Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal dari segi umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur kandungan kurang dari normal (kurang dari 37 minggu atau 259 hari). Prematur merupakan masalah besar karena dengan berat badan janin yang kurang dan belum cukup umur maka alat-alat vital belum sempurna sehingga mengalami kesulitan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Persalinan prematur merupakan sebab kematian neonatal yang terpenting. Hal tersebut dapat terjadi melihat kejadiannya yang kurang lebih 70 % dari semua kelahiran hidup. Diduga adanya pengaruh dari ekonomi karena persalinan prematur lebih sering terjadi pada golongan dengan penghasilan rendah. Persalinan preterm atau prematur masih merupakan masalah penting dalam obstetri khususnya di bidang perinatologi, karena baik di negara berkembang maupun negara maju penyebab morbiditas dan mortalitas neonatus terbanyak adalah bayi yang lahir preterm. Kira-kira 75% kematian neonatus berasal dari bayi yang lahir preterm atau prematur (Nuada, 2004). Menurut data dunia, kelahiran premature mencapai 75-80 % dari seluruh bayi yang meninggal pada usia kurang dari 28 hari. Data dari WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang dikenal dengan fenomena 2/3. Pertama, fenomena 2/3 kematian bayi pada usia 0-1 tahunan terjadi pada masa neonatal (bayi berumur 0-28 hari). Kedua, 2/3 kematian bayi pada masa neonatal dan terjadi pada hari pertama. Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran prematur juga bertanggung jawab langsung terhadap 75 -79 kematian neonatal yang tidak disebabkan oleh kongenital letal. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 71/1000 kelahiran hidup.

Tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup. Dan tahun 1997 menjadi 41,44/1000 kelahiran hidup, sedangkan AKP di Indonesia adalah sekitar 560/100.000 kelahiran hidup (Amiruddin, 2006). Jika diperkirakan kelahiran di Indonesia sebesar 5.000.000 orang per tahun, maka dapat diperhitungkan kematian bayi 56/1000, menjadi sekitar 280.000 per tahun yang artinya sekitar 2,2-2,6 menit bayi meninggal. Sebab-sebab kematian tersebut antara lain asfiksia (49-60%), infeksi (24-34%), BBLR (15-20%), trauma persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%) (Manuaba, 2001). Kejadian persalinan prematur sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Djaja dkk (2003) menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian pada bayi neonatal dini (0-7 hari) lebih banyak oleh masalah prematuritas dan berat badan lahir rendah (35%) serta asfiksia lahir (33,6%). Keterpaparan asap rokok serta penggunaan bahan bakar biomassa (kayu bakar) secara tidak langsung mengakibatkan pencemaran udara di rumah tangga juga mempengaruhi terjadinya kelahiran prematur, terutama pada keterpaparan asap rokok. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2006) menunjukkan bahwa ibu ibu yang terpapar rokok baik ibu sendiri yang merokok maupun terpapar oleh orang lain selama mengandung memiliki kemungkinan 2,313 kali lebih besar mengalami persalinan prematur bila dibandingkan dengan ibu ibu yang pada saat mengandung tidak terpapar rokok. Penelitian yang dilakukan oleh Sarbaini dkk pada tahun 2004 menyatakan kemungkinan ibu dengan anemia dalam kehamilan yang mengalami persalinan prematur 3 kali lebih besar daripada ibu yang tidak anemia, persalinan prematur pada ibu dengan riwayat persalinan premature sebelumnya adalah 20,33 kali lebih besar daripada ibu tanpa riwayat persalinan premature sebelumnya, dan persalinan prematur pada kelompok umur ibu yang berisiko adalah 2,259 lebih besar daripada kelompok umur yang tidak berisiko. Perbaikan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak perlu dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang jelas dan anggaran yang cukup. Dengan ditetapkannya UU No. 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak, kesempatan anak Indonesia untuk hidup sehat, tumbuh, dan berkembang secara optimal menjadi semakin terbuka. Dalam undang-undang itu dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, dan spiritual .
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar ibu yang melahirkan prematur di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Periode Januari 2010 Desember 2010? 2. Bagaimana analisa Darah Rutin ibu yang melahirkan prematur di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Periode Januari 2010 Desember 2010?
I.3 Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum pemeriksaan darah rutin ibu yang melahirkan premature di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Periode Januari 2011 Desember 2011.

I.3.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran eritrosit pada ibu yang melahirkan prematur. 2. Untuk mengetahui gambaran leukosit pada ibu yang melahirkan prematur. 3. Untuk mengetahui gambaran hemoglobin pada ibu yang melahirkan prematur. 4. Untuk mengetahui gambaran hematokrit pada ibu yang melahirkan prematur. 5. Untuk mengetahui gambaran trombosit pada ibu yang melahirkan prematur.

I.4

Manfaat Penelitian

1. Dari hasil penelitian dapat diketahui gambaran darah rutin pada ibu yang melahirkan prematur. 2. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan terkait tentang ibu yang melahirkan prematur khususnya. 3. Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai ibu yang melahirkan prematur, khususnya mengenai analisa darah rutin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Persalinan Prematur II.1.1 Defenisi Persalinan prematur dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid terakhir. Dengan berat lahir janin kurang dari 2500 gram. Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam masalah pada derajat prematuritas maka Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam tiga kelompok 1. Bayi yang sangat premature (extremely premature) 24-30 minggu Bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif (perawat yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat yang canggih) agar dicapai hasil yang optimum. 2. Bayi pada derajat premature yang sedang (moderately premature) 31-36 minggu Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya dikemudian hari juga lebih ringan , asal saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif. 3. Borderline premature 37-38 minggu Bayi ini mempunyai sifat-sifat premature dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematic seperti yang dialami bayi premature, misalnya sindroma gangguan pernapasan,

hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama. 5

Etiologi 1. Iatrogenik

Sectio caesarea ulangan yang dikerjakan terlalu dini, Pengakhiran yang terlalu dini karena alasan bahwa bayi lebih baik dirawat di bangsal anak daripada dibiarkan dalim rahim. Termasuk di sisn adalah keadaan seperti diabetes maternal, penyakit hipertensi pada kehamilan, erythroblastosis dan retardasi pertumbuhan intrauterine.

2. Spontan

Idiopatik. Sebab persalinan prematur tidak diketahui pada 50 % kasus, Ketuban pecah dini, Inkompetensi cervix, Insufisiensi placenta,

3. Overdistensi uterus:
o o o

kehamilan kembar polyhydramnion janin yang besar

4. Perdarahan pada trimester ketiga:


placenta previa abruptio placentae vasa previa Abnormalitas uterus yang mencegah ekspansi: hipoplasia uteri uterus septata atau bicornuata synechiae intrauterine leiomyoma

5. Trauma:

jatuh terpukul pada perut tindakan pembedahan

Penyakit pada ibu:


toxemia anemia penyakit ginjal yang kronis dan penyakit-penyakit demam yang akut Faktor-faktor yang menyertai:

status sosioekonomi yang rendah kelompok-kelompok etnik tertentu merokok bakteriuria perawatan prenatal yang jelek. 1

Faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya persalinan prematur adalah:


Kehamilan di usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun) Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur Golongan sosial-ekonomi rendah Keadaan gizi yang kurang Penyalahgunaan obat Masalah-masalah pada ibu yang menjadi penyebab terjadinya prematuritas dapat berupa :

o o

Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak diketahui

Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksi selaput ketuban)

o o o o

Kelainan pada rahim atau leher rahim Ketuban pecah sebelum waktunya Plasenta previa (uri yang menutup mulut rahim) Pre-eklamsi (suatu keadaan yang biasa terjadi pada trimester kedua kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, adanya protein dalam air kemih, dan pembengkakan pada tungkai)

o o

Penyakit jantung Diabetes melitus Perlu diketahui, gejala fisik pada bayi yang prematur, yaitu:

Ukuran tubuh yang kecil Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg) Kulitnya tipis, terang, dan berwarna pink (tembus cahaya) Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan) Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput Rambut yang jarang Telinga tipis dan lembek Tangisannya lemah Kepala relatif besar Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi yang lahir cukup bulan)

Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk Pernafasan yang tidak teratur Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit (pada anak laki-laki) Labia mayora belum menutupi labia minora (pada anak perempuan).

Anda mungkin juga menyukai