Anda di halaman 1dari 32

Oleh Herdi I11105024

PENDAHULUAN
Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan masalah

kesehatan universal yang dapat menyebabkan hepatitis akut, fulminan, kronis, sirosis, dan karsinoma hepatoselular (KHS) Pada bayi dan anak terdapat masalah hepatitis B yang serius karena risiko untuk terjadinya infeksi hepatitis B kronis berbanding terbalik dengan usia saat terjadinya infeksi

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus

dimana hati sebagai organ target utama, lesi hepatik yang terjadi berupa nekrosis hepatosit dan infiltrasi mononuklear sel pada panlobular hepar Hepatitis B adalah hepatitis virus yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (Hepatitis virus B akut dan Hepatitis virus B kronik)

Epidemiologi
Hepatitis B merupakan penyakit endemis di seluruh

dunia Di US dengan 300.000 kasus baru per tahun


Angka prevalensi di Indonesia berkisar antara 5-20% Prevalensi diantara wanita hamil berkisar antara 3-8%

Etiologi
Virus Hepatitis B (VHB) merupakan virus DNA yang

temasuk kelas Hepadna (42 nm) belum dapat dibiakkan dalam jaringan Virus yang utuh disebut partikel DANE , terdiri dari lapisan luar (HBsAg) dan inti atau Core (HBcAg) Di dalam inti terdapat juga genom VHB yang terdiri dari 12 rantai DNA

VHB

Transmisi
Transmisi perinatal (vertikal)
dari ibu ke bayi dapat terjadi pada(pranatal),

(intranatal), dan (pasca natal) melalui kontak dengan cairan tubuh ibu yang terkontaminasi VHB saat kelahiran Transmisi horizontal kontak erat antar anggota keluarga

Patogenesis
virus melekatkan diri pada reseptor-reseptor spesifik pada membran sel hepar penetrasi dan memasuki sitoplasma sel hepar melepaskan kapsulnya dan terbentuk nukleokapsid nukleokapsid tersebut menembus dinding sel hatimemasuki inti hati asam nukleat virus akan keluar dari nukleokapsid dan menempel pada DNADNA HBV akan merangsang hepar untuk embentuk protein dan asam nukleat bagi virusterbentuk virus baru dan akibat nekrosis sel-sel hepar maka virus baru ini akan dilepaskan kedalam peredaran darah

. Replikasi virus dalam sel hepar

Stadium infeksi hepatitis B


Pertanda HBsAg Anti-HBs DNA-VHB Anti Hbs HBeAg Anti-HBe AST & Alt Stadium I Positif Negatif Positif kuat Positif Positif Negatif Stadium II Positif Negatif Positif Positif Positif Negatif Meningkat Stadium III Positif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Stadium IV Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif

Manifestasi klinis
Asimtomatik
simtomatik ditemukan malaise, anoreksia, rasa tidak

enak di perut yang biasanya mendahului timbulnya ikterus, dalam beberapa minggu sampai bulan setelah terpapar virus Pada pemeriksaan fisik kulit dan membran mukosa ikterik, terutama sklera dan mukosa dibawah lidah, dapat ditemukan nyeri palpasi di atas hepar karena pembesaran hepar

Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan HBsAg merupakan tes yang paling sering

digunakan untuk mendeteksi infeksi VHB akut atau pejamu kronis HBsAg dapat dideteksi paling cepat 1-2 minggu dan paling lambat 11-12 minggu setelah terpapar

Pemeriksaa serologis
antigenemia VHB lebih dari 6 bulan dikatakan sebagai

pengidap kronis Adanya HBsAg umumnya menunjukkan bahwa seseorang itu infeksius AntiHBc terbentuk pada semua infeksi VHB IgM anti HBc muncul lebih dahulu daripada IgG antiHBc IgM antiHBc titer tinggi (>600) mungkin merupakan petanda infeksi akut, sedangkan titer rendah dapat ditemukan pada infeksi kronis

Petanda serologis infeksi VHB kronis


Status Pejamu DNA-VHB cAB sAg sAb eAg eAb

Infeksi akut

terdeteksi

IgM lalu
IgG

+ lalu -

+
- (jikamuntah)

Infeksi membaik

tak terdeteksi

IgG

+ - (jika muntah)

Pengidap kronis (infektivitas rendah)

tak terdeteksi

IgG

+ - (jika muntah)

Pengidap kronis (virus bereplikasi)

terdeteksi

IgG

S-

+ - (jika muntah)

Singkatan: cAb: antibodi terhadap HbcAg; sAg: HbsAg: sAb: antibodi terhadap sAg; eAg: antigen e virus; eAb: antibodi terhadap eAg

Hepatitis B kronis

Gambaran Patologi Anatomi


Perbaikan kelainan histologik
Perbaikan dengan berbekas Hepatitis persisten

Hepatitis aktif kronik


Sirosis Nekrosis submasif Nekrosis Masif (fulminan)

Tatalaksana
Tatalaksana umum pada HVB akut suportif pemantauan perjalanan penyakit pada awal periode simtomatik dianjurkan tirah baring

Tata laksana umum


pada HVB kronik dilakukan Pemantauan berkala :
Setiap 6 bulan dilakukan pemeriksaan HBsAg, HBeAg,

SGOT/PT, USG hati, dan a-feto protein Pemeriksaan HBV DNA tidak rutin, tetapi ideal bila dilakukan setiap 1-2 tahun

Tata laksana umum


Bila HBsAg tetap positif tetapi SGOT/PT dalam batas

normal, anak dipantau secara berkala seperti pada butir 1 Bila HBsAg tetap positif dan SGOT/PT meningkat lebih dari 1,5 kali batas atas normal pada > 3 kali pemeriksaan berturut-turut dengan interval minimal 2 bulan, perlu dipertimbangkan pemberian terapi antivirus Pada anak yang memenuhi deskripsi butir nomor 4, dilakukan biopsi hati

Tatalaksana Khusus
Pilihan dalam penanganan hepatitis kronik: Interferon Antiviral terapi:
Nucleoside analog Antisense oligonucleoside Gene theraphy

Imunno modulatory therapy: Thymosine, DNA vaccine Combination theraphy

Terapi antivirus
mekanisme kerja obat antivirus pada HVB kronik :
anti replikasi virus Imunomodulator

anti proliferasi

Terapi antivirus
Tujuan: Menekan replikasi virus (HBeAg, HBVDNA, HBsAg) sehingga mengurangi resiko transmisi HVB Normalisasi aminotransferase dan perbaikan histologis hati Mengurangi derajat infektivitas virus Menghilangkan/mengurangi gejala Mencegah progresivitas, menurunkan insidens KHS, memperbaiki survival.

Komplikasi
Hepatitis akut fulminan dengan koagulopati,

ensefalopati, dan edema serebri HBV kronis sirosis dan karsinoma hepatoseluler (KHS)

Pencegahan
preventif umum
preventif khusus : imunisasi VHB aktif dan pasif

Pencegahan
Imunisasi pasif memberikan Hepatitis B

imunoglobulin (HBIg) Imunisasi aktif berupa vaksinasi dengan vaksin VHB

Pemberian vaksin bertujuan untuk merangsang sistem

imun agar terbentuk kekebalan humoral (antigenspecific humoral antibody) dan kekebalan seluler Vaksin juga menimbulkan immunologic memory yang serupa dengan yang didapat dari infeksi alami

Prognosis
hepatitis kronis persisten mempunyai prognosis yang

lebih baik hepatitis kronik aktif umumnya akan menjadi sirosis hepatis Diperkirakan 15%-25% orang dengan infeksi HBV kronis akan meninggal lebih awal dengan cirrhosis atau carcinoma hepatocellular

Kesimpulan
Infeksi VHB pada bayi dan anak merupakan masalah

hepatitis B yang serius karena meningkatnya risiko kronisitas VHB jalur transmisi yang utama adalah infeksi perinatal

Kesimpulan
Diagnosis dinilai berdasarkan manifestasi klinis,

pemeriksaan serologi dan pemeriksaan Patologi Anatomi Tatalaksana Hepatitis virus B terbagi atas: tatalaksana umum yang bersifat suportif dan tatalaksana khusus berupa terapi antivirus.

Kesimpulan
Komplikasi dari Hepatitis Virus B yaitu adanya

kronisitas yang mengarah pada sirosis hepatis dan KHS Pencegahan yang efektif pada infeksi VHB yaitu imunisasi aktif/ vaksinasi HVB.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai