Anda di halaman 1dari 5

Macam Macam Operasi pada Proses Permesinan Miling dan turning

Label: mesin Menurut (kalpakjan,2005) macam-macam operasi pada proses permesinan yaitu: 1. Operasi pada Mesin Milling Pada mesin milling, ada beberapa jenis operasi yang terjadi, diantaranya adalah: a. Slab milling / peripheral milling. Pada proses ini sumbu putaran pahat freis selubung sejajar permukaan benda kerja b. Face milling. Proses ini sumbu putaran pahat freis muka tegak lurus permukaan benda kerja. c. End Milling. Proses ini dapat memproduksi benda dengan permukaan yang datar dan berbagai profil. Pisau pemotongnya berbentuk lurus digunakan untuk pemotongan benda-benda berukuran kecil atau luas. Pemotong tersebut biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus benda kerja. 2. Operasi pada Mesin Turning Pada mesin turning terdapat 9 macam proses yang dapat dilakukan, yakni : 1. Turning (membubut silindris). Bertujuan untuk mengurangi diameter luar bendan kerja. Gerak pahat potongnya merupakan gerak lurus sejajar sumbu z. 2.Boring (memperbesar diameter). Bertujuan untuk memperbesar diameter lubang baik berbentuk garis lurus, tirus maupun busur yang tidak beraturan. 3.. Facing (membubut muka). Bertujuan untuk mengurangi panjang benda kerja atau memotong benda kerja. Gerak pahat potongnya merupakan gerak lurus sejajar sumbux. 4. Cutting off atau parting (memotong). Merupakan proses pemindahan benda kerja menjadi 2 bagian. 5. Drilling dan Reaming. Dapat digunakan apabila benda kerja yang akan dibubut dipegang diantara kedua pusat. 6. Knurling. Merupakan proses untuk membuat permukaan luar benda kerja (silindris) menjadi kasar dengan geometry tertentu. 7. Membubut lubang sepusat.bembubutan ini dapat dikerjakan apabila benda kerja yang akan dibubut dipegang diantara kedua pusat yaitu spindle dan tail stock. 8. Pembuatan ulir. Umumnya untuk menghasilkan ulir, baik ulir dalam ataupun ulir luar yang sempurna diperlukan 36 kali pemotongan. 9. Pemotongan Tirus Dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : taper attachment, template dan tracer attachment, numerical control lathe, Tirus pendek, Tirus panjang.

Contoh Produk Dari Permesinan Beberapa contoh dari hasil produk permesinan antara lain * Bushing Berbagai macam bushing untuk spring, joint dan ball crank pada mobil, bis, truk maupun trailer/dump truk. Terbuat dari bahan kuningan (brass) yang memiliki ketetapan dan mutu tinggi. * Parts Mobil Berbagai jenis dan tipe spare parts/onderdil maupun aksesori untuk segala macam jenis kendaraan bermotor (automotive) seperti Brake Adjuster, Retainer, Sock Joint Bearing, Spring Shackle, Shackle TieRod, Pinion Nuts dan masih banyak lagi. * Parts Sepeda Motor Berbagai jenis spare parts maupun aksesoris sepeda motor terbuat dari logam-logam pilihan bermutu tinggi sesuai dengan standar kualitas internasional seperti Holder Gas, Footsteps, Handle dan Rem, Kiproks, Holder Shock Absorber, Pendingin Knalpot, Filter Oli. * Parts Diesel dan Pompa Air Berbagai jenis spare parts mesin diesel dan pompa air seperti valve sleeve, Pulley, Water Pumps, Shaft, Impeller, Flendes. * arts Listrik dan Trafo Las Aneka macam jenis dan tipe komponen listrik untuk tegangan tinggi maupun rendah seperti Penangkal Petir, Clamp, Connector, Kunci Panel HS/LS, Engsel Panel. Serta berbagai komponen trafo las seperti Reel Inti Current, As Drat Ulir Trapesium, Las Titik.

Proses Pemesinan
A. Proses Pemesinan a. Proses Bubut Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata: Dengan benda kerja yang berputar Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool) Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (lihat Gambar a no 1 ). Proses bubut permukaan (surface turning, Gambar a no. 2) adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning, Gambar a no. 3) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar skematis mesin bubut dan bagianbagiannya dijelaskan pada Gambar b

Gambar a (1) Proses bubut rata, (2) bubut permukaan, dan (3) bubut tirus Gambar b. Gambar skematis mesin bubut dan nama bagian-bagiannya a. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindle (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin bubut. Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations perminute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja (lihat Gambar c). Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau: d n /1.000v = . . . (1.1) Di mana: v = kecepatan potong (m/menit) d = diameter benda kerja (mm) n = putaran benda kerja (putaran/menit) Gambar 2.3 Panjang permukaan benda kerja yang dilalui pahat setiap putaran Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja, faktor bahan benda kerja, dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat.

Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja mild steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30 m/menit. Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali (Gambar d ), sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong (a). Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 (a), atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang dikehendaki. Gambar c. Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a) Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong (lihat Gambar d). Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang d.a, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar. Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada Gambar e, pada mesin bubut dapat juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/partingoff). Proses tersebut dilakukan di mesin bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan (lihat Gambar f). Gambar f. Proses pemesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut (a) pembubutan pinggul (chamfering), (b) pembubutan alur (parting-off), (c) pembubutan ulir (threading), (d) pembubutan lubang (boring), (e) pembuatan lubang (drilling), dan (f) pembuatan kartel (knurling) B.Perencanaan dan Perhitungan Proses Bubut Elemen dasar proses bubut dapat dihitung/dianalisis menggunakan rumus-rumus dan Gambar g berikut. Gambar g. Gambar skematis proses bubut Keterangan: Benda Kerja: d0 = diameter mula (mm) dm = diameter akhir (mm) lt = panjang pemotongan (mm) Pahat: Xr = sudut potong utama/sudut masuk mesin bubut: a = kedalaman potong (mm) f = gerak makan (mm/putaran) n = putaran poros utama (putaran/menit) 1. Kecepatan potong : .(1.2) d = diameter rata-rata benda kerja ((d0 + dm)/2)(mm) n = putaran poros utama (put/menit)

= 3,14 2. Kecepatan makan .(1.3) 3. Waktu Pemotongan 4. Kecepatan penghasilan Gram ..(1.4) di mana: A = a f mm2 Perencanaan proses bubut tidak hanya menghitung elemen dasar proses bubut, tetapi juga meliputi penentuan/pemilihan material pahat berdasarkan material benda kerja, pemilihan mesin, penentuan cara pencekaman, penentuan langkah kerja/langkah penyayatan dari awal benda kerja sampai terbentuk benda kerja jadi, penentuan cara pengukuran dan alat ukur yang digunakan. C.Mesin Bor (drilling machine) Mesin bor (drilling machine) termasuk kelompok mesin perkakas yang gerak utamanya berputar. Pahat potong (mata bor) melakukan gerak putar dan melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Benda kerja ditahan oleh penjepit atau ragum mesin. Mesin bor yang digunakan penulis dalam pembuatan masing-masing komponen alat pembuka durian adalah mesin bor duduk. Mesin bor duduk tampak pada gambar h Gambar h mesin Bor D.Mesin Las (pesawat las) Mesin las (pesawat las) merupakan bagian terpenting dari peralatan dari las busur Ditinjau dari jenis arus yang keluar, mesin las dapat dibedakan menjadi: Mesin las arus bolak-balik (AC) Mesin las arus searah (DS) Mesin las arus AC dan DC Mesin las yang digunakan penulis dalam pembuatan masing-masing komponen alat pembuka durian adalah mesin las listrik (AC) CEMONT. Mesin las ini tampak pada gambar i Gambar i Mesin las Listrik E.Mesin Gerinda Tangan Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, memotong benda kerja dan lain-lain Pada gambar .j berikut ini dapat kita lihat bentuk dari mesin gerinda tangan yang dipakai dalam pembuatan bagian-bagian alat perajang krupuk.

Anda mungkin juga menyukai