HELEN MARGARETH / 6209004 TIFFANY ARDELIEN / 6209038 DANIEL / 6209080 YOLA EVIANTI / 6209098 MELINDA IRVINA / 6209126
penyusunnya telah kehilangan sifat fisiknya dan susunannya sangat seragam sehingga tidak dapat diamati. Komponen suatu larutan terdiri dari dua jenis, yaitu suatu pelarut dan zat terlarut dengan perbandingan tertentu. Pelarut merupakan komponen yang utama terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan zat terlarut terdapat dalam jumlah yang relatif kecil. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Berdasarkan daya hantar listriknya (didasarkan pada daya ionisasi) , larutan terbagi menjadi dua golongan yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Seorang ahli kimia dari Swedia, Svante August Arrhenius (1859 1927) menjelaskan bahwa larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion2
ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Hal ini dapat terjadi dikarenakan larutan elektrolit mengandung senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air). Dalam senyawa kovalen, elektron digunakan bersama, namun jika unsur yang saling berikatan kovalen memiliki beda keelektronegatifan yang besar, elektron dari unsur yang memiliki keelektronegatifan kecil akan tertarik ke unsur yang memiliki keelektronegatifan lebih besar, sehingga terdapat serah terima elektron, ikatan kovalen seperti ini yang disebut kovalen ion atau elektrokovalen, dan yang merupakan larutan elektrolit berupa senyawa kovalen yang bersifat polar. Larutan elektrolit terbentuk dari suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor elektrik. Dikarenakan Ion merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik, sehingga arus listrik dapat mengalir melalui ion ion tersebut. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contohnya pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis, larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas Hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin. Namun HCl dalam keadaan murni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit sendiri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Derajat ionisasi () didapat dari perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. Makin besar harga , makin kuat keelektrolitan larutan tersebut.
listrik dengan baikyaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 . Larutan Garam yang mempunyai kelarutan tinggi, larutan garam sendiri merupakan larutan dimana zat terlarutnya bersifat netral dan terdisosiasi menjadi ion-ion pembentuk garamnya di dalam larutan (kation dan anion). Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh terhadap daya hantar listriknya, larutan garam yang termasuk elektrolit kuat terdiri dari garam yang terdisosiasi sempurna, antara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 .
juga hampir dua kali lipat Tf larutan gula. Secara umum untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit, yang ditentukan berdasar faktor Vant Hoff (i).
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa penurunan tekanan uap jenuh larutan (P) merupakan selisih antara tekanan uap pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan.
Dalam kaitannya dengan komposisi larutan, pada tahun 1887 Raoult mendefinisikan hubungan antara tekanan uap suatu larutan dengan tekanan uap pelarut murninya. Bunyi hokum Raoult yaitu: Perbedaan tekanan uap suatu pelarut murni dengan tekanan uap larutan tergantung pada fraksi mol pelarutnya Karena Xp + Xzt = 1, rari pernyataan tersebut, menurut Raoult besarnya penurunan tekanan uap jenuh dirumuskan sebagai berikut:
dimana : P P Xt = penurunan tekanan uap jenuh pelarut = tekanan uap pelarut murni = fraksi mol zat terlarut
dapur, ketika es di campur dengan garam dapur , sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam semakin banyak. Di dalam segumpal es, molekul molekul air terstruktur membentuk tatanan geometrik tertentu dan kaku. Tatanan kaku ini akan rusak dan berubah ketika ditambahkan garam, sehingga molekul molekul air selanjutnya bebas bergerak kemanapun dalam wujud cair, namun merusak sturktur pada molekul molekul es memerlukan energi, sama seperti yang di perlukan untuk meruntuhkannya sebuah bangunan. Untuk sebongkahan es yang hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat di peroleh kandungan panas dalam air garam. Dalam pembuatannya bejana bersamaan dengan diputar dan diaduknya bejana maka adonan es putar dalam bejana akan membeku, dimana titik beku adonan es putar tersebut beberapa derajat di bawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena terjadi proses perpindah kalor dari adonan es putar ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur. Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi garam, air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0 C yang diukur pada tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum membeku secara sempurna atau bahkan belum membeku. Adanya bahan-bahan atau zat terlarut yang ditambahkan dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak molekul pelarut murni untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan turun (terjadi penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk membekukannya. Dengan demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku larutan yang dilambangkan dengan Tf.
dimana : Tf = penurunan titik beku (0C) m Kf = molalitas larutan (m) = tetapan penurunan titik beku molal 10
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati proses terjadinya titik beku misalnya : Pembuatan es putar /es krim sendiri. Pada saat musim dingin, garam (NaCl/CaCl2) ditabur untuk mencegah pembentukan es sehingga jalan menjadi tidak licin, penambahan garam akan menurunkan titik beku sehingga es akan mencair dan mudah dibersihkan. Penambahan zat antibeku (etilena glikol) pada radiator mobil sehingga air dalam radiator mobil pada musim dingin tidak membeku sehingga mesin mobil dapat berjalan dengan baik dimusim dingin. Pada kejadian es lemon, akan lebih mudah cepat membeku dibanding jeruk karena kandungan gulanya lebih rendah. Pada proses pembekuan air laut (larutan garam), pelarut air akan membeku terlebih dahulu di permukaan membentuk gunung es. Air laut di bawah gunung es akan menjadi lebih pekat, dan titik bekunya akan menurun. Untuk proses pembekuan larutan secara umum, pembekuan seperti air laut di atas dapat berlanjut di mana kristal-kristal es terperangkap di dalamnya.larutan pekat ini akhirnya akan membeku, dan terbentuklah suatu es berkabut yang mudah pecah.
didihnya akan naik. Kenaikan titik didih sebanding dengan besarnya konsentrasi. Semakin besar konsentrasi zat terlarut, maka kenaikan titik didih juga semakin besar, dan sebaliknya. Tekanan uap jenuh larutan yang terbentuk akan lebih rendah dari pada tekanan uap jenuh pelarut murninya (air). Agar larutan yang baru ini dapat mendidih kembali diperlukan tambahan kalor untuk membuat tekanan uap jenuhnya menyamai tekanan udara luar. Dengan demikian, larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi dari pelarut murninya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni itu disebut kenaikan titik didih larutan (Tb). Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa adanya zat terlarut akan mengakibatkan kenaikan titik didih larutannya. Kenaikan titik didih larutan dirumuskan oleh Raoult sebagai berikut :
dimana : Tb = kenaikan titik didih (oC) m Kb = molalitas larutan = tetapan kenaikan titik didih molal
4. Tekanan Osmosis ()
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah (encer) ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi (pekat) melalui membran semi permeable yang hanya dapat ditembus oleh molekul-molekul pelarut. Contoh membran semi permeable adalah dinding sel organisme hidup dan gelatin, sedangkan Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) itu sendiri.
12
Larutan Isotonis adalah keadaan dimana jika ada dua cairan yang memiliki memiliki konsentrasi/tekanan osmotik yang sebanding maka akan tercipta keseimbangan, tidak ada perpindahan kompartemen (solute) dari satu cairan satu ke cairan yang lain. Dalam dunia medik, normal saline, merupakan cairan isotonis karena memiliki konsentrasi garam yang hampir sama dengan konsentrasi garam pada darah, cairan infus IV glukosa - NaCl (Glukosa 10%), larutan intravena digoxin. Larutan Hipotonis adalah keadaan dimana suatu larutan memiliki konsentrasi /tekanan osmotik larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang lain, atau suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Dalam dunia medik contoh larutan hipotonis adalah setengah normal saline (1/2 NS), glukosa pada cairan infus IV Glukosa NaCl (Glukosa 10%) adalah bersifat hipotonis, sebelum ditambahkan NaCl, Larutan sterilisasi NaCl (hipotonis 0,45%) yang digunakan untuk tujuan pencucian dan pembilasan. Larutan Hipertonis adalah keadaan dimana suatu larutan memiliki konsentrasi /tekanan osmotik larutan yang lebih tinggi dari larutan yang lainnya, atau suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membran semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Dalam dunia medik lartan hipertonis dapat berupa larutan dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat 13
hipertonis karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah, larutan intravena digoxin yang digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan memompa (kemampuan kontraksi) jantung dalam keadaan kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). Menurut VANT Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal :
dimana :
M R T
= tekanan osmotik (atmosfer) = konsentrasi larutan (mol/liter) = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK = suhu mutlak (K)
CATATAN : Dalam rumus penentuan sifat koligatif larutan elektrolit sama dengan larutan non elektrolit. Namun, untuk larutan elektrolit dikalikan dengan faktor Vant Hoff (i) ( dimana : n = jumlah kation dan anion = derajat ionisasi )
14
15
Daftar Pustaka
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/jenis-jenis-larutan-danlarutan-elektrolit/ http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100130043311AAVPp0t http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/11/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html http://bayuoevo.blogspot.com/2009/11/contoh-makalah-kimia.html http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=69&fname=kb1_2.htm http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/kimia-larutan-kimia-dasar/ http://tami-randejeneng.blog.friendster.com/ http://kimiamifkho.wordpress.com/2009/07/22/sifat-koligatif-larutan-non-elektrolit/ http://erniatisholihah.mabhak.sch.id/2009/09/15/kemolalan-sifat-koligatif-larutan/ http://www.physicsforums.com/showthread.php?t=128262 http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/gen01/gen01672.htm http://www.facebook.com/note.php?note_id=156655475758 http://formulasisteril.blogspot.com/2008/05/pendahuluan-infus.html
16