferensiasi, selisih antara nilai audit dan nilai buku dihitung untuk setiap item sampel. Rata-rata perbedaan ini kemudian akan digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi, dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan risiko sampling yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan teknik ini: Nilai buku setiap item populasi harus diketahui Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secara individual Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan

Menentukan tujuan dan menetapkan populasi dan unit sampling Metode ini hanya dapat digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salah saji secara material.

Menentukan ukuran sampel Dalam estimasi diferensi tidak hanya menggunakan estimasi standar deviasi nilai audit saja, tetapi juga estimasi standar deviasi mengenai selisih nilai audit dengan nilai buku. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Menentukan metode pemilihan sampel Metode pemilihan dalam tahap ini sama, baik dalam estimasi MPU maupun estimasi diferensiasi. Melaksanakan rencana sampling Tahap awal dalam pelaksanaan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada setiap item sampel yang sama dengan kita lakukan pada sampling MPU. Namun untuk selanjutnya diperlukan tahap-tahap berikut. Menghitung seilisih untuk setiap item sampel yang sama pada nilai audit Menjumlahkan semua selisih unsure sampel individual Membagi jumlah selisih tersebut dengan jumlah item dalam sampel untuk memperoleh rata-rata perbedaan Menghitung standar penyimpangan perbedaan sampel

3) Rasio Dalam sampling rasio, auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Selanjutnya rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut Melaksanakan rencana sampling Menghitung rasio jumlah nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel Menghitung rasio nilai audit dan nilai buku untuk setiap item Menghitung penyimpangan standar rasio secara individual pada item-item sampel

Mengevaluasi hasil sampel

Dalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Jika nilai populasi total estimasi dan cadangan risiko sampling yang telah dicapai telah dihitung, maka kisaran estimasi nilai populasi total harus ditentukan. Hasil sampel kemudian dinilai secara kuantitatif dan kualitatif dengan cara yang sama seperti pada estimasi MPU atau estimasi diferensiasi. Kelebihan dan kekurangan sampling variabel klasik Kelebihan: Sampel-sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan perancangan khusus Jika ada perbedaan yang besar antara nilai-nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor tetap dapat terpenuhi hanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampel PPS

Kekurangan: Dalam rangka menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi diferensiasi standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi. Sampling variabel klasik lebih rumit dibanding sampling PPS, karena auditor memerlukan bantuan program komputer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel.

Kendala yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik yang sesuai, yaitu kemampuan untuk merancang suatu strata sampel dan ekspektasi jumlah perbedaan antara nilai audit dengan nilai buku yang diperkirakan.

B. Sampling nonstatitsik dalam pengujian substantif

Perbedaan besar antara sampling statistik dan sampling nonstatistik adalah dalam tahapan-tahapan penentuan ukuran sampel dan evaluasi atas hasil sampel. Sampling statistik lebih obyektif, sedangkan nonstatistik lebih subyektif. Menentukan ukuran sampel Agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat atas sampel yang ukurannya ditetapkan melalui pertimbangan subyektif, auditor bisa menggunakan tabel statistik, walaupun hal itu tidak merupakan keharusan. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan hubungan berikut ini:

FAKTOR Ukuran populasi Variasi dalam populasi Salah saji yang dapat ditoleransi Salah saji yang diharapkan Risiko kesalahan penerimaan Risiko kesalahan penolakan

PENGARUHNYA TERHADAP UKURAN SAMPEL Langsung Langsung Terbalik Langsung Terbalik Terbalik

Analisis subjektif secara hati-hati atas faktor-faktor ini dalam keadaan tertentu, digabungkan dengan pengalaman dan pertimbangan auditor, harus menghasilkan ukuran sampel yang lebih tepat dibandingkan dengan penentuan sampel secara arbiter. Auditor tidak diharuskan menggunakan tabel atau model-model statistik dalam pengevaluasian pertimbangan. Evaluasi hasil sampel Dalam sampling nonstatistik auditor harus: 1) Memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya. 2) Mempertimbangkan risiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel. ketepatan ukuran sampel yang ditentukan dengan menggunakan

Dua metode yang dipakai dalam memproyeksikan salah saji dalam sampling nonstatistik yaitu: 1) Metode rasio dimana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut. 2) Metode diferensiasi dimana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah atau mengurangi proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi.

Anda mungkin juga menyukai