Merupakan alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter). Dalam sel elektrokimia berlangsung suatu proses elektrokimia, yaitu suatu proses reaksi kimia menghasilkan arus listrik, atau sebaliknya arus listrik menghasilkan proses kimia. Sel elektokimia digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam proses ekstrasi dan pemurnian logam emas, perak, dan aluminium, penyepuhan logam dan yang sangat penting adalah pemanfaatan sel elktrokimia pada berbagai alat elektronik. Contoh sel elektrokimia yang banyak digunakan pada peralatan elektronik yaitu baterai dan accumulator(aki). Kedua jenis sel elektrokimia ini banyak digunakan sebagai sumber energi listrik, antara lain pada radio, lampu senter, kalkulator, mesin mobo\il mesin motor, mainan anak-anak sampai pada peralatan ruang angkasa seperti satelit yang menggunakan baterai nikel kadmium dan sel surya. Dapatkah anda menunjukkan contoh penggunaan baterai dan aki lainnya? Energi listrik dalam peralatan elektronik tersebut diperoleh dari hasil reaksi kimia berupa reaksi redoks yang spontan. Dalam reaksi redoks terjadi transfer atau perpindahan electron dari suatu unsure ke unsur lain. Aliran electron ini menunjukkan adanya alirean arus listrik. Pada baterai atau aki yang sedang digunakan, berlangsung suatu reaksi kimia yang menghasilkan arus listrik. Kebalikan proses tersebut adalah penggunaan energi listrik untuk reaksi kimia. Misalnya, pada proses penyepuhan logam dan penyetruman aki. Jadi berdasarkan reaksi selk elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu Sel Volta dan Sel Elektrolisis. 1. Sel Volta : Reaksi kimia yang berlangsung spontan dan menghasilkan arus listrik. Katode merupakan ktub positip dan anode kutub negatif. 2. Sel Elektrolisis : Arus litrik yang menyebabkan terajdinya reaksi kimai. Katode merupakan kutub negatif dana anode merupakan kutub postif. Contoh : penyepuhan, pemurnian logam dalam pertambangan dan penyetruman aki.
Konsep Praktikum Hantaran listrik melalui larutan elektrolit dapat dianggap sebagai aliran electron. Jadi apabila electron telah dapat mengalir dalam larutan elektrolit berarti listrik dapat mengalir dalam larutan tersebut. Elektron berasal dari kutub katode atau kutub negatif. Sedangkan pada anode melepaskan ion positip dan membentuk endpan pada logam katode. Di dalam larutan terurai proses: Cu2+ + SO42-
CuSO4
Ion Cu2+ ini akan berpindah menuju keping katode sedangkan ion SO42- akan menuju keping anode. Lama-lama keping katode ini akan timbul endapan dan terjadi perubahan massa. Massa ini dapat dihitung dengan cara:
G=a.I.t
Dimana: G = jumlah endapan tembaga Cu (gram) a = tara kimia listrik (gr/ampere.jam) I = kuat arus listrik (ampere) t = lamanya pengaliran arus (jam)
Untuk tembaga nilai a = 1,186 gr/ampere.jam, karena G telah dapat diketahui maka I arus dapat diperoleh dengan:
I = G/at
Kita telah mengetahui berbagai cara untuk membangkitkan arus listrik di dalam alat pembangkit tegangan. Antara dua jepit tegangan (sumber arus) jepit kedua keping tembaga anode pada kutub positip dan satu keping tembaga pada keping katode pada kutub negatif.
Kita telah mempelajari konsep ini pada tingkat SMA, sekarang akan kita buktikan melalui praktiknya. Kali ini kita akan menggunakan sumber tegangan dc (direct current) dalam rangakaian, sebab dalam rangkaian hanya ada satu jalan yaitu dari anode ke katode tetapi tidak sebaliknya.
Kegunaan sel Elektrolisis 1. Pembuatan Gas di Laboratorium Sel elektrolisis banyak digunakan dalam industri pembuatan gas misalnya pembuatan gas oksigen, gas hydrogen, atau gas klorin. Untuk menghasilkan gas oksigen dan hydrogen, Anda dapat menggunakan larutan elektrrolit dari kation golongan utama (K+,Na+) dan anion yang mengandung oksigen (So42-,, NO3-) dengan electrode Pt atau karbon. Reaksi elektrolisis yang mengahsilkan gas, misalnya elektrolisis larutan Na2SO4 menggunakan electrode karbon. Reaksi yang terjadi Na2SO4(aq) Katode (C) Anode(C) : 2H2O(l) + 2e: 2H2O(l) 2Na+(aq) 2OH-(aq) 4e+ H2(g) + 4H+ + O2(g) + SO42-
Karena pada katode dan anode yang bereaksi adalah air, semakin lama air semakin berkurang sehingga perlu ditambahkan. Perlu diingat bahwa walaupun yang bereaksi air,
Reaksi yang berlangsung dalam proses penyepuhan besi dengan emas yaitu AuCl3(aq) Katode(cincin Fe): Au3+(aq) + 3eAnode(au) : Au(s) Au3+(aq) Au(s) Au3+(aq) 3e+ 3Cl-(aq)
Proses yang terjadi yaitu oksidasi logam emas (anode) menjadi Au3+(aq) Kation ini akan bergerak ke katode menggantikan kation Au3+ yang direduksidi katode. Kation Au3+ di katode direduksi membentuk endapan logam emas yang melapisi logam atau cincin besi. Proses ini cukup murah karena emas yang melapisi besi hanya berupa lapisan tipis. 3. Proses Pemurnian logam kotor Proses pemurnian logam kotor banyak dilakukan dalm pertambangan . logam transisi yang kotor dapat dimurnikan dengan cara menempatkannya sebagai anode dan logam murni sebagai katode. Elektrolit yang digunkan adalah elektrolit yang mengandung kation logam
yang dimurnikan. Contoh : prose pemurnian nikel menggunakan larutan NiSO4 . niukel murni digunkan sebagai katode, sedangkan nikel kotor (logam yang dimurnikan ) digunakan sebagai anode. Reaksi yang terjadi, yaitu: Ni2+(aq) Ni(s) Ni2+ + 2e-
sumber
Katode(Ni murni) Anode (Ni kotor)
+ SO42-
Logam nikel yang kotor pada anode dioksidasi menjdi ion Ni2+. Kemudian, ion Ni2+ pada katode direduksi membentuk logam Ni dan bergabung dengan katode yang merupakan logam murni. Kation Ni2+ di anode bergerak ke daerah katode menggantikan kation yang direduksi. Untuk mendapatkan logam nikel murni(di katode) harus ada penyaringan sehinggga kotoran (tanah, pasir dan lain-lain) hanya berada di anode dan tidak berpindah ke katode sehingga daerah di katode merupakan daerah yang bersih. pengotor
Pada percobaan Voltameter Tembaga ini, akan memncari ketetapan Faraday dengan konsep elektrolisis. Hal ini erat kaitannya dengan ilmu kimia, dimana akan banyak berhubungan dengan elektrokimia dan reaksi reaksinya. Voltmeter adalah Merupakan alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini yang akan berperan penting dalam elektrokimia ini. Elektrokimia adalah kajian mengenai proses perubahan antara Tenaga Kimia dan Tenaga Elektrik.
Sesuai dengan namanya, metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistim elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi spontan di dalamnya di sebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia di mana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya di sebut sel elektrolisis. Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda umumnya konduktor logam- yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan sumber arus. Karena didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama
Aplikasi metode elektrokimia untuk lingkungan dan laboratorium pada umumnya didasarkan pada proses elektrolisis, yakni terjadinya reaksi kimia dalam suatu sistem elektrokimia akibat pemberian arus listrik dari suatu sumber luar. Proses ini merupakan kebalikan dari proses Galvani, di mana reaksi kimia yang berlangsung dalam suatu sistem elektrokimia dimanfaatkan untuk menghasilkan arus listrik, misalnya dalam sel bahan bakar (fuel-cell). Aplikasi lainnya dari metode elektrokimia selain pemurnian logam dan elektroplating adalah elektroanalitik, elektrokoagulasi, elektrokatalis, elektrodialisis elektrorefining dan elektrolisis.
SEL ELEKTROKIMIA 1. Sel Volta/Galvani 1. terjadi penubahan : energi kimia energi listrik 2. anode = elektroda negatif (-) 3. katoda = elektroda positif (+)
2. Sel Elektrolisis 1. terjadi perubahan : energi listrik energi kimia 2. anode = elektroda positif (+) 3. katoda = elektroda neeatif (-)
KONSEP-KONSEP SEL VOLTA Sel Volta 1. Deret Volta/Nerst a. Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn Fe Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au
b. Makin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi 2. Prinsip 1. Anoda terjadi reaksi oksidasi ; Katoda terjadi reaksi reduksi 2. Arus elektron : anoda katoda ; Arus listrik : katoda anoda 3. Jembatan garam: menyetimbangkan ion-ion dalam larutan
MACAM - MACAM SEL VOLTA 1. Sel Kering atau Sel Leclance = Katoda : Karbon = Anoda :Zn = Elektrolit : Campuran berupa pasta : MnO2 + NH4Cl + sedikit Air
2. Sel Aki = Katoda: PbO2 = Anoda : Pb = Elektrolit: Larutan H2SO4 = Sel sekunder
3. Sel Bahan Bakar = Elektroda : Ni = Elektrolit : Larutan KOH = Bahan Bakar : H2 dan O2
1. Katoda [elektroda -] Terjadi reaksi reduksi Jenis logam tidak diperhatikan, kecuali logam Alkali (IA) den Alkali tanah (IIA), Al dan Mn Reaksi: 2 H+(aq) + 2e- H2(g) ion golongan IA/IIA tidak direduksi; penggantinya air 2 H2O + 2 e- basa + H2(g) direduksiion-ion lain 2. Anoda [ektroda +] Terjadi reaksi oksidasi
a. Anoda : Pt atau C (elektroda inert) reaksi : - 4OH-(aq) 2H2O + O2(g) + 4e- gugus asam beroksigen tidak teroksidasi, diganti oleh 2 H2O asam + O2(g) - golongan VIIA (halogen) g as b. Anoda bukan : Pt atau C reaksi : bereaksi dengan anoda membentuk garam atau senyawa lain.
Elektrolisis ialah proses penguraian elektrolit kepada unsur juzuknya apabila arus elektrik mengalir melaluinya.Arus elektrik boleh dialirkan melalui elektrolit dengan menggunakan dua elektroda. Elektroda yang disambungakan kepada terminal positif yang dinamakan anoda, manakala elektroda yang disambungkan kepada terminal negati dinamakan katoda.Semasa elektrolisis berlaku, ion negatif akan bergerak ke anoda.Oleh itu ion ini dikenali sebagai kation.Ion positif pula akan bergerak ke katoda yang mana ion ini dikenali sebagai kation. Istilah elektrolisis diperkenalkan oleh Michael Faraday [1791 - 1867]. 'Lisis' bermaksud memecah dalam bahasa Yunani. Jadi, elektrolisis bermaksud pemecahan oleh arus elektrik. Proses Elektrolisis adalah keadaan di mana apabila elektrolit mengkonduksikan elektrik, perubahan kimia berlaku dan elektrolit terurai kepada unsurnya di elektroda.
Tindak balas di anod (Elektrod positif) 4OH- 2H2O + O2 + 4e Pengoksidaan Tindak balas di anod (Elektrod negatif) Zn Zn2+ + 2e Pengoksidaan Tindak balas di katod ( Elektrod negatif) Cu2+ + 2e Cu Penurunan Tindak balas di katod ( Elektrod positif) 2H+ + 2e H2 Penurunan
Hukum Faraday I
"Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut".
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi i = kuat arus listrik (amper) t = waktu (detik) q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday II
"Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut." Rumus: m1 : m2 = e1 : e2 m = massa zat (garam) e = berat ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi
Hukum Faraday erat kaitanya dengan muatan lisktrik. Muatan listrik, Q, adalah pengukuran muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan). Muatan listrik partikel disimbolkan sebagai e atau kadang-kadang q adalah muatan listrik oleh sebuah partikel proton atau sama dengan angka negatif muatan listrik sebuah partikel elektron. Merupakan konstanta fisika dan satuan muatan listrik.Nilainya adalah 1.602 176 53(14) 10-19 C, menurut daftar konstanta fisika CODATA tahun 2002. Pada sistem Centimetre gram second (CGS), nilainya mendekati 4.803 10-10 statcoulomb.Sejak pertama kali diukur oleh Robert Millikan pada percobaan tetes-minyak pada tahun 1909, muatan dasar partikel diyakini tidak bisa dibagi lagi.
Quark, ditemukan tahun 1960s, dipercaya memiliki muatan listrik sebesar e/3, hanya terdapat dalam jumlah partikel lebih dari satu. Quark tidak pernah dideteksi dalam satu partikel.
Tabel konversi untuk satuan muatan listrik 1 e (konstanta muatan listrik partikel) adalah sama dengan 1 e (konstanta muatan listrik partikel) 1,6022 x 10-20 abcoulomb (abC)
1.
Sel volta (sel galvani yang dikembangkan oleh Alessandro Volta (1745-1827) dan Luigi menghasilkan arus listrik.
Galvani (1737- 1798) dari Italia. Dalam sel volta, reaksi redoks akan Dengan perkataan lain, energi kimia diubah menjadi 2. energi listrik.
Sel elektrolisis yang dikembangkan oleh Sir Humphry Davy (1778- 1829) dan
Michael
Faraday (1791- 1867) dari Inggris. Dalam sel elektrolisis arus listrik akan redoks. Jadi, energi listrik diubah menjadi energi kimia.
menghasilkan reaksi
Pada percobaan Voltameter Tembaga ini tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan ketetapan Faraday, teori toeri yang akan dipergunakan meliputi : elektrokimia, elektrolisis, konsep reaksi redoks, hukum Faraday I , Hukum Faraday II, dan muatan listrik. Rangkaian yang digunakan adalah suatu sistem elektrolisis dengan cairan CuSO . Dimana yang menjadi katoda adalah tembaga dan yang menjadi anoda adalah seng. Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4 (aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq) Katoda [elektroda - : reduksi] : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Anoda [elektroda + : oksidasi]: 2 H2O(l) O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e-
Seng bertindak sebagai anode (mengalami oksidasi), tembaga bertindak sebagai katode (mengalami reduksi). Perpindahan elektrode dari anode ke katode dapat kita manfaatkan sebagai sumber arus listrik dengan merancang suatu sel volta (sel galvani). Pertama-tama kita menyediakan wadah, diberi setengah sel. Dalam wadah kita celupkan sebatang logam tembaga (katode) dan sebatang logam
seng (anode). Kemudian logam seng dan logam tembaga dihubungkan oleh suatu rangkaian kawat yang dilengkapi switch dan voltmeter. Setelah kita amati yang terjadi, seng (anode) secara spontan mengalami oksidasi menjadi Zn2+ yang masuk kedalam larutan. Electron yang dilepaskan mengalir melalui rangkaian kawat menuju tembaga (katode). Pada permukaan tembaga terjadi reduksi: electron yang terlepas ditangkap oleh Cu2+ dari larutan sehingga terbentuk endapan tembaga. Perpindahan electron dari anode ke katode menyebabkan larutan di anode bermuatan positif (karena bertambahnya Zn2+) dan larutan di katode bermuatan negative (karena berkurangnya Cu2+). Aliran elektron ini menimbulkan arus listrik yang dapat kita gunakan untuk berbagai keperluan. Dengan memutuskan switch (off) atau menyambungkan kembali (on) setiap saat kita dapat mematikan atau menghidupkan sel volta sesuai dengan kebutuhan.
Pada percobaan I yang menggunakan arus tetap 4 A dan tegangan 4 volt diperoleh berat eqivalen sebesar = 1,25 x 10-5 sedangkan pada percobaan II yang menggunakan arus 5,6 A dan tegangan 6 volt diperoleh hasil berat eqivalen sebesar = 7,1 x 10-5 . Rumus yang digunakan adalah :
z= dimana : M = massa endapan tembaga Z = massa ekivalen elektrokimia muatan yang dialirkan Faraday merumuskan beberapa kaidah perhitungan elektrolisis yang kini dikenal sebagai Hukum Faraday I berikut ini : 1. Jumlah zat yang dihasilkan pada electrode sebanding dengan jumlah arus yang dialirkan
pada zat tersebut. 2. Jika arus listrik dialirkan kedalam beberapa sel elektrolisis yang dihubungkan seri, jumlah
berat zat-zat yang dihasilkan pada tiap-tiap electrode sebanding zar tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa pada zaman Faraday electron belum dikenal sebab, electron baru ditemukan oleh Joseph John Thomson tahun 1897. Kini berat ekivalen (e) suatu unsur berdasarkan jumlah electron.
Untuk mengenang jasa Michael Faraday kini didefinisikan bahwa satu faraday (1 F) adalah jumlah yang terdiri dari satu mol electron atau 6,0221367 x 1023 butir electron. Karena jumlah sebutir electron adalah 1,60217733 x 10 -19 coloumb, maka listrik satu faraday setara dengan muatan sebesar:
Bilangan 9,64853x 104 ini sering dibulatkan menjadi 9,65x 104 atau 96500 dan disebut tetapan faraday dengan satuan coloumb mol -1. 1 faraday (1F) = 1 mol electron = muatan 96500 coloumb F = = Dengan F = jumlah arus dalam faraday (jumlah mol electron) i = kuat arus (ampere) t = waktu (detik)
Kedua Hukum Faraday yang telah dikemukakan terdahulu dapat dirumuskan secara kuantitatif sebagai berikut : 1. Jumlah zat yang terbentuk di katode atau di anode dinyatakan oleh persamaan berikut ini. W = e F atau w = Dengan, w = berat hasil elektrolisis (gram ) e = berat ekivalen F = jumlah listrik (faraday) 2. Jika terdapat dua hasil elektrolisis dengan arus listrik yang sama, maka berlaku hubungan: =
Hukum Faraday II
"Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat Rumus: ekivalen masing-masing zat tersebut."
Voltameter Tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter). Tembaga memiliki berat jenis 8,93 gram/cm3, titik cairnya : 1083 0C, mampu tariknya : 200 360 N/mm2, perpanjangan/regangan/ : 35 50 %, penyusutan dingin : 2%. Metal/logam dapat bertindak sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik. Pada larutan elektrolit yang ada kecenderungan sebagai konduksi listrik, dalamperistiwa ini dapat digambarkan sebagai berikut : Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif,
C untuk dibuat blok, plat yang nantinya dilanjutkan proses rol atau ditekan untuk dibuat
batangan, profil atau pipa, dan lain sebagainya. Dan untuk pengerjaan selanjutnya seperti proses dingin untuk dibuat atau dijadikan lembaran-lembaran tipis (foil) sampai ketebalan 0,01 mm dan dibuat kawat sampai diameter 0,02 mm, akan tetapi dengan cara tersebut, tembaga akan menjadi keras dan rapuh. Karena sifat mampu bentuknya baik sekali, tembaga dibuat bermacam-macam kebutuhan barang-barang tempa maupun tekan (forming). Melalui proses pelunakan ulang (soft anealing) pada temperatur antara 300 - 700 C akan didapatkan sifat seperti semula dan harga/nilai keregangannya kembali meningkat. Dan proses terakhir pada quenching tidak akan kembali keras, melainkan menjadi bahan mampu tempa. Untuk pengerjaan yang berhubungan dengan panas yang berulang-ulang atau untuk bagian yang dilas atau disolder, dapat menggunakan bermacam-macam bahan tembaga, misalnya dari tembaga jenis bebas O2 yaitu SB-Cu atau SD-Cu, bahanbahan tersebut baik dan lunak. Dan untuk penyolderan keras maupun pengelasan tanpa gas lindung pun akan baik kemampuan lasnya. Pada pengerjaan permesinan, misalnya : pembubutan, frais, bor atau shaping, dan sebagainya, bahwa tembaga murni mempunyai tatal atau cip yang terlalu liat dan padat, dan dapat merusak alat potongnya (cutter). Untuk itu pada alat potong untuk pengerjaan tembaga, diberikan sudut pemotongan khusus dan menggunakan minyak tanah atau oli bor emultion (dromus B) sebagai pelicin membantu pemotongan. Penggunaannya Tembaga pada umumnya digunakan sebagai bahan kebutuhan perlistrikan, kawat tambahan solder, pipa-pipa pemanas atau pendingin, penutup atap, dan khususnya digunakan sebagai bahan paduan maupun logam paduan.
peralatan
listrik,
olah-raga, dalam
demikian
proses
karena
pengendaliannya tenaga
membutuhkan yang
berpengalaman.
Terbatasnya
berpengalaman
elektroplating, khususnya di Surabaya, mendorong pelaksanaan tugas akhir ini dalam rangka tidak Hasil yang membuat suatu alat pengontrol elektroplating yang mudah digunakan dan
khusus. banyak
variabel, diantaranya larutan yang digunakan, suhu larutan, durasi plating, tegangan antara rangka kedua elektroda, alat keadaan kontrol elektroda yang digunakan, dan dengan MCS-51, sebagainya. maka Dalam
pembuatan
elektroplating
ditentukan
terlebih dulu bahwa variabel yang dikendalikan adalah suhu larutan, durasi plating dan tegangan yang digunakan. Variabel-variabel lain seperti keadaan elektroda dan
keadaan larutan masih belum dapat dikontrol melalui mikrokontroler, sehingga akan dikendalikan secara manual. Alat kontrol elektroplating ini dilengkapi dengan
pada
proses
nikel
plating
dan krom plating. Bagaimanapun juga, meski alat kontrol elektroplating ini berjalan dengan baik namun tidak dapat menggantikan kerja operator secara total. Salah satu kesulitan dalam mencapai cepat hasil plating yang dan random. memuaskan adalah yang sifat larutan yang adalah
berubah-ubah
secara
Metode
pengujian
dilakukan
bereksperimen dengan berbagai kombinasi variabel suhu, waktu dan tegangan. Dalam pengujian dengan diperoleh MCS-51 kesimpulan bahwa dengan adanya alat kontrol elektroplating
a. Lapisan relatif tipis. b. Ketebalan dapat dikontrol. c. Permukaan lapisan lebih halus. d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom. Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses elektroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan Tembaga, lalu dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan Khrom. Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom. Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.
berwarna dibengkokan :
1.Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga (CuO)
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu + 3.Tidak 4.Dapat O2 dapat bereaksi + bereaksi dengan CO2 dengan H2SO4 + larutan pekat H2O HCl maupun encer HNO3 (CuOH)2 maupun encer CO3 H2SO4encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain. Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.Komposisi larutan dan kondisi operasi untuk pelapisan tembaga asam dapat dilihat pada tabel 2.4.
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu + 3.Tidak 4.Dapat O2 dapat bereaksi + bereaksi dengan CO2 dengan H2SO4 + larutan pekat H2O HCl maupun encer HNO3 (CuOH)2 maupun encer CO3 H2SO4encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3. Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain. Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu
A 2. Keping tembaga pada sisi katode diamplas, dibersihkan lalu dicuci dengan air lalu kemudian disiram dengan spiritus dan dikeringkan, setelah itu ditimbang(Go). 3. Setting power supply sehingga dapat mengalirkan arus sesuai dengan yang diinginkan( jangan lebih dari 15 A atau 2 A). 4. Masukkan keping katode sesuai dengan rangkaian yang ada kemudian hidupkan power supply dan jalankan percobaan tersebut sampai pada waktu tertentu. 5. Setelah sampai pada waktunya putuskan arus dan angkat keping katode dan keringkan kamudian timbang(g1). 6. Ulangi langakah 3 sampai 5 untuk keping II dan keping III. Pertanyaan tentang voltameter tembaga 1. Berikan pendapat saudara apakah arus bolak-balik dapat dipakai dalam percobaan ini? Jelaskan! Jawab : Menurut saya, berdasarkan teorinya arus bolak-balik(AC) kutub positip dan kutub negatifnya tidak dapat ditentukan karena bersifat bolak-balik. Sedangkan pada arus searah (DC) kutub positip dan kutub negatifnya dapat ditentukan, karena arus berlangsung dalam satu arah. Jika kita menggunakan arus bolak-balik kemungkinan terbentuknya endapan pada katode sangat kecil atau tak terbentuk sama sekali. Hal ini disebabkan arus yang berlangsung bolak-balik.
Pada percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh arus yang dialirkan dalam larutan elektrolit terhadap endapan yang terbentuk. Begitu juga bagaimana kalau waktu pemberian arus yang diberikan diperpanjang. Berdasarkan konsep, arus akan mengalir dari kutub anode ke kutub katode. Dari kutub katode ini akan terbentuk endapan dari logam-logam tembaga. Melalui percobaan ini praktikan ini mencoba menganalisa bagaimana pengaruh arus terhadap endapan yang terbentuk di anode jika arus yang diberikan berbeda-beda. Pada arus pada tegangan 10 volt jumlah endapan yang terbentuk pada percobaan pertama yaitu : 0,1039 gram, kemudian pada percobaan kedua endapan yang terbentuk yaitu 0,08 gram. Sedangkan pada pemberian arus pada tegangan 12 volt, endapan yang terbentuk pada percobaan pertama yaitu : 0,1229 gram kemudian pada percobaan kedua endapan yang terbentuk sebanyak 0,1329 gram. Dari data diatas dapat kita peroleh informasi bahwa pada tegangan 10 volt, endapan yang terbentuk lebih sedikit dibandingkan pemeberian tegangan pada 12 volt. Berarti apabila kita beri tegangan yang lebih besar maka endapan yang terbentuk pun akan lebih banyak. Lalu bagaimanakah pengaruh waktu terhadap endapan yang terbentuk? Sebagaimana kita ketahui, semakin lama kita memberikan arus maka endapan yang terbentuk juga akan semakin banyak. Dari praktikum ini kami menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi massa yang terbentu pada logam katode: Besarnya arus yang dialirkan dalam larutan tembaga sulfat. Lamanya waktu untuk mengalirkan arus ke dalam larutan tembaga sulfat. Nilai tara kimia listrik dari bahan itu sendiri.
Karena bilangan ini jauh lebih kecil dari 3000, alirannya adalah laminer dan tidak akan menjadi turbulen, kecuali jika kecepatannya sebesar 420 cm .Bilangan Reynold suatu sistem
telah dijadikan dasar untuk mempelajari sifat sisitem-sistem nyata dengan cara mempergunakan sebuah model berukuran kecil. Salah satu contoh yang sudah umum ialah terowongan angin. Dlam terowongan ini, orang mengukur gaya aerodinamik terhadap model berskala kecil pesawat terbang. Lalu berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dikalkulasikan berapa besar gaya itu terhadap sayap berukuran sesungguhnya. Dua sistem dikatakan sama-sama secara dinamika bila Bilangan Reynold,pvD/, sama untuk kedua sistem itu. Pada umumnya huruf D dapat berarti sembarang dimensi suatu sistem, misalnya rentangan sayap pesawat terbang. Misalkan sutu fluida, yang kerapatannya p dan viskositasnya diketahui, mengalir mengitari sebuah model yang skalanya setengah ukuran benda yang sebenarnya, Maka secara dinamika, aliran tersebut akan sama dengan aliran sekitar benda berukuran sebenarnya ini kalau kecepatannya v dua kali lipat. Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena berbagai sebab dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air juga akibat arah arus yang tidak
mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran sungai yangs edang banjir, air terjun dari suatu ketinggian tertentu, dan sebagainya. Contoh yang disebutkan di bagian depan memberikan gambaran mengenai bentuk yang sulit dilukiskan secara pasti. mNamun demikian, bila kita kaji secara mendalam maka dalam setiap gerakan partikel tersebut akan selalu berlaku hukum ke-2 Newton. Oleh sebab itu, agar kita labih mudah untuk enghitung maka persamaan untuk gaya
kekentalan itu ialah.. Rumus 1.20 F=6rv Persamaan ini pertama kali dirumuskan oleh Sir George stokes dalam tahun 1845 dan dinamakan hukum stokes. Kita telah pernah memakainya waktu mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Seperti telah kita ketahui, sebuah bola yang jatuh ke dalam fluida kental akan mencapai kecepatan
akhir vr pada saat gaya kekentalan yang menahan plus gaya apung sama dengan berta bola itu. Umpaman
p rapat massa bola itu dan p rapt massa fluida. Jadi, berat bola ialah 4/3r pg, dan apabila kecepatan akhir telah tercapai, Rumus 1.21 r pg+6r pg, Vr= (p p).
Dengan mengukur kecepatan akhir sebuah bola yang radius dan rapat massanya diketahui, maka viskositas fluida ke dalam mana boal itu dijatuhkan, dapatlah dihitung berdasrkan persamaan di atas. Persamaan ini juga telah digunakan oleh Milikan untuk menghitung radius tetes minyak submikroskopik halus elektron. Dalam percobaan ini, kecepatan akhir tetes minyak itu diukur ketika tetes jatuh dalam udara yang viskositasnya diketahui. Apabila kecepatn asuatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampaui harga kritik tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat dan pada radius pipa), maka sifat aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang bersebelahan dengan dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masi laminer. Kecepatan aliran di dalam lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besar secara uniform di dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sanagt penting sekali dalam mennetukan tahanan terhadap aliran, dan lapisan menentukan perpindahan panas ke atau dari fluida yang sedang bergerak itu.Di
Volum yang mengalir melewati seluruh penampang lintang diperoleh dengan mengintegrasikan sekuruh unsur antara r=O dan r=R. Denagn membagi dengan d/t, untuk cepat aliran volum Q, kita peroleh Rumus 1.19 Q =
Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum Poiseuille.Kecepatan aliran volum (volum rate of low) berbanding terbalik dengan viskositas, seperti dapt diduga sebelumnya, dan berbanding dengan radius pipa pangkat empat, sehingga jika sekiranya sebagai contoh, radiusnya hanya setengahnya, maka kecepatan aliran volum berkurang dengan faktor7. Perbandingan (p1-p2)/L ialah gradien tekanan di sepanjang pipa. Aliran berbanding lurus dengan gradien tekanan, dan terlihat bahwa fluida kental terdapat penurunan tekanan., bahkan di sepanjang pipa mendatar yang penampang lintangnya konstan. Jika penampang lintang itu tidak sama dari titik ke titik lain dan jika pipa tidak horisontal, terang akan ada tambahan perbedaan tekana akibat percepatan tekanan akibat percepatan fluida atau akibat efek gravitasi. Perbedaan-perbedaan ini ditentukan berdasarkan persamaan Bernoulli. Beda antara aliran fluida sempurna yang tidak kental dnegan mempunyai viskositas dilukiskan dalam gambar 1.8, dimana fluida mengalir dalam pipa horisontal yang penampang lintannya berrbeda-beda.Tinggi fluida di dalam pipa-pipa kecil vertikal berbanding dengan tekanan pengukur. Hukum Stokes Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, garis-garis arusnya akan membentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekelilingnya bola itu.Tekanan terhadap sembarang titikpermukaaan bola yang menghadap arah aliran datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan titik tersebut pada permukaan bola yang menghadap ke arah hilir aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu sama dengan nol.Tetapi jika fluida itu mempunyai kekentalan, akan oleh soretan kekentalan terhadap boal itu. (Seretan karena kekentalan ini sudah terang akan dialami oleh benda berbentuk bagaimanapun, tetapi hanya pada satu boal seratan tersebut mudah dihitung lagi). Persamaan untuk gaya kekentalan tidak akan kita rumuskan langsung berdasarkan hukum aliran fluida kental. Besarn-besaran yang mempengaruhi gaya itu adalah viskositas fluida yang bersangkutan, radiusr boal itu, dan kecepatannya v relatif terhadap fluida. Bila dianalisa selengkapnya, maka persamaan