Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Dari kekayaan alam yang berada di daratan maupun kekayaan alam yang berada di lautan. Kekayaan alam tersebut meliputi minyak, gas, batu bara dan bahan-bahan mineral lainnya. Diantara bahan-bahan mineral, terdapat bahan yang tergolong bahan oksida yang mempunyai potensi untuk pemanfaatan aplikasi teknologi tinggi, seperti ZnO, SiO 2 , MgO, Al 2 O 3 , TiO 2 . Akan tetapi, untuk dapat memaksimalkan penggunaan bahan tersebut, membutuhkan dukungan teknologi baru yakni teknologi nano. Diharapkan dalam waktu dekat Indonesia dapat

menjadi salah satu negara pemasok material nano di pasar global ataupun mengaplikasikan langsung dalam pemanfaatannya berkaitan dengan dimulainya era revolusi nanoteknologi. Bahan oksida khususnya silika (SiO 2 ) telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi. Pemanfaatan silika yang paling familiar dan komersial adalah sebagai bahan utama industri gelas, dan kaca serta sebagai bahan baku pembuatan sel surya. Beberapa tahun terakhir pemanfaatan silika dan kalsium yang dibuat nanokomposit menjadi kandidat bahan bioaktif yang menjanjikan untuk aplikasi perbaikan jaringan tulang (Zhongkui, 2009), serta aplikasi di industri yang

berkaitan dengan produksi pigmen, pharmaceutical, keramik, dan katalis (Nozawa, 2005). Pemurnian silika yang diperoleh dari bahan alam kemudian disintesis hingga menjadi nanosilika, dan telah berhasil disintesis nanosilika dari abu sekam padi dengan kemurnian 98 % dengan menggunakan metode kopresipitasi (Nittaya, 2008) dan dengan menggunakan high energy milling (Van Hoek, 2002). Bahkan telah berhasil diperoleh silika dengan kadar kemurnian tinggi (> 99 %) dari abu/limbah sampingan industri gula (Samsudin, 2009). Saat ini dengan perkembangan teknologi, aplikasi penggunaan silika pada industri semakin meningkat. Terutama penggunaan silika yang memiliki ukuran

partikel kecil sampai skala nano. Ukuran partikel bahan baku yang diperkecil membuat produk memiliki sifat yang berbeda dibanding ketika ukurannya besar. Sebagai salah satu contoh silika dengan ukuran mikron banyak diaplikasikan dalam material building, yaitu sebagai bahan campuran pada beton. Rongga yang kosong di antara partikel semen akan diisi oleh mikrosilika sehingga berfungsi sebagai bahan penguat beton (concrete reinforced material) dan meningkatkan daya tahan (durability). Sehingga di masa yang akan datang diharapkan konstruksi sipil seperti bangunan, jembatan terowongan bahkan di dalam laut menjadi lebih murah dan sederhana dengan nanosilika. Dengan ukuran partikel yang lebih kecil silika banyak digunakan pada aplikasi di industri ban, karet, cat, kosmetik, elektronik, dan keramik. Sebagai salah satu contoh adalah pada produk ban dan karet secara umum. Manfaat dari penambahan nanosilika pada ban akan membuat ban memiliki daya lekat yang lebih baik terlebih pada jalan salju, mereduksi kebisingan yang ditimbulkan, dan usia ban lebih pajang daripada produk ban tanpa penambahan nanosilika. Untuk memperoleh ukuran silika sampai pada skala mikrometer dan nanometer perlu perlakuan khusus pada prosesnya. Untuk mikrosilika biasanya dapat diperoleh dengan metode special milling, yaitu metode milling biasa yang sudah dimodifikasi khusus sehingga kemampuan untuk menghancurkannya jauh lebih efektif. Dengan metode ini bahkan dimungkinkan juga memperoleh silika sampai pada skala nano. Selain dengan miling, nanosilika bisa diperoleh dengan metode-metode tertentu yang sekarang telah banyak diteliti diantaranya adalah sol-gel process, gas phase process, chemical precipitation, emulsion techniques, dan plasma spraying & foging process (Polimerisasi silika terlarut menjadi organo silika). 1.2 Perumusan Masalah Silika merupakan bahan mineral oksida yang keberadaannya di alam sangat melimpah dan telah tercampur dengan mineral lainya. Oleh sebab itu, diupayakan untuk memisahkannya dari unsur lain dan meningkatkan presentase beratnya. Selain meningkatkan presentase berat (wt%) silika, sintesis silika yang berbahan dasar pasir Bancar dengan menggunakan metode kopresipitasi menghasilkan nanosilika diharapkan

1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan thesis ini pembatasan masalah penelitian hanya pada usaha dalam mensistesis pasir kuarsa (pasir Bancar) untuk mendapatkan silika (SiO 2 ) dengan kemurnian tinggi dan ukuran partikel dalam skala nanometer dengan metode kopresipitasi.

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mensintesis silika dari bahan Pasir Bancar dengan metode kopresipitasi 2. Mendapatkan silika (SiO 2 ) dengan kemurnian tinggi dari bahan Pasir Bancar 3. Mendapatkan silika (SiO 2 ) dengan ukuran nano (nanosilika)

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian adalah untuk memberikan gambaran pemanfaatan sumber daya mineral alam berupa silika khususnya pemanfaatan pasir alam dengan memaparkan metode pemisahannya (ekstraksi) atau pemurniannya dari pasir alam serta pembuatan bahan yang berbasis nanosilika yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk aplikasi teknologi tinggi dengan metode kopresipitasi.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai