Anda di halaman 1dari 16

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 Anggraini Purnamasari Dinny Kartika Sari Hygia Narkadhea Kabib KH Octavianus Nahak IKM REGULER 2

KEDIRI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul STRES.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kesehatan di STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI. Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihakpihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Bapak dr.H.A.Sukri Pasaribu,M.Sc selaku kepala STIKES Surya Mitra Husada Kediri. 2. Bu Shinta Lutfiana Sari, SKM selaku dosen mata kuliah Psikologi Kesehatan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini. 3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini. 4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Kediri, 28 April 2011

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
2.1.Definisi Stres ...................................................................................... 2.2. Penggolongan stres .............................................................................

i ii iii 1 1 1 1 2 2 2 3 4 4 5 7 8
11

2.3.Stressor................................................................................................ 2.4.Sumber Potensi stres........................................................................... 2.5.Faktor-faktor PenyebabStres ............................................................... 2.6.Gejala-Gejala Stres............................................................................. 2.7.Konsekuensi (Akibat) Stres ............................................................... 2.8 Intervensi (strategi) Menekan Perilaku stres ..................................... BAB III SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................
3.1.Kesimpulan ..........................................................................................

11 11 13

3.2.Saran ................................................................................................. BAB IV PENUTUP .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Stres merupkan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan. Stress seringkali terjadi pada setiap orang, bahkan anak-anaak. Banyak faktor yang dapat menimbulkan adanya suatu stress pada diri seseorang. Reaksi yang ditimbulkan atas adanya suatu stressor itu sendiri berbeda-beda pada setiap individu, walaupun situasi yang terjadi adalah sama.. Ada yang menilai positif, negatif atau bahkan menganggap tidak terjadi apapun, dalam hal ini dapat dikatakan netral. Stres itu sendiri bermacam-macam, bisa berat, bisa juga ringan, dan stres berat berkemungkinan mengakibatkan berbagai gangguan. Stres ringan dapat merangsang dan memberikan gairah nyata dalam kehidupan yang setiap harinya menjenuhkan. Stres yang berlebihan apabila tidak ditanggulangi sejak dini, akan membahayakan kesehatan. Sehingga perlu cepat ditangani dan diminimalisir dampak buruknya. Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang stres, maka saya akan mencoba menggali, mengkaji, dan memaparkan makalah yang berjudul Stres.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian stres? 2. Apa saja penggolongan stress? 3. Apa faktor penyebab stres? 4. Apa saja akibat dari stres? 5. Bagaimana gejala stres? 6. Bagaimana reaksi terhadap stress? 7. Bagaimana menekan perilaku stress?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dalam penulisan makalah ini,yaitu untuk lebih mengetahui dan memperdalam pengetahuan kita tentang stres sehingga dapat mengatasi dan mencegah stres yang terjadi baik pada diri sendiri atau orang lain. Sehingga kita tetap sehat baik fisik maupun psikis, agar tidak mengganggu kehidupan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI STRES
Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dll) atau oleh kondisi lingkungan dan sosialyang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Menurut Selye (Bell, 1996) stres diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti : meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan. Rice (1987) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulis lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Cooper (1994) mendefinisikan stres sebagai tanggapan

atau proses internal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek. Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat idifidual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan ganguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Berdasarkan berbagai definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun eksternal (stimulus) yang dapat membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun secara psikologis (respon) dan melakukan usaha-usaha penyesuaian diri terhadap situasi tersebut.

2.2 PENGGOLONGAN STRES


Penggolongan stres didasarkan atas persepsi individu terhadap stres. Stres digolongkan menjadi dua, yaitu :

`1. Stres Positif (Eustress) Eustress yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, konstruktif (bersifat membangun), dan menyenangkan. Hal-hal yang bersikap positif dapat timbul dari adanya stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, performasi individu, kemampuan adaptasi, dan fleksibilitas. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni dimana menggambarkan keadaan hatinya. 2. Stres Negatif ( Distress) Distress yaitu hasildari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, destruktif (bersifat merusak) dan tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan diman individu mengalami ras cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu mengalami keadaan psikologi yang ngatif, menyakitkan, dan timbul keinginan untuk menghindar. Selain itu juga diasosiasikan dengan penurunan kesehatan, sakit bahkan kematian.

2.3 STRESSOR
Stressor adalah stimulasi yang merupakan situasi dan kondisi yang mengurangi kemampuan kita untuk merasa senang, nyaman, bahagia dan produktif atau kondisi fisik, lingkungan, dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres. Situasi, kejadian, atau objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis ini disebut stressor. Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik,seperti populasi udara dan dapat juga berkaitan dengan linkungan sosial, seperti interaksi sosial. Pikiran ataupun

perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor. Dalam kehidupan sehari-hari ada bermacam-macam hal yang memfasilitasi atau menghambat kegiatan kita. Contoh yang memfasilitasi : kuliah lancar, perpustakaan lengkap, dll. Contoh yang menghambat : tempat kost ribut, kuliah tidak teratur, banyak mata kuliah yang nilai D, dll. Lazarus dan Cohen (dalam Berry, 1998) mengklasifasikan stressor kedalam tiga kategori, yaitu:

1. CATACLYSMIC EVENT Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi banyak orang, seperti bencana alam. 2. PERSONAL STRESSORS Kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti krisis keluarga. 3. BACKGROUND STRESSORS Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadisetiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas dalam pekerjaan.

2.4 SUMBER POTENSI STRES


1.Faktor lingkungan Lingungan yang kurang kondusif dan tidak nyaman akan menimbulkan rasa tidak menyenangkan dalam berktifitas sehingga akan timbulpula rasa stres pada diri individu. 2.Faktor Organisasi Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres, yaitu : a. Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individu, kondisi kerja, dan tata letah fisik pekerja. Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atu lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. b. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi. Konflik peran meciptakan ekspetasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi. c. Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat menimbulkan stres, terutama di antra para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. d. Struktur organisasi e. Kepemimpinan organisasi f. Tahap hidup organisasi ini

3.Faktor pribadi Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat pada diri seseorang.

2.5 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES


Secara umum, faktor penyebab stres meliputi: 1. Ancaman. Persepsi tentang adanya ancaman membuat seseorang merasa stres, baik ancaman fisik, sosial, finansial, maupun ancaman lainnya. Keadaan akan menjadi buruk bila orang yang mempersepsikan tentang adanya ancaman ini merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan tindakan apa pun yang akan bisa mengurangi ancaman tersebut. 2. Ketakutan Ancaman bisa menimbulkan ketakutan. Ketakutan membuat orang membayangkan akan terjadinya akibat yang tidak menyenangkan, dan hal ini membuat orang menjadi stres. 3. Ketidakpastian Kita merasa tidak yakin tentang sesuatu, maka kita akan sulit membuat prediksi. Akibatnya kita merasa tidak akan dapat mengendalikan situasi. Perasaan tidak mampu mengendalikan situasi akan menimbulkan ketakutan. Rasa takut menyebabkan kita merasa stres. 4. Disonansi kognitif Bila ada kesenjangan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang kita pikirkan, maka dikatakan bahwa kita mengalami disonansi kognitif, dan hal ini akan dirasakan sebagai stres. Sebagai contoh, bila kita merasa bahwa kita adalah orang yang baik, namun ternyata menyakiti hati orang lain, maka kita akan mengalami disonansi dan merasa stres. Disonansi kognitif juga terjadi bila kita tidak dapat menjaga komitmen. Kita yakin bahwa diri kita jujur dan tepat janji, namun adakalanya situasi/lingkungan tidak mendukung kita untuk jujur atau tepat janji. Hal ini akan membuat kita merasa stres karena kita terancam dengan sebutan tidak jujur atau tidak mampu menepati janji. Faktor lain yang bisa menimbulkan stres adalah kehidupan sehari-hari, seperti: 1. Kematian, baik kematian pasangan, keluarga, maupun teman 2. Kesehatan: kecelakaan, sakit, kehamilan 3. Kejahatan: penganiayaan seksual, perampokan, pencurian, pencopetan. 4. Penganiayaan diri: penyalahgunaan obat, alkoholisme, melukai diri sendiri 5. Perubahan keluarga: perpisahan, perceraian, kelahiran bayi, perkawinan.

6. Masalah seksual 7. Pertentangan pendapat: dengan pasangan, keluarga, teman, rekan kerja, pimpinan 8. Perubahan fisik: kurang tidur, jadual kerja baru. 9. Tempat baru: berlibur, pindah rumah 10. Keuangan: kekurangan uang, memiliki uang, menginvestasikan uang. 11. Perubahan lingkungan: di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di kota, masuk penjara. 12. Peningkatan tanggung jawab: adanya tanggungan baru, pekerjaan baru.

2.6 GEJALA-GAJALA STRES


Stres mempengaruhi seluruh diri kita. Kondisi stres dapat diamati dari gejala-gejalanya, baik gejala emosional/kognitif maupun gejala fisik. Jika kita dapat menandai gejalagejalanya, maka kita akan dapat mengelolanya. Seseorang yang stres tidak berarti harus memiliki/menampakkan seluruh gejala ini, bahkan satu gejala pun sudah bisa kita curigai sebagai pertanda bahwa seseorang mengalami stres. Namun kita juga perlu menyadari bahwa gejala-gejala ini bisa juga merupakan indikator dari masalah lain, misalnya karena memang benar ada gangguan kesehatan secara fisik. Tabel berikut menggambarkan gejala-gejala stres: Gejala Emosional/Kognitif

Gejala Fisik

Mudah merasa ingin marah Merasa putus asa saat harus menunggu sesuatu

Otot-otot tegang Sakit punggung bagian bawah Sakit di bahu atau leher Sakit dada Sakit perut Kram otot Iritasi atau ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan kategorinya

Merasa gelisah Tidak dapat berkonsentrasi Sulit berkonsentrasi Jadi mudah bingung Bermasalah dengan ingatan (mudah lupa, susah mengingat)

Denyut jantung cepat Telapak tangan berkeringat Berkeringat padahal tidak melakukan aktivitas fisik

Setiap saat memikirkan hal-hal negatif Berpikir negatif tentang diri sendiri Mood naik turun (mood mudah berubah-ubah, misalnya merasa gembira tapi tak lama kemudian merasa bosan dan ingin marah)

Perut terasa bergejolak Gangguan pencernaan dan cegukan Diare Tidak dapat tidur atau tidur berlebihan Napas pendek Menahan napas

Makan terlalu banyak Makan padahal tidak lapar Merasa tidak memiliki cukup energi untuk menyelesaikan sesuatu

Merasa tidak mampu mengatasi masalah

Sulit membuat keputusan Emosi suka meluap-luap (baik gembira, sedih, marah, dan sebagai- nya)

Biasanya merasa marah dan bosan Kurang memiliki sense of humor

2.7 KONSEKUENSI ( AKIBAT ) DARI STRES


Akibat stres dapat dikelompokan dalam tiga kategori umum, yaitu : 1.GEJALA PSIKOLOGIS Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres adalah : Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian) Sensitif dan hyperreactivity Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi Komunikasi yang tidak efektif Perasaan terkucilkan dan tersaing Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi Kehilangan spontanitas dan kreatifitas Menurunnya rasa percaya diri

2.GEJALA FISIOLOGIS Gejala-gajala yang utama dari stres adalah : Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskuler Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh : adrenalin dan noradrenalin) Gangguan gastrointetestinal (misal : gangguan lambung) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome) Gangguan pernafasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada Gangguan pada kulit Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot Gangguan tidur Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk resikotinggi kemungkinan terkena kanker 3.GEJALA PERILAKU Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres adalah : Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan Menurunnya prestasi (performance) dan produktifitas

Meningkatnya penggunaan minuman keras, obat-obatan, dan rokok Perilaku sabotase Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengantanda-tanda depresi Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tida hati-hati dan berjudi Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dangan keluarga dan teman Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

2.8.INTERVENSI (STRATEGI) MENEKAN PERILAKU STRES


Perilaku sehat dan gaya hidup Perilaku sehat = perilaku mencegah/menghindari/mendeteksi penyakit & segala hal yg dapat mengganggu kesehatan mencegah stressor (penyakit/gangguan kesehatan) & memperkuat kemampuan fisik menghadapi stress. Perilaku gaya hidup = seluruh aktifitas dimana kita terlibat sehari-hari jika normal/wajar mengurangi potensi munculnya stressor

Self-monitoring Merekam, mencatat & mengamati perilaku kita yg berpotensi stess. Semakin terpetakan memperbesar potensi koreksi mengurangi potensi stress

Tailoring Program aktifitas utk mengadaptasi rutinitas, kemampuan, gaya hidup & kondisi unik individu Program aktifitas yg sesuai mengurangi tekanan mengurangi potensi stress

Rewarding : material reinforcement Memberi imbalan materi (dari diri sendiri maupun orang lain) terhadap setiap perubahan positif dari perilaku yg less stressing Menjadikan mengurangi prilaku stressing = hal menyenangkan makin mudah & sering dilakukan mengurangi potensi munculnya stressor

Rewarding : social reinforcement Sda, hanya saja bentuknya non-materi (pengakuan, pujian, applaus, senyum dll) dari orang lain

Self-contracting Perjanjian dengan diri, memaksa diri melakukan/tidak melakukan sesuatu dengan rumus jika saya akan (mempersyaratkan) Yg memaksa & memberlakukan aturan adalah diri kita sendiri Makin teratur hidup anda = makin kecil potensi stress

With others-contractin sda, hanya saja dilakukan dengan/oleh orang lain (orang terdekat, teman, komunitas profesional, dll. Biasanya lebih kuat efeknya

Shaping Mengubah perilaku/aktifitas tertentu dengan mulai mengubah sub-sub aktifitas yg lebih kecil (yg secara hierarkhis dibawah aktifitas utama yg menjadi terget perubahan) Mengubah sedikit-demi sedikit adalah lebih less stressing dibanding mengubah secara frontal

Reminders mencatat pengingat-pengingat kecil utk mengarahkan dan memandu aktifitas/perilaku Mengurangi tekanan kita utk mengingat & mengatur semua hal

Self-help groups Mencari bantuan memperbaiki perilaku penyebab stress (kecanduan narkoba, alkohol, depresi kehilangan, trauma, dlsb.) pada kelompok orang yg senasibsepenanggungan Pencerahan didapat dengan sharing & inspiring others

Professional help sda, hanya saja dilakukan dengan/oleh orang lain yg memang profesional di bidangnya (psikiater, psikolog, konselor, terapis, pendidik, pekerja sosial) Pencerahan didapat melalui saran dan bantuan perspektif analisa

Attitude of gratitude (sikap bersyukur) menghargai apa yg dimiliki & dijalani saat ini, tanpa mengingkari realita kekurangan yg dihadapi Berterima kasih karena berkesempatan menjalani yg dihadapi saat ini walaupun pahit konsep hikmah (blessing in disguise) Penerimaan (acceptance) menghindari penolakan (denial) mengurangi potensi dan konsekuensi stress

Humor Dapat memancing minat secara menyenangkan menjalani kondisi secara lebih ringan melunakkan situasi kritis/negatif Mencegah gangguan mood dan reaksi berlebihan Memicu metabolisme sehat (otot wajah, pernafasan, detak jantung, produksi hormon & enzim baik semacam endorphin) rasa bahagia Jangan berlebihan ! proporsional : cari aspek lucu dari situasi atau orang2 tertentu yg menjadikan situasi menekan (stressful)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian di atas yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Stress disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun eksternal (stimulus) yang bisa membahayakan,tidak terkendali dan melebihi kapasitas kemampuan individu dalam melakukan coping.Sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis atau psikologis untuk melakukan usaha penyesuaian diri 2. Stress negatif merupakan stress yang tidak menyenangkan sehingga dapat menyakitkan dan timbul keinginan untuk dihilangkan.sedangkan Stress positif merupakan stress yang menyenangkan dan memuaskan bagi individu. 3. Penyebab stress terjadi karena adanya situasi kejadian dimana situsai ini dapat mengurangi perasaan yang menyenangkan dan menimbulkan tuntutan dalam tubuh yang dianggap sebagai ancaman baik nyata atau imajinasi. 4. Strees dapat terjadi karena adanya beberapa sumber stres.Faktor lingkungan yang kurang kondusif.Faktor organisasi dengan tekanan untuk menghindari kesalahan kerja maupun tugas.Faktor pribadi meliputi masalah yang ada dalam diri sendiri maupun dalam keluarga.

5. Faktor stress sangat tergantung oleh situsai diri dan situsai lingkungan seperti adanya ancaman,rasa takut yang berlebih dan adanya kesenjangan apa yang kita lakukan dengan apa yang kita pikirkan tidak sesuai dengan keadaan. 6. Gejala stress yang timbul dalam diri kita dapat berupa gejala fisik ataupun emosi.Tapi kita juga perlu menyadari bahwa gejala stress mungkin adalah pertanda lain misalnya memang adanya gangguan fisik. 7. Akibat dari stress adalah terjadi kemunduran individu itu sendiri dalam menjalani kehidupannya.Yang meliputi gejala psikologis,gejala fisiologis, dan gejala perilaku. 8. Perilaku stress dapat ditekan dengan strategi membangkitkan semangat individu dan mulai memikirkan hal-hal positif.

3.2 SARAN
Agar stress dapat kita hindari atau dapat kita hilangkan kita harus selalu menempatkan diri kita dalam keadaan yang baik.Dan kita harus selalu berfikir positif.Sebagai individu kita memang selalu mengalami stress,tapi kita harus selalu mengkondisikan agar stress dalam diri kita tidak sampai pada tahap yang membahayakan.Fokuslah dengan apa yang anda miliki saat ini dan jangan fokus terhadap apa yang tidak anda miliki.Selalu berdoa dan lawan pikiran negatif yang ada dalam diri kita.Supaya kita tidak sampai pada tahap stress yang tidak menyenangkan dan dapat merugikan diri sendiri.

BAB IV PENUTUP

Tiada kata yang bisa kami ucapkan selain rasa syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas petunjuk bimbingan serta dorongan yang telah diberikan kepada kami dalam membuat makalah ini.Terimakasih kepada teman-teman yang telah sedikit banyak membantu dalam membuat dan menyelesaikan makalah ini.

Setelah kami menyelesaikan makalah ini,kami menyadari bahwa sesungguhnya masih banyak hal dan ilmu pengetahuan yang belum kami pelajari.Dalam pembuatan makalah ini kami dapat mempelajari sesuatu ilmu yang sebelumnya belum pernah kita pelajari.Kami merasa sangat bangga karena dengan bimbingannya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Http://alumni.smadangawi.net/2010/06/21/mengelola-stres/.

Http://ictjogja.net/kesehatan/A1_16.htm

Www.handoko.net

Www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai