Anda di halaman 1dari 2

Program pengembangan kota sentra pengolahan ikan atau minapolitan percontohan di sembilan wilayah di Indonesia yang dikembangkan Kementerian

Kelautan dan Perikanan (KKP) menelan dana Rp 584 miliar. Pengembangan minapolitan ini merupakan bagian dari rencana strategis pembangunan kelautan dan perikanan mulai 2010 hingga 2014, ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam seminar nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan 2010 dengan tema Potensi Sumber Daya dan Iptek Kelautan Untuk Kemandirian Bangsa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Surabaya, Kamis (9/12). Dia menjelaskan, dana Rp 584 tersebut dialokasikan untuk tiga program, yaitu pengembangan minapolitan percontohan berbasis perikanan tangkap di sembilan wilayah senilai Rp 364 miliar, minapolitan percontohan berbasis perikanan budidaya di 24 lokasi Rp 149 miliar, serta sentra garam rakyat di delapan lokasi senilai Rp 69 miliar. Pemilihan lokasi didasarkan pada persyaratan tertentu, di mana daerah itu punya potensi khusus yang bisa dikembangkan seperti potensi budidaya ikan patin, lele, rumput laut dan sebagainya, ujarnya. Mengenai lokasi pengembangan minapolitan berbasis perikanan tangkap akan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan Sumatera Utara, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungai liat Bangka Belitung, PPN Pelabuhan Ratu Jawa Barat, PPS Cilacap Jawa Tengah, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Jawa Timur, PPP Mun-car Jawa Timur, PPS Bitung Sulawesi Utara, PPN Ternate Maluku Utara, dan PPN Ambon Maluku. Untuk minapolitan berbasis perikanan budidaya dilakukan di 24 lokasi, di antaranya budidaya ikan patin di Muaro Jambi dan Kampar Riau, budidaya lele di Kabupaten Bogor, guramih di Banyumas Jawa Tengah, rumput laut di Morowali Sulawesi Tengah, Sumbawa NTB, dan Sumba Timur NTT. Fadel juga mengemukakan bahwa pemerintah terus mengembangkan sentra garam yang dilakukan di sembilan wilayah, yakni Aceh. Jawa Barat, Jawa Tengah. Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Program ini merupakan bagian dari visi KKP agar Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada 2015. (ros)
http://himafarin.lk.ipb.ac.id/tag/minapolitan

Pengembangan kawasan minapolitan merupakan upaya dalam rangka mendorong pengembangan kawasan perikanan budidaya di daerah untuk meningkatkan pendapatan petani/ nelayan. Upaya peningkatan ini akan berpengaruh terhadap perekonomian dan pertumbuhan wilayah/kawasan minapolitan dengan kegiatan perikanan budidaya sebagai penggerak utama. Dengan program minapolitan diharapkan sektor ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam mendorong perekonomian nasional. Pada tanggal 28 September 2011 Balai Karantina Ikan Kelas II Tanjung PerakSurabaya melaksanakan evaluasi catur wulan ke - II ( Mei s/d Agustus) terhadap kegiatan minapolitan. Pada kegiatan tersebut Balai Karantina Ikan Kelas II Tajung Perak-Surabaya mengundang Pusat karantina Ikan yang di hadiri oleh Kepala Bidang Tata Operasional yaitu Bapak Heri Yuwono, A.Pi, S.Pi, M.P sebagai narasumber , dan juga tamu undangan antara lain dari Balai karantina Ikan kelas I Juanda-Surabaya Yang yang di hadiri oleh Kasie Pengawasan ,

Data dan Informasi yaitu Bapak Ir.Dwi Rahajanto, SH, MP, Dinas Perikanan Propinsi TK I Jawa Timur dan Dinas Perikanan Kota Gresik yang merupakan wilayah kegiatan monitoring Minapolitan.
http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipm/event/read/627/evaluasi-kegiatan-minapolitan-catur-wulan-ke--iitahun-2011.html

ini komentarku, copas ini aja, jgn yg diatas ^ MINAPOLITAN Minapolitan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani/ nelayan dengan cara memanfaatkan keadaan lingkungan sekitar pelabuhan yang mana bisa digunakan untuk perikanan tangkap, perikanan budidaya, dll. Upaya peningkatan ini akan berpengaruh terhadap perekonomian dan pertumbuhan wilayah/ kawasan minapolitan dengan kegiatan perikanan budidaya sebagai penggerak utama. Dengan program minapolitan diharapkan sektor ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam mendorong perekonomian nasional. Di daerah sekitar Tanjung Perak telah dikenal sebagai penghasil garam terbesar di Indonesia, jadi pelabuhan tanjung perak bisa dikatakan sebagai salah satu wilayah minapolitan. Menteri Kelautan Fadel Muhammad juga mengemukakan bahwa pemerintah terus mengembangkan sentra garam yang dilakukan di sembilan wilayah, yakni Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Program ini merupakan bagian dari visi KKP agar Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada 2015.

Anda mungkin juga menyukai