Anda di halaman 1dari 5

Magister Akuntansi

TUGAS PRIBADI AUDIT KEUANGAN NEGARA Dosen: Amri Lewa,SE.M.Adv.Acc.Ak


Oleh: RIZHA D. TANGKUDUNG Maksi 1101064 STUDI KASUS PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Negeri atas Awan Tahun 2010

Pembahasan: 1. Menganalisis masalah dan membuat peta resiko yang ada. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Tim Pendahulu dengan melakukan wawancara pada Bagian Keuangan dan Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai salah satu sample SKPD, maka masalah yang dianalisis adalah: I. Bagian Keuangan (SKPKD) a. Posisi Kepala bagian keuangan (SKPKD) yang dipegang oleh seorang sarjana sosial, hal ini tentu saja kurang sesuai karena Kepala Bagian Keuangan tidak memiliki kompetensi (pendidikan dan pengalaman) dalam bidang tugasnya. Seharusnya yang menempati posisi sebagai Kepala Bagian Keuangan adalah seorang lulusan sarjana akuntansi yang mempunyai kompetensi dan juga mengerti serta mendalami bidang keuangan. b. Kasubag Perbendaharaan dengan Kasubag Pembukuan dijabat oleh satu orang. Kondisi ini sangat rawan akan terjadinya penyimpangan karena staf pelaksana kedua fungsi tersebut memiliki atasan yang sama. c. Dikatakan Kasubag Perbendaharaan dibantu oleh 6 (enam) orang staf, tetapi dari hasil wawancara, terungkap bahwa hanya 5 (lima) staf saja, dimana 3 (tiga) orang menangani urusan perbendaharaan dan 2 (dua) orang menangani pembukuan. d. Dua orang yang menangani pembukuan pendapatan dan belanja berada di bawah Kasubag Perbendaharaan sehingga meragukan tingkat obyektivitas dari proses pembukuan. Seharusnya dua orang tersebut merupakan bawahan dari Kasubag Pembukuan. e. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah hanya menangani satu tahapan Akuntansi Keuangan Daerah, yaitu proses pembukuan. Sedangkan proses lainnya (perencanaan dan penatausahaan keuangan daerah) belum terkomputerisasi. II. Pengelolaan Keuangan di Dinas Perikanan dan Kelautan (SKPD) Bendahara Penerimaan a. Surat bukti penerimaan tidak memiliki nomor urut tercetak sehingga tidak ada kontrol terhadap urutan setoran penerimaan pajak dan retribusi berakibat pada kemungkinan adanya setoran yang tercecer. 1

Universitas Sam Ratulangi

Magister Akuntansi
b. Penyetoran pajak ke Kas Daerah yang ditunda-tunda oleh Bendahara Penerimaan, saat setoran menumpuk banyak, bendahara penerimaan mengalami kesulitan mengisi kode rekening dalam surat tanda setoran dan kode rekening dalam bukti tanda setoran dibiarkan tidak terisi. Akibatnya Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Penerimaan dan realisasi Pendapatan Pajak dan Retribusi per rekening dalam Laporan Keuangan berpeluang tidak akurat. Bendahara Pengeluaran dan PPK SKPD a. Penundaan pencatatan pembayaran atas pengeluaran operasional ke dalam BKU oleh Bendahara Penerimaan, sehingga menyebabkan pengarsipan SPJ yang tidak tertib dan mengakibatkan keterlambatan penyampaian SPJ ke BUD antara 15-20 hari dari waktu penyampaian SPJ yang diharuskan oleh undang-undang. b. Bundel SPJ bulan Desember tidak dilengkapi dengan lembar pengesahan dari Kepala SKPD namun oleh PPK SKPD telah diakui sebagai pengeluaran definitif dan telah dipertanggungjawabkan secara fungsional kepada BUD. Pengelolaan Keuangan di Bagian Keuangan Sub Bagian Perbendaharaan a. Kelalaian bagian perbendaharaan yang kurang teliti dalam penerbitan SP2D, karena beberapa SPM tidak dilengkapi dengan salinan SPD. SPM ada yang tidak dilengkapi salinan SPD menyebabkan penerbitan SP2D UP/GU/TU/LS rawan pelampauan atas pagu anggaran. Sub bagian Verifikasi a. Terlihat tumpukan dokumen SPJ bulan Desember atas pengeluaran dengan uang persediaan beberapa Satuan Kerja yang belum diverifikasi. Berdasarkan wawancara dengan Kasubag verifikasi, kegiatan verifikasi lebih diarahkan pada kelengkapan dokumen pendukung saja, padahal tugas Sub Bagian Verifikasi seharusnya melakukan verifikasi keabsahan dan kebenaran atas SPJ yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran. Sub bagian Pembukuan a. Sub Bagian Pembukuan melakukan pencatatan mengenai data pendapatan dan belanja yang berasal dari Kuasa BUD yang dikirim secara rutin dan mengkompilasi laporan keuangan dari SKPD masing-masing, namun tidak melakukan konfirmasi pada SKPD mengenai data pendapatan dan belanja per komponen Bendaharawan Umum Daerah (BUD) a. Dikatakan Kuasa Bendaharawan Umum Daerah mencatat secara harian penerimaan dan pengeluaran yang terjadi melalui kas daerah dan mengirimkan informasi tersebut ke Bagian keuangan. Tetapi Kuasa BUD tidak mencatat penerimaan dan pengeluaran yang terjadi melalui Kas di Bank (rekonsiliasi saldo bank) baik secara harian, mingguan, atau bulanan. Informasi Tambahan a. Terdapat fakta bahwa pada periode bulan Januari s.d. Maret 2008, DAU yang diterima langsung dipindahbukukan dari Kas Daerah ke rekening tertentu yang 2

III.

Universitas Sam Ratulangi

Magister Akuntansi
ditengarai bukan rekening operasional milik Pemerintah Daerah. Padahal segala penerimaan dan pengeluaran daerah harus melalui Kas Daerah. Terdapat selisih pendapatan transfer bagi hasil lainnya dari Pemerintah Provinsi untuk Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp. 24.79.698,00. Yang seharusnya ditransfer adalah sebesar Rp. 154.137.910,00 tetapi baru di transfer oleh Pemerintah Provinsi pada bulan Maret 2010 sebesar Rp. 151.658.212,00. Temuan ini bertentangan dengan Prinsip Penandingan (matching principle) dimana pendapatan dan biaya harus dapat dibandingkan pada periode yang sama. Fakta mengatakan PAD tahun 2010 yang terdiri atas pajak dan retribusi daerah secara keseluruhan tidak mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun anggaran sebelumnya. Padahal pada tahun tersebut di Kabupaten Negeri Atas Awan menyelenggarakan even berskala internasional selama satu pekan yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang. Dasar pemikiran logika yang terjadi adalah, apabila mengadakan even berskala international tentu saja akan terjadi peningkatan permintaan hunian hotel dan pengunjung restoran, tentu saja hal ini berdampak pada pendapatan hotel dan restoran yang ikut meningkat seiring dengan penambahan tamu. Dengan demikian, terjadi pertumbuhan Pajak Hotel dan Pajak Restoran yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Jumlah Aset Tetap Tahun 2009 sebesar Rp161.838.905.818,03 dan Aset Tetap Tahun 2010 sejumlah Rp278.991.987.761,03, terjadi eskalasi senilai Rp117.153.081.943,00. Di sisi lain, jumlah Belanja Modal untuk Tahun 2010 adalah sebesar Rp116.903.081.943,00. Bukti ini mengisyaratkan dua perkara yang mungkin terjadi: (1) jika jumlah Belanja Modal untuk Tahun 2010 valid dan reliabel, maka terjadi pencatatan ganda (double counting) Aset Tetap sebanyak Rp250.000.000,00 atau; (2) jika mutasi Aset Tetap sahih dan dapat diandalkan, maka terdapat realisasi Belanja Modal sebesar Rp250.000.000,00 belum tercatat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Atas Awan.

b.

c.

d.

Peta Risiko
No. 1 1.1 Tahapan Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan SKPKD Fungsi Perbendaharaan Kelemahan yang Lazim Terjadi Nilai Risiko Ranking

1.2 2

Fungsi Pembukuan Pengelolaan Keuangan SKPD

Kurangnya ketelitian dalam mempersiapkan kelengkapan dokumen Surat Perintah Membayar (SPM), serta penerbitan dan surat penolakan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) tidak melakukan konfirmasi pada SKPD mengenai data pendapatan dan belanja per komponen

Universitas Sam Ratulangi

Magister Akuntansi
2.1 Bendahara Penerimaan Kurangnya kontrol terhadap surat bukti setoran penerimaan pajak dan retribusi. Setoran penerimaan pajak dan retribusi yang tercecer. Penundaan penyetoran menyebabkan kesulitan pengisian kode rekening, sehingga kode rekening dalam Surat Tanda Setoran tidak terisi. Penundaan pencatatan ke dalam BKU Keterlambatan penyampaian SPJ ke BUD 4 4 2 4 4 2

2.2

Bendahara Pengeluaran

3 3

3 3

Keterangan pemberian nilai resiko: 5 = resiko dengan dampak tertinggi, dimana organisasi tersebut harus bubar karena terjadi kerugian besar dan mempunyai dampak jangka panjang 4 = resiko dengan dampak tinggi, akibat yang terjadi adalah dapat menghambat tujuan jangka panjang organisasi serta menghambat kinerja departemen yang berada di bawahnya. 3 = resiko dengan dampak menengah, dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi jangka pendek tapi, tidak terlalu mengganggu kinerja departemen yang berada di bawahnya 2 = resiko dengan dampak rendah, terjadi ketidaknyamanan dalam satuan kerja tetapi tidak terlalu menghambat pencapaian tujuan organisasi yang significant. 1 = resiko dengan dampak terrendah, terjadi ketidaknyamanan dalam satuan kerja tetapi tidak menghambat pencapaian tujuan organisasi

2.

Membuat rencana strategi audit yang harus dilaksanakan dalam mengurangi resiko pemeriksaan: Untuk mengurangi risiko pemeriksaan, maka rencana strategi audit yang harus dilaksanakan yaitu Lower Assessed Level of Control Risk Approach. Dimana auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada pengujian substantive. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujian substantif. Auditor tetap melakukan pengujian substantif meskipun tidak sedetail pada primarily substantive approach. Strategi ini lebih banyak dipakai dalam audit atas klien lama daripada audit yang pertama kali atas klien baru. Maka, auditor lebih banyak melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Negeri Atas Awan. Strategi ini digunakan apabila auditor, atas dasar pengalaman maupun tahap perencanaan sebelumnya, menemukan kondisi dimana pengendalian yang terkait dengan suatu asersi dirancang dengan baik, dan sangat efektif. Struktur pengendalian intern klien sangat efektif tersebut akan dapat mengurangi kemungkinan salah saji. Selain itu, auditor harus percaya bahwa biaya pelaksanaan prosedur yang lebih luas untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern, dan untuk menguji pengendalian akan lebih besar daripada diimbangi oelh penghematan biaya dari pelaksanaan pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang lebih sempit. Hal ini sering terjadi pada asersi yang berkenaan dengan akun-akun yang dipengaruhi oleh volume transaksi rutin yang tinggi pada bagian keuangan dan pengelolaan di dinas perikanaan dan kelautan Pemerintah Kabupaten Negeri Atas Awan seperti piutang, persediaanm hutang, dan beban gaji. Oleh karena itu, auditor harus menguji apakah struktur

Universitas Sam Ratulangi

Magister Akuntansi
pengendalian intern klien benar-benar efektif dalam mendeteksi salah saji. Auditor lebih banyak melakukan pengujian pengendalian.

Universitas Sam Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai