Mata Kuliah Birokrasi & Good Governance. Dosen Tri Hayati SH., MH.
4/23/12
D e b i r o k r a t i s a s i ? ? S e m a 4/23/12
22
T a p i m u n g k i n p e n e k a
4/23/12
33
Jumlah PNS terlalu banyak sehingga tidak hanya menimbulkan sistem birokrasi yan terlalu panjang tetapi juga menyebabkan biaya ekonomi tinggi. Komisi XI DPR RI, 28 Juni 2011. Perlu ada moratorium dalam penerimaan pegawai negeri sipil hingga proses penataan ulang terhadap nomenklatur yang ada selesai. Marzuki Alie, 28 Juni 2011. Hanya 5% pegawai negeri sipil yang memiliki 4/23/12 kapasitas. Menteri
Penelitian World Bank pada tahun 1983 menjelaskan bahwa negara-negara yang memiliki tingkat regulasi tinggi termasuk Indonesia, terjadi indeks distorsi harga yang tinggi dan kinerja produk domestik bruto yang rendah.
Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa birokrasi di Asia Tenggara terlalu rumit dan sangat menghambat pembangunan ekonomi dan penciptaan demokrasi dan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi digambarkan begitu gemuk sehingga justru menyebabkan berbagai masalah.
44
Depolitisasi
Pfeffer dan Salancik (1978) berkomentar bahwa: in climate of social values that stress participation and democracy, bureaucracy with their centralized structure of authority and control are anachronistic 55
4/23/12
Perumusan permasalahan
? ?
4/23/12
Apakah debirokratisasi dan deregulasi menyelesaikan masalahmasalah dalam birokratisasi dan mencapai good governance (??)
66
Kerangka
Birokrasi Dalam Teori dan Praktik Deregulasi dan Debirokratisasi dan Tantangannya
4/23/12
77
Pengantar
More harm was done in the 20th century by faceless bureaucrats than tyrant dictators.
Kutipan dari Dennis Prager (Kolumnis) menggambarkan bagaimana birokrat yang seharusnya menjadi abdi masyarakat dalam pelayanan publik justru merugikan masyarakat.
4/23/12
88
"From a purely technical point of view, a bureaucracy is capable of attaining the highest degree of efficiency, and is in this sense formally the most rational known means of exercising authority over human beings. It is superior to any other form in precision, in stability, in the stringency of its discipline, and in its reliability. It thus makes possible a particularly high degree of calculability of results for the heads of the organization and for those acting in relation to it. It is finally superior both in intensive efficiency and in the scope of its operations and is formally capable of application to all kinds of 4/23/12
Pembagian kerja yang jelas, khususnya regulator (thinking) dan operator (doing)
Impersonalitas
99
Max Weber. Bureaucracy, dalam Richard J. Stillman II, 2000. Public Administration, Concepts and Cases. Houghton Mifflin Company
Ada hirarki kewenangan dan jalur karir yang jelas Ada aturan yang jelas tentang perilaku, otoritas dan tanggung-jawab pegawai Manajemen birokrasi dikelola melalui prinsip umum yang lebih stabil dan mudah untuk dipelajari dan didasarkan fungsi dan spesialisasi Pegawai diterima atas dasar merit bukan ikatan kekrabatan (patrimonial) Birokrat bersifat impersonal Kegiatan birokrasi dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dengan efisien
Birokratisasi ideal
4/23/12
10
Tujuan konstitusional Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; Menjamin keadilan sosial; Melindungi segenap tumpah darah bangsa; Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4/23/12
11
Birokrat akan terus menambah subordinat, sehingga jumlah birokrat akan terus bertambah. Ketika birokrat bertambah terlalu banyak sehingga inflasi menyebabkan pengeluaran yang lebih banyak ketimbang penerimaan yang didapat dari adanya penambahan birokrasi, maka nilai dari birokrat tersebut akan semakin rendah dan terjadi inefisiensi dalam birokrasi.
Birokrat akan terus saling memberikan tugas dan fungsi. Artinya secara alamiah pertumbuhan birokrat berarti akan terjadi pertambahan birokrasi dan panjangnya rentang administrasi. Penambahan rentang administrasi berarti penambahan rentang kendali. Kelemahan dalam rentang kendali ini akan menyebabkan terjadinya asymmetric information yang dapat mendorong perilaku koruptif diantara para birokrat. Sehingga menyebabkan biaya ekonomi dari jalannya pemerintahan dan pelayanan publik semakin mahal dan rumit.
4/23/12
12
Evers, Hans-Dieter.1987. "TheBureaucratizationof Southeast Asia." Comparative Studies in Society and History
Meskipun Indonesia memiliki rasio yang rendah dibandingkan penduduknya namun pertumbuhan birokrat melonjak Antara tahun 69paling tinggi. 85 jumlah birokrat meningkat, 80 kali lipat, sementara penerimaan negara juga meningkat 90 kali lipat. Sebesar 411 trilyun yaitu 37% dari total APBN tahun 2011 dihabiskan untuk membiayai biroraksi (belanja pegawai)
3,4 juta 303 ribu 1950 515 ribu 4,7 juta 1988 2012
1970
4/23/12
13
Johann Graf Lambsdorf, 2001. How Corruption in Government Affect Public Welfare. Center For Globalization and Europeanization of the Economy.
Asymmetric Information
Pajak&Iura n
Client
Asymmetry information akan memberikan peluang bagi terjadinya rent seeking behaviour diantara para birokrat. 4/23/12
Sebagaimana teori parkinson tersebut, bisa jadi penambahan jumlah birokrat tadi justru menambah struktur.
14
Sebagai ilustrasi dalam sektor kehutanan. Ketika sebuah badan hukum melakukan proses produksi untuk mengusahakan kayu, maka ia harus melewati proses birokrasi yang luar biasa rumit, dan bahkan cenderung tidak berjalan secara maksimal. Tidak hanya terlalu birokratis tetapi tata usaha kayu ini justru mengakibatkan proses produksi jauh lebih tidak efisien dengan hasil pengawasan yang tetap tidak maksimal.
AMDAL
B. SETOR IIUPHHK
IUPHHKHA/HT/RE
FAKB
Pendirian Perusahaan
SKSKB
Perencanaan Pengelolaan
Produksi Kayu
AKTA PENDIRIAN
RKU
LHP
TDP
RKT
B. SETOR PSDH/DR
SIUP
BAGAN KERJA
Industri Pengolahan
4/23/12
15
Tidak mungkin tercapai tipe ideal birokrasi yang didefinisikan oleh Weber. Hal ini dikarenakan manusia pada dasarnya tidak mungkin mencapai rasionalitas yang sempurna biner seperti mesin. Dengan rasionalitas terbatas (bounded rationality) tidak mungkin dihasilkan tipe birokrasi yang ideal yang formalistik dan mekanistis.
Agus Dwiyanto (2011) bahwa konsep Weber yang formalistik dan mekanistik ini tidak tepat diterapkan dalam pada negara transitif, yang memerlukan tipe pemerintahan yang dinamis dan dalam lingkungan yang penuh turbulensi dan membutuhkan respons yang cepat.
4/23/12
16
Outline
Birokrasi Dalam Teori dan Praktik Deregulasi dan Debirokratisasi dan Tantangannya
4/23/12
17
Pengantar
Menurut Tacitus (AD 56 AD 117), semakin korup sebuah negara maka akan semakin banyak peraturan perundangundangan yang diterbitkan (Annals III: 27). Tacitus sendiri merupakan seorang sejarawan dan senator Romawi Kuno. Pada saat itu Tacitus mengkritik kewenangan Kaisar untuk menerbitkan banyak aturan yang menurutnya tidak memberikan manfaat bagi masyarakat .
4/23/12
18
Manfaat Penerapannya Setelah Melampaui Titik Optimalitas Melembagakan budaya paternalistik Menimbulkan distorsi dan asimetri informasi Mekanisme birokrasi terlalu kaku Menghambat terjadinya perubahan dan proses kreatif Pelayanan publik menjadi berbelit-belit dan tidak efisien Membentuk ego sektoral dan individu Mematikan humanisme dalam pelayanan publik
Formalisasi
Spesialisasi
Menyederhanakan proses kerja Pengembangan profesionalisme Mendorong birokrat bertindak obyektif dan
4/23/12
Impersonalitas
19
Ideal bureacratization
Overbureaucratization
4/23/12
20
Overbirokrasi
Debirokratisasi Mekanisme layanan publik berbelit-beli Peluang terjadi korupsi Rendahnya pelayananan publik
Deregulasi
Permasalahan tersebut diatas kemudian mengarahkan pada perlunya ada debirokratisasi dan deregulasi.
4/23/12
21
4/23/12
22
Debirokratisasi
Deregulasi
Bagaimana memperpendek jalur birokrasi dan mengembangkan partisipasi publik dalam birokrasi. a.Prosedur yang berliku-liku dibuat menjadi tidak berliku-liku; b.Prosedur yang memerlukan biaya tinggi, menjadi prosedur yang mantap, singkat sehingga biaya ringan; c. Prosedur yang sering menimbulkan kemacetan, diubah menjadi prosedur yang melancarkan; d. Prosedur yang komunikasinya sempit, diubah menjadi komunikasi sampai ke bawah (luas)
Deregulasi diarahkan bagaimana mengurangi peraturan yang bersifat menghambat atau bottlenecking. Sehingga deregulasi dipahami sebagai pengaturan kembali, penataan kembali peraturan perundang-undangan yang diakibatkan oleh berbagai sebab atau alasan. Namun, seringkali dipahami bahwa deregulasi merupakan usaha untuk mengurangi atau menghapuskan berbagai ketentuan dan intervensi yang berlebihan dalam kegiatan atau aktivitas Pemerintahan
4/23/12
23
Masyarakat madani
Dunia usaha
4/23/12
24
25
4/23/12
26
Terjadi desentralisasi korupsi dan pengawasan hutan yang tidak maksimal. Fungsi pelayanan publik oleh pemerintahan sebagai prasyarat pengelolaan yang baik justru melemah.
Pengendalian Perizinan
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
4/23/12
27
Tumpang tindih regulasi Menghasilkan desentralisasi korupsi Pungutan liar dan ketidak pastian hubungan pusat daerah
Menguatkan peran masyarakat dan swasta dalam tata kelola Otonomi daerah, dekonsentrasi, dan desentralisasi tata usaha dan pengawasan kayu kehutanan Deregulasi Debirokratisasi
4/23/12
28
Simpulan
Memang birokrasi yang diharapkan oleh Weber, dengan 6 prinsip birokrasi tersebut tidak mudah diwujudkan. Disamping karena pelaksanaannya tidak semudah membalikkan telapak tangan di satu sisi secara teoritik juga ada kelemahan dalam birokrasi sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Parkinson maupun Herbert Simon. Untuk menyelesaikan hal tersebut, debirokrasi dan deregulasi sebagai opsi tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan dampak maupun tujuan dari kebijakan tersebut. Pelaksanaan deregulasi dan debirokratisasi sekalipun memerlukan pencermatan yang mendalam terutama memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat luas. Deregulasi dan debirokratisasi jangan sampai justru menjadi bumerang yang merugikan. Penting oleh karena itu menentukan ukuran batasan-batasan kebijakan debirokratisasi dan deregulasi yang akan dikeluarkan. Secara a contrario tesis oleh Caiden sebenarnya sudah menjelaskan bahwa optimalisasi birokrasi 4/23/12 merupakan persoalan menentukan dosis yang tepat dari birokrasi
29
Simpulan
Dalam konteks deregulasi secara khusus harus dipastikan bahwa deregulasi tersebut: Mengedepankan kepentingan jangka panjang dan untuk kemaslahatan umum. Dalam konteks ini kebijakan deregulasi tersebut justru hanya untuk tujuan menguntungkan kepentingan pihak tertentu dan tidak memperhatikan dampaknya terhadap kerangka waktu jangka panjang. Kedua harus dipastikan bahwa deregulasi dan debirokrasi yang dilakukan kemudian tidak mengorbankan keadilan dan kepastian hukum. Seperti halnya karakteristik yang impersonal, debirokrasi dan deregulasi tersebut juga harus menghasilkan birokrasi yang tetap berpegangan pada peraturan perundang-undangan secara ketat namun secara seimbang juga dapat berubah sesuai dengan tujuan dari birokrasi itu sendiri. Namun demikian pembatasan ruang diskresi tersebut tetap juga memasukan elemen partisipasi publik ke dalamnya untuk memberikan safeguard berikutnya yaitu tranparansi.
4/23/12
30
4/23/12