Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KUNJUNGAN KULIAH LAPANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) CIPAKU DAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEHUTANAN

Kelompok Ahmad Gamal Ajeng Triana Asri Yani Dinda Safrida Ryla Lharasvitya Siti Diyah R J3L109052 J3L209166 J3L109062 J3L109060 J3L109067 J3L109093

ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) CIPAKU

Perusahaan daerah air minum (PDAM) merupakan salah satu perusahaan air terbesar di Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan adalah pusatnya di kota Bogor. PDAM Kabupaten Bogor didirikan pada tanggal 14 April 1983 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor

II/DPRD/Ps.012/III/1981 diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 1991 Tentang Pembentukan PDAM Kabupaten Bogor. PDAM Bogor masih merupakan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang dikelola sendiri dan dimiliki oleh PEMDA. Visi PDAM menjadi perusahaan terdepan di bidang pelayanan air minum, dengan visi tersebut, pada tahun 2007 PDAM Tirta Pakuan memperoleh penghargaan Cipta Karya untuk penyelenggaraan air minum katagori Kota besar dari Departemen Pekerjaan Umum sebagai peringkat pertama. Selain itu hasil audit tahun buku 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja PDAM Tirta Pakuan sesuai Kepmendagri nomor 47 tahun 1999, tentang pedoman kinerja PDAM masuk dalam katagori sehat. Berdasarkan hasil kepuasan pelanggan menunjukkan pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dinilai baik oleh pelanggannya. Oleh karena itu, pencapaian PDAM Tirta Pakuan sering dianggap sebagai PDAM percontohan untuk dijadikan tempat studi banding untuk PDAM-PDAM lain.berdasarkan PP 16 Tahun 2005 PDAM menyiapkan air siap minum (zona air minum prima). Misi PDAM memberikan kepuasan pelayanan air minum secara berkesinambungan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan yang ada dengan mempertimbangkan

keterjangkauan masyarakat dan berperan sebagai penunjang otonomi daerah serta meningkatkan SDM secara maksimal.

Sumber air minum PDAM Kota Bogor berasal dari 2 sumber utama, yaitu : 1.Mata Air , (saat ini hanya 30%) a. Mata air Kota Batu dengan kapasitas terpasang 70 L/det. b. Mata air Bantar Kambing dengan kapasitas terpasang 170 L/det. c. Mata air Tangkil dengan kapasitas terpasang 170 L/det. 2.Air Permukaan (Sungai Cisadane) 70% a. WTP Cipaku dengan kapasitas terpasang 240 L/det. b. WTP Dekeng dengan kapasitas terpasang 400L/det. Proses pengelolaan air pada PDAM Tirta Bogor : 1. IPA Cipaku Proses penambahan bahan kimia yang berupa koagulan yaitu Polyaluminium chloride (PAC) untuk memperbesar ukuran antar partikel. Prosesnya koloid yang berasal dari sungai kemudian bertumbukan dengan partikel PAC kemudian flok akan diikat oleh PAC. 2. Proses sedimentasi Proses pengendapan dan memisahkan flok dari air jernih berdasarkan grafitasi serta membuang lumpur yang terdapat pada air. 3. Proses aerasi Proses ini bertujuan untuk menurunkan kandungan unsur mangan (Mn) dan unsur besi (Fe) dari air.

4. Proses filtrasi Proses ini bertujuan untuk mengendapan dan menyaring sisa flok dari hasil proses sedimentasi serta untuk menghilangkan bakteri dengan menambahkan zat desinfektan. 5. Sterilisasi dengan desinfektan Proses klorinasi dengan penggunaan gas klorin untuk membunuh bakteri patogen sebelum air di konsumsi oleh pelanggan. Parameter fisika yang diuji pada air dari PDAM : 1. Kekeruhan 2. pH 3. Bau 4. Rasa Alat alat instrumen yang digunakan untuk menguji air PDAM : 1. Jartes : merupakan alat instrumen yang digunakan untuk menentukan

kadar PAC yang ditambahkan pada air setelah diukur kekeruhannya pada air. 2. Turbidimeter : merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan pada air.

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Balai penelitian dan pengembangan kehutanan berdiri pada tahun 1892 yang didirikan oleh pemerintah Belanda di Jalan Gunung batu No.5 Bogor hingga saat ini. Awal didirikan hanya sebagai tempat kegiatan penelitian kehutanan saja, namun pada tahun 1956 melalui keputusan Menteri pertanian No. 86/Um/56 tanggal 20 Juli 1956, Balai Penyelidikan Kehutanan dikembangkan menjadi Balai besar penyelidikan Kehutanan membawahi dua balai, yaitu balai Penyelidikan Hutan (sebagai cikal bakal Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam) dan Balai Penyelidikan Hasil Hutan. Pada tahun 2010, mengubah kembali menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi berdasarkan Peraturan Memteri Kehutanan No. P.40/Menhut-II/2010 tanggal 25 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kehutanan. Balai Penelitian dan Pengembangan kehutanan mempunyai MISI, sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka memperoleh IPTEK tepat guna di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas riset bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam. 3. Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas SDM, kelembagaan, dan sarana prasarana.

Serta mempunyai VISI : Menjadi lembaga penyelidik IPTEK bidang konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam yang terpercaya untuk kepentingan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

Berikut sarana yang tedapat di P3H & KA : No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Laboratorium Laboratorium Hama Laboratorium Mikrobiologi Laboratorium Botani Laboratorium Benih Laboratorium Penangkaran Satwa Laboratorium Tanah Laboratorium Sutera Alam Luas (m2) 312 252 353 100,8 86 145,7 176 Jasa Layanan penelitian identifikasi, penelitian identifikasi, penelitian, praktek magang mahasiswa penelitian identifikasi, penelitian identifikasi, penelitian identifikasi, penelitian, praktek magang mahasiswa

Selain laboratorium tersebut ada pula laboratorium anotomi kayu, pengeringan kayu, HBBK, dan entomologi. Program penelitian yang akan dilakukan litbang merupakan bagian integral dari program yang telah ditetapkan badan Litbang Kehutanan yang tidak terlepas dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebagai fokus penyelenggara pengembangan P3KR. Berikut programnya : I. Program Hutan Alam a. RPI hutan alam produksi lahan

Tujuan program ini adalah menyediakan informasi dan teknologi unt keringk meningkatkan kualitas dan potensi hutan alam kering dalam rangka pemanfaatan hasil hutan yang optimal dan rasional secara ekologis menuju pengelolaan hutan alam produksi yang terencana dan lestari untuk kesejahteraan masyarakat. b. RPI pengelolaan hutan mangrove

Tujuan program ini menyediakan informasi dan teknologi pengelolaan ekosisitem mangrove (di luar hutan produksi ) yang berkesinambungan.

c.

RPI pengelolaan hutan rawa gambut

Tujuan program ialah mendapatkan iptek pengelolaan hutan alam produksi lahan gambut secara bijaksana dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, sodial, dan lingkungan secara lestari. II. Program Biodiversitas a. RPI konservasi pengelolaan floran, fauna, mikroorganisma Tujuan program ini ialah memperoleh data dan informasi tentang biofisik habitat, dinamika populasi, dan keragaman genetik jenis-jenis terancam punah. b. RPI model pengelolaan kawasan konservasi berbasis ekosistem Tujuan program ini ialah menyediakan informasi dan teknolgi untuk mendukung pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi secara lestari. III. Program Pengelolaan DAS a. RPI sistem pengelolaan DAS hulu, lintas kabupaten, dan lintas provinsi Tujuan program ini ialah memperolrh sisitem pengelolaan DAS yang meliputi aspek perencanaan, monev, kelembagaan, dan implementasi, selaras dengan sistem pemerintah. b. RPI pengelolaan sumberdaya lahan dan air pendukung pengelolaan DAS

Tujuan menyediakan informasi dan teknologi tepat guna untuk menunjang kelestarian pengelolaan sumberdaya lahan air, khususnya yang terkait dengan rehabilitasi lahan terdegradasi dapat berfungsi kembali sebgai habitat flora, fauna, dan keseluruhan sebagai penyangga kehidupan termasuk di dalamnya dapat meningkatkan perekonomian rakyat dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dari mulai perencanaan, kegiatan pelaksanaa, dan pengelolaan pasca rehabilitasi lahan. IV. Program pendukung : Program dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya. Tujuan program ini ialah memantapkan program dan kegiatan litbang mulai dari perencanaab, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan, diseminasi hasil litbang, serta dukungan kelembagaan. Sumber ( http///: http://p3kr.org )

Anda mungkin juga menyukai