Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah Public Relations (PR) pada saat ini sangat berkembang, semakin banyaknya organisasi atau perusahaan, lembaga swadaya masyarakat hingga perbankan semakin pesat kemajuan PR dalam memajukan perusahaan maupun organisasi. Diterima maupun tidak diterimanya suatu produksi tergantung hasil karya PR dari perusahaan tersebut. Peran komunikasi timbal balik dalam perusahaan masa kini adalah hal yang mutlak. Peran tersebut biasanya diserahkan pada pihak public relations, hal tersebut yang membuat public relation/PR adalah mengemban fungsi dan tugasnya dalam melakukan hubungan komunikasi ke dalam dan keluar. Melakukan pembinaan hubungan yang harmonis antara pemimpin manajemen dengan para karyawan dan antara pimpinan dengan pemilik perusahaan atau sebaliknya. Ini juga menentukan hasil hidup matinya sebuah perusahaan. Peran PR bukan hanya sekedar menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat luas, namun juga menjalin komunikasi yang sangat baik dengan seluruh karyawan di dalam perusahaan. Perusahaan yang mampu mendapatkan keberhasilan adalah perusahaan yang didalamnya terdapat hubungan kerja yang baik antara sesama karyawan dengan atasan. Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation hubungan publik internal sama pentingnya dengan hubungan publik eksternal, karena kedua bentuk hubungan tersebut diumpamakan bagai kedua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling terkait erat satu sama lain.

1
Universitas Sumatera Utara

Hubungan internal menurut Cutlip & Center adalah hubungan masyarakat internal atau kepegawaian yang mempuai arti sebagai kelompok orang-orang yang sedang bekerja disuatu perusahaan atau organisasi yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan yang dihadapinya. (Ruslan, 14:2003). Objek pada penelitian ini adalah karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Dimana pada setiap perusahaan akan memiliki cakupan permasalah dan keberhasilan dalam mengatasi dan menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada pada perusahaan. Maka dalam hal ini sebagai peneliti memahami begitu pentingnya komunikasi yang dilakukan internal PR dalam penyelesaian dan mengatasi permasalahan yang terjadi. PR internal merupakan salah satu fasilitator komunikasi dan penasehat ahli dalam pemecahan masalah maupun kesalah fahaman komunikasi ataupun kebiasan dari internal perusahaan. Tidak jelasnya informasi yang didapat oleh karyawan, seringkali menjadi penyebab timbulnya ketidak harmonisan dalam system kerja di Bank Tabungan Negara. Banyaknya variasi kerja, bermacamnya latar belakang pendidikan, adanya spesialisasi kerja dan bermacamnya tingkat ataupun level kerja karyawan menciptakan besarnya kesalah fahaman di dalam diri karyawan yang berbeda padahal pesan yang diterima tersebut merupakan pesan yang sama. Sebagai sebuah bank dengan label BUMN (Badan Usaha Milik Negara), tentulah menuntut kesigapan yang tinggi dari semua karyawan dalam semua divisi. Pencapaian target yang tinggi dalam hal layanan maupun produk perbankan yang ditawarkan, merupakan prioritas yang harus dikejar oleh semua karyawan. Untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi, Bank Tabungan Negara menyususn sebuah kerangka acuan yang

Universitas Sumatera Utara

disepakati bersama sebagai Visi dan Misi perusahaan. Visi dan misi perusahaan merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai secara kolektif diantara anggotaanggotanya. Semua gerak langkah kerja para karyawan diarahkan demi pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Pencapaian Visi dan misi perusahaan agar sesuai dengan yang diharapkan, perlu menciptakan gerak langkah bersama dalam rangka mewujudkannya. Gerak langkah ini tertuang dalam bentuk SOP (Stantard Operasional and Procedure), peraturan- peraturan kerja (Role Of Game) dan juga berbagai macam ide dan gagasan yang menuntun pada pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Adanya bentuk peraturan kerja dan standart operasional kerja dalam perusahaan terkadang memiliki makna yang berbeda di dalam benak karyawan itu sendiri. Seturut dengan pendidikan, pengalaman, bahkan juga usia dari karyawan tersebut. Selain itu, adanya spesialisasi pekerjaan sperti marketing, front office, back office, supervisor, dan lain- lainya, menimbulkan penafsiran yang berbeda akan pesan yang sama di masingmasing departemen. Tegantung dari budaya kerja yang ada di masing- masing bagian. Banyaknya kemungkinan terjadinya penafsiaran informasi yang berbeda dalam anggota perusahaan, menunjukkan pentingnya peranan Internal Public Relations. Internal PR di Bank BTN harus dapat melihat hambatan-hambatan komunikasi ang terjadi dan dapat memberikan solusi terhadap efektifnya pesan yang disampaikan manajerial pada karyawan. Sehingga pesan dapat dilakukan dengan baik untuk pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, tingkat kejenuhan dan stress yang tinggi diantara karywan, beredarnya informasi yang belum tentu kebenarannya yang menyangkut kenyamanan dan keamanan karyawan, harus bias dikendalikan oleh Internal PR. Maka dari itu, penelitian ini ingin melihat sejauhmana peranan Internal PR dalam meningkatkan motivasi kerja pada perusahaan PT. Bank Tabungan Negara Tbk di kota Medan.

I.2

Perumusan Masalah Bagaimana peranan Internal Public Relation di PT. BTN dalam meningkatkan

motivasi kerja karyawan?

I.3

Pembatasan Masalah Memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dan untuk menghasilkan

uraian yang jelas diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini terbatas pada peranan dan kegiatan internal PR dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT. BTN Medan. 2. Objek penelitian ini adalah karyawan tetap pada PT. BTN Medan. 3. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2010.

Universitas Sumatera Utara

I.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1) Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh gambaran tentang efektifitas PR pada PT. BTN Medan. 2. Untuk melihat kegiatan internal PR dalam memotivasi karyawan pada PT. BTN Medan. 3. Untuk mengetahui peranan Internal PR dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan pada PT. BTN Medan. I.4.2) Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah mengenai cara memotivasi karyawan melalui internal PR. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kontribusi dan masukan dalam kinerja internal PR. 3. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan peneliti mengenai komunikasi PR.

I.5

Kerangka Teori Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara satu teori dengan teori lainnya. Hingga masalah yang diteliti menjadi jelas penyelesaiannya. Untuk memecahkan suatu masalah dengan jelas dan sistematis serta terarah diperlukan teori-teori yang mendukung sebagai landasan berfikir, sehingga

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan pembahasan yang jelas. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah : komunikasi, komunikasi organisasi, public relation, internal public relation, dan motivasi karyawan.

1.5.1

Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication, berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama disini dimaksudkan adalah sama makna. Komunikasi merupakan pelengkap bagi kebutuhan tiap individu, dimana memiliki peranan yang penting dalam memahami dan melanjutkan sebuah hubungan. Dengan hanya berkomunikasi kita juga mampu menentukan kualitas hubungan dengan seseorang. Menurut Sir Geral Barry komunikasi adalah berunding. Bahwa dengan komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi, dan pengalaman. Karena itu saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan, dan control sangat diperlukan. (Widjaja, 2000: 15). Lain halnya dengan para ahli komunikasi. Menurut Babcock, 1952 dari gambaran nilai komunikasi, kejadian mungkin diamati melalui simbol, dibawah keadaan yang spesifik, oleh individu atau kelompok dengan menggunakan media yang diseleksi untuk mencapai tujuan. (Ardianto, 2007:18). Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat memahaminya. (Widjaja, 2000: 15).

Universitas Sumatera Utara

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah pihak saling memahaminya. Dimana dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sama halnya dengan bernafas. Tanpa komunikasi tidak ada hubungan dan kesepian dalam menjalani aktivitas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisasian hubungan dengan sesama individu. Disini dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini, komunikasi PR dalam memotivasi sangat mempengaruhi kualitas, image dan keharmonisan karyawan. 1.5.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi secara sederhana dapat diuraikan sebagai komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Menurut Goldhader, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai atus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a network of independent relationships) (Sendjaja:1994). Menurut Redding & Sandborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi yang kompleks. Sedangkan Goldheber memberikan defenisi komunikasi organisasi adalah suatu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah. (Muhammad : 1995). Dalam komunikasi organisasi tindakan yang perlu dipahami didalamnya seperti apa instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau bagaimana cara karyawan menyampaikan keluhan atau saran kepada pimpinan dan kemungkinan tujuan organisasi agar tercapai sesuai hasil yang diharapkan.

Universitas Sumatera Utara

1.5.2.1. Komunikasi Vertikal Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi Vertikal dan Horizontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler & George Fodman dalam buku Understanding Human Communication, menguraikan masing-masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut (Sendjaja : 1994) : a. Downward Communication (Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan). Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas kebawah ini adalah : 1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction) 2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale) 3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku

(procedures & practices) 4. Pemberian motivasi kepada karyawan utuk bekerja lebih baik. b. Upward communication (arus komunikasi dari bawah keatas) Komunikasi ini berlangsung ketika bawahan atau (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah : 1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara

2. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan. 3. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan. 4. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaan nya. I.5.2.2. Komunikasi Horizontal Arus komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan setara. Fungsi arus komunikasi arus horizontal ini adalah : 1. Memperbaiki koordinasi tugas. 2. Upaya pemecahan masalah. 3. Saling berbagi informasi. 4. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

1.5.3 Public Relations (PR) Public Relation menurut Cutlip & Center adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya. (Suhandang : 2004). Aktivitas PR biasanya di desain untuk membangun atau menjaga citra positif sebuah perusahaan dan hubungan baik dengan berbagai pihak. Pihak internal perusahaan

Universitas Sumatera Utara

seperti pemegang saham, karyawan, buruh dan juga pihak eksteral perusahaan seperti konsumen, prospek, warga setempat, maupun pemerintah. Kegiatan PR yang baik dapat tercapai dengan memberikan sumbangsih nyata pada kegiatan- kegitan yang berkaitan dengan kemanusiaan, berpartisipasi dalam kegiatan sosisal, mensponsori aktivitas olah raga atau pementasan kesenian, menyelenggarakan pameran dan sebagainya.

1.5.4 Motivasi Setiap organisasi bisnis harus mampu menyusun sebuah kerangka yang tepat bagaimana sebaiknya motivasi itu diberlakukan pada setiap individu yang terlibat di dalamnya. Secara skematik, motivasi lalu menjadi tugas kepemimpinan dimana jajaran pemimpin mengkonsep-tualisasi dan sekaligus mengimplementasi motivasi itu untuk seluruh jajaran karyawan, pegawai dan terhadap sumber daya manusia (SDM) yang bertugas di berbagai lini. Perkataan motivasi berasal dari akar kata motive atau motivum yang berarti a moving cause yang berhubungan dengan inner drive, impulse, intension. Kata motive atau motif ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang mnggerakkan itu terwujud dalam tindakan. Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan, maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bias datang dari dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari kebiasaan individu (yang telah berkembang

Universitas Sumatera Utara

secara kompleks), sedangakn motivasi yang sumber penggerakannya datang dari luar selalu disertai oleh persetujuan,kemauan, dan kehendak individu. Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan,minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi, kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain Secara umum diketahui Frederick Herbertg berteori dua situasi yang mempengaruhi tenaga kerja saat bekerja. Situasi pertama yaitu, pemuasan yang berarti sumber kepuasan kerja seperti : prestasi, pengukuhan hasil kerja, daya tarik pekerjaan dan tanggung jawab serta kemajuan. Situasi kedua tidak lain ketidakpuasan yang bersumber dari : kebijakan, supervisi, uang, status, rasa aman, hubungan antar manusia dan kondisi kerja (www.shvoong.com) . Sebagai sebuah perspektif motivasi kerja dapat dihubungkan secara kuat dengan dinamika kepemimpinan pada sebuah organisasi. Mustahil membicarakan tentang adanya motivasi kerja tanpa terlebih dahulu memperhatikan kuatnya posisi kepemimpinan. Disatu sisi jajaran kepemimpinan dalam organisasi merupakan pihak yang paling otoritatif dalam menyusun dan melaksanakan motivasi itu. Disisi lain, motivasi kerja merupakan kebutuhan yang selalu hidup dalam diri para karyawan, pegawai dan pada jajaran SDM organisasi. Sedangkan sumber motivasi (sources of motivation) menurut Cultip & Center (dalam Ruslan : 2003) adalah bahwa setiap orang saling berbeda dalam lingkungan tekanan sosial yang sama dan menerima bujukan itu memiliki perbedaan tertentu untuk meresponnya oleh karena terdapat tingkat perbedaan pada kecenderungan

Universitas Sumatera Utara

motivasi (motivational predispotition) dalam menanggapi suatu situasi atau permasalahan tertentu yang dihadapinya. Motivasi tersebut dibagi dua jenis, yaitu motivasi personal dan motivasi kelompok. Motivasi personal berkaitan dengan pemeliharaan atau

mempertahankan diri seperti lapar, sex, dan rasa aman. Sedangkan motivasi kelompok adalah yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai anggota masyarakat yaitu berkaitan dengan organizational membership (keangggotaan organisasi sosial tertentu), work rules (aturan tata kerja), reference group (referensi kelompok), cultural norm (norma-norma budaya), primary groups norms (norma-norma kelompok yang dianut).

I.6

Kerangka Konsep Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat

kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan raian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis. (Nawawi, 1995:40) Konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995:57). Dalam menyusun kerangka konsep diperlukan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Universitas Sumatera Utara

Kerangka konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara satu teori dengan teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas penyelesaiannya.(Ginting, 2008:97). Berdasaran kerangka teori yang telah dipaparkan, makaada beberapa konsep yang harus digeneralisasikan : 1.6.1 Variabel Bebas Adalah variabel stimulus atau variabel yang memepengaruhi yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Dalam variabel bebas ini adalah Internal PR pada Bank BTN Medan. 1.6.2 Variabel Terikat Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pada motivasi karyawan pada Bank BTN Medan.

1.7

Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep yang sudah disusun untuk memudahkan penelitian,

maka peneliti membuat model teoritis dengan memasukkan ke dalam skema sebagai berikut: Variabel Y (Motivasi karyawan Bank BTN Medan)

Variabel X (Peranan Internal PR)

Karakteristik responden
Gambar 2. Skema Model Teori

Universitas Sumatera Utara

Variabel Variabel Bebas ( X) Internal PR

Operasional 1. Program pendidian dan pelatihan 2. Program motivasi kerja berprestasi. 3. Program penghargaan Op era sio nal Va ria bel 1.8

Ber das ark an ker ang ka teori dan kerangka konsep yang ada di atas maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian :

Universitas Sumatera Utara

4. Program Events)

acara

khusus

(Special

5. Program Media Komunikasi Internal Vaiabel Terikat ( Y ) 1. Pemahaman 1.9

Motivasi kepada Karyawan

2. Kegiatan social perusahaan 3. Hubungan antar karyawan 4. Hubungan dengan atasan 5. Reward 6. Kebijakan perusahaan 7. Aspirasi karyawan 8. Suasana kerja Def inis i Op era sio nal

Karakteristik Responden

1. Jenis kelamin 2. Usia

Def inisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu komponen. Definisi operasional suatu informasi ilmiah yang membantu penelitian yang ingin menggunakan komponen yang sama. Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah : I.9.1) Variabel Bebas

1. Program pendidian dan pelatihan Program pendidikan dan pelatihan dilaksankaan oleh perusahaan, dalam upaya meningkatkan kinerja dan ketrampilan (skill) karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan lain sebagainya

Universitas Sumatera Utara

2. Program motivasi kerja berprestasi. Program tersebut dikenal dengan istilah Achievement Motivation Training (AMT), di mana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitasyang tinggi. 3. Program penghargaan Program penghargaan yang dimaksudkan di sini adalah upaya pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan. Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan.

4. Program acara khusus (Special Events) Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dalam rangka luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dalam rangka event ulang tahun perusahaan, diadakan berpiknik bersama agamaan, olahraga, lomba dan hingga berpiknik bersama agamaan, olahraga, lomba dan hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpnan dan semua para karyawannya. Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keakraban bersama di antara sesame karyawan dan pimpinan. 5. Program Media Komunikasi Internal

Universitas Sumatera Utara

Membentuk media komunikasi internal melalui bulletin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan/PR yang berisikan pesan, informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dan pimpinan. I.9.2) Variabel Terikat 1. Pemahaman Merupakan pemahaman karyawan atas semua pesan- pesan yang diterima oleh karyawan melalui media- media komunikasi yang tersedia dari pihak perusahaan. 2. Kegiatan sosial perusahaan Merupakan kegiatan- kegiatan sosial perusahaan yang ditujukan untuk membangun citra positif perusahaan. Kegiatan ini bias berupa kegiatan keagamaan, kegiatan rekreasi, kegiatan olahraga, maupun kegiatan-kegiatan social yang ditujukan untuk masyarakat umum seperti bakti sosial. 3. Hubungan antar karyawan Merupakan komunikasi sesama karyawan (Komunikasi Horizontal) 4. Hubungan dengan atasan Hubungan komunikasi yang baik dimana komunikasi dari atasan pada bawahan maupun dari bawahan kepada atasan bias berlangsung dengan baik.(Komunikasi vertikal) 5. Reward Merupakan bentuk perhatian dari perusahaan dengan bentuk memberikan gaji lembur dan lain sebagainya atau penghargaan dan hadiah - hadiah yang diberikan pihak perusahaan atas upaya kerja karyawan yang maksimal. 6. Kebijakan perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Peraturan atau kebijakan perusahaan yang membuat karyawan merasa nyaman untuk bekerja. 7. Aspirasi karyawan Msukan- masukan dari karyawan pada pihak management perusahaan melalui media aspirasi yang ada. Seperti kotak saran, diskusi dengan pihak perusahaan, dll 8. Suasana kerja Meliputi rasa aman, kondisi kerja, beban kerja yang semuanya mendukung pada terciptanya motivasi karyawan untuk menghasilkan kerja maksimal.

I.9.3 Karateristik Responden 1. Jenis kelamin adalah merupakan pembagian pria atau wanita dari responden yang akan diajukan. 2. Usia adalah menunjukkan kondisi dari responden yang akan diajukan, dimana terdapat batasan umur untuk para responden tersebut.

I.10. Hipotesis Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentative (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara internal public relation terhadap

menumbuhkan motivasi kerja karyawan PT.BTN. Ha : Terdapat hubungan antara internal public relation terhadap menumbuhkan

motivasi kerja karyawan PT.BTN.

Universitas Sumatera Utara

I.11. Metodologi Penelitian I.11.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel yang berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel lain (Rakhmad, 2004;7). Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar erat nya hubungan serta berarti atau tidak nya hubungan tersebut. I.11.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Medan Jl. Pemuda No. 10A Kota Medan. I.11.3. Populasi dan Sampel I.11.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang didapat dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995). Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi. Oleh karena subjek nya meliputi semua unsur yang terdapat dalam populasi maka disebut juga dengan sensus. Objek yang ada pada populasi akan di teliti, hasilnya di analisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah ada tidaknya pengaruh PR dalam memotivasi kerja karyawan. Adapun jumlah karyawan tetap PT. Bank Tabungan Negara

Universitas Sumatera Utara

kantor cabang Medan adalah berjumlah 154 orang (bukan pekerja lapangan) yang akan dijadikan sampel. I.11.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995). Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Arikunto yang apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 20-25% dari jumlah populasi. Maka 25% dari 152 orang adalah 38 sampel. Dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh PR dalam menumbuhkan motivasi karyawan, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel acak sederhana (Random Sampling). Random sampling adalah salah satu cara yang diambil peneliti karena pengambilan sampel anggota populasi dengan peluang sama dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi yang dianggap heterogen (Ruslan, 2006).

I.11.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik sebagai berikut : I.11.4.1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, jurnal internet dan lain sebagainya. I.11.4.2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini merupakan bentuk pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuesioner. I.11.5. Teknik Analisa Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995). Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah : I.11.5.1. Analisa Tabel Tunggal Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekwensi. Table tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekwensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995) I.11.5.2. Analisa Tabel Silang Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variable tersebut bersifat positif atau negative (Singarimbun, 1995). I.11.5.3. Uji Hipotesa Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut (Arikunto, 2002). Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel maka peneliti menggunakan Rank Spearman atau Spearman Rho Koefisien. Uji korelasi ini digunakan untuk menunjukkan hubungan

Universitas Sumatera Utara

kedua variabel yang tidak diketahui sebaran datanya atau sebaran tidak normal (Siegel, 1997).

rs =

x2 + y2 - d2
2 x2 y2

Keterangan : rs N x y d = Koefisien korelasi Spearman = Jumlah Sampel = Skor mentah Variabel X = Skor mentah Variabel Y = xi yi (Siegel, 1988 : 239)

Selanjutnya untuk mengukur kuat lemahnya korelasi digunakan skala Guilford (Rakhmad, 2002) sebagai berikut : Kurang dari 0,20 0,20 0,40 0,41 0,70 0,71 0,90 Lebih dari 0,90 = hubungan rendah sekali = hubungan rendah tapi pasti = hubungan cukup berarti = hubungan yang tinggi = hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.

Spearman Rho Koefisien adalah metode analisa data untuk melihat hubungan antara dua variabel dengan menggunakan skala ordinal. Jika rs < 0, hipotesis ditolak. Jika rs > 0, hipotesis diterima.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai