Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (good governance LAN RI), maka pemerintah mengambil langkahlangkah kongkrit untuk tercapainya tujuan tersebut. Salah satunya ialah dengan melakukan reformasi birokrasi pemerintah. dengan capaian pelayanan kepada masyarakat dapat terlaksana lebih maksimal dan meminimalisir keluhan terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Adapun pada tataran administrasi, Badan Kepegawaian Negara melaksanakan upaya untuk perwujudan good governance. Dengan

melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil yang akuntabel serta transparan. Usaha tersebut salah satunya adalah dengan mempersiapkan tenaga-tenaga yang handal untuk mengelola administrasi kepegawaian, seperti adanya jabatan Analis Kepegawaian. Analis Kepegawaian merupakan sebuah jabatan fungsional yang strategis dalam pencapaian pembinaan karier sebagai Pegawai Negeri Sipil. Lahirnya jabatan analis kepegawaian ini pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53/KEP/MK.WASPAN/9/1999 tentang Jabatan Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya. Dengan pertimbangan lahirnya jabatan ini adalah untuk meningkatkan mutu propesionalisme dan pembinaan karier bagi Pegawai Negeri Sipil khususnya bagi pengelola manajemen kepegawaian baik di pusat maupun di daerah. Selain itu, dengan adanya jabatan fungsional Analis Kepegawaian akan membantu pelaksanaan tugas-tugas kepegawaian yang mana sebelumnya tugas, tanggung jawab, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan "Pengelolaan Kepegawaian" maka dengan adanya analis kepegawaian ini akan dapat membantu tugas dan tanggung jawab,
1

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan pengembangan Sistem Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Melihat kondisi tersebut serta pentingnya analis kepegawaian pada tiap unit satuan kerja baik pusat maupun daerah maka penulis mengambil judul laporan hasil Praktek Kerja Kepegawaian ini yaitu Urgensi Analis Kepegawaian dalam rangka pengelolaan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. I.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut : Apakah urgensi Analis kepegawaian dalam rangka pengelolaan Manajemen Pegawai Negeri Sipil ? I.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup tulisan ini adalah tentang pentingnya analis kepegawaian pada tiap unit pengelola kepegawaian baik pusat maupun daerah. Dimana penulis melihat persebaran Analis Kepegawaian baik di daerah khususnya pada Badan Kepegawaian Daerahnya dan di pusat pada unit pengelola kepegawaiannya. Begitu juga adanya terdapat kendala dalam pengangkatan analis kepegawaian. I.4 Tujuan Penulisan Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memahami betapa pentingnya Analis Kepegawaian bagi pengelola kepegawaian baik pusat maupun daerah dalam rangka menciptakan administrasi kepegawaian yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang menjadi hambatan dalam pengangkatan Analis Kepegawaian khususnya bagi pengelola

kepegawaian baik pusat maupun daerah.


2

I.5 Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari tulisan ini adalah untuk dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola kepegawaian apabila mengajukan

pengusulan formasi CPNS untuk jabatan analis kepegawaian agar tetap mengangkat pada jabatan tersebut seiring dengan pentingnya analis kepegawaian dalam pengelolaan manajemen PNS pada unit pengelolaan kepegawaian. 2. Manfaat praktis Menambah wawasan bagi penulis tentang pentingnya analis kepegawaian bagi pengelola kepegawaian serta kendala dalam pengangkatan CPNS dalam analis kepegawaian.

BAB II METODOLOGI PENULISAN a. Waktu PKK Adapun waktu pelaksanaan PKK dimulai pada tanggal 21 Nopember 2011 dan berakhir pada tanggal 17 Februari 2012. b. Tempat PKK Sesuai dengan surat tugas yang ditanda tangani oleh Sekretaris Utama BKN melalui pengelola Pendidikan Ilmu Kepegawaian (Direktorat Binjak) maka tempat PKK dilaksanakan pada Direktorat Pembinaan Jabatan Analis Kepegawaian. Gambaran umum Direktorat Pembinaan Jabatan Analis Kepegawaian
DEPUTI BIDANG BINA KINERJA & PERUNDANGUNDANGAN

DIREKTUR REKRUTMEN & KINERJA PEGAWAI

DIREKTUR GAJI & KESEJAHTERAAN

DIREKTUR JABATAN KARIER

DIREKTUR PEMBINAAN JABATAN ANALIS KEPEGAWAIAN

DIREKTUR PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

Direktorat Pembinaan Jabatan Analis Kepegawaian mempunyai fungsi melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pembinaan jabatan Analis Kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pembinaan Jabatan Analis Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan penyiapan bahan pertimbangan pengangkatan jabatan Analis Kepegawaian. b. c. Pelaksanaan pemberdayaan jabatan Analis Kepegawaian. Pelaksanaan administrasi dan evaluasi jabatan Analis Kepegawaian Direktorat Pembinaan Jabatan Analis Kepegawaian terdiri atas: Subdirektorat Kepegawaian, Pertimbangan Subdirektorat Pengangkatan Pemberdayaan Jabatan Jabatan Analis Analis

Kepegawaian, Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Jabatan Analis Kepegawaian dan kelompok Jabatan Fungsional. c. Metode Penulisan Dalam menulis proposal ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif naratif. Penulis mengutip peraturan yang menyangkut tentang Analis Kepegawaian. d. Teknik Penulisan Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan makalah ini maka digunakan teknik penulisan sebagai berikut : 1. Teknik wawancara terhadap nara sumber yang telah ditunjuk dari Direktorat Pendidikan Ilmu Kepegawaian sebagai pembimbing tepatnya pada locus Praktek Kerja Kepegawaian yang akan kami laksanakan Kepegawaian. 2. Teknik Studi kepustakaan dengan mendapatkan teori yang yaitu Direktorat Pembinaan Jabatan Analis

dikemukakan para penulis buku yang menunjang terhadap penulisan makalah ini. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku serta sejumlah bahan tulisan lainnya yang didapat dari internet yang ada hubungannnya dengan penulisan makalah ini. 3. Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

pengamatan langsung di tempat pelaksanaan praktek kerja kepegawaian.

BAB III PEMBAHASAN Harapan terbesar masyarakat saat ini adalah menginginkan peranan aparatur pemerintah dapat menjalankan tugas-tugas pelayanan secara optimal. Tumpuan dari harapan-harapan itu sendiri kini lebih tertuju pada keseriusan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (good governance). good governance dapat menjadi kenyataan dan sukses apabila didukung oleh aparatur yang memiliki profesionalisme tinggi dengan mengedepankan terpenuhinya akuntabilitas dan responsibilitas public. Aparatur pemerintah yang diberikan tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatpun juga harus memiliki kemempuan yang mumpuni dalam bidang yang dilayaninya. Namun banyak kasus , dalam penempatan Sumberdaya Manusia yang tepat pada bidang yang ia kuasai belum dapat dilaksanakan dengan baik oleh pejabat yang berwenang untuk menetapkan hal tersebut. Salah satu contohnya dalam bidang kepegawaian, tentunya harus orangorang memiliki kemampuan untuk mengelola kepegawaian. Tetapi justru sebaliknya bahwa bukanlah orang-orang yang mengusai kepgawaian yang mengelola urusan kepegawaian. Dan pada akhirnya akan menyebabkan pelayanan kepegawaian menjadi lamban dan tidak benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan adanya analis kepegawaian akan membawa perubahan baru bagi pengelola kepegawaian. Karna untuk menjadi seorang analis kepegawaian harus memnuhi kriteria tertentu yang pada akhirnya adalah dapat mengusai tentang manajemen kepegawaian (secara spesifik tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil dan Pengembangan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Beberapa persyaratan untuk diangkat ke dalam analis kepegawaian menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/14/M.PAN/6/2008 perubahan atas Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/36/M.PAN/11/2006 tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegwaian adalah sebagai berikut :

1.

Pengangkatan Pertama. Yang dimaksud dengan pengangkatan pertama dalam jabatan Analis Kepegawaian adalah pengangkatan yang dilakukan untuk mengisi lowongan formasi jabatan Analis Kepegawaian melalui Pengangkatan Calon Pegawaian Negeri Sipil. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa dalam jabatan Analis Kepegawaian dibagi menjadi dua yaitu Analis Kepegawaian Keterampilan dan Analis Kepegawaian Ahli. Dalam pengangkatannya juga memiliki persyaratan yang berbeda antara Analis Kepegawaian Terampil dan Analis Kepegawaian Ahli. Persyaratan Pengangkatan Pertama Analis Kepegawaian Keterampilan: a. Berijasah paling rendah Diploma III Kepegawaian b. Pangkat Paling rendah Pengatur golongan ruang II/c c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. d. Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian keterampilan. Persyaratan Pengangkatan Pertama Analis Kepegawaian Keahlian : a. Berijasah paling rendah Sarjana (S1) sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan/Diploma IV Kepegawaian. b. Pangkat Paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. d. Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian keahlian.

2.

Pengangkatan perpindahan dari jabatan lain. Yang dimaksud dengan Pengangkatan Analis Kepegawaian melalui perpindahan dari jabatan lain adalah pengangkatan yang dilakukan melalui perpindahan dari jabatan Struktural atau jabatan fungsional lainnya ke dalam jabatan fungsional Analis Kepegawaian.

Persyaratan Pengangkatan Analis Kepegawaian melalui Perpindahan dari jabatan lain : a. b. Memenuhi semua persyaratan pengangkatan pertama. Memiliki pengalaman dalam kegiatan bidang manajemen PNS/ pengembangan sistem manajemen PNS paling singkat 2 (dua) tahun. c. Usia paling tinggi 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya. 3. Pengangkatan impasing atau peralihan. Yang dimaksud dengan pengangkatan melalui Inpasing/ Peralihan adalah pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Analis Kepegawaian yang mana Pegawai Negeri Sipil tersebut pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

PER/14/M.PAN/6/2008 ditetapkan telah dan masih melaksanakan kegiatan manajemen Pegawai Negeri Sipil dan atau pengembangan sistem manajemen Pegawai Negeri Sipil berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang. Persyaratan Pengangkatan melalui Keterampilan: a. b. c. d. Berijasah paling rendah SMA atau yang sederajat Memiliki paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c Usia paling tinggi 50 (lima puluh) Tahun Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. e. Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian keterampilan. Persyaratan Pengangkatan melalui Keahlian: a. Berijasah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV) sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan Impasing Analis Kepegawaian Impasing Analis Kepegawaian

b. c. d.

Memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a Usia paling tinggi 50 (lima puluh) Tahun Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

e.

Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian keahlian. Dari syarat-syarat di atas menunjukkan bahwa setiap calon analis

kepegawaian dipersiapkan bagi orang yang mempunyai keahlian dalam bidang pengelolaan kepegawaian. A. Persebaran Analis Kepegawaian Terdapat 2 (dua) persi kondisi analis kepegawaian baik di pusat maupun di daerah sebagai mana tabel berikut. Keadaan Jabatan Analis Kepegawaian Per 31 Desember 2011 Analis Kepegawaian Terampil Pusat Pelaksana Pelaksana lanjutan Pelaksana Penyelia Binjak INKA Binjak INKA Binjak INKA Analis Kepegawaian Ahli Pusat AK. Pertama AK. Muda AK. Madya Binjak INKA Binjak INKA Binjak INKA 103 181 159 184 30 72 60 232 322 424 452 467

Keadaan Jabatan Analis Kepegawaian Per Desember 2011 Analis Kepegawaian Terampil Daerah pelaksana Pelaksana lanjutan Pelaksana Penyelia Binjak INKA Binjak INKA Binjak INKA Analis Kepegawaian Ahli Daerah AK. Pertama AK. Muda AK. Madya Binjak INKA Binjak INKA Binjak INKA 20 21 29 29 7 7 16 73 64 57 80 26

Keterangan: A.K. terampil pusat dan daerah (sumber binjak) : 994 orang A.K. terampil pusat dan daerah (sumber inka ) : 1.279 orang A.K. Ahli pusat dan daerah (sumber binjak) A.K. ahli pusat dan daerah (sumber inka) Jumlah keseluruhan....................................... : 348 orang : 494 orang : 3.115 orang

Dari jumlah tersebut di atas dirasa masih minim analis kepegawaian bila dibandingkan dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada (4.646.351 perOktober 2011).

10

B. Hambatan pengangkatan menjadi analis kepegawaian Dengan jumlah yang tertera di atas maka dapat diprediksikan bahwa masih kurangnya fungsional analis kepegawaian di Indonesia. Terdapat beberapa alasan mengapa kondisi tersebut bisa terjadi, di antaranya : 1. Terdapatnya calon analis kepegawaian yang belum diangkat dalam jabatan tersebut, padahal formasi yang ditetapkan pada waktu peneriamaan sebagai CPNS adalah analis kepegawaian. 2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat PNS khususnya pengelola kepegawaian pusat dan daerah tentang jabatan fungsional analis kepegawaian. 3. Dirasa tunjangan bagi analis kepegawaian belum adil bila dilihat dari tugas pokok dan fungsinya (masih rendah), sehingga minat para PNS untuk menduduki jabatan tersebutpun sedikit.

11

BAB IV PENUTUP

V.1 Kesimpulan Dari berdasarkan uraian-uraian dalam pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analis kepegawaian sangat penting bagi unit pengelola kepegawaian baik pusat maupun daerah, karena dengan adanya analis kepegawaian akan meminimalisir kesalahan administrasi kepegawaian dan akan memperlancar tugas kepegawaian pada unit pengelola kepegawaian. V.2 Saran Untuk mendapatkan sejumlah analis kepegawaian maka hendaknya unit pengelola kepegawaian harus benar-benar meningkatkan baik itu kuantitas maupun kualitas analis kepegawaian pada unit kerjanya.

12

Daftar pustaka Pribadi Toto, dkk.(2006). Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka. Kertonegoro, Sentanoe. (1994). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep Teori dan Isu, Yogyakarta : Gava Media. Winardi.(1986).asas-asas manajemen. Bandung: Alumni.

Dokumen : Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai negeri Sipil. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

14/M.PAN/8/2008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 36/M.PAN/11/2006 tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya

13

Anda mungkin juga menyukai