Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Untuk dapat tercapainya tujuan yang diharapkan oleh suatu lembaga, dalam hal ini lembaga pendidikan sudah barang tentu supaya menciptakan tenaga- tenaga pendidik yang lebih berkwalitas dan lebih baik dalam menerapkan konsep konsep pendidikan terutama bagi siswa- siswa Sekolah Dasar, sebagai pondasi dasar untuk penopang pendidikan dari jenjang dasar sampai tingkat yang lebih tinggi. Berbekal dari pengetahuan yang di dapat dari dunia pendidikan maka guru harus menjadi tenaga yang handal dan propesional yang berguna dalam memahami berbagai komponen atau aspek yang terkait, dengan proses belajar mengajar di sekolah. Selain secara teoritis guru dalam prakteknya di sekolah dimana tempatnya mengajar harus bisa mengembangkan cara pembelajaran yang dapat menggairahkan siswa dalam menerima materi pelajaran, salah satunya adalah dapat memperlihatkan pembelajaran yang bersifat nyata.

1.2. RUMUSAN MASALAH Kegiatan yang dilakukan secara teoritis bisa membuat perkembangan baru dalam melakukan kegiatan secara praktis. Untuk mendapatkan imformasi yang lebih banyak sudah barang tentu akan mendapatkan suatu permasalahan juga. Dalam mengembangkan cara belajar yang lebih meningkatkan pemahaman siswa perlu kita cobakan, supaya dapat memdapatkan ke lebihan dan kekurangan dalam pemberian konsep pembelajaran tersebut. Adapun rumusan masalah yang dapat kami ungkap dalam pengenalan konsep berhitung adalah : Bagaimanakah cara untuk meningkatkan pemahaman anak tentang hitung pengurangan di TK dengan memanfaatkan batu kerikil ? 1.3. TUJUAN Dalam melakukan pengembangan terhadap konsep ini pasti ada tujuan, sebagai pedoman atau bekal sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tujuan kami dalam mengembangkan konsep tersebut adalah agar memudahkan pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran Matematika terutama dalam kaitannya dengan konsep hitung bilangan. Adapun alat atau bahan yang digunakan dalam menjelaskan konsep penambahan hitung bilangan terhadap anak TK adalah dengan memanfaatkan benda yang ada di lingkunga sekolah yaitu batu kerikil. Konsep dasar yang digunakan dalam menjelaskan materi pengurangan ini adalah dengan konsep mengurangi batu kerikil tersebut dengan teman belajarnya yang sesui dengan bilangan yang akan di kurangi. Setelah batu kerikil dibagikan dengan teman belajarnya, maka siswa akan mengetahui jumlah kerikil yang dibawa oleh teman belajarnya yang merupakan hasil dari pegurangan bilangan yang dimaksud.

BAB II MANFAAT HASIL PENELITIAN Suatu kegiatan yang dilakukan dalam berbagai hal akan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap diri kita, apalagi yang dikembangkan tersebut merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Besar kecil atau luas sempitnya suatu pengembangan imformasi berpengaruh atau berdampak juga terhadap manfaat yang akan diharapkan. Dalam penelitian ini akan memberikan manfaat yang lebih luas karena penelitian ini akan dapat meningkatkan pendidikan nasional pada umumnya untuk memperbaiki mutu pendidikan terutama meningkatkan konsep dalam memberikan pemahaman bagi siswa Sekolah dasar. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat untuk siswa yaitu bahwa siswa akan lebih cepat memahami tentang materi yang diberikan oleh guru sehingga hasil yang dicapai dan diharapkan pun akan lebih baik. Siswa akan lebih senang belajar karena pembelajarannya menyenangkan. 2. Manfaat untuk guru yaitu dapat mempermudah mengembangkan materi tersebut disamping guru tidak selalu menggunakan konsep ceramah dalam menjelaskannya. Guru akan berhasil dalam mengembangkan minat belajar dan tujuan yang diharapkan sesuai dengan kompetensi dasarnya akan tercapai. 3. Manfaat untuk sekolah adalah dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang sesuai dengan visi dan misinya dalam meraih suatu prestasi yang dicapai. Sekolah akan berhasil memajukan pendidikan sesuai dengan program yang dirancang. Karena keberhasilan sekolah dalam memajukan pendidikan bukan hanya dari segi non akademis tetapi dari segi akademis sangat mempengaruhi juga sekolah tersebut meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. tidak akan membosankan, disamping terciptanyan pembelajaran yang efektif, kreatif bagi siswa sehingga pembelajaran menjadi

BAB III KAJIAN PUSTAKA Dalam penelitian ini kami melakukan berbagai cara dalam mengumpulkan imformasi baik melalui wawancara langsung ataupaun mencobakan suatu teori melalui praktik atau terjun langsung ke lapangan dalam mengembangkan suatu teori berbagai sumber. Sehubungan dengan penelitiaan ini kami menggunakan pandangan teori dari para ahli untuk memperkuat keyakinan kami dalam mengembangkan konsep belajar. Adapun kajian pustaka yang kami gunakan adalah : TEORI BELAJAR HUMANISTIK Pelopor dari teori humanistik adalah Jurgen Habermas. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori ini sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. 1. Pandangan Kolb Terhadap Belajar Kolb seorang ahli penganut aliran humanistik membagi tahap- tahap belajar menjadi 4 tahap, yaitu: tahap pengalaman konkrit, tahap pengamatan aktif dan reflektif, tahap konseptualisasi, tahap eksperimentasi aktif. 2. Pandangan Honeydan Mumford Terhadap Belajar Honey dan Mumford menggolongkan orang yang belajar ke dalam 4 macam atau golongan, yaitu : kelompok aktivis, kelompok reflektor, kelompok teoris dan kelompok pragmatis. 3. Pandangan Habermas Terhadap Belajar Menurut Habermas belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Habermas membagi tipe belajar ke dalam 3 bagian, yaitu : belajar teknis, belajar praktis, dan belajar emansipatoris. 4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan Pembelajaran Menurut teori belajar humanistik, agar belajar lebih bermakna bagi siswa, maka diperlukan inisiatif dan keterlibatan penuh dari siswa sendiri, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman belajar. PANDANGAN PROGRESIF Lahirnya Progresivisme sebetulnya merupakan perluasan dari pikiran pikiran pragmatisme pendidikan. Teori ini memandang peserta didik ( siswa ) sebagai makhluk sosial yang aktif dan dia percaya bahwa peserta didik ingin memahami lingkungan di

mana dia berada, baik lingkungan kehidupan manusia secara personal maupun kolektif ( sosial ). PANDANGAN SOSIOKULTURAL KONSTRUKTIVIS OLEH VYGOTSKY Menurut teorikonstruktivis, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami proses belajar karena adanya pemahaman pemahaman baru. Von Galserfeld mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengonstruksi kemampuan, yaitu : 1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman 2. Kemempuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan 3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang lainnya. PANDANGAN KI HADJAR DEWANTORO Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin. Kemerdekaan yang dimaksud terdiri dari 3 macam, yaitu: berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri. Pendidikan nasional menurut Ki Hadjar Dewantoro adalah pendidikan yang selaras dengan penghidupan bangsa.

BAB IV RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu satu semester yaitu dari tanggal 8 September2008 sampai dengan 29 Nopember 2008 pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bugbug. Penelitian ini khusus dilakukan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. Namun dalam pelaksanaannya seluruh siswa dilibatkan. Penelitian dibagi dalam dua siklus dengan alokasi waktu masing-masing siklus antara 8 sampai 10 kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan prosedur penelitian. Dalam mengadakan suatu penelitian harus didasarkan pada pencapaian tujuan tertentu yaitu untuk menemukan ilmu pengetahuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan cara-cara tertentu yang disebut metode. Menurut seorang ahli Metode merupakan suatu cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. (Winarno, 1978 : 12). Menurut pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah cara atau jalan yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dengan demikian metode memiliki peranan penting dalam kegiatan penelitian yaitu untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan. 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah bimbingan belajar untuk mengatasi masalah kesulitan belajar Matematika. Terutama yang berkaitan dengan materi pembagian hitung bilangan pada siswa kelas IV. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, yang mengalami kesulitan belajar pada bidang studi matematika.

3. Prosedur Penelitian Penelitian ini dirancang menjadi dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu : 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan / Tindakan, 3) Observasi dan Evaluasi, dan 4) Refleksi. Setiap siklus dialokasikan waktu selama empat minggu. Berikut ini akan diuraikan kegiatan pada masing-masing siklus. Penelitian Tindakan Siklus I Perencanaan Tindakan 1. Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. 2. Menyusun materi belajar yang efektif dan efisien. 3. Menyusun pedoman observasi untuk memantau pelaksanaan pengajaran remedial oleh guru bidng studi. Pelaksanaan / Tindakan Penelitian 1. Memberikan cara-cara mengerjakan tugas yang meliputi: a. Memberikan cara mengerjakan soal. b. Memberikan tugas rumah. c. Memberikan cara belajar kelompok. d. Memberikan motivasi. 2. Menyajikan pelajaran secara lebih konkret dengan cara menggunakan media dan alat peraga, dan lebih banyak menggunakan contoh-contoh dalam menghubungkan pelajaran kepada kenyataan sehari-hari. 3. Memberikan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan terhadap persiapan mengajar dan proses belajar-mengajar terkait dengan cara memberikan bimbingan belajar dan pengajaran remedial. Dalam observasi ini digunakan pedoman observasi terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Tabel 01. Format Observasi terhadap Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Bugbug yang mengalami masalah tidak bisa memahami konsep pembagian hitung bilangan.

NAMA SISWA NO. 1

: INDIKATOR 0 Memusatkan perhatian pada penjelasan guru. Mengikuti pelajaran dengan serius. NILAI 1 2 3 4

ASPEK YANG DIOBSERVASI Ketekunan

Kerjasama

Mendengarkan dan memperhatikan bila teman berbicara. Dapat mengerjakan tugas kelompok dengan melakukan diskusi kelompok. Mampu berinteraksi dengan teman.

Keaktifan

Mengacungkan tangan bila guru mengajukan pertanyaan. Dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan guru.

4 5

Kedisplinan Keberanian

Selalu hadir tepat waktu. Berani bertanya bila ada hal-hal yang belum jelas / dipahami. Mau mengemukakan pendapat/ jawaban bila

diberi pertanyaan oleh guru. 6 Pemanfaatan waktu Dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru tepat waktu RATA - RATA Keterangan : 4 3 2 1 0 =A =B =C =D =E = Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang = Kurang Sekali

Selanjutnya hasil observasi dievaluasi dengan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan tentang pelaksanaan aspek-aspek bimbingan belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar. Sedangkan untuk pengaruh tindakan bimbingan belajar terdapat peningkatan prestasi yang mengalami kesulitan belajar Matematika dianalisis dengan menghitung persentese peningkatan prestasi belajar setelah diadakan tindakan terhadap prestasi belajar sebelumnya dengan rumus sebagai berikut :

PA =

Postrate Baserate Baserate


:

100 %

Keterangan PA Postrate Baserate Refleksi

= Prosentase Peningkatan = Skor Setelah Tindakan = Skor Sbelum Tindakan (Goodwin, 1975)

Hasil evaluasi dikaji dan dipertimbangkan sebagai akibat (dampak) dari tindakan yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Tindakan dikatakan berhasil bila siswa yang mengalami masalah memahami konsep pembagian prestasinya meningkat minimal 6,0.

10

Bila masih ada siswa yang belum mencapai prestasi minimal 6,0 maka direncanakan tindakan siklus berikutnya dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kelemahankelemahan yang terdapat pada aspek-aspek bimbingan belajar pengajaran remedial yang telah direncanakan pada siklus I. Penelitian Tindakan Siklus II Prosedur Rancangan Tindakan II sama sebagaimana pada Rancangan Tindakan I. Hanya saja dalam Rancangan Tindakan II hal-hal yang masih dianggap kurang baik pada Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan / Tindakan, Observasi dan Evaluasi disempurnakan dan kemudian dilaksanakan pada tindakan II.

11

BAB V JADWAL PENELITIAN Untuk memperlancar dan mempermudah penelitian dan pengamatan maka perlu diadakan penyusunan rencan supaya semua program berjalan dengan lancar. Oleh sebab itu maka penyusunan jadwal yang secara baik dan akurat akan memperlancar penelitian sehingga hasil yang dicapai sesui dengan harapan. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian pada Semester I ( September- Nopember 2008 ) No 1. 2. 3. 4.. 5. 6.
Perencanaa

Kegiatan

Volume
2x

Pelaksanaan Siklus I Pembahasan Siklus I Pelaksanaan Siklus II Pembahasan Siklus II Penyusunan Laporan

8x 1x 8x 1x 2x

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 4 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

12

BAB VI BIAYA PENELITIAN Suatu penyusunan penelitiaan bisa terlaksana dengan baik, maka dipandang perlu dengan kebutuhan akan biaya, karena tanpa biaya niscaya program penelitian kurang menghasilkan sesuatu yang berkwalitas. Rincian Anggaran dalam rangka penelitian peningkatan mutu pendidikan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. URAIAN KEGIATAN Perencanaan untuk 2 orang Pelaksanaan Siklus I, 2 orang Pembahasan Siklus I, 2 orang Pelaksanaan Siklus II, 2 orang Pembahasan Siklus II, 2 orang Penyusunan Laporan, 2 orang Pembuatan Laporan Pengadaan Alat peraga Konsumsi Lain-lain VOLUME HARGA SATUAN ( Rp ) 2x 30.000; 8x 40.000; 1x 30.000; 8x 40.000; 1x 30.000; 2x 30.000; PEMASUKAN ( Rp ) PENGELUARAN ( Rp) 120.000 640.000 60.000 640.000 60.000 120.000 100.000 200.000 350.000 110.000 2.400.000

JUMLAH

13

BAB VII PERSONALIA PENELITIAN Dalam penelitian maka personalianya tergantung juga dari luas dan sempitnya jangkauan penelitian di samping jenis kesulitan penelitian yang akan diembangkannya. Dalam penelitian ini yang mengambil lokasi di lingkungan sekolah terutama Sekolah Dasar, maka personalia yang dibutuhkan tidak begitu banyak. Dalam penelitian ini kami hanya memerlukan personalia yaitu : A. Peneliti 1. Nama NIM Jenis Kelamin Pangkat / Gol Jabatan Tempat tugas Alamat Rumah B. Pendamping Peneliti 1. Nama NIM Jenis Kelamin Pangkat / Gol Jabatan Tempat tugas Alamat Rumah : I Gusti Bagus Agung Yuniantara : 818618612 : Laki- laki : Pengatur / II.c : Guru Muda : SD Negeri 5 Bugbug : Bugbug Kaler, Desa Bugbug, Karangasem : I Nyoman Selamet Nurjaya : 818618526 : Laki- laki : Pengatur / II.c : Guru Muda : SD Negeri 2 Bugbug : Bugbug Kaler, Desa Bugbug, Karangasem

14

BAB VIII PENUTUP Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka pada bab ini akan dikemukakan simpulan dan saransaran sebagai berikut. 1. 1.1 Simpulan Di dalam menjalankan tugas sehari-hari seorang pendidik sering dihadapkan pada kenyataan bahwa siswa yang dididik dengan cara yang sama tidak dapat mencapai hasil belajar yang sama.. Kesulitan belajar yang terjadi pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa yang mengalami masalah kesulitan belajar. 1.2 Untuk mencapai hasil yang optimal, maka perlu diadakan penelitian yang berkaitan dengan bimbingan belajar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan mendalam dan menggunakan perencanaan yang sistematis serta metodemetode ilmiah yang relevan dengan tujuan mencari kebenaran. 2. Saran saran disarankan kepada peneliti yang lain untuk mengadakan penelitian pada bidang studi lain yang diajarkan di Sekolah Dasar. 2.2 Mengingat terbatasnya populasi penelitian ini, maka diharapkan kepada peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini untuk memiliki kesiapan yang lebih baik sehingga dapat dicapai hasil yang lebih sempurna.

2.1 Penelitian ini hanya terbatas pada bidang studi Matematika saja, sehingga

15

DAFTAR PUSTAKA
Wardhani IGAK, Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. M. Toha Anggoro,dkk. 2008. Metode penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka. Dantes, I Nyoman. 1991. Variabel Penelitian dan Perumusan Hipotesis. Singaraja : FKIP UNUD. ______________. 1974. Metode Penelitian. Singaraja : FIP UNUD. Rindjin, Ketut. 1980. Petunjuk Menyusun Karangan Ilmiah (Makalah, Skripsi, dan Tesis). Singaraja : Fakultas Keguruan UNUD. Rusyan, A. Tabrani. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif. Bandung : Bina Udayana Suharsini Arikunto. 1989. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarata : PT. Bina Aksara Sumarno. 1996 / 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai