Anda di halaman 1dari 20

GENERAL INTRODUCTION TO INTERNATIONAL LAW 1. Pengertian Hukum Internasional 2. Istilah yang berkaitan dengan Hukum Internasional 3.

Sejarah dan Perkembangan Hukum Internasional

Pengertian Hukum Internasional


Hukum Internasional yang dimaksud dalam pembahasan mata kuliah ini adalah Hukum Internasional Publik Hukum Internasional (Publik) menurut Mochtar Kusumaatmadja ialah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.

Starke mendefinisikan Hukum Internasional sebagai keseluruhan hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati dan karenanya benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan yang meliputi juga: a. Kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasiorganisasi internasional, hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan negaranegara dan individu-individu; dan b. Kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan dengan individu-individu dan badan-badan non-negara sejauh hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu dan badan non negara tersebut penting bagi masyarakat internasional.

TERM OF INTERNATIONAL LAW


Hukum Internasional = hukum bangsabangsa (law of nations, droit de gens, Voelkerrecht) berasal dari istilah hukum Romawi ius gentium. Ius gentium bukan diartikan hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa saja, melainkan pula kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan antara orang romawi dengan orang bukan romawi dan antara orang bukan romawi satu sama lain.

Hukum bangsa-bangsa digunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan (hukum) yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antar negara akan dipergunakan untuk menunjukkan pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negaranegara yang kita kenal sebagai negara nasional (national-state).

Namun sekarang ini dalam perkembangannya istilah hukum bangsabangsa dan hukum antarnegara ditinggalkan dan lebih populer dengan istilah hukum internasional publik

Istilah hukum internasional publik diberikan oleh para pakar H.I untuk membedakan dengan hukum perdata internasional Hukum perdata internasional menurut Mochtar Kusumaatmadja adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asasasas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negaranegara

Nah, sekarang muncul masalah di kemudian hari dalam prakteknya. Permasalahannya adalah negara pada perkembangannya banyak terlibat pada urusan komersial. Contoh: 1. Negara menyewa pesawat untuk kepentingan publik dari sebuah perusahaan asing 2. Sebuah perwakilan asing menyewa rumah milik penduduk setempat untuk kantor atau kediaman duta besarnya. Akan dikategorikan ke perdata atau publik-kah
dua contoh kasus di atas, padahal keduanya mengandung unsur publik maupun perdata.

Maka, saya berpendapat bahwa tidak ada batasan persoalan hubungan hukum yang tegas antara keduanya. Jadi, istilah yang tepat menurut saya adalah transnational law, yakni prinsip-prinsip dan kaidah yang mengatur hubungan hukum antara subjek-subjek hukum dan bersifat lintas batas negara.

HISTORY AND DEVELOPMENT OF INTERNATIONAL LAW


Hukum internasional dalam arti luas = hukum bangsa-bangsa, dapat dikatakan bahwa sejarah hukum internasional sangat tua Hukum internasional dalam arti sempit = hukum yang mengatur antar negara-negara, hukum internasional baru berusia ratusan tahun

Hukum internasional modern = sistem hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara. Penandatanganan perjanjian perdamaian Westphalia mengakhiri Thirty Years War di Eropa. Perjanjian perdamaian WESTPHALIA merupakan kelahiran sistem hukum internasional modern yang didasarkan atas kelahiran negara-negara nasional.

Isi dari perjanjian perdamaian Westphalia: 1. Mengakhiri perang tiga puluh tahun dan meneguhkan perubahan dalam peta bumi politik karena perang di Eropa 2. Mengakhiri untuk selama-lamanya usaha kaisar romawi yang suci (The Holy Roman Emperor) 3. Hubungan antara negara-negara dilepaskan dari persoalan hubungan kegerejaan dan didasarkan atas kepentingan nasional negara itu 4. Kemerdekaan negara Nederland, Swiss dan negara-negara kecil di Jerman diakui dalam

Perjanjian Westphalia

Ciri-ciri Pokok Masyarakat Eropa berdasarkan Perjanjian Westphalia


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Negara merupakan satu teritorial yang berdaulat Hubungan nasional satu dengan lainnya didasarkan atas kemerdekaan dan persamaan derajat Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka, seperti seorang kaisar pada zaman abad pertengahan dan paus sebagai kepala gereja Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banya mengambil oper pengertian lembaga hukum perdata hukum romawi Negara mengakui adanya hukum internasional sebagai hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara. Tidak adanya mahkamah (internasional) dan kekuatan polisi internasional untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum internasional Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi keagamaan beralih dari anggapan mengenai doktrin tentang perang suci ke arah ajaran yang menganggap perang sebagai salah satu cara penggunaan kekerasan dalam penyelesaian sengketa

Masyarakat internasional dalam Perjanjian Westphalia bergejolak dan melakukan perubahan di bidang politik pada akhir abad XVIII dan selama abad XIX, yakni Revolusi Perancis dan Amerika. Revolusi Perancis merupakan upaya penggeseran kekuasaan pemerintahan dari tangan raja ke tangan rakyat dan selanjutnya mencanangkan demokrasi dalam bentuknya yang modern. Perubahan yang terjadi yakni: 1. Lahirnya ide pemerintahan rakyat dan hak menentukan nasib sendiri. 2. Bertambahnya segi kerakyatan kepada sifat pemerintahan negara. Hasilnya: Negara-negara nasional yang tadinya masih dikuasai raja-raja menjadi negara nasional kerakyatan.

Peristiwa penting dalam perkembangan hukum internasional ialah Konferensi Perdamaian tahun 1856 dan Konferensi Jenewa tahun 1864. Kedua konferensi tersebut memelopori lahirnya Konferensi Perdamaian Den Haag I tahun 1899 dan II tahun 1907. Tujuan konferensi perdamaian ialah untuk melahirkan konvensi internasional yang membentuk perjanjian yang berlaku secara umum.

Konferensi Perdamaian Den Haag tahun 1899 dan 1907 masyarakat internasional yang didasarkan atas nation state telah menutup tahap pertama (Perjanjian Westphalia 1647). Konferensi Den Haag tahun 1907 telah menghasilkan tiga ciri konsolidasi masyarakat internasional yang didasarkan atas negara-negara kebangsaan.

Pertama, negara sebagai kesatuan politik teritorial yang didasarkan atas kebangsaan (nation state) telah menjadi kenyataan. Kedua, diadakannya berbagai konferensi internasional untuk mengadakan perjanjian internasional yang bersifat umum dan meletakkan kaidah hukum yang berlaku secara universal. Ketiga, dibentuknya Mahkamah Internasional Arbitrase Permanen. Lembaga ini sebagai satu cara penyelesaian persengketaan antar bangsa sejak pertengahan kedua abad XVII dan dalam abad XVIII dan XIX, yaitu dalam masa tumbuhnya nation states. Selanjutnya, juga dibentuk Mahkamah Internasional Permanen tahun 1921, untuk mengadili perkaraperkara internasional menurut hukum

Peristiwa penting pasca Perjanjian Perdamaian Den Haag 1907 dalam perkembangan HI adalah: 1. Diadakannya perjanjian melarang perang sebagai cara mencapai tujuan nasional, yakni Briand-Kellog Pact yang diadakan di Paris tahun 1928; dan 2. Didirikannya Liga Bangsa-Bangsa dengan Perjanjian Versailles pasca PD I dan PBB pasca PD II Tujuan kedua hal tersebut di atas sama, yaitu memperkuat masyarakat internasional dan memajukan kesejahteraan umat manusia bangsa-bangsa dengan meniadakan perang sebagai sumber kesengsaraan.

Selanjutnya, asas dan sistem hukum yang mulamula berkembang di kontinen Eropa dan kepulauan Inggris meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Dapat dikatakan asas dan sistem hukum Barat kini telah menjadi milik masyarakat manusia di seluruh dunia Dan pada akhirnya, mencirikan tahap ketiga masyarakat internasional, yaitu emansipasi politik negara-negara terjajah ke dalam masyarakat internasional sebagai negaranegara yang merdeka dan sama derajatnya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN HI KONTEMPORER


1. Meningkatnya jumlah negara baru akibat proses dekolonisasi 2. Munculnya berbagai organisasi internasional 3. Diakuinya individu sebagai subjek HI 4. Perkembangan teknologi dan komunikasi 5. Muncul dan makin berperannya aktor-aktor non state dalam percaturan internasional 6. Era globalisasi 7. Munculnya isu-isu global, seperti demokrasi, HAM, lingkungan hidup dan terorisme.

Anda mungkin juga menyukai