x 10
x 10
x 10
x 10
\
|
Dimana :
R
1
= Equivalent Annual Departure pesawat rencana.
R
2
= Annual Departure pesawat-pesawat campuran (dinyatakan dalam roda pendaratan).
W
1
= Beban roda pesawat rencana.
W
2
= Beban roda dari pesawat yang dinyatakan.
a. R
1
(B-747-400)
Log R
1
= Log 3650
2 / 1
43130
43130
|
.
|
\
|
R
1
= 3650
b. R
1
(B-737-400)
Log R
1
= Log 2190
2 / 1
43130
525 29867,
|
.
|
\
|
R
1
= 517,5015
c. R
1
(B-767-400)
Log R
1
= Log 1825
2 / 1
43130
18599,813
|
.
|
\
|
R
1
= 138,567
d. R
1
(DC-9-32)
Log R
1
= Log 3650
2 / 1
43130
26093,65
|
.
|
\
|
R
1
= 589,948
Total Equivalent Annual Departure (R1) :
Total = B-747-400 + B-737-400 + B 767300+ DC-9-32
= 3650 + 517,5015+ 138,567+ 589,948
= 4896,017
7.3.3 Menghitung Tebal Perkerasan
Diketahui:
- Pesawat rencana = B-747-400
- MSTOW = 363200 kg
= 800.000 lb (1 lb = 0,454 kg)
- CBR tanah dasar = 5 %
- CBR Sub base (Agregat Kelas B) = 40 %
- Prosedur perhitungan tiap lapisan.
Data data di atas lalu diplotkan pada gambar kurva rencana perkerasan flexible untuk daerah kritis. (Untuk
pesawat rencana B-747-400).
Dari hasil plot diperoleh:
Tebal perkerasan total
Weight On Main Gear
= MSTOW x 95% = 800000 x 0,95 = 760000 lb
CBR = 5 %
43
Tebal perkerasan total = 43 inchi = 109 cm
Tebal Sub Base
Weight On Main Gear
= MSTOW x 95% = 800000 x 0,95 = 760000 lb
CBR Sub Base (agregat kelas B) = 40%
9,4
Tebal Sub Base = 9,4 inchi = 23 cm
Sehingga, tebal sub base = 109 23 = 86 cm
Sub Base Minimum = 4 inchi = 11 cm
Maka Tebal Sub Base Rencana = 86 cm
Tebal Lapisan Surface :
a) Untuk daerah kritis = 5 inchi = 13 cm
b) Untuk daerah non kritis = 4 inchi = 11 cm
Tebal surface yang digunakan adalah angka pada daerah kritis, sehingga tebal surface rencana = 13 cm
Tebal Base Course digunakan adalah angka pada daerah kritis, sehingg tebal Base Course rencana = 23 13 =
10 cm
Cek terhadap tebal minimum Base Course dengan
Table 3.4. Minimum Base Course Thickness
Design Aircraft
Design Load Range Minimum Base Course Thickness
lbs. (Kg) In. (mm)
Single Wheel 30.000 50.000
50.000 75.000
(13.600 22.700)
(22.700 34.000)
4
6
(100)
(150)
Dual Wheel 50.000 100.000
100.000 200.000
(22.700 45.000)
(45.000 90.700)
6
8
(150)
(200)
Dual Tandem 100.000 250.000
250.000 400.000
(45.000 113.400)
(113.400 181.000)
6
8
(150)
(200)
757
767
200.000 400.000 (90.700 181.000) 6 (150)
DC-10
L1011
400.000 600.000 (181.000 272.000) 8 (200)
B-747 400.000 600.000
600.000 850.000
(181.000 272.000)
(272.000 385.700)
6
8
(150)
(200)
C-130 75.000 125.000
125.000 175.000
(34.000 56.700)
(56.700 79.400)
4
6
(100)
(150)
Di peroleh base course minimum = 8 inchi = 20 cm.
~ Syarat : Tebal Base Course Rencana < Tebal Base Course Minimum
10 cm 20 cm
Maka dipakai tebal base course minimum = 20 cm
Dengan berubahnya ketebalan Base Course, maka ketebalan dari Sub Base = 109 13 20 = 76 cm
Dan ketebalan dari lapisan surface tetap = 13 cm
1
3
c
m
2
1
c
m
2
0
c
m
Lapis Permukaan
Lapis Pondasi Atas (LPA)
{Base Course}
Lapis Pondasi Bawah (LPB)
{Sub Base Course}
Surface
Base
Sub Base
Lebar Landasan
7.4 RENCANA GEOMETRIK TAXIWAY ( LANDAS HUBUNG )
Kecepatan pesawat pada taxiway lebih rendah daripada kecepatan pesawat pada runway, sehingga lebar
taxiway lebih kecil, kurva vertikal, kemiringan dan jarak pandang tidak sekotak pada runway. Taxiway ialah
jalur yang dilalui dari apron ke landasan pacu.
1. Lebar taxiway bisa dilihat pada tabel 3.2 hal. 36 (kode huruf yang digunakan adalah E).
2. Kemiringan dan Jarak Pandang Minimum bisa dilihat pada tabel 3.3 hal. 36 (kode huruf yang digunakan
adalah E).
a. Exit Taxiway
Fungsi exit taxiway adalah membuat seminimal mungkin bagi runway yang ditempati oleh pesawat yang baru
saja mendarat (landing).
- Exit taxiway yang bersudut 30
0
disebut high speed.
Exit atau kecepatan tinggi/cepat keluar, sebagai tanda bahwa exit taxiway direncanakan untuk pesawat yang
cepat keluar, yang penempatannya tergantung pada jenis pesawat.
Kecepatan saat aproact, tingkat pengereman dan jumlah exit taxiway:
Jarak taxiway = jarak touch down + D dari Threshold
D =
a 2
S S
2
2
2
1
Dimana:
D = Jarak dari touch down ke titik perpotongan antara runway dan taxiway.
S
1
= Kecepatan touch down (m/s).
S
2
= Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (m/s).
a = Perlambatan (m/s
2
).
- Perlambatan diambil 1,5 m/s
2
dan jarak harus ditambah 3% per 300 m (1000 ft) setiap kenaikan dari muka air
laut dan 1% setiap kenaikan 5,6
0
C (10
0
F) dari temperatur 15
0
C 50
0
C.
- Kecepatan touch down diambil dari tabel 3.7 Klasifikasi pesawat untuk perencanaan taxiway Hal. 40.
Design Group
Kecepatan
Touch Down
(Km/Jam)
Jenis Pesawat Jarak Touch Down (m)
I
< 167 km/jam
(90 knots)
Bristol Freighter 170, DC-3, DC-4, F-27
300 m
(1000 ft
II
169 222
km/jam
(90 120 knots)
Bristol Britania, DC-6, F-28, MK-100,
Viscount 800
450 m
(1500 ft)
III
> 224 km/jam
( > 121 knots)
B-707, B-727, B-737, B-747, Air Bus,
DC-8, DC-9, DC-10, L-1011, Trident
450 m
(1500 ft)
Jarak exit taxiway dari threshold:
a. Jenis pesawat : DC932, B747200, B-777200, MD81
(Termasuk dalam Design Group III)
b. Kecepatan touch down = 224 km/jam = 62,22 m/dt
c. Jarak touch down = 450 m
d. Perlambatan = 1,5 m/dt
2
e. Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan:
- Bersudut 90
0
= 32 km/jam = 8,89 m/dt
- Bersudut 30
0
= 93 km/jam = 25,83 m/dt
f. Temperatur = 35
0
C (dari soal)
g. Elevasi = 85 m (dari soal)
Dengan data-data di atas, kemudian dapat dihitung masing-masing jarak exit taxiway ke threshold.
- Untuk exit taxiway yang bersudut 90
0
.
Rumus yang digunakan :
D =
a 2
S S
2
2
2
1
Sehingga:
D =
) 5 , 1 ( 2
) 89 , 8 ( ) 22 , 62 (
2 2
= 1264,10 m
Jarak taxiway ke threshold = 450 m + 1264,10 m
= 1714,10 m
Pertambahan panjang karena elevasi dan temperatur:
- Koreksi Jarak Taxiway ke Treshold Terhadap Elevasi (JTE)
JTE = jarak exit taxiway (1 + 0,03 (h/300)
= 1714,10 (1 + 0,03 (85/300))
= 1728,670 m
- Koreksi JTE dari Taxiway ke Treshold Terhadap Suhu
JTESU = JTE
(
(
|
|
.
|
\
|
+
6 , 5
T T
% 1 1
dar t an s
= 1728,670
(
|
.
|
\
|
+
6 , 5
15 35
01 , 0 1
= 1790,408 m ~ 1791 m
- Untuk exit taxiway yang bersudut 30
0
.
Rumus yang digunakan :
D =
a 2
S S
2
2
2
1
Sehingga:
D =
) 5 , 1 ( 2
) 83 , 25 ( ) 22 , 62 (
2 2
= 1068,05 m
Jarak taxiway ke threshold = 450 m + 1068.05m
= 1518,05 m
Pertambahan panjang karena elevasi dan temperatur:
- Koreksi Jarak Taxiway ke Treshold Terhadap Elevasi (JTE)
JTE = jarak exit taxiway (1 + 0,03 (h/300)
= 1518,05 m (1 + 0,03 (85/300))
= 1530,953 m
- Koreksi JTE dari Taxiway ke Treshold Terhadap Suhu
JTESU = JTE
(
(
|
|
.
|
\
|
+
6 , 5
T T
% 1 1
dar t an s
= 1530,953
(
|
.
|
\
|
+
6 , 5
15 35
01 , 0 1
= 1585,630 m ~ 1586 m
Kesimpulan:
Jarak exit taxiway dari threshold adalah:
- Exit taxiway bersudut 90
0
= 1791 m.
- Exit taxiway bersudut 30
0
= 1586 m.
Perbedaan letak dari kedua jenis exit taxiway ini tidak terlalu jauh, atas pertimbangan faktor keamanan dan biaya,
maka direncanakan satu jenis exit taxiway yaitu exit taxiway menyiku (90
0
).
Keputusan untuk merencanakan dan membuat/membangun exit taxiway menyudut siku-siku didasarkan pada
analisa lalu lintas yang ada. Apabila lalu lintas rencana pada jam-jam sibuk (puncak) kurang dari 26 gerakan
(mendarat dan lepas landas) maka exit taxiway menyudut siku cukup memadai.
7.5 MERENCANAKAN APRON (TEMPAT PARKIR PESAWAT)
Apron ialah suatu areal parkir pesawat untuk memuat dan menurunkan barang. Tempat naik dan turunnya
penumpang pesawat. Perencanaan apron dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Karakteristik pesawat yang terdiri dari:
Panjang pesawat.
Lebar sayap pesawat
2. Jari-jari putar pesawat.
3. Jarak keamanan antar pesawat.
4. Volume penerbangan.
5. Kapasitas rencana lapangan terbang.
Direncanakan jumlah pesawat tiba/berangkat per jam adalah sebagai berikut:
a. Ilyushine - 62
Forecast Annual Departure = 320 pesawat/tahun
= 320/365
= 0,877 pesawat/hari 1 pesawat/hari
b. A 300 - 600
Forecast Annual Departure = 3200 pesawat/tahun
= 320/365
= 8, 767 pesawat/hari 9 pesawat/hari
c. B 777 - 200
Forecast Annual Departure = 2200 pesawat/tahun
= 2200/365
= 6,027 pesawat/hari 7 pesawat/hari
d. DC 10 - 30
Forecast Annual Departure = 810 pesawat/tahun
= 810/365
= 2,219 pesawat/hari 3 pesawat/hari
Jumlah pesawat per hari = 1 + 9 + 7 + 3
= 20 pesawat/hari
Jumlah pesawat per jam =
=
= 1,818 pesawat/jam 2 pesawat/jam
Kontrol :
Kapasitas runway 8 pesawat/jam lebih besar dari banyaknya pesawat yang tiba dan berangkat 1 pesawat/jam
sehingga, runway menggunakan runway tunggal.
Menentukan gate position untuk tiap jenis pesawat digunakan rumus:
G =
T c .
Dimana:
G = jumlah gate position.
c = jumlah pesawat per jam.
T = waktu diambil (per 60 menit)
= faktor keamanan (0,6 0,8) diambil 0,8
G =