Anda di halaman 1dari 28

PENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH

DAERAH PANTAI

DAERAH PANTAI DAN SALINITAS


GELOMBANG GELOMBANG BIAS PERGESERAN SEPANJANG PANTAI ARUS PASANG SURUT EROSI PANTAI DEPOSISI (PENGENDAPAN) PANTAI

DAERAH PANTAI DAN SALINITAS


DAERAH PANTAI GARIS PANTAI KARBONAT BADAI PANTAI PERUBAHAN GEOLOGIS PERUBAHAN PERMUKAAN LAUT SUMBER DAYA PANTAI CAMPUR TANGAN MANUSIA

DAERAH PANTAI DAN SALINITAS


LATAR BELAKANG SALINITAS PRINSIP DASAR SALINITAS EFEK SALINITAS SUMBER SALINITAS DAMPAK IMBAL BALIK PEMUKIMAN TERHADAP SALINITAS

Gelombang
Gelombang timbul akibat pasang surut dan angin atau badai. Gelombang bentuknya simetris (sinus), mempunyai puncak, lembah, amplitudo, panjang gelombang (), muka gelombang dan perioda. Partikel gelombang bergerak melingkar tegak searah dengan arah rambat. Gerak partikel menurun terhadap kedalaman dan baru berhenti pada kedalaman /2

Bentuk Gelombang

permukaan laut gerak melingkar partikel terhadap kedalaman / 2 dasar gelombang

kedalaman

dasar laut

Gelombang Bias
Di daerah teluk, riak gelombangnya relatif kecil, karena adanya gelombang bias dari pantai. Gelombang bias terkonsentrasi di daerah yang menjorok ke laut dan terdespersi ke teluk, sehingga di teluk terjadi interferensi yang saling melemahkan dan muka gelombang menjadi paralel dengan kontur garis pantai.

Pergeseran sepanjang pantai


Ketika gelombang mendekati pantai membentuk sembarang sudut, maka gelombang akan membawa atau mendorong partikel ke pantai searah dengan arah gelombang. Pada saat surut, partikel dibawa (hanyut) ke posisi lain yang bergeser sepanjang garis pantai dan berhenti dan datang gelombang baru lagi untuk membawa naik lalu turun dengan pergeseran baru dan begitu seterusnya.

Arus Pasang Surut


Arus yang dibangkitkan oleh pasang surut, pada saat pasang air laut naik masuk ke daratan (arus flood) dengan membawa oksigen segar, dan pada saat surut air laut turun menuju laut (arus ebb) dengan membawa nutrisi partikel-partikel organik untuk kehidupan laut.

Erosi Pantai
sepanjang pantai pasir yang rendah, karena material-material pantai mempunyai ikatan kohesi lemah. dasar tebing pantai, sehingga terjadi longsoran/runtuhan dan masuk ke daerah surf zone. pantai berbatu walaupun lama dan perlahan-lahan.

Deposisi (Pengendapan) Pantai


sungai sedimen pantai sendiri yang dipindahkan aktivitas biologi, hal ini juga berperan sepanjang pantai seperti adanya tumbuhan laut dll.

Daerah Pantai
Muara dan Teluk Tanah Basah Pasang Surut (Tidal Wetland) Pulau Perintang (Barrier Island) dan Pantai

Garis Pantai Karbonat


barrier reef yang terpisah dengan daratan utama oleh teluk atau lagoon. fringing reef yang tumbuh mengelilingi pantai pulau. atol adalah reef yang berbentuk lingkaran.

Badai Pantai & Perubahan Geologis Hasil Badai Pantai


Perubahan geologis hasil badai pantai sangat bergantung pada musim yang menimbulkan badai tertentu, sehingga dapat mengendapkan/mengkikis sedimen pada lokasi/posisi sepanjang pantai.

Perubahan Permukaan Laut


Perubahan jangka panjang pada permukaan laut dimasa lalu terekam pada batuan sedimen yang ditunjukkan oleh perubahan lingkungan pengendapannya. Variasi permukaan air laut karena penambahan atau pengurangan volume air laut (misalnya kutub utara atau selatan yang mencair) disebut eustatic.

Sumber Daya Pantai


Beberapa mineral yang ditemukan di pantai karena pengkikisan oleh gelombang seperti endapan titanium, zircon, diamond, tin, monazit dan besi. Minyak dan gas alam terbentuk dari deposisi material organik di lingkungan pantai purba.

Campur Tangan Manusia pada Daerah Pantai


ekspansi kota di pantai, dimana bila ada bencana di pantai memperbanyak korban manusia. pelestarian pantai sebagai obyek wisata. modifikasi sepanjang pantai untuk mencegah erosi dan meminimalkan kerugian dan korban akibat bencana alam, seperti badai, tsunami dll.

SALINITAS
Salinitas adalah larutan garam yang terkandung dalam air/fluida, yang dapat mempengaruhi kualitas air. Parameter yang terpenting adalah konsentrasi kadar garam dan total larutan pada benda padat atau Total Dissolved Solids (TDS) (McNeal, 1981). Definisi dari salinitas dalam hubungannya dengan TDS adalah berat total semua larutan substansi setiap unit berat air dengan semua karbon teroksidasi, semua Bromida dan iodium diganti oleh Khlorine serta bahan organik terosidasi pada suhu 480o C (Atkinson dkk, 1986).

Efek Salinitas Terhadap Manusia


kadar garam di dalam air melebihi dari yang diijinkan maka pengaruh salinitas terhadap manusia adalah penurunan kualitas dan potabilitas air yang berdampak pada kesehatan dan aktifitas manusia

Efek Salinitas Terhadap Tanaman


penurunan jumlah air yang diantarkan ke daun akibat air berubah menjadi air asin. Semakin besar air asinnya semakin besar pula penurunan kuantitas airnya, makin besar kadar garam menyebabkan zat cytokinin (substansi yang mengontrol daun) berkurang sehingga daun akan cepat menjadi layu.

Klasifikasi air
Tabel 2.2 Klasifikasi air berdasarkan nilai TDS (US Enviromental Protection Agency, 1973) Penggunaan Air minum (penduduk) Peternakan Irigasi TDS (mg/l) < 500 < 3000 < 5000

Tabel 2.3 Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi garam (Summers dan Schawb, 1970) Klasifikasi Sangat Bagus Bagus Diijinkan Meragukan Berbahaya Konsentrasi Garam (mg/l) < 175 175 525 525 1400 1400 2100 > 2100

Efek Salinitas Terhadap Tanah


Dampak salinitas yang dominan adalah pada proses terjadinya erosi tanah. Seperti diketahui bahwa secara umum tanah dapat dibedakan menjadi dua katagori, pertama adalah tanah berbutir halus (fine-textured soils) yang terdiri dari lumpur (clay) dan lanau (silt) dan tanah berbutir kasar (coarse-textured soils). Jenis yang pertama mempunyai dua jenis struktur yaitu struktur dengan unsur Na+ dominan (dispersed) dan struktur dengan unsur Ca++ dominan (floculated).

Sumber Salinitas
Berat jenis air laut sedikit lebih besar dari pada berat jenis air tawar maka air laut akan mendesak air tawar di dalam tanah lebih ke hulu. Tetapi karena besarnya piezometric head dari air tanah lebih tinggi dari pada muka air laut, maka air tanah akan terus mengalir ke laut. Pada keadaan ini terjadi keseimbangan antara air laut dan air tanah atau tidak/belum terjadi intrusi air laut.

muka air tanah

muka air laut

air tawar

daerah transisi

air garam

pengambilan air tanah yang berlebihan

muka air tanah semula

muka air laut

terjadi penurunan muka air tanah air garam


air tawar terjadi intrusi air laut

lapisan kedap air

Aliran air tanah


1. Sistem lokal: Karakteristik : kedalaman dangkal, jarak aliran pendek, arah aliran dan besarnya bervariatif, waktu tinggal di suatu tempat pendek, temperatur dan tekanan rendah, lithologi homogen Efek : pembiasan penuh, TDS rendah dan dipengaruhi oleh musim Unsur dominan : HCO3, Ca, Mg 2. Sistem antara: Karakteristik : antara sistem lokal dan regional Efek : peningkatan TDS, sedikit atau tidak dipengaruhi oleh musim Unsur dominan : cukup variatif, umumnya Na SO4 dan Cl 3. Sistem regional: Karakteristik : kedalaman besar, jarak aliran panjang, laju aliran tunak, waktu tinggal di suatu tempat lama, temperatur dan tekanan tinggi Efek : TDS tinggi, tidak dipengaruhi oleh musim tetapi dipengaruhi iklim Unsur dominan : Na, Cl, hilangnya unsur CO2 dan O2 (relatif)

Sistem aliran air tanah


batas daerah tangkapan dan buangan daerah tangkapan untuk ketiga sistem
daerah tangkapan untuk sistem lokal daerah buangan daerah tangkapan

sistem lokal

sistem antara
sistem regional

Dampak imbal balik pemukiman terhadap salinitas


Dampak langsung Dampak tidak langsung

Anda mungkin juga menyukai