PENDAHULUAN
Memberikan pertolongan dgn segera, aman dan bersih lah bagian esensial dari asuhan BBL Sebagian besar kesakitan dan kematian BBL disebabkan asfiksia, hipotermia dan infeksi Kesakitan dan kematian BBL dpt dicegah bila asfiksia segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat, dibarengi pula dgn pencegahan hipotermia dan infeksi
TUJUAN
Menjelaskan dan memperagakan langkah2 esensial dari asuhan BBL Asuhan Esensial Neonatal
Menjelaskan perawatan payudara, gejala dan tanda tersumbatnya saluran ASI dan mastitis
Menjelaskan asuhan tali pusat yg tepat
Menjelaskan dan memperagakan langkah2 esensial dan restorasi pernafasan dgn ventilasi tekanan positif pd BBL yg mengalami asfiksia Menjelaskan penatalaksanaan BBL jika terdapat pewarnaan mekonium pd cairan ketuban Menjelaskan bagaimana cara mengenali masalah2 penyerta yg memerlukan rujukan bagi BBL
Pencegahan infeksi
Pemberian Imunisasi
Nilai kondisi BBL secara cepat dgn mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaan:
~ Apakah air ketuban jernih, tdk bercampur mekonium?
Bila kelima pertanyaan jawabannya Ya bayi dpt diberikan kpd ibunya utk segera menciptakan hub. emosional, kemudian lakukan asuhan BBL normal :
~ Keringkan bayi dgn kain/ handuk yg bersih, kering dan hangat kemudian lingkupi tubuh bayi
~ Bersihkan mulut dan hidung bayi secukupnya
Rangsangan Taktil
Mengaktifkan berbagai refleks pd tubuh BBL
Evaporasi cara kehilangan panas yg utama pd tubuh bayi : menguapnya cairan ketuban pd permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tdk segera dikeringkan
Konduksi kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dgn permukaan yg dingin
Konveksi kehilangan panas yg terjadi saat bayi terpapar dgn udara sekitar yg lebih dingin Radiasi kehilangan panas yg terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yg mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
Keringkan bayi secara seksama Keringkan permukaan tubuh sebagai upaya utk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling puntung tali pusat dan pengikat kedua dgn simpul kunci di bagian tali pusat pd sisi yg berlawanan Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dlm larutan 0,5% Selimuti kembali bayi dgn kain bersih dan kering
Jangan membungkus pusar atau perut ataupun mengoleskan bahan/ramuan apapun ke puntung tali pusat Mengusapkan alkohol ataupun povidon iodin masih diperkenankan sepanjang tdk menyebabkan tali pusat basah/lembab
Beri nasehat pd ibu dan keluarganya sebelum penolong meninggalkan bayi: ~ Lipat popok di bawah tali pusat ~ Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati2 dgn air matang (DTT) dan sabun, Keringkan secara seksama dgn kain kain bersih ~ Jelaskan pd ibu utk mencari bantuan perawatan bila pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah ~ Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yg mampu utk memberikan asuhan BBL secara lengkap
Memperkuat refleks menghisap, memulai pemberian ASI secara dini pengaruh yg positif bagi kesehatan bayi Mempromosikan kekebalan pasif segera kpd bayi kolostrum
Merangsang kontraksi uterus
Pedoman umum utk ibu saat menyusui Mulai menyusui segera setelah lahir, dlm 30 mnt pertama
Jangan berikan makanan dan minuman lain kepada bayi kecuali ada indikasi yg jelas
Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya Berikan ASI kpd bayi sesuai dgn kebutuhan, baik siang maupun malam (delapan kali atau lebih dlm 24 jam) selama bayi menginginkannya
Tunjukkan bagaimana membantu bayinya utk menempelkan mulut bayi pd puting susu.
~ Menyentuhkan bibir bayi dgn puting susunya
Nilai posisi menyentuhkan mulut bayi pd puting payudara dan cara menghisap Dagu menyentuh payudara ibu
Perawatan Payudara
Jika posisi bayi tdk baik, hentikan penyusuan bayi. Atur ulang posisi bayi dan teruskan pemberian ASI Pastikan ibu menjaga puting susunya tetap bersih dan kering Yakinkan puting susunya lecet dan retak, hal ini tdk membahayakan jika ibu terus memberikan ASI
Kaji tanda dan gejala tersumbatnya saluran ASI atau mastitis, anjurkan utk mencari perawatan segera jika mengalami masalah dgn payudaranya
~ Bintik merah, garis atau bintik panas pd salah satu payudaranya ~ Benjolan dgn rasa nyeri ~ Temperatur tubuh > 38 0C, perasaan tidak enak badan dan atau sakit
Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi, lakukan tindakan pencegahan infeksi sbb:
Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dgn bayi
Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg belum dimandikan Pastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah di DTT atau steril
Tonos otot lemas atau ekstremitas terkulai Denyut jantung tdk ada atau lambat
Semua bayi yg menunjukkan tanda2 asfiksia memerlukan perawatan dan perhatian segera Penatalaksanaan Asfiksia Langkah Awal Mencegah kehilangan panas, menyiapkan tempat yg kering dan hangat utk melakukan pertolongan Memposisikan bayi dgn baik Bersihkan jalan nafas dgn alat penghisap yg tersedia
Keterangan: Cara membersihkan jalan nafas ~ Bila air ketuban jernih (tdk bercampur mekonium), hisap lendir pd mulut baru pd hidung
~ Bila air ketuban bercampur mekonium hisap lendir setelah kepala lahir, (berhenti sebentar utk menghisap lendir di mulut dan hidung)
~ Bila bayi menangis, nafas teratur, lakukan asuhan BBL mormal ~ Bila bayi mengalami depresi, tdk menangis, lakukan upaya maksimal membersihkan jalan nafas dgn membuka mulut lebih lebar dan menghisap lendir di mulut lebih dlm secara hati2
Menilai bayi dgn melihat usaha nafas, denyut jantung dan warna kulitnya: ~ Bila bayi menangis, atau sudah bernafas dgn teratur, warna kulit kemerah-merahan, lakukan asuhan BBL normal ~ Bila bayi tdk menangis atau megap2, warna kulit biru pucat, denyut jantung < 100x/mnt, lanjutkan langkah resusutasi dgn melakukan ventilasi tekanan positif
Letakkan kembali bayi pd posisi yg benar, kemudian nilai : usaha bernafas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit
Keterangan: Cara memposisikan bayi dan membersihkan jalan nafas bayi
~ Posisikan bayi utk berbaring pd punggungnya atau miring dgn kepala/leher sedikit diektensikan agar jln nafas terbuka dan memudahkan aliran udara
~ Hindarkan hiperekstensi kepala / menekukkan kepala ke arah dada karena kedua perasat (manuver) dpt menghalangi jalan nafas bayi
gunakan penghisap lendir De Lee yg telah diproses hingga tahap DTT / steril atau bola karet penghisap yg baru dan bersih utk menghisap lendir di mulut, kemudian hidung bayi secara halus dan lembut Jangan menghisap jalan nafas dgn kuat atau terlalu dlm dpt menyebabkan jantung bayi melambat / bayi berhenti bernafas Rangsangan Taktil
Jika BBL tdk mulai bernafas secara memadai (setelah tubuhnya dikeringkan dan lendirnya dihisap) berikan rangsangan taktil secara singkat ~ Dengan lembut, gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstremitas) satu atau dua kali
~ Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau dua kali)
Proses menghisap lendir, pengeringan, dan merangsang bayi tdk berlangsung lebih dari 30 60 dtk dari sejak lahir hingga proses selesai Rangsangan yg kasar, keras atau terus menerus, tdk akan banyak menolong dan malahan dpt membahayakan bayi
Langkah Resusitasi
Lakukan ventilasi tekanan positif jika bayi tdk menangis atau megap2, warna kulit bayi biru atau pucat, denyut jantung < 100 kali/mnt
Periksa dan pastikan alat resusitasi berfungsi baik Cuci tangan dan sarung tangan sebelum memegang dan memeriksa bayi
Selimuti bayi dgn kain kering dan hangat kecuali muka dan dada bagian atas Periksa ulang posisi bayi Letakkan sungkup melingkup dagu, hidung dan seluruh jari tangan terbentuk semacam pertautan antara sungkup dan wajah
Tekan balon resusitasi dgn dua jari atau dgn seluruh jari tangan
Lakukan pengujian pertautan dgn melakukan ventilasi sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding dada Bila pertautan baik dan dinding dada mengembang, maka lakukan ventilasi dgn menggunakan oksigen
Pertahankan kecepatan ventilasi sekitar 40x/60 dtk dgn tekanan yg tepat sambil melihat gerakan dada selama ventilasi
Bila dinding dada naik turun dgn baik ventilasi berjalan secara adekuat Bila dinding dada tdk naik, periksa ulang dan betulkan posisi bayi, atau terjadi kebocoran lekatan / tekanan ventilasi kurang Lakukan ventilasi selama 2 x 30 dtk atau 60 dtk dan lakukan penilaian tentang upaya pernafasan spontan dan warna kulit ~ Bila frekuensi nafas normal (30-60x/mnt), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu bayi, lakukan asuhan normal BBL
~ Bila bayi belum bernafas spontan ulangi lagi ventilasi selama 2 x 30 dkt atau 60 dtk, kemudian lakukan penilaian ulang
~ Bila frekuensi nafas menjadi normal (30-60 x/mnt), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu bayi, lakukan asuhan normal BBL ~ Bila bayi masih tdk bernafas, megap-megap teruskan teruskan bantuan pernafasan dgn ventilasi ~ Lakukan penilaian setiap 30 dtk, dgn menilai usaha bernafas, denyut jantung dan warna kulit
~ Jika bayi tdk bernafas secara teratur setelah ventilasi selama 2-3 mnt, rujuk ke fasilitas pelayanan Perawatan Bayi Risiko tinggi
~ Jika tdk ada nafas sama sekali dan tdk ada perbaikan frekuensi denyut jantung bayi setelah ventiliasi selama 20 mnt, hentikan ventilasi, bayi dinyatakan meninggal dan beri dukungan emosional pd keluarga
Indikasi
Ventilasi dgn balon dan sunkup dlm wkt yg cukup lama dan bila perut bayi kelihatan membuncit lakukan pemasangan pipa lambung dan pertahankan selama ventilasi udara dari orofarings dpt masuk kedalam esofagus dan lambung
Perawatan Pascaresusitasi
Menjaga bayi agar tetap hangat, lakukan kontak kulit ibu dan bayi
Lakukan pemberian ASI sedini mungkin Pencegahan infeksi dan imunisasi
Tindakan Pascaresusitasi
Setelah prosedur resusitasi berhasil, maka segera lakukanasuhan bayi normal dgn jalan:
Menjaga bayi tetap hangat, lakukan kontak kulit ibu dan bayi Lakukan pemberian ASI sedini mungkin Pencegahan infeksi dan imunisasi
Catatan Medik
Catat hal2 dibawah ini dgn rinci Kondisi bayi saat lahir Tindakan yg diperlukan utk memulai pernafasan Waktu antara lahir dgn mulainya pernafasan
Tanda Bahaya
Jangan tinggalkan ibu dan bayinya sebelum dua jam persalinan / sebelum dalam kondisi stabil, yg ditandai dgn: Bayi menangis kuat, bernafas spontan dan teratur tanpa kesulitan Temperatur aksila antara 36,7-37,5 0C Bayi mampu menyusu dgn baik pd ibunya Tetes mata telah diberikan
Tanda bahaya bayi yg harus dirujuk: Bayi yg tdk memberikan respons terhadap resusitasi atau masih tetap bernafas tdk teratur Bayi dgn hipotermia, kejang, infeksi berat, ikterus pd kari ke 1 dan kari ke 2, tdk mampu menyusu (menghisap ASI)