Anda di halaman 1dari 3

Ayam Kedu Hitam "Cemani" Ditulis oleh Dedy Winarto, S.Pt, M.

Si Selasa, 16 Maret 2010 09:41 Pernah dipublikasikan di Koran Suara Merdeka edisi Terbit, Sabtu 2 Mei 2009 Ayam cemani merupakan salah satu jenis ayam lokal khas propinsi Jawa Tengah yang berasal dari Karisidenan Kedu tepatnya di daerah Kabupaten Temanggung dan sekitarnya. Ayam cemani ini banyak dipelihara oleh masyarakat di desa Kedu, desa Beji dan desa Kahuripan, Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung sejak awal abad 20. Sebagai salah satu sumberdaya genetik unggas lokal asli Indonesia, ayam cemani patut diperhitungkan sama halnya dengan jenis ayam Kedu lainnya, ayam Pelung di Cianjur, ayam Sentul di Ciamis, ayam Balenggek di Sumatera Barat, ayam Merawang di Bangka, ayam Ayunai di Papua, ayam Nunukan di P. Nunukan Kalimantan Timur dan sebagainya. Menurut versi Balitnak (2004), ada beberapa jenis ayam Kedu yang disebut sesuai dengan warnanya bulu dan tubuhnya, yaitu Kedu Hitam (lebih dari 90,6%), ayam Kedu Putih (3,4%) ayam Kedu Coklat (0,2%), ayam Kedu Kelabu (0,1%) dan ayam Kedu Lurik (5,7%). Sedangkan menurut masyarakat peternak di Kabupaten Temanggung hanya ada 3 jenis ayam kedu, yakni ayam kedu hitam, kedu putih dan kedu campuran. Beberapa referensi menyatakan bahwa asal-usul ayam kedu hitam sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Namun diduga perkawinan antar jenis ayam kedu hitam yang dekat kekerabatannya dengan disertai seleksi kearah ayam yang berwarna hitam inilah yang pada akhirnya menurunkan jenis ayam hitam legam. Warna hitam legam ini menyelimuti tubuhnya mulai dari bulu, jengger, pial, paruh, bola mata, lidah, rongga mulut, bulu, lubang dubur, kaki, dan cakar. Oleh karena warnanya yang hitam legam tersebut oleh orang jawa disebut cemani yang berarti hitam legam. Perbedaan antara ayam kedu hitam dengan ayam cemani terletak pada persebaran warnanya. Ayam kedu hitam persebaran warna hanya pada seluruh bulunya saja, sedangkan ayam cemani keseluruh bagian tubuhnya. Jadi ayam cemani merupakan ayam kedu hitam tetapi ayam kedu hitam belum tentu ayam cemani. Sehubungan dengan banyaknya kesamaan dari ukuran tubuh ayam cemani dengan ayam Kedu hitam serta belum adanya informasi khusus mengenai karakteristik kuantitatif ayam cemani, maka sementara ini kita asumsikan bahwa karakter kuantitatif ayam Cemani sama seperti karakter kuantitatif ayam Kedu hitam. Menurut Balitnak (2004), ayam jantan dewasa pada waktu berdiri normal mencapai tinggi sekitar 60 cm dengan lingkar dada mencapai 34 cm dan panjang sayap 25 cm. Sementara itu ayam betina dewasa mencapai tinggi 50 cm dengan lingkar dada 27 cm dan panjang sayap 21 cm. Bobot anak ayam umur sehari berkisar antara 28-32 gram/ekor, kemudian bobot ayam betina umur 5 bulan berkisar antara 1200-1300 gram/ekor. Sedangkan ayam jantan umur 5 bulan berkisar antara 1400-1500 gram/ekor. Umur pertama bertelur berkisar antara 4,6-6,5 bulan. Produksi telur pada pemeliharaan diumbar dan semi intensif berkisar 56-77 butir/ekor/tahun, berbeda dengan ayam kedu yang dipelihara secara intensif dalam kandang batere dapat mencapai 215 butir/ekor/tahun. Bobot telur ayam berkisar antara 41-49 gram/butir. Konsumsi pakan ayam dewasa per hari mencapai 93 gram per ekor. Berdasarkan hasil penelitian Cresswell dan Gunawan (1982), yang membandingkan

produksi telur antar ayam kedu dan jenis ayam lokal lainnya selama 52 minggu menunjukkan bahwa produksi telur ayam kedu hitam "cemani" lebih tinggi yakni 58.8%; sedangkan jenis kedu putih 54%; ayam nunukan 50% dan ayam pelung 32%. Ayam cemani dapat dipelihara dalam kandang berlantai kawat, bambu ataupun langsung diatas lantai tanah atau semen yang dialasi sekam atau serbuk gergaji secukupnya. Ukuran kandang bervariasi disesuaikan dengan besar-kecilnya ayam. Untuk ayam dewasa setiap luasan lantai 1 m2, maksimum dapat diisi oleh 4-6 ekor. Ruangan dalam kandang ayam harus terhindar dari pemanasan matahari langsung dan basah kena air hujan. Ventilasi dibuat secukupnya disekitar dinding kandang. Kebersihan kandang harus selalu dipelihara untuk menghindarkan ayam dari penyakit. Larutan desinfektant dapat dipakai untuk menyeprot setiap pojok kandang setelah dibersihkan dari sampah dan debu. Penerangan dapat diberikan secukupnya terutama untuk anak-anak ayam agar memudahkan pengontrolan pada waktu malam hari. Jenis pakan yang dapat diberikan untuk lebih mudahnya dapat memakai pakan jadi komersial jenis ayam ras tipe petelur mulai dari pakan untuk anak ayam, ayam muda dan ayam dewasa. Namun untuk menekan harga, pakan dapat dibuat dengan campuran berbagai bahan pakan seperti dedak padi, jagung giling, menir, gabah dan sebagainya, yang disesuaikan dengan ketersediaan bahan dan harga. Dalam proses mencampur pakan, diperlukan pengetahuan yang cukup mulai dari mengetahui kebutuhan berbagai tingkatan umur ayam, pengetahuan nilai gizi bahan-bahan pakan dan teknik penyusunan pakan untuk mendapatkan pakan yang mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan ayam pada berbagai tingkatan umur tersebut. Permasalahan Para peternak ayam kedu, umumnya mempunyai kecenderungan mengembangkan jenis ayam kedu yang berbulu hitam "cemani" karena secara ekonomi memang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi ditinjau dari banyaknya permintaan pasar. Namun akibat dari banyaknya permintaan akan ayam cemani ini baik berupa DOC, ayam muda, maupun dewasa menjadikan stock ayam cemani ini semakin hari semakin habis dan berdampak pada ayam kedu secara keseluruhan yang juga semakin berkurang. Terlebih lagi ketika itu belum diimbangi dengan adanya upaya pelestarian plasma nutfah ayam kedu secara umum dan kontinyu untuk mempertahankan ketersediaan bibit. Upaya Pelestarian Upaya pelestarian ayam Kedu secara umum yang mempunyai kekerabatan genetika sangat dekat dengan ayam cemani, sementara ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Ternak Unggas di Maron, Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah. UPT ini berada di bawah pengelolaan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah yang bekerjasama dengan Laboratorium Ilmu Pemuliaan dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Undip. Disamping itu juga dengan melibatkan kelompok peternak ayam Kedu yang ada di Kabupaten Temanggung yang mempunyai koleksi ayam Kedu dan Cemani. Sebagai bagian dari masyarakat Jawa Tengah khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, kita berharap agar upaya-upaya yang akan atau telah dilakukan selama ini dalam rangka menyelamatkan keberadaan ayam kedu termasuk ayam cemani dan jenis ayam-ayam lokal lainnya di Indonesia terus diupayakan secara kontinyu

dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan tentunya juga masyarakat sebagai peternak agar upaya pelestarian plasma nutfah ini dapat tercapai. Penulis Dedy Winarto, S.Pt, M.Si - Dosen Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Anda mungkin juga menyukai