Anda di halaman 1dari 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Pengertian Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan Walaupun ada pengaruh sosio-budaya memberikan ciri kepemimpinan yang berbeda dari suatu budaya/daerah dengan budaya/daerah lainnya, namun kepemimpinan memiliki ciri fundamental yang bersifat universal. Definisi kepemimpinan sangat beragam dan memiliki tekanan-tekanan sudut pandang yang berbeda-beda. Berdasarkan buku Handbook of Leadership dalam Marat (1985) , konsep kepemimpinan lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Berbagai konsep dari pengalaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Kepemimpinan Sebagai Fokus Proses-Proses Kelompok Pandangan yang menganggap pemimpin adalah seorang individu yang tetap berada dibarisan depan kelompok, sebagai agen primer yang menentukan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideology kelompok dan aktivitas kelompok. 2) Kepemimpinan Sebagai Suatu Kepribadian dan Akibatnya Konsep kepribadian ini kepribadian. 3) Kepemimpinan Sebagai Seni Mempengaruhi Orang Lain Konsep ini lebih menekankan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan meng-handel orang lain agar memperoleh hasil maksimal 4) Kepemimpinan Sebagai Penggunaan Pengaruh Pemimpin dianggap sebagai individu yang menggunakan pengaruh positifnya melalui tindakannya kepada orang lain, kelompok dan mempengaruhi aktivitas kelompok. 5) Kepemimpinan Sebagai Tindakan atau Tingkah Laku Pandangan konsep ini lebih berdasarkan observasi,deskripsi,pengukuran dan pengujian objektif terhadap tindakan atau tingkah laku pemimpin. Definisi kepemimpinan dalam kerangka tindakan dan tingkah laku,misalnya keahlian tertentu yang menyebabkan seseorang dianggap pemimpin. mencoba menerangkan ,mengapa beberapa individu lebih Kepemimpinan adalah kekuatan

mampu untuk mempraktekkan kepemimpinan.

6) Kepemimpinan Sebagai Bentuk Persuasi Pandangan ini lebih melihat kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan inspirasi daripada pemaksaan langsung. 7) Kepemimpinan Sebagai Hubungan Kekuasaan Kekuasaan dipandang sebagai ben tuk dari hubungan slaing pengaruh-

mempengaruhi.Kepemimpina sebagai tipe hubugan kekuasaan yang berciri persepsi anggota kelompok tentang hak anggota kelompok untuk menentukan pola tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelompok. 8) Kepemimpinan Sebagai Alat Mencapai Tujuan Kepemimpinan sebagai proses menciptakan situasi sehingga para anggota

kelompok,termasuk pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimal dan dalam waktu kerja yang singkat. 9) Kepemimpinan Sebagai Akibat dari Interaksi Pandangann ini berpendapat kepemimpinan tidak sebagai penyebab sesuatu, melainkan sebagai akibat dari tindakan kelompok.Kepemimpinan hasil proses interaksi dan sebagai anugrah atas tingkah lakunya yand diharapkan oleh para anggota kelompok dan dipandinga berguna untuk menduduki posisi sebagai pemimpin. 10) Kepemimpinan Sebagai Pembedaan Peran Kepemimpinan merupakan peranan di dalam suatu skema hubungan dan ditentukan oleh harapan timbal balik antara pemimpin dan anggota lainnya. 11)Kepemimpinan Sebagai Inisiasi Struktur. Konsep ini memandang kepemimpinan tidak sebagai penempatan posisi atau permainan peran, tetapi sebagai proses bagian dari pemecahan masalah bersama. 2.2 Tipe Kepemimpinan pembentukan dan pemeliharaan struktur peran.Pemimpin adalah seorang yang berprilaku memprakasai struktur interaksi sebagai

Daniel Goleman, Richard Boyatzis and Annie Mc Kee, dalam bukunya Primal Leadership membagi jenis atau tipe pemimpin dalam enam kategori, yakni: 1) The Visioner Leader. Tipe pemimpin yang menggerakkan orang ke visi bersama. Bilamana arah baru dibutuhkan bagi perusahaan, maka tipe ini bisa memberikan peran efektif. 2) The Coaching Leader Tipe pemimpin yang menghubungkan keinginan karyawan ke tujuan perusahaan. Menggunakan waktu lama berbicang-bincang, menolong orang untuk menemukan kekuatan dan kelemahannya dan mencoba menemukan tindakan dan karir yang cocok, Pendekatan ini sangat baik dalam pendelegasian penugasan yang menantang, mendemonstrasikan keyakinan dan menghasilkan tingkat loyalitas yang tinggi. Tipe ini juga dianggap buruk kare terlalu micro managing. 3) The Affiliative Leader Tipe pemimpin yang menciptakan harmonisasi hubungan antar anggota organisasi. Pendekatan sangat kolaboratif yang focus kepada kebutuhan emosional lebih dari kebutuhan kerja. Pendekatan ini buruk ketika menghindari umpan balik yang negative, tetapi memberikan iklim kerja yang positif dan memberikan kesembuhan bila ada konflik, 4) The Democratic Leader Tipe pemimpin demokratis menghargai input dan komitmen melalui partisipasi,

mendengar berita baik maupun berita buruk. Ini memberikan iklim kerja yang positif, tetapi berdampak buruk bila terlalu banyak mendengarkan sedangkan tindakan efektifnya sedikit. 5) The Pace-Setting Leader Tipe pemimpin yang membangun tujuan menantang dan menarik, mengharapkan kesempurnaan dan sering memberikan contoh untuk melaksanakannya. Dia mengetahui orang yang berkinerja buruk dan dia tipe pemimpin yang meminta lebih (demand more) dari bawahannya.Pemimpin ini menciptakan iklim negative tapi efektif bila bawahannya adalah orang-orang yang kompeten dan termotivasi.

6) The Commnding Leader Tipe pemimpin yang memberikan petunjuk yang jelas dengan menggunakan kekuasaannuya dan mengharapkan kepatuhan penuh. Pendekatan ini sangat baik di saat kritis yang butuh kecepatan tindakan, tapi memberikan jarak dan bersikap dingin dengan bawahannya. 2.3 Leadership Skill Dalam buku Leadership Enchancing The Lessons of Experience, Richard L Hughes, Robert C Ginnet dan Gordon J Curphy menerangkan bahwa efektivitas dipengaruhi oleh kemampuan (skill) kepemimpinannya dan hal itu bisa dipelajari. Berikut ini adalah basic leadership dan advance leadership skill yang perlu dimiliki pemimpin bila ingin kepemimpinannya efektif. 2.3.1 Basic Leadership Skill 1) Learning from Experience (Belajar dari Pengalaman) Pemimpin perlu menciptakan umpan balik (feedback) yang relevan di dalam organisasinya dan selalu belajar dari pengalaman orang lain. 2) Communication (Komunikasi) Kemampuan berkomunikasi secara efektif sangat diperlukan oleh para pemimpin khususnya dalam menyampaikan pesan dan informasi yang penting kepada bawahananya.Perlunya kejelasan tujuan komunikasi, memilih medium dan konteks yang tepat dan, berikan signal yang jelas 3) Listening (Mendengar) Esensi dari pendengar aktif adalah mencoba mengerti pesan yang disampaikan oleh pembicara (sender). Mendengar juga berarti memberi perhatian, menjaga nonverbal behavior sepenuhnya tetap memperhatikan pembicara dan menghindari sikap difensif saat mendengar. Mendengar adalah proses dua arah,bukan satu arah saja. 4) Assertiveness (Ketegasan) Ketegasan adalah suatu pernyataan yang apa adanya (frank statement) , persisten, mampu berkata tidak bila tidak setuju. Sikap ini berbeda dengan agresif yakni

mencapai tujuan dengan menyerang dan melukai orang lain atau sikap acquiescene yakni sikap menghindari konflik dan mudah menyerah bila idenya ditantang orang. Ketegasan memberikan penyelesaian masalah, sedangkan agresif menyebabkan pertengkaran (masalah) , sedangkan acquiescence menghindari masalah. 5) Providing Contructive Feedback ( Memberikan Umpan Balik yang Membangun) Kemampuan ini termasuk didalamnya sharing informasi, persepsi. dengan orang. Dengan memberikan umpan balik misalnya kepada bawahan, maka hal ini akan menolong bawahan membuat perubahan-perubahan yang konstruktif dan belajar bertumbuh kearah yang lebih baik. 6) Guidelines for Effective Stress Management (Penuntun pada manajemen stress yang efektif). Kemampuan menjaga tingkat stress yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Hal tersebut dilakukan dengan selalu memonitor tingkat stress bawahan,penyebab stress, membangun hubungan yang saling membantu, menjaga perspektif yang benar, dan tetap menjaga gaya hidup yang sehat. 7) Building Relationship with Superiors (Menjaga Hubungan dengan Atasan) Membangun hubungan dengan atasan perlu memahami dunia atasan dan gaya atasan serta tetap bersikap jujur dan ketergantungan. Menjaga integritas dan dapat dipercaya. 8) Building Relationship with Peers (Menjaga Hubungan dengan rekan sejawat) Memberikan hormat, mengakui kompetensi kepada teman sejawat dan

mengembangkan sikap dapat dipercaya oelh mereka. 9) Setting Goals (Menetapkan Tujuan) Mampu menetapkan Tujuan yang spesifik, dibatasi waktu, dapat dicapai tapi menantang. Perlu memiliki komitmen terhadap tujuan dan mencari umpan balik. 10) Punishment (Menghukum) Hukuman perlu di jalankan berdasarkan fakta, tidak bias sehingga bisa efektif. 11) Conducting Meetings (Menyelenggarakan pertemuan)

Mampu menganalisis perlunya pertemuan, tujuan , membuat agenda, menyiapkan bahan-bahan pertemuan, menciptkan situasi yang menyenangkan (convenient) , medorong partisipan dan mencatat jalannya pertemuan. 2.3.2 Advanced Leadership Skill 1) Delegating (Delegasi) Esensi pemimpin adalah mencapai tujuan melalui orang lain bukan mencoba mencapai tujuan tersebut sendiri. Delegasi memotivasi dan mengembangkan bawahan, memperkuat organisasi. 2) Managing Confict ( Mengelola Konflik) Kemampuan mengelola konflik melalui pendekatan-pendekatan persuasive, kolaboratif, kompromi dan solusi yang saling menguntungkan. 3) Negotiotion (Negosiasi) Kemampuna negosiasi dapat mengurangi konflik. 4) Problem Solving (Pemecah Masalah) Kemampuan mengindentifikasi problem dan peluang untuk perbaikan, menganalisis kasus, mengembangan solusi alternative, menyeleksi dan mengimplementasikan solusi terbaik dan melihat dampak solusi. 5) Improving Creativity (Memperbaiki Kreativitas) Kemampuan melihat sesuatu dengan cara yang baru, menggunakan kekuasaannya /pengaruhnya menciptakan lingkungan kerja yang dapat menumbuhkan kreativitas. 6) Diagnosing Performance Problem in Individuals ,Groups and Organizations (Mendiagnossa Problem Kinerja Individu, Kelompok dan Organisasi) Kemampuan mendiagnosis prolem kinerja dengan memeriksa apakah

ekspektasi,perusahaan dimengerti, apakah ketrampilan/ kapabilitasnya memadai, apakah bawahan memiliki peluang (fasilitas) untuk mengerjakan tugasnya dengan baik dan apakah bawaha sudah termotivasi

7) Team Building For Work Teams ( Membangun Kerjasama Tim) Setiap individu memiliki visi yang berbeda pada saat kerja. Kemampuan untuk membangun tim yang kuat dan solid sangat diperlukan oleh pemimpin . 8) Building High Performance Teams: The Rocket Model (membangun Kinerja Tim yang tinggi: Model Roket) Membangun Tim yang memiliki kinerja tinggi, seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan menetapkan tujuan dan misi yang jelas. Hal ini sebagai roket mencapai hasil yang diharapkan. Disamping itu pemimpin perlu menetapkan norma-norma, membuat tim memiliki komitmen terhadap tujuan,memberikan kekuasaan tim membuat keputusan yang diperlukan, memiliki tim yang talent dan tetap menjaga morale tim mencapa tujuannya. 9) Team Building at the Top (Mengembangkan Tim puncak) Mampu mengelola tim puncak yang memiliki keahlian dan kompetensi dengan memberikan general term dan membiarkan mereka mengerjakan detailnya dan tetap memberikan tantangan yang spesifik denga selalu memberikan dukungan. 10) Development Planning (Perencanaan Perkembangan) Melaksanakan analisis mengidentifikasi dna GAPS (Goal, Abilities, Perceptions,and Standards) , kebutuhan pengembangan berdasarkan

memprioritaskan

kesenjangan GAPS.Menjembatani kesenjangan dengan memberikan membangun rencana pengembangan. 11) Credibility (Kridebilitas) Mampu membangun 2 komponen dari kridebilitas yakni membangun keahlian dan membangun kepercayaan ( expertise and trust) 12) Coaching ( Melatih) Kemampuan melatih bawahan untuk bertumbuh kemampuannya dan mentransfer kemampuan kepada bawaahan 13) Empowerment (Memberdayakan)

Kemampuan sebisa mungkin.

memberdayakan

berarti

pemimpin

mampu

mendelegasikan

kepemimpinannya dan memberikan otoritas kekuasaannya kepada tingkat terbawah

"A good leader makes you believe in him or her. A great leader makes you believe in yourself." -- Dick Parsons, CEO, Time Warner.

Anda mungkin juga menyukai